Anda di halaman 1dari 9

Makalah patofisiologi

KOLELITIASIS

Nama : Pinka Apriliyani


Nim : 262111008

Dosen : Elisabeth Monteiro , M.Kep

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


AKADEMI KEPERAWATAN
TAHUN 2021/2022
Kata pengantar
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat serta
karunia-Nya sehingga makalah dengan berjudul “ Kolelitiasis” dapat selesai.
Saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada ibu Elisabeth Monteiro,M.kep A selaku
dosen Patofiologi . Berkat tugas yang diberikan ini, dapat menambah wawasan penulis
berkaitan dengan topik yang diberikan.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah
ini. Akhir kata saya berharap semoga makalah ilmiah tentang “Kolelitiasis” ini dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR
BAB I
Latar Belakang
BAB II
Tinjauan Kepustakaan
A. Tinjauan Struktur Anatomi
B. Tinjauan fisiologi
C. Tinjauan Patofisiologi
a. Definisi
b. Etiologi
c. Tanda dan gejala
d. Patofisiologi
e. Alur Patoflodiagram
BAB III
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar belakang
Kolelitiasis adalah timbunan kristal yang terbentuk di dalam kandung empedu (vesica fellea) atau
saluran empedu. Proses terbentuknya kolelitiasis adalah ketika lemak (kolesterol)/bilirubin berlebih
dalam saluran cerna kemudian fungsi cairan empedu terganggu yang menyebabkan batu empedu ,
yang memiliki ukuran, bentuk dan komposisi yang bervariasi. Kolelitiasis lebih sering dijumpai pada
individu berusia diatas 40 tahun terutama pada wanita dikarenakan memiliki factor resiko,yaitu:
obesitas, usia lanjut, diet tinggi lemak dan genetik,Sinonim batu empedu adalah gallstones, biliary
calculus. Istilah kolelitiasis dimaksudkan untuk pembentukan batu di dalam kandung empedu. Batu
kandung empedu merupakan gabungan beberapa unsur yang membentuk suatu material mirip batu
yang terbentuk di dalam kandung empedu.

"Alasan perawat harus mempelajari ilmu patofisiologi adalah supaya perawat bisa
mendiagnosa suatu penyakit dan mencegah gangguan fungsi tubuh lain yang
mungkin ditimbulkan lebih lanjut dan mengapa harus mempelajari patofisiologi
tentang system pencernaan, karena Di dalam tubuh, proses pengolahan makanan
menjadi energi sangat bergantung pada sistem pencernaan manusia. Sistem ini
tergolong kompleks, karena tubuh juga akan menyerap hasilnya untuk pertumbuhan
dan perbaikan sel demi kelangsungan hidup manusia. Maka dari itu sangat penting
untuk memahami dan mempelajari bagaimana sistem itu bekerja dan apa saja
patofiologi dari sistem tersebut”
BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN
A. Tinjauan struktur anatomi
Sistem pencernaan, atau sistem gastrointestinal, terdiri dari organ-organ pencernaan
yang dibagi menjadi dua kelompok utama, yaitu organ dalam saluran pencernaan dan
organ pencernaan pelengkap. Saluran pencernaan atau disebut juga dengan saluran
gastrointestinal, adalah saluran yang memanjang dari mulut hingga ke anus. Saluran
ini berfungsi untuk mencerna, memecah, dan menyerap zat gizi makanan untuk
dikirimkan melalui peredaran darah. Organ-organ saluran pencernaan meliputi mulut,
esofagus (kerongkongan), lambung, usus halus, usus besar, rektum, dan anus.
Sementara itu, organ-organ pencernaan pelengkap adalah mulut, kantung empedu,
kelenjar air liur, hati, dan pankreas. Setiap organ sistem pencernaan membantu
menggerakkan makanan dan cairan yang Anda konsumsi dalam urutan tertentu.
Sepanjang berada dalam saluran pencernaan, semua makanan dan cairan akan
diuraikan menjadi bentuk yang sangat kecil. Hasil pencernaan yang berukuran kecil
tersebut kemudian diserap dan disalurkan ke seluruh tubuh melalui sistem peredaran
darah. Sementara itu, ampas makanan yang tidak lagi mengandung zat gizi akan
dikeluarkan dalam bentuk feses.
Kantung empedu merupakan organ berbentuk kecil yang terletak di bagian kanan atas
perut. Tepatnya, organ ini berada di bawah organ hati . fungsi kantung empedu dalam
sistem pencernaan adalah menyimpan empedu, empedu ini berguna membantu sistem
pencernaan dalam memecah lemak.
Kantung empedu adalah organ kosong yang terletak di dalam depresi dangkal di
sebelah permukaan lobus kanan di bawah hati, yang berwarna biru kelabu.Pada orang
dewasa, panjang kantung empedu sekitar 7 sampai 10 sentimeter dan berdiameter 4
sentimeter ketika saat penuh.Kantung empedu memiliki kapasitas sekitar 50 mililiter.
Kantung empedu berbentuk seperti buah pir, dengan ujungnya terbuka ke duktus
sistikus.Kantung empedu dibagi menjadi tiga bagian: fundus, tubuh, dan leher.
Fundus (fundus vesika felea) adalah bagian akhir pangkal bulat, yang menghadap
menghadap dinding perut. Tubuh kantung empedu (korpus vesika felea) terletak pada
depresi di permukaan bagian bawah hati. Leher kantung empedu bersambung dari
tubuhnya yang mengecil dan berlanjut dengan duktus sistikus, bagian dari pohon
bilier.Fosa kandung empedu, bagian depresi di mana fundus dan tubuh kandung
empedu terletak, terletak di bawah persimpangan segmen hepar IVB dan V.Duktus
sistikus yang sepanjang 3 cm berjalan dari leher kantung empedu dan bersambung
dengan duktus hepatikus dan membentuk duktus koledokus. Di persimpangan leher
kantong empedu dan duktus sistikus, ada kantong yang keluar dari dinding kantong
empedu membentuk lipatan mukosa yang dikenal sebagai kantong Hartmann.
Drainase aliran limfatik pada kantong empedu mengikuti nodus sistikus yang terletak
di antara duktus sistikus dan duktus hepatikus. Limfatik dari bagian bawah mengalir
ke kelenjar getah bening hati di bagian bawah. Semua getah bening akhirnya mengalir
ke kelenjar getah bening di seliak.

B. Tinjauan fisiologi
1. Empedu berperan sebagai pengencer lemak dan empedu adalah dapat membantu
mengemulsi lemak
2. Membantu kerja fungsi enzim pencernaan.
3. Mengeluarkan racun dalam tubuh.
4. Melindungi tubuh dari bakteri.
5. sebagai sistem ekskresi

C.Tinjauan patofisiologi Kolelitiasis

a. Definisi Kolelitiasis
Kolelitiasis atau batu empedu adalah deposit cairan pencernaan yang mengeras di
dalam kantung empedu. Sedangkan koledokolitiasis adalah batu empedu yang berada
di saluran empedu. Terdapat beberapa mekanisme terbentuknya kolelitiasis, yaitu
supersaturasi kolesterol, produksi bilirubin berlebih, dan hipomotilitas atau gangguan
kontraktilitas kantung empedu.[1–3]

b. Etiologi Kolelitiasis
Batu Empedu hampir selalu dibentuk dalam kandung empedu dan jarang dibentuk
pada bagian saluran empedu lain. Satu teori menyatakan bahwa kolesterol dapat
menyebabkan supersaturasi empedu di kandung empedu. Setelah beberapa lama,
empedu yang telah mengalami supersaturasi menjadi mengkristal dan mulai
membentuk batu. Akan tetapi, tampaknya faktor predisposisi terpenting adalah
gangguan metabolisme yang menyebabkan terjadinya perubahan komposisi empedu,
stasis empedu, dan infeksi kandung empedu. Berbagai faktor yang mempengaruhi
pembentukan batu empedu, diantaranya:
1. Eksresi garam empedu Setiap faktor yang menurunkan konsentrasi berbagai garam
empedu atau fosfolipid dalam empedu. Asam empedu dihidroksi atau dihydroxy bile
acids adalah kurang polar dari pada asam trihidroksi. Jadi dengan bertambahnya kadar
asam empedu dihidroksi mungkin menyebabkan terbentuknya batu empedu.
2. Kholestrol empedu Apa bila binatanang percobaan di beri diet tinggi kolestrol,
sehingga kadar kolesrtol dalam vesika vellea sangat tinggi, dapatlah terjadi batu
empedu kolestrol yang ringan. Kenaikan kholestrol empedu dapat di jumpai pada
orang gemuk, dan diet kaya lemak.
3. Substansia mukus Perubahan dalam banyaknya dan komposisi substansia mukus
dalam empedu mungkin penting dalam pembentukan batuempedu.
4. Pigmen empedu Pada anak muda terjadinya batu empedu mungkin di sebabkan
karena bertambahya pigmen empedu. Kenaikan pigmen empedu dapat terjadi karena
hemolisis yang kronis. Eksresi bilirubin adalah berupa larutan bilirubin glukorunid.
5. Infeksi Adanya infeksi dapat menyebabkan krusakan dinding kandung empedu,
sehinggamenyebabkan terjadinya stasis dan dengan demikian menaikan pembentukan
batu.

c. Tanda dan gejala kolelitiasis


Kolesistitis bisa terjadi secara tiba-tiba (akut) atau dalam jangka panjang (kronis).
Sebagian besar kasus kolesistitis akut disebabkan oleh penyumbatan di saluran
empedu, sedangkan kolesistitis kronis merupakan peradangan yang terjadi setelah
seseorang mengalami kolesistitis akut berulang kali. Sebagian besar kolesistitis
disebabkan oleh penyumbatan pada saluran empedu, sehingga cairan empedu
terperangkap di dalam kantong empedu. Penyumbatan saluran empedu dapat
disebabkan oleh:
● Batu empedu, yaitu partikel keras di dalam kantung empedu yang biasanya
merupakan kumpulan kolesterol
● Lumpur bilier, yaitu cairan empedu yang telah tercampur dengan kolesterol dan
kristal garam
● Penyakit infeksi, seperti HIV/AIDS yang memicu peradangan pada saluran empedu
● Gangguan pada pembuluh darah, biasanya akibat diabetes
● Jaringan parut pada saluran empedu
● Tumor pada saluran empedu

d. Patofisiologi Kolelitiasis

Patofisiologi kolelitiasis atau batu empedu adalah akibat substansi tertentu pada cairan
empedu yang meningkat, sehingga memiliki konsentrasi yang lebih tinggi daripada
pelarutnya. Cairan empedu yang terkonsentrasi menyebabkan supersaturasi dan
presipitasi sebagai kristal mikroskopik. Kristal ini terperangkap dalam mukus kantung
empedu dan membentuk lumpur bilier (biliary sludge). Seiring berjalannya waktu,
kristal ini menumpuk dan saling menyatu membentuk batu makroskopik.[2,4,5]

Gejala dan komplikasi kolelitiasis disebabkan dari penutupan duktus oleh lendir
dan/atau batu di dalam kantung empedu atau duktus empedu. Terdapat 2 substansi
utama pembentuk batu empedu, yaitu kolesterol dan calcium bilirubinate.[2,4,5]
 Kolelitiasis Kolesterol
Proses terbentuknya batu empedu kolesterol terjadi karena cairan empedu
terkonsentrasi melalui penyerapan elektrolit dan air. Kolesterol disekresi oleh sel
hepar ke dalam kantung empedu bersama dengan enzim lesitin dalam bentuk
vesikel unilamelaris.
 Kolelitiasis Calcium Bilirubinate
Kolelitiasis calcium bilirubinate dapat berbentuk batu pigmen hitam dan batu
pigmen coklat.
- Kolelitiasis Pigmen Hitam
Bilirubin adalah produk dari pemecahan heme, yang disekresikan ke cairan
empedu oleh sel hepar. Kebanyakan bilirubin tersedia dalam bentuk larut air atau
terkonjugasi, sedangkan sisanya dalam bentuk tidak terkonjugasi. Bilirubin tak
terkonjugasi akan membentuk presipitat dengan kalsium, yang masuk ke cairan
empedu secara pasif. Pada kondisi pemecahan heme tinggi, bilirubin tidak
terkonjugasi akan tersedia dalam jumlah lebih dari biasanya. Calcium bilirubinate
akan mengkristal dan membentuk batu. Seiring waktu, batu ini akan teroksidasi
dan berwarna hitam, sehingga dinamakan batu empedu pigmen hitam.[2,5]

- Kolelitiasis Pigmen Coklat


Batu empedu coklat biasanya muncul diakibatkan kolonisasi bakteri pada stasis
cairan empedu. Cairan empedu umumnya steril, tetapi pada kondisi tertentu dapat
menyebabkan kolonisasi bakteri, misalnya akibat striktur bilier. Bakteri akan
menghidrolisis bilirubin terkonjugasi dan menyebabkan peningkatan bilirubin tak
terkonjugasi, sehingga meningkatkan konsentrasi kristal calcium bilirubinate.
Bakteri juga akan menghidrolisis lesitin untuk mengeluarkan asam lemak yang
mengikat kalsium dan terpresipitasi. Produk presipitat menyerupai tanah liat atau
yang disebut dengan batu empedu coklat[2,5]

- Kolelitiasis Campuran
Batu empedu kolesterol yang terkolonisasi bakteri akan menyebabkan inflamasi
mukosa kantung empedu. Bakteri dan leukosit menghidrolisis bilirubin
terkonjugasi dan asam lemak, sehingga akan terbentuk kristal kolesterol, calcium
bilirubinate, dan garam kalsium lainnya. Mekanisme ini menghasilkan batu
empedu campuran. Pada rontgen abdomen akan tampak batu empedu dengan
kalsifikasi perifer seperti gambaran cangkang telur akibat perselubungan kalsium.
e. Alur patoflodiagram
BAB III

KEPUSTAKAAN
● https://id.wikipedia.org/wiki/Kantong_empedu
● https://eprints.umbjm.ac.id/697/4/4.%20BAB%202.pdf
● https://www.informasikedokteran.com/2017/09/kolelitiasis-batu-empedu_16.html
● https://www.halodoc.com/artikel/ketahui-proses-terbentuknya-batu-empedu
● https://repository.umtas.ac.id/57/4/BAB%20II%20EKA%20NURAZIZ.pdf

Anda mungkin juga menyukai