PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
A. KONSEP TEORI
1. Pengertian
WSD (Water Seal Drainage) WSD adalah sebuah kateter yang
diinsersi melalui thoraks untuk mengeluarkan udara dan cairan. (Potter&
Perry, 2006) WSD adalah tindakan pemasangan kateter kedalam rongga
thoraks dengan tujuan untuk mengambil cairan dengan viskositas yang tinggi
ataupun darah, nanah maupun udara pada pneumothorak dan
menghubungkannya dengan water seal drainage. (Prof. Dr. H. Tabrani Rab,
1998) WSD merupakan tindakan invasive yang dilakukan untuk mengeluarkan
udara, cairan (darah.pus) dari rongga pleura, rongga thorax, dan mediastinum
dengan menggunakan pipa penghubung Jadi kesimpulannya WSD adalah
tindakan invasif yang dilakukan untuk mengeluarkan udara, cairan (darah,pus)
dari rongga thorak rongga pleura, dan mediastinum dengan cara memasukkan
selang atau tube (pipa penghubung) melalui atau menembus muskulus
interkostalis ke dalam rongga thoraks dan menghubungkannya dengan water
seal drainage.
2. Indikasi
a) Pneumothoraks: 1) Spontan 20% oleh karena rupture bleb
2) Luka tusuk tembus
3) Klem dada yang terlalu lama
4) Kerusakan selang dada pada sistem drainase
b) Hemothoraks: 1) Robekan pleur
2) Kelebihan antikoagu
3) Pasca bedah thoraks
c) Thorakotomy: 1) Lobektomy
2) Pneumoktomy
d) Efusi pleura: Post operasi jantung
e) Emfiema: 1) Penyakit paru serius
2) Kondisi inflamsi
3. Kontraindikasi
a. Pasien yang tidak toleran, pasien tidak kooperatif.
b. Kelainan faal hemostasis (koagulopati), biasanya dilihat dari hasil lab
albumin, karena hasil albumin yang rendah menyebabkan tekanan koloid
osmotik/onkotik turun, sehingga permiabelitas kapiler meningkat, cairan intra
vaskuler merembes keluar akibatnya produksi cairan akan terus keluar, susah
untuk distop. Juga terjadi gangguan pembekuan darah dimana pada
pemasangan WSD ini harus dilakukan tindakan invasif yang bisa
menimbulkan perdarahan local.
c. Perlengketan pleura yang luas karena komplikasi, maka lebih
dipertimbangkan tindakan dekortikasi.
d. Hematothorax masiv yang belum mendapat penggantian darah cairan, jika
belum ada cairan darah pengganti dapat mengakibat syok pada pasien karena
kehilangan darah yang banyak.
e. Tindakan ini dapat mematikan pada
1) Bullosa paru.
2) Pasien dengan PEEP (Positive End Expiratory Pressure).
3) Pasien dengan satu paru.
4) Pasien dengan hemidiafragma, effusion pleura dan splenomegali.
4. Tujuan
a. Mengeluarkan cairan atau darah, udara dari rongga pleura dan
rongga thorak,
b. Mengembalikan tekanan negative pada rongga pleura,
c. Mengembangkan kembali paru yang kolaps,
d. Mencegah refluks drainage kembali ke dalam rongga dada.
5. Tempat Pemasangan
a. Bagian Apex Paru (apical)
1) Anterolateral interkosta ke 1-2.
2) Fungsi: untuk mengeluarkan udara dari rongga pleura,
b. Bagian Basal
1) postero lateral interkosta ke 8-9.
2) Fungsi: untuk mengeluarkan cairan (darah, pus) dari rongg
pleura.
6. Jenis-Jenis WSD
a. WSD dengan sistem satu botol.
1) Sistem yang paling sederhana dan sering digunakan pada pasien
simple pneumothoraks,
2) Terdiri dari botol dengan penutup segel yang mempunyai 2 lubang
selang yaitu I untuk ventilasi dan 1 lagi masuk ke dalam botol.
3) Air steril dimasukan ke dalam botol sampai ujung selang terendam
2cm untuk mencegah masuknya udara ke dalam tabung yang
menyebabkan kolaps paru.
4) Selang untuk ventilasi dalam botol dibiarkan terbuka untuk
memfasilitasi udara dari rongga pleura keluar,
5) Drainage tergantung dari mekanisme pernafasan dan gravitasi,
6) Undulasi pada selang cairan mengikuti irama pernafasan:
a) Inspirasi akan meningkat
b) Ekpirasi menurun.
Keuntungan WSD dengan sistem 1 botol:
1) Penyusunan sederhana
2) Mudah untuk klien yang dapat jalan.