KLIEN
DENGAN
HIPERBILIRUBINEMIA
OLEH :
KELOMPOK III
DEFI SYAHRINALTI
DIANA PUTRI
EKA SUPRIADE
LIZA MONA PUTRI
NURIA ALHUSNA
SEPTRI REVONA YUNITA
LISPIA YENTI
YANE ANGGRAINI
1
Bismillahirrahmanirrahim,
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya
kepada kami pemakalah yang telah menyelesaikan makalah tentang Asuhan Keperawatan
Pada Klien Dengan Hiperbilirubinemia karena berkat Dia jualah kami mendapatkan
kesehatan fisik dan mental untuk membuat makalah ini.
Tidak lupa pula kami ucapkan banyak terima kasih kepada ibu Ns. Ariasusanti, S. Kep
selaku dosen pembimbing mata ajar Keperawatan Anak yang telah memberikan
dukungan dan motifasi dalam pembuatan makalah ini.
Untuk itu jika terjadi kesalahan atau ketidak sempurnaan dalam penulisan makalah ini
kami menghimbau para pembaca untuk dapat memberikan masukan, saran dan kritikan
demi kesempurnaan makalah ini.
Pemakalah
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN……………………………………………………………………. 1
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………. 1
1.2 Tujuan…………………………………………………………………………….. 2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS………………………………………………………………. 3
2.1 Defenisi................................................................................................................... 3
2.2 Etiologi.................................................................................................................... 3
2.3 Manifestasi Klinis................................................................................................... 4
2.4 Komplikasi.............................................................................................................. 4
2.5 Patofisiologi............................................................................................................ 4
2.6 Pemeriksaan Diagnostik.......................................................................................... 5
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN...................................................................................... 6
A. PENGKAJIAN................................................................................................. 6
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN...................................................................... 7
BAB IV
PENUTUP..................................................................................................................... 10
KESIMPULAN................................................................................................ 10
KRITIK DAN SARAN.................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................... 11
3
BAB I
PENDAHULUAN
Hiperbilirubin merupakan suatu keadaan pada bayi baru lahir, dimana kadar bilirubin
serum total lebih dari 10 mg% pada minggu pertama dengan ditandai ikterus. Ikterus
fisiologik adalah ikterus yang timbul pada hari keduadan ketiga yang tidak mempunyai
dasar patologis, kadarnya tidak melewati kadar yang membahayakan atau mempunyai
potensi menjadi “kernicterus” dan tida menyebabkan suatu morbiditas pada bayi.
Sedangan Ikterus patologik adalah ikterus yang mempunyai dasar patologis atau kadar
bilirubinnya mencapai suatu nilai yang disebut Hiperbilirubin.
Tujuan utama dari penyakit ini adalah untuk mengendalikan agar kadar bilirubin serum
tidak mencapai nilai yang dapat menimbulan kernikterus/ensefalopati biliaris, serta
mengobati penyebab langsungikterus.
4
1.2 Tujuan
Adapun tujuandari pembuatan makalah ini adalah mencakup tujuan umum dan tujuan
khusus.
a. Tujuan Umum
Untuk memenuhi tugas kelompok Ilmu Keperawatan Anak tahun ajaran 2009
b. Tujuan Khusus
- memberikan pengetahuan tentang bayi dengan resiko tinggi terhadap
hiperbilirubinemia kepada pembaca
- mengetahui lebih dalam penyebab dari penyakit hiperbilirubinemia.
5
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 DEFENISI
Hiperbilirubinemia adalah meningkatnya kadar bilirubin dalam darah yang nilainya lebih
dari noormal. (Ilmu Keperawatan Anak I, 2005)
Hiperbilirubinemia adalah suatu keadaan pada bayi baru lahir dimana kadar bilirubin
serum total lebih dari 10 mg % pada minggu pertama dengan ditandai ikterus.
2.2 ETIOLOGI
6
2.3 MANIFESTASI KLINIS
Kulit tampak berwarna kuning terang sampai jingga (pada bayi dengan bilirubin
indirek
Anemia
Ptekie
Perbesaran lien dan hepar
Perdarahan tertutup
Gangguan pernafasan
Gangguan sirkulasi
Gangguan saraf
2.4 KOMPLIKASI
Bilirubin Encephalopaty
Kernikteros, kerusakan neurologis, cerebral palsy, retardasi mental, hyperaktif,
bicara lambat, tidak ada koordinasi otot, tangisan melengking.
2.5 PATOFISIOLOGI
Pigmen kuning ditemukan dalam empedu yang terbentuk dari pemecahan haemoglobin
oleh kerja hemeO2ase, biliverdin refluktase dan asam pereduksi non enzimatik dalam
sistim retikuloendotel, setelah pemecahan haemoglobin, bilirubin tak terkonjugasidiambil
oleh protein intraselular “Y protein” dalam hati. Bilirubin yang tak terkunjugasi dalam
hati diubah / terkonjugasi oleh enzim asam uridindisfosfoglukoronat UPGA menjadi
bilirubin mono dan diglukoronida yang polar, larut dalam air. Bilirubin yang terkonjugasi
yang larut dalam air dapat dieliminasi melalui ginjal. Dengan konjugasi, bilirubin masuk
ke dalam empedu melalui membran kanalikular.Hiperbilirubin baru akan berpengaruh
bentuk apabila bilirubin indirek telah melalui sawar otak. Penderita mungkin menderita
kernikterus atau ensefalopati biliaris, gejala ensefalopati pada neonatus mungkin sangat
7
ringan dan hanya memperlihatkan gangguan minum, letargi dan hipotonia. Selanjutnya
bayi mengalami kejang, spastik dan ditemukan opistotonis. Didapatkan adanya atitosis
ditandai dengan gangguan pendengaran atau retardasi mental dihari kemudian. Pada bayi
dengan hiperbilirubin kemungkinan hasil dari tidak aktifnya glukoronil tranferase.
Bilirubin yang patologis tampak ada kenaikan bilirubin dalam 24 jam pertama kelahiran.
Sedangkan untuk bayi dengan ikterus fisiologis muncul antara 3-5 hari sesudah lahir.
8
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS
A. PENGKAJIAN
1. Identitas
Diperoleh data tentang nama, umur, jenis kelamin, tempat tinggal, pekerjaan,
pendidikan, status perkawinan dan penanggung jawab.
2. Alasan masuk
Biasanya keluarga klien mengeluhkan kejang, suhu meningkat, kulit kering,
sedikit minum ASI, bibir kering, menangis dengan nada tinggi, BB menurun.
3. Riwayat Kesehatan
4. Pemeriksaan Fisik
Meliputi kesadaran
TTV : suhu, nadi, pernafasan, tekanan darah.
9
I. Data Biologis dan Psikologis
a. Aktifitas/istirahat
b. Integritas ego
c. Neuro sensori
d. Nyeri/kenyamanan
e. Interaksi sosial
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Peningkatan kadar bilirubin dalam darah b.d kondisi fisiologis/patologis
2. Gangguan pemenuhan nutrisi b.d malas menghisap/minum ASI
3. Perubahan suhu tubuh b.d efek samping foto terapi
4. Resti gangguan integritas kulit b.d efek samping foto terapi
10
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
11
b.d dg efek samping Suhu tubuh tetap TTV tiap 4 tindakan kep.
foto terapi normal jam Selanjutnya jika
TTV meningkat KH : Perhatiakan terjadi kenaikan
Mukosa bibir TTV normal suhu suhu
kering terutama suhu lingkungan Memberikan
dlm waktu 1x4 Berikan kenyamanan dan
jam minum ketenangan
Mukosa bibir tambahan
lembab Kolaborasi Mempercepat
dg tim proses penyenbuhan
medis dalam klien
pemberian
obat
BAB IV
12
PENUTUP
KESIMPULAN
Hiperbilirubin merupakan suatu keadaan pada bayi baru lahir, dimana kadar
bilirubin serum total lebih dari 10 mg% pada minggu pertama dengan ditandai
ikterus. Ikterus fisiologik adalah ikterus yang timbul pada hari keduadan ketiga
yang tidak mempunyai dasar patologis, kadarnya tidak melewati kadar yang
membahayakan atau mempunyai potensi menjadi “kernicterus” dan tida
menyebabkan suatu morbiditas pada bayi. Sedangan Ikterus patologik adalah
ikterus yang mempunyai dasar patologis atau kadar bilirubinnya mencapai suatu
nilai yang disebut Hiperbilirubin.
13