Anda di halaman 1dari 28

Konsep Dasar

Asuhan Keperawatan Pada


Klien dengan Gangguan
Sistem Kardiovaskuler

Ns.Vera Sesrianty, S.Kep


I Pengkajian
 Riwayat Kesehatan
 RKS
 Identifikasi rasa nyeri (lokasi tersering adalah dada,
durasi, awal terjadinya, tindakan yang dilakukan untuk
mengurangi rasa nyeri)
 Apakah ada keluhan rasa panas, mati rasa, perasaan geli,
jantung berdebar-debar, mudah lelah
 Apakah pasien sukar bernafas, nafas pendek, ortopnea,
paroxysmal nocturnal dyspnea
 Peningkatan berat badan
 Mata berkunang, telinga berdenging
 Pusing dan rasa melayang pada saat berdiri
 RKD

 Riwayat penyakit jantung sebelumnya, DM,


hipertensi
 Pola makan/diet yang tidak teratur, merokok,
minuman beralkohol
 Olah raga kurang
 Istirahat tidak teratur
 RKK
 Kemungkinan keluarga memiliki riwayat
penyakit jantung akan menyebabkan klien
juga mengalami penyakit yang sama

 Kaji kemungkinan ada penyakit pada


keluarga seperti :Hemophili, Anemia Sel
Sabit, Leukimia, Penyakit Jantung
Kongenital, DM, Hipertensi
 RIWAYAT SOSIAL

Perawat perlu mengumpulkan


data tentang cara hidup pasien,
latar belakang pendidikan,
sumber-sumber ekonomi,
agama, kebudayaan dan etnik
pada pasien dengan gangguan
sistem kardiovaskuler
 RIWAYAT PSIKOLOGIS

 Stres
 Stres yang terjadi pada klien akan
mempengaruhi kesehatannya. Stresor yang
terjadi sering dari lingkungan, pekerjaan,
hubungan keluarga, diet, tanggunag jawab
ekonomi maupun karena adanya perubahan.
 Sumber Coping
 Kaji sumber coping yang dimiliki oleh pasien,
karena hal tersebut dapat berguna untuk
menghadapi stres penyakit
 PEMERIKSAAN FISIK

 Kepala & Leher

 Difokuskan untuk mengkaji bibir, cuping


hidung dan telinga sianosis perifer
 Distensi vena jugularis
 Paru

 Pengkajian pernafasan pada klien yg


mengalami ggn KV meliputi :
 Takipnea gagal jtg, kesakitan,
cemas
 Respirasi cheyne stokes gagal
ventrikel kiri
 Hemoptisis edema pulmo akut
 Batuk kongesti paru akibat gagal jtg
 Krekels gagal jantung
 Mengi
 Abdomen

 Pembengkakan hepar akibat penurunan balik


vena yg disebabkan krn gagal ventrikel kanan
Refluk Hepatojugular

 Distensi kandung kemih


Ekstremitas

 Kebanyakan klien yang menderita peny jantung mengalami


juga penyakit vaskuler perifer atau edema perifer akibat
gagal ventrikel kanan penting dikaji sirkulasi
arteri perifer & aliran balik vena.

 Tromboplebitis terjadi akibat berbaring lama


sehingga memerlukan pemantauan yang seksama.

 Nyeri pada ekstremitas bawah inflamasi pada


penyakit vaskuler perifer.

 Nyeri pada saat kaki di fleksikan pembentukan


trombus.

 Edema pada ekstremitas bawah gagal jantung.


PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
 EKG

 Mencerminkan aktifitas listrik jantung yang disadap dari


berbagai sudut pada permukaan kulit dan dapat
memberikan informasi penting mengenai aktifitas listrik
miokardium, jika dianalisa secara akurat EKG dicatat
berupa garis-garis pada selembar kertas atau
gambaran visual di layar onsiloskop. Waktu atau
frekuensi diukur pada sumbu horizontal dan amplitudo
diukur pada sumbu vertikal. Gelombang EKG
menggambarkan fungsi sistem hantaran jantung
 Sinar-X Dada (Ronsen Dada)

 Foto rontgen dada merupakan


pemeriksaan sederhana yang digunakan
untuk menentukan ukuran dan posisi
jantung dan pembuluh darah. Klasifikasi
pembuluh darah bisa juga diketahui.
Pemeriksaan ini dapat juga digunakan
program skrening massa untuk mengetahui
keadaan patologis jantung

Pembesaran jantung
 Fluoroskopi

 Dapat memberikan gambaran visual jantung


pada luminescent x-ray screen. Pemeriksaan ini
memperlihatkan denyutan jantung dan
pembuluh darah serta sangat tepat untuk
mengkaji kontur jantung yang tdak normal.
Fluoroskopi adalah alat yang tepat untuk
penempatan dan pemasangan elektroda
pemacu intravena serta untuk membimbing
pemasukan kateter pada kateterisasi jantung.
 Magnetic Resonance Imaging (MRI).

 MRI digunakan untuk mendeteksi


aneurisma, kardiak out put dan fungsi
katup.
 Angiogram

 Angiogram merupakan sejenis alat yang


dipakai untuk meneliti aliran darah perifer
dan hasilnya digunakan untuk menetukan
ada atau tidaknya obstruksi dan sejauh
mana derajat gangguan yang
ditimbulkannya. Hasil tes ini akan nampak
jika pasien mengalami gangguan penurunan
sirkulasi , edema, nyeri, rasa, denyut nadi
lemah, pengisian kapiler yang tertunda
Pemeriksaan Laboratorium

 Kolesterol total yang meningkat diatas


200 mg/ml merupakan prediktor
peningkatan resiko penyakit jantung
koroner (CAD).
 Penurunan kadar HDL dan peningkatan
LDL akan beresiko meningkatkan
penyakit arteri koronaria aterosklerotik
 Elektrolit Serum
 Elektrolit serum dapat mempengaruhi prognosis
klien dengan infark miokard akut atau setiap kondisi
jantung

 Kalium serum
 Penurunan kadar kalium mengakibatkan iritabilitas
jantunng dan klien yang mengkonsumsi preparat
digitalis cenderung mengalami toksisitas digitalis.
Peningkatan kadar kalium mengakibatkan depresi
miokardium dan iritabilitas ventrikel. Hipokalemia
dan hiperkalemia akan menyebabkanfibrilasi
ventrikel dan henti jantung.
 Kadar BUN (Blood Urea Nitrogen)
 BUN merupakan produk akhir metabolisme protein
dan diekskresikan oleh ginjal. Pada pasien jantung,
peningkatan BUN dapat mencerminkan penurunan
perfusi ginjal (akibat penurunan curah jantung),
kekuranagn volume cairan intravaskuler akibat
terapi diuretika

 Glukosa Serum
 Pemantauan glukosa serum dilakukan karena
kebanyakan klien dengan penyakit jantung
mengalami penyakit DM. Glukosa serum meningkat
pada keadaan stres akibat mobilisasi epinefrin
endogen yang menyebabkan konversi glikogen
hepar menjadi glukosa.
 Enzim Jantung
 Creatin Kinase (CK) meningkat sebagai respon
terhadap kerusakan yang terjadi pada jantung dan
otot skeletal
 Troponin I peningkatannya terjadi pada jam ke 3-6
setelah pasien merasakan nyeri dada yang hebat
 Aspartate Aminotransferase (AST) meningkat
memburuknya kondisi pasien akibat infark miokard
dan liver yang rusak.
 Lactate dehidrogenase (LDH), merupakan enzim
yang terdapat pada jantung, otot kerangka, RBC,
liver, ginjal, paru, otak. Level LDH akan meningkat
dalam 12-24 jam pasca infark, mencapai puncak
dalam 2-5 hari
Kemungkinan Disgnosa yg Muncul

 Nyeri akut b.d iskemia jaringan sekunder


terhadap sumbatan arteri koronaria
 Penurunan curah jantung b.d perubahan
kontraktilitas miokardial
 Kelebihan volume cairan b.dmenurunnya laju
filtrasi glomerulus (menurunnya curah jantung
 Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan
antara suplai oksigen miokard dengan
kebutuhan
Intervensi
 Kaji karakteristik nyeri, catat laporan
verbal, intensitas nyeri, lokasi, kualitas
(dangkal/menyebar), penyebaran
 Berikan lingkungan yang tenang
 Bantu melakukan teknik relaksasi
 Pantau tanda-tanda vital
 Berikan O2
 Pemberian obat-obatan spt Analgesik,
antiangina, penyekat beta
 Ada bbrp terapi medis yg diggunakan
dalam memberikan perawatan pda
klien yang mjenderita kelainan jantung

A. Modifikasi faktor resiko :


 Mengontrol BB
 Perubahan dietari
 Menghilangkan kebiasaan merokok dan
minuman beralkohol
 Mengurangi stres
 Meningkatkan istirahat dan berolahraga
B. Manajemen Farmakologi

 Nitrogliserin
 Antilipid Agents
 Antikoagulasi Agents
 Antiplatelet Agents
 Trombolitic Agents
 Antihipertensive Agents
3. Pembedahan
 Pengantian katup jantung
 Merupakan bedah jantung terbuka dg
melakukan pengantian katup yang rusak
dalam jantung dan mengantikannya dengan
katup prostetic.
 Transplantasi jantung
 Coronary artery bypass graft (CABG),
arteri coroner yg tersumbat dihubungkan
dg salah satu ujung pembuluh
cangkokan/graft diatas pembuluh yang
tersumbat dan ujungnya dibawah

Anda mungkin juga menyukai