Oleh :
Kelompok 7
Anggota : - Beatrice Nauli Sidauruk (203020801056)
- Annisa Zaskia Alexandra T (203020801057)
- Ivah Salsabila (203020801058)
- Angga Bayu Perdana (203020801059)
- Stella Monica Dara M. U (203020801060)
- Michellyn B. M. Y. Tambunan (203020801061)
- M. Alfadlly Mappasira (203020801062)
- Adinda Rahmadhayanti (203020801063)
- Tasya Br Ginting (203020801064)
- Salma Nur Maghfirah (203020801065)
Tutor : Silvani Permatasari, S.Pd., M.Biomed
1.2 Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui keadaan fisik empedu berupa warna dan
derajat keasamannya.
2. Mahasiswa dapat mengetahui pigmen-pigmen yang terdapat pada empedu
melalui pengamatan dari reaksi yang terjadi.
3. Mahasiswa dapat mengetahui jenis zat anorganik yang ada pada empedu
sapi melalui pengamatan adanya perubahan warna atau pembentukan
endapan.
1.3 Manfaat
1. Mahasiswa dapat mengetahui cara untuk mengetahui warna pada pigmen
empedu.
2. Mahasiswa dapat mengetahui sifat-sifat dan susunan dari cairan empedu,
khususnya pigmen yang terkandung di dalam cairan empedu.
3. Mahasiswa dapat mengaitkan keadaan fisik empedu dengan fungsinya
dalam pengemulsi lemak, sehingga meningkatkan pemahaman terkait peran
empedu dalam sistem digesti manusia.
4. Mahasiswa mendapatkan ilmu pengetahuan baru tentang cara pengujian zat
anorganik pada empedu sapi.
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Uji Sifat Empedu
Empedu adalah cairan bersifat basa yang pahit dan berwarna hijau
kekuningan, yang disekresikan oleh hepatosit hati. Empedu disimpan di
kantung empedu dan dilepaskan ke usus dua belas jari untuk membantu proses
pencernaan. Empedu dihasilkan oleh hati. Empedu memiliki fungsi-fungsi
dalam tubuh yang dapat di uraikan sebagai berikut
1. Menetralkan atau menaikkan pH bahan cernaan dari lambung
2. Mengekskresi kolestrol dari tubuh jika sudah melebihi kebutuhan
tubuh
3. Mengekskresi hasil pemecahan eritrosit berupa bilirubin
4. Mengemulsi lemak dalam makanan
5. Untuk mengahaluskan partikel lemak sehingga mudah di hidrolisis
oleh enzim lipase dan kolestrol estrerase dari pankreas.
Tiga komponen penting dari empedu, yaitu: asam empedu (asam kolat,
garam empedu) Na glukokolat dan Na taurokolat pigmen empedu, bilirubin (
rantai terbuka dari portin ) ( Panil, Z. 2004 : 119-120 ). Garam empedu yang
dihasilkannya mencegah agregat lemak hingga memperbesar luas
permukaannya. Empedu terdiri dari garam-garam empedu, elektrolit, pigmen
empedu, kolestrol dan lemak. Fungsi empedu adalah untuk membuang limbah
tubuh tertentu (terutama pigmen hasil pemecahan sel darah dan kelebihan
kolesterol) serta membantu penyerapan lemak (Riyana, S. 2010).
Cairan empedu di buat dalam hati dan di simpan dalam kantung empedu
apabila tidak digunakan. Kantung empedu ini terdapat melekat dalam hati. Pada
waktu ada proses pencernaan makanan, kantung empedu berkontraksi, dan
mengeluarkan cairan empedu ke dalam deudoneum, melalui saluran yang
menyatu dengan saluran pangkreas pada bagian akhir. Cairan empedu
merupakan cairan jernih, berwarna kuning, agak kental dan mempunyai rasa
pahit. Cairan empedu mengandung zat-zat anorganik, yaitu HCO3, Cl–, Na+ dan
K+ serta zat-zat organik, yaitu asam-asam empedu, bilirubin dan kolesterol.
Asam-asam empedu yang penting ialah asam kolat dan asam deoksikolat.
Beberapa fungsi asam empedu antara lain sebagai :
1. Emulgator dalam proses pencernaan lemak dalam usus
2. Dapat mengaktifkan lipase dalam cairan pancreas
3. Membantu mengadsorbsi asam-asam lemak, kolesterol, vitamin D
dan K serta karoten
4. Sebagai perangsang aliran cairan empedu dari hati
5. Menjaga agar kolesterol tetap larut dalam cairan empedu sebab bila
perbandingan asam empedu dengan kolesterol rendah, akan
menyebabkan terjadinya beberapa endapan kolesterol (Poedjiadi, A.
1994; 244).
Asam empedu yang terpenting adalah asam kolat dan kenodesoksialat.
Keduanya di sintesis dari kolestrol dalam hati manusia. Asam kolat merupakan
asam empedu yang terbanyak. Ada anggapan bahwa, asam empedu ini,
merupakan katabolit kolestrol, maka empedu dianggap sebagai satu-satunya
cara ekskresi kolestrol dari dalam tubuh. Asam empedu yang terdapat di dalam
empedu, biasanya berbentuk senyawa konjugat dengan glisin atau taurin,
masing-msing sebgai glikolat atau taurokolat. Pada manusia rasio glikolat :
taurokolat = 3 : 1. Karena empedu mengandung kation alkali terutama Na+ dan
K+, dan pHnya alkali, hal ini memungkinkan sebagian dari asam – asam
empedu membentuk peranan garam – garam empedu. Baik asam empedu
maupun garam empedu mempunyai peranan penting pada pencernaan lemk.
Asam empedu dan garam empedu membentuk sirkulasi enterohepatik, berarti
mula-mula diekskresi bersama empedu kemudian di serap kembali ke hati (
Hardjasasmita, P. 1992: 29).
Ukuran lemak yang sangat kecil sehingga mempunyai luas permukaan
yang lebar sehingga kerja enzim lipase dari pankreas yang penting dalam
pencernaan lemak dapat berjalan dengan baik. Kolesterol larut dalam empedu
karena adanya garam-garam empedu dan lesitin. Zat-zat yang dibentuk dalam
empedu antara lain adalah: Bilirubin, yang juga dikenal sebagai pigmen
empedu, merupakan hasil dari metabolisme hem. Hem, yang merupakan bagian
nonprotein dari hemoglobin, akan mengalami perubahan lagi menjadi
biliverdin, lalu bilirubin. Keseluruhan proses perubahan ini berlangsung di hati
( Nasruddin, T. 2012 ).
Garam empedu berperan dalam absorpsi lemak dan lemak-lemak A, D, E,
dan K yang larut dalam lemak. Garam empedu merendahkan tegangan
permukaan dan memperbesar daya pengemulsi lemak. Dengan demikian akan
memudahkan kerja lipase, lebih lanjut garam empedu bereaksi dengan asam
lemak menghsilkan senyawa kompleks yang lebih mudah larut dan mudah
terabsorpsi sebagai hasil proses lipolisis ( Tim Dosen Biokimia, 2012: 10 ).
Hijau
Kecoklatan
2 1,020
B. Sulfat
B. Uji Smith
Selanjutnya kita akan membahas terkait hasil praktikum yang
melakukan tes zat warna yang kedua dengan tes Simth. Tes ini
menggunakan larutan I2 dalam alkohol. Percobaan dalam tes ini
dilakukan dalam kondisi yang sama dengan sumber referensi video yang
berbeda. Kondisi pertama larutan empedu encel 3 ml dicampurkan
dengan 3 ml iodium 0,5% yang didapatkan hasil warna dari cairan
tersebut hijau pekat yang menandakan hasil uji positif yaitu
mengandung pigmen biliverdin. Pemberian ioudium dilakukan
sebanyak 5 tetes pada waktu yang telah dihitung. Tetasan pertama pada
detik ke-13, tetesan kedua pada detik ke-28, tetesan ketiga pada detik
ke-48, tetesan keempat pada detik ke-49, dan tetesan kelima pada 1
menit ke 8 detik. Setiap tetesannya diamati perubahan yang terjadi.
Setelah diberikan tetesan I2 yang kelima, terjadi perubahan. Terbentuk
2 lapisan yang ditengahnya terdapat cincin yang berwarna hijau tua.
Lapisan-lapisan tersebut berwarna coklat (pada bagian atas) dan kuning
(pada bagian bawah).
Kondisi kedua penambahan jumlah empedu encer yang
secukupnya dengan iodium 0,5 % yang didapatkan terbentuknya cincin
berwarna sedikit kehijauan di bagian tengah. Cincin yang berwarna
hijau menandakan pengujian positif mengandung zat warna biliverdin.
Saat penambahan I2 dilakukan secara perlahan-lahan agar lapisan I2
tetap berada di lapisan atas dan tidak bercampur dengan lapisan empedu
dengan tujuan untuk memudahkan saat mengamati. Pada percobaan ini
diketahui empedu mengandung zat warna bilirubindan biliverdin, kedua
zat warna ini merupakan pigmen empeduyang terbentuk dari eritrosit
yang sudah tua menjadi rapuh sehingga pecah dan hemoglobin lepas.
Hemoglobin selanjutnya dipecah menjadi heme dan globin. Cincin
heme dibuka untuk membentuk besi bebas yang kemudian dibawah
transfelin dari rantai lurus dari empat piol yang kemudian dibentuk
menjadi pigmen empedu. Adapun fungsi dari iodin sama seperti fungsi
asam nitrat pada percobaan Uji Gmelin, yaitu sebagai pengoksidasi.
Adanya warna hijau pada larutan campuran tersebut menunjukkan uji
positif. Yang menunjukkan zat warna dari bilirubin terhadap
penambahan iodin.
(putih)
B. Uji Sulfat
Selanjutnya dalam percobaan yang ketiga untuk menguji adanya
zat anorganik dengan melakukan Filtrasi empedu dari uji musin 1 ml
ditambahkan 1 ml HCL dan juga penambahan BaCl2 2% 1 ml. Dalam
percobaan ini dilakukan pengamatan terhadap terjadinya endapan
BaSO4. Didapatkaan larutan berwarna hijau muda dan endapan putih
yang menandakan pengujian percobaan yang dilakukan positif
mengandung mineral,berdasarkan reaksi:
SO42- + BaCl2 BaSO4 + 2Cl-
(putih)
Apabila menilik pada teori yang ada seharusnya empedu tidak
mengandung ion sulfat. Tetapi hasil percobaan yang positif sulfat dapat
menjadi tinjauan kembali adanya kemungkinan pereaksi yang
digunakan terkontaminasi atau rusak.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada percobaan ini dilakukan beberapa tes pada empedu, Adapun
kesimpulan dari praktikum ini adalah empedu bersifat basa, warnanya ada yang
hijau pekat, hijau kecoklatan dan hijau tua pekat dengan bau yang seperti
rumput dan amis serta konsistensi yang encer hingga pekat. pH empedu yang
normal berada pada kisaran 7,76 - 9 dengan berat jenisnya 1,020 dan 1,026.
Pigmen –pigmen empedu sebagian besar merupakan hasil katabolisme
hemoglobin yang berasal dari penghancuran sel – sel darah merah oleh sistem
retikuloendotelial dari hati, limpa dan sumsum tulang. Empedu positif
mengandung musin dan zat anorganik klorida dan sulfat. Serta positif
mengandung bilirubin dan mengandung biliverdin
5.2 Saran
Diharapkan kepada praktikan pada praktikum selanjutnya agar lebih
teliti lagi dalam melakukan setiap pengujian, agar hasil yang diperoleh sama
dengan hasil yang diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Wibowo, K. E. (2016). Faktor Resiko Batu Empedu di Rumah Sakit Umum Pusat
Sanglah, Denpasar.
Hall, John E. (2011). Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology Edisi 12
Video 1 ( https://youtu.be/4SEQlfy6uaU )
Video 2 ( https://www.youtube.com/watch?v=mxLnKUH-y0Y )
Video 3 ( https://youtu.be/-Ed8X9VY1OAid )