Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

KLIEN
DENGAN
HIPERBILIRUBINEMIA

OLEH :
KELOMPOK III

DEFI SYAHRINALTI
DIANA PUTRI
EKA SUPRIADE
LIZA MONA PUTRI
NURIA ALHUSNA
SEPTRI REVONA YUNITA
LISPIA YENTI
YANE ANGGRAINI

AKADEMI KEPERAWATAN NABILA


PADANG PANJANG
2009
KATA PENGANTAR

1
Bismillahirrahmanirrahim,

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya
kepada kami pemakalah yang telah menyelesaikan makalah tentang Asuhan Keperawatan
Pada Klien Dengan Hiperbilirubinemia karena berkat Dia jualah kami mendapatkan
kesehatan fisik dan mental untuk membuat makalah ini.

Tidak lupa pula kami ucapkan banyak terima kasih kepada ibu Ns. Ariasusanti, S. Kep
selaku dosen pembimbing mata ajar Keperawatan Anak yang telah memberikan
dukungan dan motifasi dalam pembuatan makalah ini.

Untuk itu jika terjadi kesalahan atau ketidak sempurnaan dalam penulisan makalah ini
kami menghimbau para pembaca untuk dapat memberikan masukan, saran dan kritikan
demi kesempurnaan makalah ini.

Padang Panjang, Mei 2009

Pemakalah

DAFTAR ISI

2
BAB I
PENDAHULUAN……………………………………………………………………. 1
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………. 1
1.2 Tujuan…………………………………………………………………………….. 2

BAB II
TINJAUAN TEORITIS………………………………………………………………. 3
2.1 Defenisi................................................................................................................... 3
2.2 Etiologi.................................................................................................................... 3
2.3 Manifestasi Klinis................................................................................................... 4
2.4 Komplikasi.............................................................................................................. 4
2.5 Patofisiologi............................................................................................................ 4
2.6 Pemeriksaan Diagnostik.......................................................................................... 5

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN...................................................................................... 6
A. PENGKAJIAN................................................................................................. 6
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN...................................................................... 7

BAB IV
PENUTUP..................................................................................................................... 10
 KESIMPULAN................................................................................................ 10
 KRITIK DAN SARAN.................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................... 11

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hiperbilirubin merupakan suatu keadaan pada bayi baru lahir, dimana kadar bilirubin
serum total lebih dari 10 mg% pada minggu pertama dengan ditandai ikterus. Ikterus
fisiologik adalah ikterus yang timbul pada hari keduadan ketiga yang tidak mempunyai
dasar patologis, kadarnya tidak melewati kadar yang membahayakan atau mempunyai
potensi menjadi “kernicterus” dan tida menyebabkan suatu morbiditas pada bayi.
Sedangan Ikterus patologik adalah ikterus yang mempunyai dasar patologis atau kadar
bilirubinnya mencapai suatu nilai yang disebut Hiperbilirubin.

Biasanya hiperbilirubin ini tanda dan gejalanya adalah


 Kulit tampak bewarna kuning terang sampai jingga (pada bayi dengan bilirubin
indirek)
 Anemia
 Ptekie
 Perbesaran lien dan hepar
 Perdarahan tertutup
 Gangguan pernafasan
 Gangguan sirkulasi
 Gangguan saraf

Tujuan utama dari penyakit ini adalah untuk mengendalikan agar kadar bilirubin serum
tidak mencapai nilai yang dapat menimbulan kernikterus/ensefalopati biliaris, serta
mengobati penyebab langsungikterus.

4
1.2 Tujuan

Adapun tujuandari pembuatan makalah ini adalah mencakup tujuan umum dan tujuan
khusus.
a. Tujuan Umum
Untuk memenuhi tugas kelompok Ilmu Keperawatan Anak tahun ajaran 2009
b. Tujuan Khusus
- memberikan pengetahuan tentang bayi dengan resiko tinggi terhadap
hiperbilirubinemia kepada pembaca
- mengetahui lebih dalam penyebab dari penyakit hiperbilirubinemia.

5
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

2.1 DEFENISI

Hiperbilirubinemia adalah meningkatnya kadar bilirubin dalam darah yang nilainya lebih
dari noormal. (Ilmu Keperawatan Anak I, 2005)

Hiperbilirubinemia adalah suatu keadaan pada bayi baru lahir dimana kadar bilirubin
serum total lebih dari 10 mg % pada minggu pertama dengan ditandai ikterus.

Ikterus dapat terbagi atas dua bagian


- Ikterus fisiologik adalah ikterus yang timbul pada hari keduadan ketiga yang
tidak mempunyai dasar patologis, kadarnya tidak melewati kadar yang
membahayakan atau mempunyai potensi menjadi “kernicterus” dan tida
menyebabkan suatu morbiditas pada bayi.
- Sedangan Ikterus patologik adalah ikterus yang mempunyai dasar patologis
atau kadar bilirubinnya mencapai suatu nilai yang disebut Hiperbilirubin.

2.2 ETIOLOGI

Peningkatan bilirubin dapat terjadi karena :


 Iso imun hemolytik disease, kelainan struktur dan enzim sel darah merah,
keracunan obat, hemolisis kimia (salisilat, kortikosteroid, klorampenikol),
hemolisis ekstra vaskuler, cephalhematoma, echymosis.
 Gangguan fungsi hati : defisiensiglukoronil transferase, obstruksi empedu./atresia
biliari, infeksi, masalah metabolik, galaktosemia, hypotiroidisme, joundis

6
2.3 MANIFESTASI KLINIS

 Kulit tampak berwarna kuning terang sampai jingga (pada bayi dengan bilirubin
indirek
 Anemia
 Ptekie
 Perbesaran lien dan hepar
 Perdarahan tertutup
 Gangguan pernafasan
 Gangguan sirkulasi
 Gangguan saraf

2.4 KOMPLIKASI

 Bilirubin Encephalopaty
 Kernikteros, kerusakan neurologis, cerebral palsy, retardasi mental, hyperaktif,
bicara lambat, tidak ada koordinasi otot, tangisan melengking.

2.5 PATOFISIOLOGI

Pigmen kuning ditemukan dalam empedu yang terbentuk dari pemecahan haemoglobin
oleh kerja hemeO2ase, biliverdin refluktase dan asam pereduksi non enzimatik dalam
sistim retikuloendotel, setelah pemecahan haemoglobin, bilirubin tak terkonjugasidiambil
oleh protein intraselular “Y protein” dalam hati. Bilirubin yang tak terkunjugasi dalam
hati diubah / terkonjugasi oleh enzim asam uridindisfosfoglukoronat UPGA menjadi
bilirubin mono dan diglukoronida yang polar, larut dalam air. Bilirubin yang terkonjugasi
yang larut dalam air dapat dieliminasi melalui ginjal. Dengan konjugasi, bilirubin masuk
ke dalam empedu melalui membran kanalikular.Hiperbilirubin baru akan berpengaruh
bentuk apabila bilirubin indirek telah melalui sawar otak. Penderita mungkin menderita
kernikterus atau ensefalopati biliaris, gejala ensefalopati pada neonatus mungkin sangat

7
ringan dan hanya memperlihatkan gangguan minum, letargi dan hipotonia. Selanjutnya
bayi mengalami kejang, spastik dan ditemukan opistotonis. Didapatkan adanya atitosis
ditandai dengan gangguan pendengaran atau retardasi mental dihari kemudian. Pada bayi
dengan hiperbilirubin kemungkinan hasil dari tidak aktifnya glukoronil tranferase.
Bilirubin yang patologis tampak ada kenaikan bilirubin dalam 24 jam pertama kelahiran.
Sedangkan untuk bayi dengan ikterus fisiologis muncul antara 3-5 hari sesudah lahir.

2.6 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK


 Pemeriksaan bilirubin serum
 Ultra sound untuk mengefaluasi anatomi cabang kantong empedu
 Radioscope scan dapat digunakan untuk membantu membedakan hepatitis dari
atresia biliary.

8
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

A. PENGKAJIAN
1. Identitas
Diperoleh data tentang nama, umur, jenis kelamin, tempat tinggal, pekerjaan,
pendidikan, status perkawinan dan penanggung jawab.
2. Alasan masuk
Biasanya keluarga klien mengeluhkan kejang, suhu meningkat, kulit kering,
sedikit minum ASI, bibir kering, menangis dengan nada tinggi, BB menurun.
3. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat Kesehatan Sekarang


Biasanya klien tampak kuning, hipotonia, penurunan reflek menelan,
tremor, convulsio, tidak kooperatif, urin pekat, mukosa bibir kering,
letargi, BB menurun.
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
Bagaimana riwayat penyakit dengan hiperbilirubin sebelumnya, apakah
pernah mengalami hal yang sama pada proses persalinan atau tidak.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Setelah dilakukan penkajian didapatkan data ada atau tidaknya anggota
keluarga menderita penyakit yang sama atau penyakit keturunan lainnya.

4. Pemeriksaan Fisik

 Meliputi kesadaran
 TTV : suhu, nadi, pernafasan, tekanan darah.

 Pemeriksaan Fisik : Head to Toe


a. Inspeksi : kuning, pucat, tremor.
b. Palpasi : hipotonia, convulsion

9
I. Data Biologis dan Psikologis
a. Aktifitas/istirahat
b. Integritas ego
c. Neuro sensori
d. Nyeri/kenyamanan
e. Interaksi sosial

II. Riwayat Alergi


Dari pengkajian diperoleh data klien yang mempunyai riwayat alergi terhadap
makanan, minuman, obat-obatan, cuaca, dll.

III. Data Sosial


a. Pola komunikasi : kurang baik
b. Orang yang paling berharga : ibu

IV. Data Penunjang


a. Diagnosa Medis : hiperbilirubinemia
b. Pemeriksaan Diagnostik : Bilirubin Serum, Ultra Sound, Radioscope

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Peningkatan kadar bilirubin dalam darah b.d kondisi fisiologis/patologis
2. Gangguan pemenuhan nutrisi b.d malas menghisap/minum ASI
3. Perubahan suhu tubuh b.d efek samping foto terapi
4. Resti gangguan integritas kulit b.d efek samping foto terapi

10
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No Diagnosa Keperawatan Tujuan/criteria hasil intervensi rasional


1 Peningkatan kadar Tujuan :  Bina hub.  Melancarkan
bilirubin b.d kondisi Tidak ada peningkatan Terapeotik tindakan
fisiologi/patologi. hiperbilirubinemia dg keluarga keperawatan thdp
 suhu meningkat KH : klien klien
 bilirubin  TTV normal  Monitor  Mengetahui
 Tremor/kaku  Bilirubin TTV keadaan klien
otot dalam waktu  Monitor  Memberikan askep
1x24 jam bilirubin selanjutnya jika
 Tremor/kaku serum terjadi
otot  Kolaborasi  Mempercepat
berkurang terapi dg proses
/hilang dalam tim medis penyembuhan
waktu 1x6 jam
2 Gangguan pemenuhan Tujuan :  Berikan  Memudahkan u/
nutrisi b.d malas Kebutuhan nutrisi minum asupan nutrisi dg
menghisap/minum ASI terpenuhi melalui ASI/PASI yg dip
 Turgor kulit KH : sonde eras
jelek  Turgor kulit  Lakukan  Meningkatkan
 Mukosa bibir normal dlm oral hygiene nafsu makan klien
kering waktu 1x24 jam  Monitor  Mengetahui adanya
 Berat badan  Mukosa bibir intake dan kerja sist.absorbsi
tidak normal/ lembab dlm wkt out put pd tbh klien
1x2 jam  Monitor BB  u/ memberikan kep
 BB kembali tiap hari lanjut
normal  Observasi  mengetahui serta
turgor kulit , mengembalikan
mukosa turgor kulit ke
mulut keadaan normal.
3 Perubahan suhu tubuh Tujuan :  Monitor  Memberikan

11
b.d dg efek samping Suhu tubuh tetap TTV tiap 4 tindakan kep.
foto terapi normal jam Selanjutnya jika
 TTV meningkat KH :  Perhatiakan terjadi kenaikan
 Mukosa bibir  TTV normal suhu suhu
kering terutama suhu lingkungan  Memberikan
dlm waktu 1x4  Berikan kenyamanan dan
jam minum ketenangan
 Mukosa bibir tambahan
lembab  Kolaborasi  Mempercepat
dg tim proses penyenbuhan
medis dalam klien
pemberian
obat

BAB IV

12
PENUTUP

 KESIMPULAN
Hiperbilirubin merupakan suatu keadaan pada bayi baru lahir, dimana kadar
bilirubin serum total lebih dari 10 mg% pada minggu pertama dengan ditandai
ikterus. Ikterus fisiologik adalah ikterus yang timbul pada hari keduadan ketiga
yang tidak mempunyai dasar patologis, kadarnya tidak melewati kadar yang
membahayakan atau mempunyai potensi menjadi “kernicterus” dan tida
menyebabkan suatu morbiditas pada bayi. Sedangan Ikterus patologik adalah
ikterus yang mempunyai dasar patologis atau kadar bilirubinnya mencapai suatu
nilai yang disebut Hiperbilirubin.

 KRITIK DAN SARAN


Dalam penulisan makalah ini tidak tertutup kemungkinan bagi kami selaku
pemakalah untuk melakukan kesalahan atau kekurang sempurnaan dalam
penulisan kalimat, oleh karena itu kami menerima saran, masukan atau kritikan
dari para pembaca semua demi terciptanya kesempurnaan pada makalah ini.

13

Anda mungkin juga menyukai