Anda di halaman 1dari 10

UNIT BELAJAR 2

SKENARIO : Genitalia dan Reproduksi Pria.


TIPE SKENARIO : An Explanation Problem
-----------------------------------------------------------------------------------
Skenario 2 :
Genitalia dan Reproduksi Pria.

Tugas :
1. Diskusikan anatomi - embriologi, fisiologi, dan histologi sistim genital dan reproduksi Pria.
2. Hormon yang berperan pada sistim genital dan reproduksi Pria.

I. Kata Sulit
II. Brainstorming & RM
1. Bagaimana embriologi dari genitalia pria?
1. Duktus Genitalis Pria
 Tubulus epigenitalis bersatu dengan koda rete testis membentuk eferen testis
 Dibawah duktus eferens terdapat duktus mesonefrikus yang menjadi duktus
epididymis
 Bagian dari duktus mesonefrikus yang mendapat lapisan otot disebut dengan
duktus deferens
 Regio setelahnya, yaitu setelah melewati vesikula seminalis, adalah duktus
ejakulatorius
 Secara genetic, sel germinativum membawa kompleks kromosom XY. Dibawah
pengaruh dari gen SRY di kromosom Y (mengode testis determining factor)
korda seks primitive terus berproliferasi membentuk testis
 Korda testis terdiri dari sel germinativum primitive dan sel susttentakular sertoli
 Sel interstisial Leydig berasal dari mesenkim gonadal ridge (menghasilkan
testosterone)

2. Genitalia Eksterna Pria


 Genital tubercle
Dalam pengaruh testosterone tumbuh menjadi:
o Glans penis
o Corpus spongiosum
o Uretra
o Lipatan genitalia yang memanjang membentuk corpus cavernosum
 Genital swelling
Membentuk skrotum dan raphe medial
2. Bagaimana anatomi genitalia pria?
1. Skrotum
Merupakan pembungkus testis berupa kulit. Lapisannya yaitu (dari luar ke dalam)
 Kulit
 Tunika Dartos
 Fascia spermatica eksterna
 Lamina Cremasterica
 Fascia spermatica interna
 Tunika vaginalis
 Tunika albuginea
2. Testis
Berfungsi menghasilkan sperma dan hormone testosterone. Sperma dihasilkan di tubulus
seminiferus, yang dimana disitu ada sel germinativum dan sel sertoli untuk
spermatogenesis.
Bagian-bagian testis:
 Lobulus testis
 Septal lobules
 Epidimis (caput, corpus, cauda)

Proses spermatogenesis: (memakan waktu 64 hari)


 Proliferasi mitotic
Spermatogonium (2n) > spermatogenia (2n) > spermatosit primer (ganda 2n)
 Meiosis
Spermatosit primer (n ganda) > spermatosit sekunder (n) > spernamtid (n)
 Remodelling
Terjadi pembentukkan kepala akrosom dan ekor yang dilakukan oleh sel sertoli.
Fungsi lain sel sertoli:
o Membentuk sawar darah testis agar bahan-bahan dalam darah tidak masuk
lumen tubulus
o Mmemberi makan sperma
o Fagositik sitoplasma hasil remodeling
o Menghasilkan binding protein untuk testosterone
o Tempat kerja dari testosterone dan FSH
 Spermiogenesis
Mengubah spermatid menjadi spermatozoa
3. Saluran sperma
 Tubulus rektus
Menghubungkan tubulus seminiferus dengan rete testis
 Rete testis
Jaringan saluran yang beranastomosis
 Duktus eferens
Lanjutan dari rete testis, diselingi epitel sel kuboid tak bersilia
 Duktus epididymis
Saluran tunggal berkelok, dikelilingi oleh jaringan ikat dan pembuluh darah
 Duktus deferens
Saluran berdinding otot tebal Long-Sir-Long. Lumen sempitm mukosanya
membentuk lipatan panjang dan sebagian dilapisi epitel bertingkat silindris.
Fungsinya untuk ketika ejakulasi, kontraksi akan kuat.
 Duktus ejakulatorius
Pars yang masuk ke dalam prostat
Fasiculus Spermaticus merupakan sturktur yang terdiri dari:
 Duktus deferens
 Plexus pampiniformis
 A. Spermatica interna
 Pembuluh limfe
 Rami genitalia nervus genitofemoralis
4. Kelenjar tambahan
Terdapat 2, yaitu:
 Vesikula Seminalis
Terdiri dari epitel bertingkat silindris. Fungsinya menghasilkan secret fruktosa,
sitrat, inositol, prostaglandin. Tinggi sel epitel bergantung kepada testosteron
 Kelenjar Prostat
 Kelenjar Burbouretra
Berfungsi sebagai pelumas
5. Penis
Komponen utama penis yaitu 3 masa silindris (2 corpus cavernosum, 1 corpus
spongiosum) dan uretra. Nutrisi diberikan melalui arteri profunda. Penis dapat mengalami
ereksi yang diakibatkan oleh vasodilatasi arteriol penis yang diinduksi oleh system
parasimpatis. Ejakulasi adalah penyemprotan kuat dan espulsif semen kedalam uretra dan
keluar dari penis. Yng memberi nutrisi bagi sperma yaitu vesikula seminalis. 6 fase
ejakulasi:
 Emisi : pengosongan sperma dan sekresi kelenjar seks tambahan
 Ekspulsi : Penyemprotan semen dari penis
 Eksitasi : Ereksi disertai vasokongesti testi
 Datar : Denyut jantung meningkat
 Orgasme : Kenikmatan seksual
 Resolusi : Keadaan kembali seperti sebelum terangsang

3. Bagaimana Histologi genitalia pria?


 Testis
Tiap testis dikelilingi oleh simpai tebal jaringan ikat kolagen, yaitu tunica albuginea.
Tunica albuginea menebal pd permukaan post testis dan membentuk mediastinum testis,
tempat septa fibrosa mempenetrasi organ tersebut dan membagi kelenjar menjadi sekitar
250 kompartemen pyramid atau lobulus testis. Setiap lobulus dihuni satu sampai empat
tubulus seminiferous yg dikelilingi jaringan ikat longgar interstisial yg banyak
mengandung pembuluh darah dan limfe, saraf, dan sel interstisial (sel Leydig) endokrin
yg menyekresi testosteron. Testis terbagi menjadi tubulus seminiferous, sel sertoli, dan
Jaringan interstisial.
1. Tubulus seminiferus
Setiap tubulus ini merupakan suau gelung berkelok yang dihubungkan oleh suatu segmen
pendek dan sempit, yaitu tubulus rektus dengan rete testis, yakni suatu labirin saluran
berlapis-epitel yang tertanam di mediastinum testis. Setiap tubulus seminiferous dilapisi
oleh suatu epitel berlapis khusus dan kompleks yg disebut epitel germinal atau epitel
seminiferus. Membrane basal epitel ini dilapisi oleh jaringan ikat fibrosa, dengan suatu
lapisan terdalammengandung sel mioid gepeng dan menyerupai otot polos yg
memungkinkan kontraksi lemah tubulus. Epitel tubulus seminiferus trdiri atas 2 jenis sel :
sel penyokong atau sustenkular (sel sertoli) dan sel proliferative.
2. Sel sertoli
Sel ini merupakan sel pyramid atau kolumnar yg sebagian membungkus sel dari garis
keturunan spermatogenik dan berfungsi sebagai sel penunjang atau sel perawat. Sel sertoli
mengandung banyak RE halus, sejumlah RE kasar, kompleks golgi yg berkembang baik,
dan sejumlah besar mitokondria dan lisosom. Inti yg memanjang, yg sering berbentuk
segitiga memiliki banyak lipatan dan sebuah anak inti yg mencolok, sering
memperlihatkan sedikit heterokromatin. Fungsi sel sertoli dalam epitel seminiferus :
a. Penunjang, perlindungan, dan nutrisi spermatozoza yg sedang berkembang
b. Sekresi endokrin dan eksokrin
c. Fagositosis  kelebihan sitoplasma yg terlepas sebagai bahan residu difagositosis dan
dicerna oleh lisosom sel sertoli
3. Jaringan interstisial/ sel leydig tmpt produksi androgen
Ruang diantara tbulus seminiferus terisi oleh jaringan ikat yg mengandung sel mast,
makrofag, saraf, pembuluh darah dan limfe, termasuk kapiler bertingkap. Sel interstisial
atau sel leydis menjadi jelas sebagai sel bulat atau polygonal dengan inti di pusat dan
sitoplasma eosinofilik dengan banyak tetes lipid halus.
 Duktus Intratesticularis
Tdd tubulus recti, rete testis, dan ductuli efferentes. Duktus trsbt membawa spermatozoza
dan cairan dari tubulus seminiferus ke ductus epididymidis. Ductuli efferentes dilapisi
epitel khas dgn klpk sel kuboid bersilia yg diselingi sel bersilia yg lebih tinggi. Ductuli
efferentes bermuara ke dalam ductus epidydimidis
 Duktus Genital Ekskretorik
Tdd ductus epididymidis, ductus deferens (vas deferens) dan uretra. Saluran tersebut
mengangkut sperma dari epididymis ke penis selama ejakulasi
 Kelenjar Tambahan
Tdd vesicula seminalis, kelenjar prostat, dan kelenjar bulbouretra. Kelenjar tambahan
saluran reproduksi pria menghasilkan secret yg ditambahkan ke dalamsperma selama
ejakulasi unutk menghasilkan semen dan penting untuk reproduksi. Prostat mempunyai
tiga zona sesuai dengan lapisan kelenjar: zona transisi, zona sentral, zona perifer
 Penis
Tdd tiga massa silindris dari jaringan erektil dan urethra penis yg terbungkus kulit.
a. dua di antara silinder ini adalah corpora cavernosa terletak di dorsal dan corpus
spongiosum terletak diuretra dan mengelilingi urethra. Corpus spongiosum urethra
akan melebar di bagian ujung membentuk glans penis.
b. Urethra penis dilapisi oleh epitel bertingkat silindris. Pd glans, epitel menjadi berlapis
gepeng dan bersambung dengan epitel epidermis tipis yg melapisi glans.
c. Corpora cavernosa dan corpus spongiosum terdiri atas jaringan erektil, yg
mengandung sejumlah besar ruang kavernosa bervena yg dilapisi sel endotel dan
dipisahkan oleh trabekula yg terdiri atas serat jaringan ikat dan sel otot polos.
4. Bagaimana faal genitalia pria?
1. Testis dan hormone testis
a. Aksis hipotalamus-hipofisis
Diawali oleh sekresi gonadotropin releasing hormone (GnRH) dari hipotalamus.
GnRH akan merangsang sel gonadotrop di hipofisis anterior untuk mensekresi LH
dan FSH. LH dan FSH akan mengikuti aliran darah utk menuju organ arget yaitu
testis dan sel leydig akan menghasilkan testosterone. Hormon testosterone akan
menghambat LH, dan akan menghambat sekresi GnRH oleh hipotalamus. Apabila
testosterone menurun, maka hipothakamus akan meningkatkan sekresi GnRH dan
menyebabkan sekresi LH dan FSH meningkat, yg akan diikuti oleh peningkatan
testosterone dan estrogen oleh testis.
Fungsi hormone testosterone :
A. Menyebabkan janggut dan pertumbuhan rambut
B. Mendorong oertumbuhan kelenjar prostat
C. Berkontribusi pada seksualitas pria
D. Menyebabkan pertumbuhan tulang dan otot
E. Merangsang sel di testis untuk menghasilkan sperma

2. Pubertas pada pria


a. Tanda pertama pubertas normal tjd peningkatan uk testis
b. Pertumbuhan rambut pubis yg disebabkan oleh androgen adrenal dan testis.
Adanya spermatozoa pd spesiumen kemih pagi hari.
Tahap perkembangan :
1. Tahap perkembangan 1 : testis, skrotum, penis memiliki ukuran dan proporsi yg
hamper sama pd awal masa anak, rambut pubis tidak ada
2. Tahap perkembangan 2 : skrtum dan testis membesar, pertumbuhan rambut pubis
terutama pd pangkal penis
3. Tahap perkembangan 3 : pertumbuhan penis mula2 panajangnya tetapi sedikit
pertambahan caliber. Rambut pubis lebih gelap, kasar dan keriting
4. Tahap perkembangan 4 : pembesaran panjang dan caliber lebih lanjut serta
perkembangan glans penis. Testis dan skrotum semakin membesar, kulit skrotum
makin gelap
5. Tahap perkembangan 5 : genitalis dewasa menuur ukuran dan bentuknya. Tidak
terjadi pembesaran lebih lanjut setelah mencapai tahap ini.

3. Spermatogenesis

Anda mungkin juga menyukai