Anda di halaman 1dari 6

RESUME PRAKTIKUM

ANATOMI FISIOLOGI

Nama / kelompok : Elsa Meilani Shafitri (22120058)

Fatichah Meyliana Mutiara Rida (22120066)

Anggi Indri Wulandary (22120067)

Ester Adriana Fernandez (22120072)

Happyone Novita (22120074)

Fidhel Lefrando (22120075)

Grace monika (22120124)

Herlisa Anggraeni Puspitasari (22120127)

Alice Elsiana Djoru (22120128)

Kelas : A19.02/ shift 1

Topik : Fisiologi Digesti

Program Studi : Gizi Program Sarjana

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA

2022
 Bagaimana mekanisme pencernaan di rongga mulut sampai esofagus ?
Proses pencernaan dimulai dari mulut, yaitu ketika membuka mulut dan
memasukkan makanan. Mulut adalah organ pencernaan yang menjadi gerbang
masuknya makanan. Pada rongga mulut dilengkapi alat pencernaan dan kelenjar
pencernaan untuk membantu proses pencernaan makanan seperti gigi, lidah dan
kelenjar ludah.
Kemudian makanan sampai di esofagus setelah dari mulut. Esofagus merupakan
saluran yang menghubungkan antara rongga mulut dengan lambung. Pada ujung
saluran esofagus setelah mulut terdapat daerah yang disebut faring. Pada faring
terdapat klep, yaitu epiglottis yang mengatur makanan agar tidak masuk ke trakea
(tenggorokan). Karena jika makanan masuk ke tenggorokan maka kita akan tersedak.
Fungsi esofagus adalah menyalurkan makanan ke lambung. Agar makanan dapat
berjalan sepanjang esofagus, terdapat gerakan peristaltic sehingga makanan dapat
berjalan menuju lambung.
 Bagaimana mekanisme pencernaan di lambung?
Lambung adalah kelanjutan dari esofagus, berbentuk seperti kantung. Lambung
dapat menampung makanan 1 hingga 2 liter. Dinding lambung disusun oleh otot-otot
polos yang berfungsi menggerus makanan secara mekanik melalui kontraksi otot-otot
tersebut.
Pada lambung terjadi pula proses pencernaan secara kimiawi melalui enzim-enzim.
Ada enzim pepsin yang berfungsi mengubah protein menjadi asam amino, enzim
renin yang berfungsi mengubah protein menjadi kasein, dan juga HCl (asam klorida)
yang berfungsi memecah protein serta melawan virus dan bakteri yang masuk melalui
sistem pencernaan.
 Bagaimana mekanisme pencernaan di usus halus?
Usus halus atau intestinum merupakan organ tubuh yang memiliki ukuran sangat
panjang. Dalam keadaan hidup, usus meter berukuran kurang lebih dua meter,
sedangkan dalam keadaan mati, ukuran usus halus mencapai 6 meter. Usus halus
berfungsi sebagai tempat penyerapan sari makanan serta merupakan tempat proses
pencernaan yang paling lama. Sebagian besar sistem pencernaan manusia terjadi di
satu meter pertama usus halus.
1.duodenum
Dinamakan usus dua belas jari karena usus tersebut memiliki ukuran yang
panjangnya kurang lebih seperti 12 jari yang dijejerkan. Fungsinya adalah sebagai
muara bagi saluran empedu serta saluran pankreas.
Hati menghasilkan cairan empedu yang akan dialirkan oleh saluran empedu
menuju usus dua belas jari. Cairan empedu mengandung garam empedu yang
berfungsi mengemulsikan lemak agar mudah dicerna.
Ada beberapa enzim yang dihantarkan saluran pankreas menuju usus dua belas
jari, yaitu Enzim Amilopsin (amilase pankreas), Enzim Tripsinogen, dan Enzim
Steapsin (lipase pankreas). Enzim-enzim tersebut dapat mempercepat proses
pencernaan dalam tubuh. Dengan begitu, sari-sari makanan akan dapat diserap oleh
usus penyerapan.
2.Jejunum
Penyerapan juga terjadi di usus kosong, tetapi sebagian besar terjadi di usus
penyerapan. Enzim-enzim yang dihasilkan oleh usus kosong sama dengan enzim yang
dihasilkan oleh pankreas. Tidak hanya enzim-enzim pankreas, dinding usus halus juga
menghasilkan getah usus yang mengandung enzim yang bermacam-macam.
Enzim Enterokinase berfungsi mengaktifkan tripsinogen menjadi tripsin. Enzim
Maltase berfungsi mengubah maltosa menjadi glukosa. Enzim Laktase berfungsi
mengubah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa. Enzim Lipase berfungsi mengubah
lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Enzim Peptidase berfungsi mengubah
polipeptida menjadi asam amino.
3.Ileum
Sesuai namanya, penyerapan sari-sari makanan terjadi di usus penyerapan. Usus
ini memiliki permukaan yang berlipat-lipat yang disebut dengan jonjot atau vili.
Jonjot usus dapat memperluas daerah penyerapan. Dengan begitu, proses pencernaan
akan menjadi lebih efisien.
Jonjot usus mengandung banyak kapiler darah dan kapiler limfe. Sari-sari
makanan harus menembus sel dinding usus halus agar dapat mencapai darah.
Kemudian, sari-sari tersebut masuk ke kapiler darah dan kapiler limfe.
 Bagaimana mekanisme pencernaan di usus besar?
Usus besar atau kolon (colon) berhubungan dengan usus halus pada suatu
sambungan yang berbentuk seperti huruf T. Batas antara usus halus dengan usus besar
disebut usus buntu (sekum). Pada usus buntu terdapat usus tambahan yang disebut
umbai cacing (apendiks). Usus besar manusia memiliki Panjang kurang lebih 1 meter,
usus besar (colon) dapat dibedaken meniadi colon ascenden (naik), transversal
(mendatar), descenden (turun), di dalam usus besar tidak ada lagi penyerapan nutrisi
yang ada hanya penyerapan air dan elektrolit untuk memadatkan kimus yang masih
dalam bentuk cair.
Kimus dalam usus besar berupa bahan-bahan yang tidak dapat diserap di usu halus.
Di dalam usus besar terdapat bakteri Escherichia coli yang membantu membusukan
sisa-sisa makanan, bahkan bakteri tersebut dapat membantu menyusun vitamin dan
asam amino tertentu.Pada usus besar teriadi proses:
1. Pengaturan kadar air dari sisa makanan
2. Pembusukan sisa makanan dengan bantuan bakteri E. coli
3. Pembentukan vitamin K dengan bantuan bakteri E. coli
Setelah sisa makanan membusuk meniadi feses, kemudian masuk ke rektum.
Rektum sendiri merupakan kantung yang berfungsi menampung feses. Setelah penuh
terjadi perangsangan karena ekstensi (peregangan) dinding rektum sehingga timbul
keinginan untuk berak (defikasi), akhirnya feses akan keluar melalui anus (dubur).
 Bagaimana mekanisme pencernaan zat gizi karbohidrat?
Karbohidrat merupakan senyawa kimia yang tersusun atas unsur-unsur karbon.
Unsur penyusun karbohidrat adalah karbon (C), hydrogen (H), dan oksigen (O),
dengan rumus umum CnH2nOn.
Berdasarkan gugus gulanya karbohidrat dibedakan menjadi 3,yakni monosakarida,
disakarida, dan polisakarida. Monosakarida adalah karbohidrat yang tersusun dari satu
gugus gula, misalnya glukosa, fruktosa, galaktosa. Sementara itu, disakarida adalah
karbohidrat yang terdiri dari dua gugus gula, contohnya maltose, sukrosa, laktosa.
Selanjutnya, polisakarida, adalah karbohidrat yang terdiri atas lebih dari sepuluh
gugus gula, misalnya amilum, selulosa.
Proses pencernaan karbohidrat dilakukan dengan menyerap sari-sarinyya saat
berada di usus halus. Penyerapan ini dilakukan oleh dinding usus halus dalam bentuk
monosakarida. Setelah itu, monosakarida dibawa oleh alirah darah menuju hati dan
sel jaringan tertentu untuk menjalani proses metabolism lebih lanjut. Monosakarida
yang sampai di dalam hati akan mengalami proses sintesis yang menghasilkan
glikogen. Setelah itu, dioksidasi menjadi CO2 dan H2O atau dilepaskan agar dibawa
oleh aliran darah menuju bagian tubuh yang memerlukan. Karbohidrat berfungsi
untuk sumber kalori, bahan penyusun senyawa organic lain, dan mampu menjaga
keseimbangan asam dan basa.
 Bagaimana mekanisme pencernaan zat gizi protein?
Unsur penyusun protein adalah karbon (C), hydrogen (H), oksigen (O), nitrogen
(N) dan beberapa protein terdapat unsur sulfur (S) dan fosfor (P). Protein berfungsi
menghasilkan jaringan baru, mengganti protein yang hilang, sumber energi, dan
mengatur keseimbangan air. Komponen dasar dari protein adalah senyawa organic
sederhana yang disebut asam amino.
Proses pencernaan protein adalah mengubah protein menjadi asam amino. Asam
amino dapat dihasilkan melalui beberapa reaksi hidrolis dan enzim yang berkaitan.
Enzim yang bekerja pada hidrolisis protein yakni pepsin, tripsin, kemotripsin,
karboksi peptidase, dan amino peptidase.
Asam amino akan diabsorbsi melalui dinding usus halus sampai ke pembuluh
darah. Usai diabrobsi, masuk ke pembuluh darah, Sebagian besar asam amino akan
langsung digunakan oleh jaringan. Sebagian yang lain akan mengalami proses
pelepasan gugus amin (yang mengandung N) di hati.
Proses ini disebut dengan deaminasi protein, kelebihan protein akan dibuang dan
diubah menjadi sat lain karena protein tidak dapat disimpan dalam tubuh. Zat sisa urai
protein yang mengandung nitrogen dibuang melalui air seni. Zat sisa yang tidak
mempunyai kandungan nitrogen akan diubah menjadi karbohidrat dan lemak. Proses
oksidasi satu gram protein mampu menghasilkan energi empat kalori.
 Bagaimana mekanisme pencernaan zat gizi lemak?
Unsur pembentuk lemak antara lain: karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O).
Dikutip dari Sumber Belajar Kemdikbud, lemak tersusun dari gabungan gliserol dan
asam lemak. Satu unit gliserol yang bergabung dengan tiga buah asam lemak akan
membentuk satu unit trigliserida.
Lemak di dalam tubuh mengalami proses metabolisme. Kandungan lemak akan
mengalami proses hidrolis sehingga menghasilkan lemak dan gliserol dengan bantuan
enzim lipase. Seluruh proses ini berlangsung dalam saluran pencernaan. Asam lemak
akan terlebih dahulu bereaksi dengan garam empedu untuk membentuk senyawa
sebelum diserap oleh usus. Senyawa tersebut akan diserap oleh jonjot usus dan terurai
menjadi asam lemak dan garam empedu.
Setelah itu, asam lemak bereaksi dengan gliserol untuk membentuk lemak. Lemak
inilah yang dibawa oleh pembuluh getah bening usus menuju pembuluh getah bening
dada kiri kemudian ke pembuluh balik bawah selangka kiri. Lemak yang telah
terproses dikirim ke hati dengan berwujud lesitin. Lesitin akan dihidrolis menjadi
asam lemak dan gliserol. Setelah itu, gliserol diubah menjadi gula otot atau glikogen.
Lemak kemudian diubah menjadi asetil koenzim.

Anda mungkin juga menyukai