Puji syukur penulis ucapkan kepada ALLAH S.W.T karena berkat rahmat
pihak yang telah membantu dalam pembuatan dan penyelesaian tugas ini
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagaimana kita ketahui bahwa dalam kehidupan kita kesehatan adalah
hal yang sangat penting,tetapi masih banyaknya masalah kesehatan yang kita
temui di masyarakat salah satunya adalah penyakit KOLELITIASIS.
Kolelitiasis (batu empedu)adalah suatu penyakit/keadaan dimana
terdapatnya batu empedu di dalam kandung empedu yang memiliki
ukuran,bentuk dan komposisi yang bervariasi (bukuajar keperawatan medical
bedah brunner&suddarth)
Banyak lagi pengertian dan membahas apa itu kolelitiasis.dalam
makalah ini penulis bahas tentang penyakit ini dan semoga kita semua dapat
memahami tanda dan gejala serta perawatan mengenai penyakit ini.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Adapun tujuan umum dari pembuatan makalah keperawatan medical
bedah adalah salah satunya melengkapi tugas kelompok keperawatan
medical bedah yang telah di ajukan oleh dosen pembimbing KMB.
2. Tujuan khusus
a. Agar mahasiswa dapat menambah pengetahuan tentang penyakit
kolelitiasis
b. Mampu menerapkan ilmu sesuai dengan bidang keperawatan yang
digeluti.
c. Sebagai tolak ukur bagi mahasiswa untuk membedakan penyakit yang
berbahaya maupun tidak.
d. Sebagai acuan dalam pembelajaran lebih lanjut tentang peyakit
kolelitiasis yang di jumpai banyak dalam lingkungan masyarakat.
Anatomi fisiologi kandung empedu(Vesika felea)
Kandung empedu merupakan kantong dengan:
1) Panjang = 7-10 cm
2) Diameter = 2,5 cm
Struktur kandung empedu terdiri dari;
1) Lapisan mukosa
2) Lapisan muskularis
3) Lapisan serosa.
Kandung empedu berfungsi sebagai tempat penumpukan empedu sebelum di
keluarkan ke duodenum,cairan empedu berguna untuk meemulsikan lemak yang
berada dalam duodenum sebelum dicerna oleh enzim lipase pancreas.
Fungsi kandung empedu:
Tempat penampungan empedu yang dihasilkan terus menerus oleh hati
Dikeluarkan sedikit demi sedikit ke dalam usus(duodenum) setelah di
ransang oleh kolesistokinin.
Empedu di kentalkan karena cairannya di absorpsi oleh epitel.
Ikterus (kuning)tampak bila terdapat peningkatan jumlah pigmen empedu
dalam tubuh yang mulai terlihat pada konjungtiva mata dengan kadar bilirubun >
35m mol/l
Penyebab restruksi eritrosit yang berlebihan,kegagalan fungus hati,obstruksi
aliran empedu melalui duktus biliaris
BAB II
TINJAUAN TEORITIS KOLELITIASIS
A. Definisi
Kolelitiasis adalah:
1. Merupakan suatu keadaan dimana terdapatnya batu empedu di dalam
empedu(vesika felea)yang memiliki ukuran,bentuk dan komposisi yang
bervariasi. (brunner&suddarth,buku ajar keperawatan medical bedah)
2. Batu empedu akibat gangguan hati yang mengekresikan kolesterol
berlebihan hingga kadarnya di atas nilai krisis kelarutan kolesterol dalam
empedu. (kapita selekta kedokteran)
3. Batu empedu yang tersangkut pada duktus kistik menyebabkan distensi
kandung empedu terbuat oleh kolesterol,kalsium,bilirubinat atau campuran
di sebabkan oleh perubahan pada komposisi empedu. (doengoes rencana
asuhan keperawatan)
Faktor penyebab terjadinya batu empedu:
Jenis kelamin
Umur/usia lanjut.
Hormon wanita
Infeksi (kolesistitis0
Kegemukan.
Faktor genetic
Diet tinggi lemak.
B. Patologi
Batu empedu merupakan endapan satu atau lebih komponen empedu
yang terdiri dari kolesterol, bilirubin, garam empedu,kalsium,protein,asam
lemak,fosfolipid dan elektrolit.
3 jenis komposisi batu empedu:
1) Batu pigmen
2) Batu kolesterol
3) Batu campuran (kolesterol dan pigmen)
C. Etiologi.
Etiologi batu empedu masih belum di ketahui pasti,ada pun faktor
predisposisi terpenting yaitu:
a) Perubahan komposisi empedu
→Kemungkinan merupakan faktor terpenting dalam pembentukan batu
empedu karena hati penderita batu empedu kolesterol mengekresikan empedu
yang sangat jenuh dengan kolesterol.kolesterol yang berlebih ini mengendap
dalam kandung empedu(dengan cara yang belum di ketahui sepenuhnya)untuk
membentuk batu empedu.
b) Status empedu
→Dalam kandung empedu dapat mengakibatkan supersaturasi
progresif,perubahan komposisi kimia dan pengendapan unsur-unsur
tersebut.Faktor hormonal(hormon kolesistokinin dan sekretin)dapat di kaitkan
dengan keterlambatan pengosongan kandung empedu
D. Patifisiologi
1. Batu pigmen
Batu pigmen terdiri dari garam kalsium dan salah satu dari ke empat
anion ini:bilirubinat,karbonat, fosfat dan asam lemak.Pigmen (bilirubin)
pada kondisi normal akan terkonjugasi dalam empedu, bilirubin
terkonjugasi karena adanya enzim glukoronil tranferase,bila bilirubin tak
berkonjugasi di akibatkan karena kurang atau tidak adanya enzim
glokuronil tranferase tersebut yang akan mengakibatkan
presipitasi/pengendapan dari bilirubin tersebut,ini disebabkan karena
bilirubin tak berkonjugasi tidak larut dalam air tapi larut dalam lemak
sehingga lama kelamaan terjadi pengendpan bilirubin tak terkonjugasi
yang bisa menyebabkan batu empedu tapi ini jarang terjadi.
2. Batu kolesterol.
Kolesterol merupakan unsur normal pembentukan empedu dan
berpengaruh dalam pembentukan empedu.kolesterol bersifat tidak larut
dalam air.kelarutan kolesterol sangat tergantung dari asam empedu dan
lesitin(fosfolipid).
E. Manifestasi Klinis
Gejala kolelitiasis dapat terjadi akut/kronis dan terjdinya gangguan pada
epigastrium jika makan makanan berlemak seperti rasa perih diperut,distensi
abdomen,nyeri samara pada kuadran kanan atas.
1. Rasa nyeri hebat dan kolik bilier.
Jika duktus sistikus tersumbat batu maka kandung empedu
mengalami distensi kemudian akan terjadi infeksi sehingga akan teraba
massa pada kuadran I yang menimbulkan nyeri hebat sampai menjalar ke
punggung dan bahu kanan sehingga menyebabkan rasa gelisah dn tidak
menemukan posisi yang nyaman.nyeri akan di rasakan persisten(hilang
timbul)terutama jika habis makan makanan berlemak yang di sertai mual
dan ingin muntah pada pagi hari karena metabolisme di kandung empedu
akan meningkat.
2. Mekanisme mual dan muntah.
Peransangan mual dapat di akibatkan dari adanya obstruksi saluran
empedu sehingga mengakibatkan aliran balik cairan empedu ke
hepar(bilirubin,garam empedu dan kolesterol)menyebabkan terjadinya
proses peradangan di sekitar hepatohikar yang mengeluarkan enzim-enzim
SGOT dan SGPT.menyebabkan peningkatan SGOT dan SGPT yang
bersifat intatif di saluran cerna sehingga meransang nervus vagal dan
menekan ransangan sistem saraf simpatis sehingga terjadi penurunan
peristaltik sistem pencernaan di usus dam lambung,menyebabkan makanan
tertahan di lambung dan peningkatan rasa mual yang mengakibatkan pusat
muntah di medulla oblongata dan pengaktifan saraf kranalis ke
wajah,kerongkongan serta neuron-neuron motorik spinalis keotot-
ototwajah dan diafragma sehingga menyebakan muntah.
3. Ikterik ,BAK berwarna kuning.
Akibat adanya obstruksi saluran empedu menyebabkan eksresi cairan
empedu ke duodenum menurun sehingga feses tidak diwarnai oleh pigmen
empedu dan feses akan berwarna kelabu dan lengket seperti dempul yang
di sebut clay colored.
Selain mengakibatkan peningkatan alkali fosfat serum,eksresi cairan
empedu ke duodenum juga mengakibatkan peningkatan bilirubin serum
yang diserap oleh darah dan masuk ke sirlukasi sistem sehingga terjadi
filtrasi oleh ginjal yang menyebabakan bilirubin dieksresikan oleh ginjal
sehingga urin berwarna kuning/kecoklatan.
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium.
a. Uji eksresi empedu
Bilirubin direk nilai normal 0,1-0,3 mg/dl
Bilirubin indirek nilai normal 0,2-0,7 mg/dl
Bilirubin serum total nilai normal 0,3-1,0 mg/dl
b. Uji enzim serum.
SGPT/ALT nilai normal 5-35 unit/ml
SGOT/AST nilai normal 2-4 unit/dl atau 30-120 u/L
2. Pemeriksaan rontgen abdomen.
3. C.kolargiogram/Kolargiografi
4. D.ERCP (endoscopic retrograde cholargio pancreatographi)
G. Penatalaksanaan
1. Non bedah yaitu:
Pendukung diit:makanan rendah lemak.
Cairan infuse Nacl 0,9%
Pengisapan nasogastrik.
Analgetik
Antibiotik.
Istirahat.
2. Farmakoterapi
Pemberian asam ursodeoksikolat dan kerodioksikolat digunakan untuk
melarutkan batu empedu terutama berukuran kecil dan tersusun dari
kolesterol.Terapiperlu dijalankan lama yaitu 3bulan -2tahun dan baru
dihentikan minimal 3bulan setelah batu larut
3. Pembedahan cholesistektimi.
Merupakan tindakan pembedahan yang di lakukan atas indikasi
cholesistisis atau pada cholelitisis,baik akut/kronis yang tidak sembuh
dengan tindakan konservatif.Tujuan perawatan pre operasi pada bedah
cholesistektomy:
Meningkatkan pemahaman klien dan keluarga tentang prosedur
operasi.
Meningkatkan kesehatan klien baik fisik mau pun psikologis
Meningkatkan pemahaman klien dan keluarga tentang hal-hal yang
akan dilakukan pada post operasi.
Tindakan keperawatan pada cholesistomy:
Posisi semi fowler
Menjelaskan tujuan penggunaan tube/drain dan lamanya.
Menjelaskan dan mengajarkan cara mengurangi nyeri dengan:
-Teknik relaksasi
-Distraksi
H. Komplikasi
Komplikasi yang penting adalah terjadinya kolesistitis akut dan
kronik,koledokolitiasis dan pankreatitis.
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS
1. Pengkajian
a. Anamnesa
Data biografi:nama,umur,jenis kelamin,alamat,dll
Riwayat kesehatan:
riwayat kesehatan sekarang:gelisah,nyeri abdomen atas berat menyebar
ke punggung atau bahu kanan.
Riwayat kesehatan dahulu:Klien menyatakan pernah mengalami
penyakit yang sama atau tidak pernah mengalami penyakit ini.
Riwayat kesehatan keluarga:Klien menyatakan ada keluarga yang
mengalami penyakit yang sama atau tidak.
2. Data dasar pengkajian pasien.
a. Aktifitas/istirahat
Gejala:kelemahan
Tanda;gelisah.
b. Sirkulasi
Takikardi,berkeringat
c. Eliminasi
Gejala:Perubahan warna urin dan feses.
Tanda:Distensi abdomen,teraba massa pada kuadran kanan atas,urin
gelap,pekat,feses warna tanah liat.
d. Makanan/cairan
Gejala :anoreksia,mual muntah.tidak toleran terhadap lemak dan makanan
pembentukan gas-gas,nyeri epigastrium, tidak dapat makan,flatus,
dyspepsia.
Tanda : kegemukan, adanya penurunan berat badan
e. Nyeri/kenyamanan.
Gejala:nyeri abdomen atas berat,dapat menyebar ke punggung atau bahu
kanan,kolik epigastrium tengah sehubungan dengan makan,nyeri mulai
tiba-tiba dan biasanya memuncak dalam 30 menit.
Tanda:nyeri lepas,otot tegang atau kaku bila kuadran kanan di tekan.
f. Pernafasan.
Peningkatan frekwensi
Pernafasan,pernafasan tertekan di tandai olehnafas pendek,dangkal.
g. Keamanan.
Demam, menggigil, ikterik dengan kulit berkeringat dan gatal.
3. Pemeriksaan diagnostik.
a. Darah lengkap:leukositosis.
b. bilirubin dan amilase serum meningkat
c. Enzim hati serum.
AST(SGOT),ALT(SGPT) agak meningkat.
d. Kadar protombin:menurun bila obstruksi aliran empedu dalam usus
menurun.
e. Kolesistogram:menyatakan batu pada system empedu.
f. CT scan:dapat menyatakan kista kandung empedu.
g. Scan hati:Menunjukkan obstruksipercabang perifer.
h. Foto abdomen:menyatakan gambaran radiology batu empedu,klasifikasi
dinding atau pembesaran kandung empedu.
i. Foto dada:menunjukkan pernafasan yang menyebabkan penyebaran nyeri.
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer.Suzanne C, Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah Brunner&Suddarth
Jakarta: EGC. 2001.
Situs:http/tutorial kuliah.blogspot.com