Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH KEPERAWATAN DEWASA

TENTANG CHOLELYTHIASIS

DISUSUN OLEH :
Tutut sriwahyuni
2021030130

DOSEN :
Rohmatul Faizah S.kep.,Ns.,M.Kep
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena telah memberikan
kesempatan pada saya untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya
saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul asuhan (kolelitiasis ), dengan tepat
waktu. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas ibu .Selain itu, saya juga berharap agar
makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang kolelitiasis.Semoga tugas
yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang
ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah
membantu proses penyusunan makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima
demi kesempurnaan makalah ini.

ii
KATAPENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 2
A. LATAR BELAKANG 2
B. RUMUSAN MASALAH 3
C. TUJUAN PENULISAN 3
BAB 2 PEMBAHASAN 4
A. KANDUNG EMPEDU 4
1.1 Pengertian 4
1.2 Bagian-bagian kandung empedu 4
1.3 Fungsi kandung empedu 5
B. PENYAKIT KANDUNG EMPEDU
2.1 Cholelithiasisi 6
2.2 Menifestasi klinis 6
2.3Penatalaksanaan klinis 7
2.4 Pencegahan kolelitiasis 7
BAB 3 PENUTUP 8
KESIMPULAN 8
DAFTAR PUSTAKA 9

iii
BAB 1 PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh, terdapat di rongga perut sebelah
kanan atas, berwarna kecoklatan. Hati mendapat suplai darah dari pembuluh nadi(arteri
hepatica) dan pembuluh gerbang (vena porta) dari usus. Hati dibungkus oleh selaput
hati (capsula hepatica). Hati terdapat pembuluh darah dan empedu yang dipersatukan
selaput jaringan ikat (capsula glison). Hati juga terdapat sel-sel perombak sel darah
merah yan gtelah tua disebut histiosit.Sebagai alat eksresi hati menghasilkan empedu
yang merupakan cairan jernih kehijauan, di dalamnya mengandung zat warna empedu
(bilirubin), garam empedu, kolesterol dan juga bacteri serta obat-obatan. Zat warna
empedu terbentuk dari rombakan eritrosit yang telah tua atau rusak akan ditangkap
histiosit selanjutnya dirombak dan haeglobinnya dilepas. Kantung empedu atau
kandung empedu Bahasa Inggris: gallbladder) adalah organ berbentuk buah pir yang
dapat menyimpan sekitar 50 ml empedu yang dibutuhkan tubuh untuk proses
pencernaan. Pada manusia, panjang kantung empedu adalah sekitar 7-10 cm dan
berwarna hijau gelap - bukan karena warna jaringannya, melainkan karena warna cairan
empedu yang dikandungnya. Organ ini terhubungkan dengan hati dan usus dua belas
jari melalui saluran empedu. Penyakit batu kandung empedu atau kolelitiasis merupakan
penyakit yang lazim ditemukan dalam masyarakat, terutama pada wanita dan usia lanjut.
Walaupun penyakit ini mempunyai tingkat mortalitas yang rendah, efeknya terhadap
ekonomi dan kesehatan secara signifikan berpengaruh terhadap meningkatnya
morbiditas. Batu kandung empedu terutama ditemukan di negara barat, namun
frekuensinya di negara-negara Afrika dan Asia terus meningkat selama abad ke 20.
Balzer dkk, melakukan penelitian epidemiologi untuk mengetahui seberapa banyak
populasi penderita batu kandung empedu di Jerman. Dilaporkan bahwa dari 11.840
otopsi ditemukan 13,1% pria dan 33,7% wanita menderita batu kandung empedu.
Sementara itu, 89 % wanita suku Indian Pima di Arizona Selatan yang berusia diatas 65
tahun mempunyai batu empedu. Di Tokyo angka kejadian penyakit ini telah meningkat
menjadi dua kali lipat sejak tahun 1940. Pankreas dan kantung empedu merupakan
organ saluran cerna. Keduanya berperan penting dalam proses pencernaan dan
metabolisme zat gizi

2
B. RUMUSAN MASALAH
a. Apa yang di maksud kandung empedu dan beberapa penyakit empedu?
b. Bagaimana syarat dan tujuan diet penyakit kandung empedu ?
C. TUJUAN
a. Mengetahui definisi dan hal mengenai penyakit kandung emped
b. Mengetahui tujuan dan syarat penyakit kandung empedu BAB

3
BAB 2 PEMBAHASAN

A. KANDUNG EMPEDU
1.1 Pengertian kandung empedu Kantung empedu adalah organ berbentuk buah pir
yang dapat menyimpan sekitar 50 ml empedu yang dibutuhkan tubuh untuk proses
pencernaan. Pada manusia, panjang kantung empedu adalah sekitar 7- 10 cm dan
berwarna hijau gelap - bukan karena warna jaringannya, melainkan karena warna
cairan empedu yang dikandungnya. Organ ini terhubungkan dengan hati dan usus
dua belas jari melalui saluran empedu.
1.2 Bagian-bagian dari kandung empedu, terdiri atas:
 Fundus vesikafelea, merupakan bagian kandung empedu yang paling akhir
setelah korpus vesikafelea.
 Korpus vesikafelea, bagian dari kandung empedu yang didalamnya berisi
getah empedu. Getah empedu adalah suatu cairan yang disekeresi oleh sel hati
sebanyak 500-1000 cc setiap harinya, sekresinya berjalan terus menerus, jumlah
produksi cairan empedu dapat meningkat pada saat mencerna lemak
 Leher kandung empedu. Merupakan saluran pertama tempat masuknya
getah empedu ke badan kandung empedu lalu berkumpul dan dipekatkan dalam
kandung empedu.
 Duktus sistikus. Panjangnya kurang lebih 3 ¾ cm. berjalan dari leher
kandung empedu dan bersambung dengan duktus hepatikus membentuk saluran
empedu ke duodenum.
 Duktus hepatikus, saluran yang keluar dari leher.
 Duktus koledokus saluran yang membawa empedu ke duodenum.
1.3 Fungsi kandung empedu
Kandung empedu memiliki fungsi sebagai tempat menyimpan cairan empedu dan
memekatkan cairan empedu yang ada didalamnya dengan cara mengabsorpsi air dan
elektrolit. Cairan empedu ini adalah cairan elektrolit yang dihasilkan oleh sel hati.
Pada individu normal, cairan empedu mengalir ke kandung empedu pada saat katup
Oddi tertutup. Dalam kandung empedu, cairan empedu dipekatkan dengan
mengabsorpsi air. Derajat pemekatannya diperlihatkan oleh peningkatan konsentrasi
zat-zat padat. Cairan empedu yang dihasilkan oleh hati mengandung 97% air,
sedangkan kadar rata-rata air yang terkandung dalam cairan empedu yang telah

4
tersimpan didalam kandung empedu adalah 89%. Bila saluran empedu dan duktus
sistikus dijepit, maka tekanan dalam saluran empedu akan naik sampai kira-kira 30
mm cairan empedu dalam 30 menit dan sekresi empedu berhenti. Akan tetapi bila
saluran empedu dijepit dan duktus sistikus dibiarkan terbuka, air akan diabsorspi
dalam kandung empedu dan tekanan intrafilier naik hanya kira-kira 100 mm cairan
empedu selama beberapa jam. Cairan yang disekresikan oleh sel-sel hepatosit dalam
organ hati adalah cairan yang berwarna kekuningan atau kecoklatan atau kuning
kehijauan yang disekresikan oleh sel-sel hati. Setiap hari sel-sel hati mensekresikan
800-1000 ml cairan empedu dengan pH sekitar 7,6- 8,6. Cairan empedu sebagian
besar terdiri atas air, garam-garam empedu, kolesterol, dan sebuah fosfolipid
(lesitin), pigmen-pigmen empedu dan beberapa ion-ion, serta zat-zat lain yang ada
dalam larutan elektrolit alkali yang mirip dengan getah pancreas. selain itu fungsi
empedu untuk membuang limbah tubuh tertentu (terutama pigmen hasil pemecahan
sel darah merah dan kelebihan kolesterol) serta membantu pencernaan dan
penyerapan lemak. Garam empedu menyebabkan meningkatnya kelarutan
kolesterol, lemak dan vitamin yang larut dalam lemak, sehingga membantu
penyerapannya dari usus. Hemoglobin yang berasal dari penghancuran sel darah
merah diubah menjadi bilirubin (pigmen utama dalam empedu) dan dibuang ke
dalam empedu. Berbagai protein yang memegang peranan penting dalam fungsi
empedu juga disekresi dalam empedu.kehijauan yang disekresikan oleh sel-sel hati.
Setiap hari sel-sel hati mensekresikan 800-1000 ml cairan empedu dengan pH sekitar
7,6- 8,6. Cairan empedu sebagian besar terdiri atas air, garam-garam empedu,
kolesterol, dan sebuah fosfolipid (lesitin), pigmen-pigmen empedu dan beberapa
ion-ion, serta zat-zat lain yang ada dalam larutan elektrolit alkali yang mirip dengan
getah pancreas. selain itu fungsi empedu untuk membuang limbah tubuh tertentu
(terutama pigmen hasil pemecahan sel darah merah dan kelebihan kolesterol) serta
membantu pencernaan dan penyerapan lemak. Garam empedu menyebabkan
meningkatnya kelarutan kolesterol, lemak dan vitamin yang larut dalam lemak,
sehingga membantu penyerapannya dari usus. Hemoglobin yang berasal dari
penghancuran sel darah merah diubah menjadi bilirubin (pigmen utama dalam
empedu) dan dibuang ke dalam empedu.

5
B. PENYAKIT KANDUNG EMPEDU
2.1 Cholelithiasisi adalah pembentukan batu empedu yang biasanya terbentuk dalam
kandung empedu dari unsur-unsur padat yang membentuk cairan empedu (Brunner
& Suddarth, 2001).Penyakit batu empedu sudah merupakan masalah kesehatan
yang penting di negara barat sedangkan di Indonesia baru mendapatkan perhatian
di klinis, sementara publikasi penelitian batu empedu masih terbatas.
Cholelithiasias (batu kandung empedu) disebabkan oleh pengendapan zat yang
terkandung dalam cairan empedu, terutama kolesterol dan bilirubin. Sekitar 80%
batu empedu terdiri dari kolesterol, 20% lainnya adalah batu pigmen hitam atau
coklat yang terdiri dari garam kalsium dan bilirubin. Kolesterol merupakan
komponen utama dari cairan empedu, biasanya disimpan dalam bentuk larutan oleh
asam empedu, lesitin, dan fosfo lipid. Ketika empedu jenuhd engan kolesterol, ia
akan mengendap dan mengkristal dan batu empedu terbentuk. Lumpu rempedu
adalah campuran partikel mikroskopis, biasanya kristal kolesterol dan garam
kalsium. Faktor risiko penyebab batu empedu sangat banyak, diantaranya obesitas,
diabetes, inflammatory bowel disease, penggunaan estrogen tambahan, dan faktor
genetik.
2.2 Manifestasi Klinis
a. Nyeri, umumnya sebagian besar nyeri dan gejala khas berlangsung beberapa menit
sampai jam, terjadi setelah konsumsi makanan berat dan mengandung tinggilemak.
b. Nyeri menjalar ke bahu kanan saat mengangkatlengan.
c. Demam, mual danmuntah.
d. Jaundice (obstruksi pada kelenjarempedu).
e. Pankreatitis akut (batu empedu masuk ke saluran menuju pankreas dan
menyumbatnya).

2.3 Penatalaksanaan klinis batu empedu


a. Kolesistektomi atau mengangkat batu empedu
b. Obat-obatan, seperti ursodeoxycholic acid/ursodeoxycholic acid) yang melarutkan
batu, antibiotik untuk mengatasi infeksi, analgesik sebagai anti nyeri dan
antiemetik untuk mengurangi gejala mual danmuntah.

6
2.4 Pencegahan kolelitiasis
a. Pencegahan Primer Pencegahan primer adalah usaha mencegah timbulnya
kolelitiasis pada orang sehat yang memiliki risiko untuk terkena kolelitiasis.
Pencegahan primer yang dilakukan terhadap individu yang memiliki risiko untuk
terkena kolelitiasi adalah dengan menjaga kebersihan makanan untuk mencegah
infeksi, misalnya S.Thyposa, menurunkan kadar kolesterol dengan mengurangi
asupan lemak jenuh, meningkatkan asupan sayuran, buah-buahan, dan serat
makanan lain yang akan mengikat sebagian kecil empedu di usus sehingga
menurunkan risiko stagnasi cairan empedu di kandung empedu , minum sekitar 8
gelas air setiap hari untuk menjaga kadar air yang tepat dari cairan empedu.
b. Pencegahan Sekunder Pencegahan sekunder dilakukan dengan melakukan
diagnosis dini terhadap penderita kolelitiasis dan biasanya diarahkan pada individu
yang telah positif menderita kolelitiasis agar dapat dilakukan pengobatan dan
penanganan yang tepat. Pencegahan sekunder dapat dilakukan dengan non bedah
ataupun bedah. Penanggulangan non bedah yaitu disolusi medis dan ESWL

7
BAB 3 PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kolelitiasis adalah inflamasi akut atau kronis dari kandung empedu, biasanya
berhubungan dengan batu empedu yang tersangkut pada duktus kistik, menyebabkan
distensi kantung empedu. Cholelithiasis merupakan adanya atau pembentukan batu
empedu; batu ini mungkin terdapat dalam kendung empedu (cholecystolithiasis) atau
dalam ductus choledochus (choledocholithiasis). Kolesisitis (kalkuli/kalkulus,batu
empedu) merupakan suatu keadaan dimana terdapatnya batu empedu di dalam kandung
empedu (vesica fellea) yang memiliki ukuran, bentuk dan komposisi yang bervariasi.
Kolelitiasis lebih sering dijumpai pada individu berusia 40 tahun terutama pada wanita
dikarenakan memiliki faktor resiko, yaitu : obesitas, usia lanjut, diet tinggi, lemak dan
genetik.

8
DAFTAR PUSTAKA
1. Nuraini dkk. 2017. Dietetik Penyakit infeksi. Jakarta selatan: Pusat Pendidikan
Sumber Daya Manusia 2. Hidayat, T. Pengertian Dan Fungsi Hati, Empedu serta Pankreas
[Internet]. 2013 [updated 24 Maret 2013; cited 23 Maret 2015]. Available from
http://dengan-ku.blogspot.com/2013/03/pengertian-dan-fungsi-hati-empedu- serta.html 3.
Fajarini,Tio. 2015Makalah-Kandung-Empedu. https://id.scribd.com/document/260570614
(di akses pada tanggal 23 oktober 2020) 15

Anda mungkin juga menyukai