Anda di halaman 1dari 16

Keperawatan medikal bedah

Oleh: Kelompok 2

tentang

Epistaksis

Pembimbing : Ns. Firmaneni, S.Kep


• Anatomi hidung

Hidung terdiri dari:


a.pangkal hidung (bridge)
b.dorsum nasi (dorsum = punggung)
c.puncak hidung
d.ala nasi (alae = sayap)
e.kolumela
• A. definisi

• EPISTAKSIS adalah suatu pendarahan dari


hidung yang dapat terjadi akibat sebab
lokal maupun sebab umum (kelainan
sistemik)

• Epistaksis bukanlah sebuah penyakit,


melainkan suatu gejala kelainan
B. Klasifikasi epistaksis

1.Epistaksis anterior (Mimsian depan)


jika yang luka adalah pembuluh darah pada bagian
depan,

90% mimisan merupakan jenis ini . Mimisan


depan lebih sering mengenai anak-anak, karena
pada usia ini selaput lendir dan pembuluh darah
hidung belum terlalu kuat

Biasanya tidak berbahaya, pendarahan ringan, dan


dapat berhenti sendiri dalam 3-5 menit
• Epistaksis anterior dapat terjadi karena:

a.Trauma, ex:mengorek hidung, jatuh,


terpukul
b.Telalu lama menghirup udara kering,
ex:ruangan ber AC
c.Terlalu lama terpapar pada sinar matahari
d.Pilek dan sinusitis
e. Membuang ingus terlalu kuat
2. Epistaksis posterior (mimisan belakang)

Terjadi akibat perlukaan pada pembuluh darah


rongga hidung bagian belakang

mimisan belakang kebanyakan mengenai orang


dewasa, walaupun tidak menutup kemungkinan
terjadi pada anak-anak.

pendarahan pada mimisan belakang biasanya lebih


hebat krn nengalami perlukaan adalah pembuluh
darah yang cukup besar
• Beberapa penyebab epistaksis posterior:
– hipertensi
– Demam berdarah
– Tumor ganas hidung atau nasofaring
– Penyakit darah seperti leukimia,
hemofilia,thalasemia
– Kekurangan Vitamin C dan K
• C. komplikasi
• Komplikasi yang dapat timbul:
– Sinusitis
– Septal hematoma (bekuan darah pada sekat
hidung)
– Deformitas (kelainan bentuk) hidung
– Aspirasi (masuknya cairan pada saluran nafas
bawah)
– Kerusakan jaringan hidung
– infeksi
• D. penatalaksanaan
• Prinsip penatalaksanaan epistaksis adalah:
1. A: airway: pastikan jalan nafas tidak tersumbat /
bebas, posisikan duduk menunduk

2. B: berathing: pastikan proses bernafas dapat


berlangsung, batukkan atau keluarkan darah yang
mengalir ke belakang tenggorokan

3. C: circulation: pastikan proses pendarahan tidak


menggangu sairkulasi darah tubuh
• a. posiskan klien dengan duduk menunduk
untuk mencegah darah menumpuk di
daerah faring, sehingga mencegah
penyumbatan jalan nafas

• b. hentikan pendarahan
– Tekan pada bagian depan hidung
selama 10 menit
– Tekan hidung antara ibu jari dan
telunjuk
– Jika pendarahan berhenti tetap tenang
dan coba cari tahu apa faktor pencetus
epistaksis, dan hindari
c. Jika pendarahan berlanjut:
-dapat terjadi krn penekanan yang kurang kuat
-bawa ke fasilitas yang lenggkap dimana dapat
di identifikasi lokasi pendarahan
-dapat diberika vasokonstriksi (adrenallin
1:10.000), oxymetazolin semprot hidung) ke
daerah pendarahan
-apabila masih belum terayasi dapat dilakukan
pemaasangan tampon
• Pemasangan tampon hidung anterior dilakukan
dapat menggunakkan kapas yang ditetesi oleh
obat vasokontriksi (adrenalin),anastesia
(lidocain atau pantocain2%)
• Pemeriksaan diagnostik
– Pemeriksaan profil darah tepi lengkap,
protombin time (PT), activated Partial
Thromboplastin Time (aPTT), golongan darah
dan crossmatching. Digunakan apabila tempat
pendarahan yang multipel, perembasan darah
yang luas.
– Foto hidung , sinus, paranasal, dan
nasofaring,.
• PENGKAJIAN
1.Identitas klien :nama, umur, jenkel,
alamat, pendidikan, pekerjaan,
penanggung jawab
2.RKS:biasanya klien mengeluhkan
pendarahan dan sulit bernafas.
3. RKD:
@ klien pernah mengalami pendarahan
hidung atau trauma
@ mempunyai riwayat penyakit THT
4.Pemeriksaan fisik
@ kesadaran :CMC/ Stupor/somnelen
@ keadaan umum:letih, tampak pucat.
@ TTV
@ head to toe
* kepala
HIDUNG: kepatenan jalan nafas, sinus,
inspeksi adanya deformitas, bentuk
hidung, mukosa hidung merah dan bengkak
*thorak:IPPA
*abdomen :IAPP
*ekstremitas
• Diagnosa keperawatan

• Kekurangan cairan tubuh :perdarahan


b.d. pecahnya pembuluh darah
• Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d.
sumbatan jalan nafas pada faring
• Nyeri akut b.d. perlukaan pada
pembuluh darah
• Cemas b.d. kurangnya pengetahuan

Anda mungkin juga menyukai