Anda di halaman 1dari 97

1

ANATOMI SISTEM REPRODUKSI LAKI-LAKI

A. Rerproduksi Eksternal • Skrotum adalah kantong longgar yang tersusun dari kulit, fasia, dan otot polos
yang membungkus dan menopang testis dari luar tubuh pada suhu optimum

Skrotum

untuk memproduksi spermatozoa (sloane, 2003)


• Berfungsi melindungi dan menyangga testis dan sperma dengan
mempertahankan suhu yang lebih rendah dari suhu tubuh normal (sehingga
memungkinkan spermatogenesis) (Reeder, Martin, & Griffin, 2011).
• Skrotum dibagi menjadi dua kantung oleh septum. Septum disusun oleh
lapisan subkutan dan jaringan otot yang disebut otot dartos yang terdiri dari
bundel serat otot polos (Tortora & derrickson, 2014).
• Otot kremaster merupakan serangkaian pita kecil otot rangka yang turun
sebagai perpanjangan otot oblique abdominalis internal melalui korda
spermatika mengelilingi testis
• Otot kremaster dapat menggantungkan dan mengangkat testis menurut
kemauan dan refleks ejakulasi (Syaifuddin, 2016)
• Ketika suhu dingin, otot-otot kremaster berkontraksi menggerakkan testis
lebih dekat ke tubuh, dimana testis dapat menyerap panas tubuh. Sedangkan
kontraksi otot dartos menyebabkan skortum menjadi ketat/keriput yang
mengurangi kehilangan panas. Kemudian pada suhu panas, otot kremaster
menggerakkan testis menjauh dari tubuh dan otot dartos menjadi longgar
(Tortora & Derrickson, 2014).

2
Penis
• Berfungsi sebagai organ tempat keluar urin dan semen serta sebagai organ
kopulasi
• Dipersyarafi saraf pudensus
• Mengandung uretra, jalur ejakulasi semen dan ekskresi urin. Bagian penis:
• Body
• Tersusun atas 3 cylindrical masses of tissue yang masing – masing
dikelilingi oleh tunica albuginea. Terdiri dari :
• 2 Corpora cavernosa penis menerima suplai darah dari cabang arteri
dorsalis penis. Ruang kavernosa biasanya kosong. Pengisisan darah ke
ruang kavernosa menyebabkan penis menjadi membengkak dan
terdistensi (ereksi). Aliran darah tersebut, yang dikontrol oleh sistem
saraf otonom (serat vasodilator), bervariasi sesuai dengan gairah
seksual. Ketika penis distimulasi secara intens, impuls dari sistem saraf
otonom memicu denyut pelepasan semen di sepanjang uretra
(ejakulasi) (Reeder, Martin, & Griffin, 2011).
• Corpus spongiosum penis yang membungkus uretra
• 2. Gland penis
• Bagian atas disebut dengan corona
• Lapisan yang melapisi gland penis disebut dengan kulup/prepuce
• Kelenjar preputial pada lapisan terdalam dari prepuce berfungsi untuk
mensekresikan smegma. Tetapi, smegma sangat baik bagi pertumbuhan
bakteri sehingga dapat menyebabkan terjadinya infeksi jika bagian
tersebut tidak dibersihkan dengan baik (Martini, 2012).
• 3. Root
• Bulb of the penis
• Crura of the penis Glands penis
• Ligamen yang mendukung penis :
• Fundiform ligament : berasal dari bagian inferior linea alba
• Suspensory ligaments of the penis: berasal dari simfisis pubis

3
Testis
B. Rerproduksi Internal • Testis merupakan bagian dalam organ reproduksi yang berisi
lobulus-lobulus yang terdiri atas tubulus seminiferus, sel-sel
sertoli, dan sel-sel leydig.
• Memiliki fungsi: Memproduksi sperma, Mensintesis testosteron
(hormon seks pria primer)
• Fungsi testis bergantung pada kerja sama antara otak, hipotalamus,
dan kelenjar hipofisis, dan berada dibawah pengawasan hormon
gonadotropik dari kelenjar pituitari bagian anterior yakni FSH dan
LH (Reeder, Martin, & Griffin, 2011; Syaifuddin, 2016).
• Setiap testis dikelilingi oleh simpai tebal jaringan ikat kolagen
yaitu tunika albunigea yang membagi kelenjar menjadi 250
kompartemen piramid atau lobulus testis (Mescher, 2011)
• Setiap lobulus dihuni oleh satu sampai empat tubulus seminiferus.
• Tubulus seminiferus menjadi tempat terjadinya spermatogenesis
yang menghasilkan sel produksi pria yaitu spermatozoa.
• Tubulus seminiferus mengandung sel sertoli. Sel sertoli memiliki
peran sebagai pemberi nutrient bagi sel-sel sperma, sebagai tempat
untuk control spermatogenesis, menghasilkan hormone inhibin
yang bekerja secara umpan balik negatif dan berperan dalam
mengatur sekresi FSH.
• Testis mempunyai fungsi eksokrin dalam spermatogenesis dan
fungsi endokrin untuk menyekresi hormon seks yang
mengendalikan perkembangan dan fungsi seksual.

4
 Uretra Sistem Duktus
Uretra merupakan saluran kemih dan ejakulasi pada
pria. Uretra berfungsi sebagai saluran umum untuk sperma dan
urin, meskipun pengeluaran urin tidak bersamaan dengan
ejakulasi karena diatur oleh kegiatan konntraksi prostat
(Silverthorn, 2013; Syaifuddin, 2016). Uretra merentang dari
kandung kemih hingga ujung penis. Uretra terdiri dari tiga
bagian (Sloane, 2003) :

1) Uretra prostatik, merentang mulai dari bagian dasar


kandung kemih, menembus prostat dan menerima
sekresi kelenjar tersebut
2) Uretra membranosa, memiliki panjang 1 cm sampai 2
cm. Bagian ini dikelilingi oleh sfingter uretra eksternal
3) Uretra penis (kavernous berspons), uretra dikelilingi
oleh jaringan erektil berspon (korpus spongiosum).
Bagian ini membersar ke dalam fosa navicularis
sebelum berakhir pada mulut uretra eksternal dalam
glans penis.

5
Dari testis, terdapat duktus untuk transportasi dan Sperma yang keluar dari testis langsung masuk
penyimpanan sperma pada saluran reproduksi pria, yang terdiri ke saluran epididimis dan terjadi proses pematangan,
atas (Reeder, Martin, & Griffin, 2011): proses ini berlangsung selama 14 hari. (Tortora &
a) Epididimis, duktus yang panjangnya sekitar 6m Derrickson, 2012). Setelah proses pematangan di
berdekatan dengan testis dan merupakan tempat sperma epididimis, sel sperma yang sudah matur akan
dapat melangsungkan hidupnya untuk waktu yang disimpan sementara dan ketika terjadi gairah seksual,
lama. Epididimis terbagi menjadi bagian kepala (kaput) otot halus di sekitar epididimis akan berkontraksi dan
untuk mendapat sperma dari testis, badan dan ekor terjadilah gaya peristaltik sehingga mendorong
(kauda) yang menjadi tempat utama penyimpanan sujumlah sel keluar menuju vas deferens yang
sperma. Selain itu epididimis memiliki jaringan epitel merupakan kelanjutan dari epididimis (Tortora &
silidris berlapis semu. Jaringan epitel tersebut Derrickson, 2012).
memiliki stereocilia yang memperluas area absorbs b) Vas deferens, yang juga dikenal sebagai duktus
dan sekresi sperma. Fungsi dari epididimis yaitu deferens, merupakan saluran transportasi yang dilewati
sebagai rute keluarnya sperma dari testis, sebagai spermatozoa setelah lepas dari epididimis. Duktus
tempat pematangan sperma dan bergerak menuju vas deferens memiliki panjang sekitar 45 cm yang
deferens. Selain itu epidimis jug aberfungsi sebagai melewati samping dan bawah bagian posterior kandung
mengatur komposisi cairan yang diproduksi oleh kemih (Tortora & Derrickson, 2012) berlanjut hingga
tubulus seminiferous, Pusat daur ulang spermatozoa ke saluran ejakulasi (Scanlon & Sanders, 2007).
yang rusak, serta menyimpan, melindungi, dan Duktus vas deferens memiliki dinding otot halus yang
mematangkan sperma. tebal dan jaringan epitel silindris bersilia berlapis semu.
Duktus deferens memiliki kekuatan kontraktil untuk

6
mendorong

7
spermatozoa ke atas menuju duktus ejakulatorius dan fungsi tersebut. Setiap struktur aksesoris ini dijelaskan secara
melewati uretra ke dasar penis. singkat (Reeder, Martin, & Griffin, 2011):
c) Duktus Ejakulatori a) Vesikula seminalis adalah struktur berbentuk kantung
Duktus ejakulatori merupakan saluran yang menembus kecil yang terletak di belakang kandung kemih dan di
dinding otot kelenjar prostat dan bermuara di uretra depan rectum pada dasar prostat. Vesikula seminalis
(Martini, Nath, & Bartholomew, 2012). Duktus menghasilkan prostaglandin dan sekresi kental kaya
ejakulatori berfungsi sebagai jalan keluar sperma yang fruktosa yang bercampur dengan sperma di duktus
diteruskan dari vas deferens hingga ke uretra. ejakulatorius selama ejakulasi dan membantu
pergerakan sperma. Fungsinya yaitu memekatkan dan
menyimpan sperma, menghasilkan fruktosa untuk
memberi makan sperma yang diejakulasi,
Struktur Aksesori mengeluarkan prostaglandin untuk merangsang
kontraksi otot polos di saluran reproduksi, membantu
sel sperma bergerak (Sherwood, 2012).. Selain itu
Struktur aksesori, yang terdiri atas vesikula seminalis,
vesikula seminalis dapat mensekresikan semen (alkali)
kelenjar prostat, dan kelenjar bulbouretra, membantu ejakulasi
yang merupakan 60% bagian semen untuk menetralkan
dan pengiriman sperma dengan aman ke tempat fertilisasi.
cairan asam pada vagina dan berkontribusi dalam
Sekresi dari semua struktur tersebut memfasilitasi transportasi
mobilitas sperma. Kemudian juga dapat mensekresikan
spermatozoa di sepanjang uretra selama proses ejakulasi dan
enzim protease untuk melarutkan mucus pada vagina
memberikan tempat sementara untuk keberlangsungan hidup
dan
spermatozoa. Testosteron sangat penting dalam melaksanakan

8
mensekresikan enzim fibrinolisin untuk mencairkan
semen
b) Kelenjar prostat mengelilingi dasar uretra dan duktus
ejakulatorius dan terletak pada rectum. Kelenjar prostat
terdiri atas dua lobus lateral dengan ukuran yang sama
dan sebuah lobus tengah yang jauh lebih kecil. Duktus
ejakulatorius melewati kelenjar antara lobus tengah dan
lateral, dan uretra terletak melintangi kelenjar prostat
ini. Cairan basa yang disekresi oleh kelenjar prostat
melindungi sperma dari lingkungan asam di vagina dan
uretra.
c) Kelenjar bulbouretra atau kelenjar Cowper adalah
dua kelenjar berbentuk kacang polong yang terletak di
dasar prostat dan di sisi lain dari uretra membranosa.
Ketika terjadi stimulasi seksual, kelenjar menghasilkan
mukus kental yang menjadi bagian dari semen dan
melumasi uretra penis sebagai persiapan untuk
hubungan seksual. Sekresi ini juga membantu
menetralisasikan kadar pH lingkungan (Reeder, Martin,
& Griffin, 2011).

9
ANATOMI SISTEM REPRODUKSI WANITA

C. Rerproduksi Internal

Vagina
• Organ yang berfungsi untuk jalan masuk penis, jalan keluar darah
menstruasi, jalan keluar bayi saat persalinan
• Tersusun atas rugae, lipatan-lipatan yang meregang selama proses
persalinan
Cervix
• Kanal/saluran leher rahim yang dilapisi kelennjar yang menghasilkan
lendir
• Berfungsi untuk jalur keluar bayi saat persalinan sebelum melewati vagina
Uterus
• Dinding yang meiliki tiga lapisan yang berfungsi sebagai tempat terjadinya
menstruasi, implantasi dan perkembangan janin selama masa kehamilan
Tuba Fallopi

• Berfungsi memberikan lingkungan yang hangatdan kaya akan nutrisi pada


proses perjalanan telur menuju rahim
Ovarium
Martini, Nath & Bartholomew,
(2012) • Berfungsi memproduksi sel gamet wanita, sekresi hormone seks wanita
yaitu estrogen dan progesteron

1
Anatomi Vagina Anatomi Tuba Fallopi

Saluran vagina dilapisi dengan selaput lendir yang Tersusun dari tiga lapisan, yaitu mukosa, muskularis,
membentang dari bagian luar tubuh hingga serviks. Tonjolan dan serosa. Mukosa terdiri dari epitel dan lamina propria
pada vagina disebut fornix (Martini, Nath, & Bartholomew, yang membantu dalam memindahkan ovum yang telah
2012). Pada vagina juga terdapat adventitia, yaitu lapisan dibuahi menuju rahim. Muskularis, kontraksi peristaltik
dangkal yang terdiri dari jaringan ikat alveolar. Selaput dara muskularis dan silia mukosa akan membantu perpindahan sel
pada vagina merupakan sebuah lapisan tipis membran mukosa telur ke rahim. Lapisan terluar dari saluran telur adalah
vaskularis (Tortora & Derickson, 2012). serosa (Tortora & Derickson, 2012).

1
Anatomi Ovarium Anatomi Vagina

Jaringan bagian dalam ovarium terbagi menjadi korteks Uterus terdiri atas 3 (tiga) lapisan fungsional yaitu
superficial serta medula yang mengandung saraf dan parametrium (lapisan peritoneal dan fasial pada uterus),
pembuluh darah, gamet sendiri diproduksi di korteks (Martini, miometrium (lapisan otot polos luar) dan endometrium
Nath, & Bartholomew, 2012; Silverthorn, 2010). Pada korteks (lapisan dalam yang mengandung banyak pembuluh darah dan
terdapat banyak folikel yang masing-masingnya mengandung kelenjar yang melapisi permukaan uterus) (Black & Hawks,
oosit. permukaan setiap ovarium terdiri dari lapisan sel epitel 2009). Lapisan tersebut berperan penting terhadap
kolumnar yang melapisi lapisan jaringan ikat padat yang pertumbuhan ovum yang sudah dibuahi dan akan mengalami
disebut tunika albuginea. siklus di sepanjang waktunya.

1
B. Rerproduksi Eksternal
Vulva

Labia Mayora

• Terbentang dari posterior hingga ke mons pubis dengan bagian lemak yang
menonjol
• Bertugas untuk menutup dan menjaga organ reproduksi eksternal lainnya
Labia Minora

• Merupakan dua lipatan kecil kulit yang berada dalam labia mayora.
• Terdiri dari jaringan ikat padat yang disuplai dengan pembuluh darah yang
memberikan warna kemerahan
• Pada bagian posterior, labia minora bersatu dengan labia mayora, sementara
pada bagian anterior membentuk kulup kecil untuk klitoris
Klitoris
• Klitoris merupakan bagian kecil yang terletak antara akhir anterior vulva
dengan labia minora dengan panjang 2 cm dan berdiameter 0,5 cm
• Terdiri dari jaringan erektil yang disebut corpora cavernosa
• Bagian akar klitoris akan membentuk crura yang melekat pada bagian
lengkungan pubis yang pada bagian anteriornya terdapat saraf sensorik

Vestibule
Martini, Nath & Bartholomew, (2012)
• Bagian depan atau vestibule, pada celah antara labia minora, terdapat lubang
uretra dan vagina

1
ANATOMI OVUM DAN SPERMATOZOA

A. Anatomi Ovum  Sitoplasma


Mengandung sedikit yolk, dan nukleus yang
didalamnya terdapat nukleolus DNA yang
mengandung protein, ribosom, tRNA, mRNA untuk
menciptakan kode genetik baru (Tortora &
Derrickson, 2012).
Organ pelindung ovum: membran vitellin, zona
pellusida dan korona radiata
 Membran vitellin
(Tortora & Derrickson, 2012) Lapisan transparan di bagian dalam ovum yang

 Ovum berisi DNA dengan jumlah 23 kromosom berfungsi dari membran vitellin yaitu untuk mengontrol

haploid dan ukuran diameter ovum sekitar 0,2 mm. apa yang masuk dan keluar dari sel.

Ovum mengandung folikel deGraaf yang terdiri dari  Zona pellusida


rongga berisi cairan yang dilapisi oleh selapis sel yang Lapisan pelindung ovum yang tebal dan terletak di
disebut dengan membran granulosa. Ovum ini bagian tengah. Zona pellusida terlibat dalam
dikeluarkan dari satu ovarium atau ovarium lain pada pengikatan sperma selama pembuahan dan mencegah
setiap siklus menstruasi (Guyton & Hall, 2006). adanya lebih dari satu sperma yang masuk ke dalam
ovum. Lapisan glikoprotein yang secara bertahap
memisahkan oosit primer dengan sel-sel granulosa.

1
 Korona radiata Spermatogonia bermitosis hingga menjadi 2 sel,
Sel-sel granulosa yang melekat pada sisi luar oosit dan
satu sel akan berubah menjadi spermatogonium dan
merupakan pelindungan ovum yang paling tebal dan
sel yang lain akan berdiferensiasi menjadi spermatosit
seperti pembungkus gelembung untuk melindungi
primer. Spermatosit berkembang di tepi luar tubula
ovum saat berjalan menuju tuba fallopi.
(Silverthorn, 2010). Spermatogonia dan spermatosit
primer sama-sama mengandung 46 kromosom, yang
B. Anatomi Sperma terdiri dari 44 autosom dan 2 kromosom seks yaitu X
dan Y (Ward & Hisley, 2009).
 Spermatosit primer bermeiosis menjadi spermatosit
sekunder, tidak ada kromosom baru yang terbentuk
tapi spermatosit terbagi 2 menjadi spermatosit
sekunder. Masing-masing spermatosit sekunder
mengandung setengah autosom yaitu 22, dan satu
spermatosit sekunder mengandung kromosom X dan
kromosom Y. Tiap spermatosit sekunder kemudian
menjadi spermatid.
 Spermatid menjadi mengalami beberapa perubahan
struktur hingga membentuk kepala, leher, dan ekor.
(Guyton & Hall, 2006; Silverthorn, 2010)
Spermatozoa kemudian memasuki cairan di lumen
 Sperma dibuat di tubula seminiferus yang memiliki 2
(Ward & Hisley, 2009).
tipe sel, yaitu spermatogonia dan sel sertoli.

14
 Struktur sperma terbagi menjadi kepala, leher dan ekor. oleh gerakan ritmis longitudinal antara tubula anterior
Kepala sperma mengandung nukleus yang dan posterior aksonem. Energi dari gerakan ini berasal
menyimpan informasi genetik dan 2/3 anterior kepala dari pembuatan ATP yang disintesis oleh mitokondria
dilapisi oleh lapisan tebal dan disebut akrosom berisi di bagian leher (Sherwood, 2010).
enzim-enzim untuk penetrasi ovum. Akrosom memiliki
sejumlah enzim hyaluronidase yang berfungsi untuk
menembus lapisa korona radiata pada sel telur, dan
enzim akrosin yang berfungsi untuk menembus zona
pelusida. Lapisan tebal akrosom merupakan modifikasi
lisosom yang dibentuk oleh retikulum endoplasma atau
badan golgi. Bagian tengah atau collar berisi
mitokondria yang berfungsi untuk menghasilkan
energi sehingga cukup kuat untuk bergerak hingga ke
sel telur (Guyton & Hall, 2006; Rizzo, 2010)
 Ekor sperma disebut flagellum, memiliki 3 bagian
utama (1) rangka utama yang terbuat dari 11
mikrotubula yang disebut aksonem, membran tipis
yang menyelimuti aksonem, dan kumpulan
mitokondria yang mengelilingi aksonem di bagian
proksimal ekor (disebut tubuh ekor). Gerakan maju dan
mundur ekor dihasilkan

1
SIKLUS OVARIUM

Siklus ovarium dimulai saat folikel membengkak 1. Fase folikuler


dan mulai terjadi proses pematangan. Folikel yang matang a. Tahap ke-1
pada tahap ini disebut sebagai folikel graafian. Ovarium ini
Folikel primer berisi oosit yang
terus meningkatkkan folikel setiap bulannya, namun hanya mulai berkembang
satu
folikel yang matang untuk mencapai tahap ovulasi. Siklus
ovarium terbagi menjadi tiga fase besar yaitu fase folikular, Dirangsang oleh hormon gonadotropin yang
terdiri dari FSH dan LH
ovulasi, dan fase luteal (Pillitteri, 2010). Fase folikular terjadi
Folikel yang tidak mendapatkan bantuan hormon
sebelum ovulasi, dan merupakan proses perkembangan folikel. akan mengalami atresia
Fase luteal terjadi setelah ovulasi dan merupakan proses
aktifitas corpus luteum. Disekresikan oleh hipofisis anterior

b. Tahap ke-2 dan 3

Sel yang disekeliling oosit primer


mengalami perubahan yaitu sel granulosa dan sel jaringan

Sel yang disekeliling oosit primer


mengalami perubahan yaitu sel granulosa dan sel jaringan

1
c. Tahap ke-4 dan 5 e. Tahap ke-7

Selama perkembangan folikel primer terbentuk


rongga yang berisi cairan dibagian tengah sel granulosa yang disebut dengan
Fase antrum
ovulasi
Folikel yang matang menonjol
kepermukaan ovarium

Selanjutnya terjadi pelepasan


Pembesaran sel folikel primer menjadi foliker enzim dari folikel untuk mencerna jaringan ikat di dindin
sekunder yang mampu mengeluarkan esrogen

d. Tahap ke-6

Antrum mengisi atau menempati sebagian besar ruang Selama ovulasi, serviks
Fase ovulasi, terjadi folikel yang memproduksi lendir yang tipis, jernih, elastis, s
matang menjadi pecah dan sebagai respon terhadap peningkatan LH, serta melepaskan folike

Oosit primer yang dikelilingi zona pelusida bergeser ke satu sisi folikel yang

Terjadi pada hari ke 14 dalam siklus


Umur ovum hanya sekitar 24 jam.
28 hari, dan berlangsung sekitar 10 sampai 12 jam setelah puncak LH dan 24 sampai 36 jam s
Hal tersebut ika tidak bertemu sperma dalam p

Membentuk gundukan kecil dalam antrum

1
2. Fase Luteal

Sel granulosa dan sel teka yang Siklus Ovarium


tertinggal mengalami kolaps kedalam ruang antrum yang telah terisi sebagian oleh bekuan darah.

Sel folikel ini berubah menjadi sel


luteal yang kemudian membesar dan menjadi jaringan aktif penghasil hormone steroid.

Selanjutnya membentuk korpusluteum


yang berisi simpanan kolesterol yang disebut dengan proses luteinisasi.

Tahap selanjutnya, korpus luteum


mengalami vaskularisasi pembuluh darah dari daerah teka ke daerah granulosa

Tahap terakhir, apabila ovum tidak


dibuahi dan tidak terjadi implantasi di uterus, maka korpus luteum mengalami degenerasi dalam waktu 14 hari sejak pembentukannya.

1
SIKLUS ENDOMETRIUM

Endometrium merupakan satu dari dua lapisan uterus, dua lapisan Siklus mentruasi rata-rata terjadi sekitar 28 hari tergantung dari
tersebut yaitu myometrium dan endometrium (Sherwood, 2010). masing-masing individu. Siklus ini muncul apabila pembuahan
Myometrium merupakan lapisan luar yang terdiri dari otot polos, ovum tidak terjadi, sehingga dinding endometrium yang telah siap
sedangkan endometrium merupakan lapisan dalam yang terdiri atas untuk pertumbuhan embrio akan meluruh. Hal ini sekaligus menjadi
pembuluh darah dan kelenjar. Siklus endometrium berbicara sinyal untuk memulai siklus ovarium berikutnya (Sherwood, 2010).
mengenai perkembangan yang terjadi pada uterus akibat adanya 1. Fase Proliferatif
perubahan hormon dalam siklus ovarium. Dimulai saat fase menstruasi  berakhir sampai fase ovulasi
(hari ke-5 s/d ke-13)

Siklus ovarium dan siklus endometrium saling berkaitan. Fase


menstruasi dan fase proliferatif beriringan dengan fase folikel.
Sedangkan fase sekretori berjalan bersama dengan fase luteal.

1
2. Fase Sekretori
12 hari tidak Endometrium
Dimulai saat fase ovlasi  berakhir sampai fase sebelum Pembuluh
terjadi fertilisasi berwarna pucat
menstruasi (hari ke 14-26) darah ruptur

Korpus luteum
Menstruasi
akan berdegenerasi Progesteron ↓
dimulai

Vasokonstriksi
Estrogen ↓
arteri uterus

4. Fase Menstruasi
Meluruhnya dinding endometrium, hal yang terjadi :
 Kontraksi uterus untuk melepaskan prostaglandin
3. Fase Iskemik sering mengakibatkan dismenore.
Fase yang dimulai dari akhir fase sekretori  sampai awal  Jumlah darah yang keluar saat siklus menstruasi
menstruasi (sekitar hari ke-27 sampai hari ke-28). terjadi ialah kisaran antara 30-80 mL

2
korpus luteum dinding
perdarahan dari
akan berdegenerasi endometrium akan meluruh
ronga uterus

jaringan ikat akan


menjadi korpus uterus melepaskan
dengan cepat terisi kembali
albikans prostaglandin

turunnya level
suplai vaskular
estrogen dan progesteron
akan berhenti

2
PROSES FERTILISASI

Fertilisasi merupakan proses penyatuan gamet pria dan wanita yang Lapisan pelindung lepas dari kepala sperma atau akrosom
PROSES KAPASITASI:
terjadi di tuba fallopi (Karlina, dkk, 2015). Sperma yang masuk ke
dalam lubang vagina melakukan :

Kapasitasi

enzim enzim hialurodinase,Terbentuk


proteolitik lubang
keluar kecil di akrosom
• Saluran reproduksi wanita melakukan penyesuaian karena
pelepasan selubung glikoprotein dan protein-protein di dalam
plasma semen
• Plasma tersebut membungkus akrosom selama kurang lebih 7
jam pada tubuh manusia bergender laki-laki.
Memecah asam hialuronat -> sel penyusun corona radiata.
Reaksi Akrosom Penetrasi sel korona dan zona pelucida.

• Reaksi pelepasan enzim-enzim dari akrosom yang bertujuan


untuk menembus lapisan-lapisan oosit. Apabila fertilisasi tersebut ingin berhasil, maka harus terjadi <
24 jam setelah ovulasi karena ovum dapat dibuahi oleh sperma
dalam kurun waktu tersebut dan bertahan hingga 72 jam di tubuh
wanita Nuraini (n.d.).
22
- Pelindung glikoprotein yang mengelilingi sel telur 
bertujuan untuk mempermudah dan mempertahankan dalam
Sperma diejakulasikan Masuk Saluran
Vagina (Coitus) pengikatan sperma dan menginduksi reaksi akrosom
- Permeabilitas zona tersebut akan berubah apabila kepala
spermatozoa menyentuh permukaan oosit
bersamaan dengan Ovulasi Kepala sperma bertambah besar
Ovum terbuahi - Pembebasan enzim-enzim lisosom dari membran plasma
oosit yang dilapisi oleh granul-granul korteks  bertujuan
untuk membuat sebuah reaksi zona untuk menghambat
Terbentuk Pronukleus jantan
Terbentuk 46 kromosom penetrasi sperma dan membuatnya tidak aktif.

Tahap 3: Fusi Oosit dan Membran Sel Sperma

- Oosit dan membran sel sperma bergabung di sel telur 


Tahap 1: Penembusan Cumulus Ooforus dan Corona Radiata menghasilkan 23 kromosom pronukleus dari tiap-tiap gender,
sehingga dijumlahkan menjadi 46 kromosom
 Jutaan spermatozoa melakukan usaha untuk menembus
- Sperma membesarkan kepalanya serta melepaskan ekornya
lapisan-lapisan ovum
 berfungsi untuk mendorong menembus pada tahap satu
 Akrosom pada spermatozoa mengeluarkan enzim secara
dan tahap dua.
berurutan : Hyalurudinase  Corona PenetraringEnzyme
- Jenis kelamin anak dapat disesuaikan berdasarkan jenis
(CPE)  Akrosin
sperma yang memfertilsasi ovum.
 Enzim-enzim tersebut yang akan membantu menembus Zona
Pelusida

Tahap 2: Penembusan Zona Pelusida

2
Fertilisasi - Zigot yang telah terbentuk terus melakukan pembelahan
sepanjang perjalanan dari tuba uterina menuju uterus (2-4
hari) dan terbentuk blastomer.
Sperma
Ovum (XX)
(XY) - Selama tiga hari, terdapat 16 sel yang berbentuk padat yang
dinamakan morula. Morula dilapisi oleh lapisan pelindung
Kromosom X Kromosom
dan Y X
zona pelusida.
- Perkembangan selanjutnya berlangsung saat morula
Fertilisasi  Terbentuk 44 kromosom autosom dan dua
mengapung bebas di uterus  Cairan masuk ke dalam zona
kromosom X (Perempuan) atau kromosom X dan Y (Laki-
pelusida dan masuk ke dalam ruang interseluler di antara
Laki) (Nuraini, n.d.).
blastomer  Terbentuk ruangan di dalam massa sel dan
Ovum yang sedang meiosis memicu membentuk blastosis.
penebalan zona pellucida sehingga tidak Pembentukan ini menandakan diferensiasi utama pertama embrio,
mampu dipenetrasi oleh sperma lainnya. yang kemudian menjadi amnion.

2
TAHAP PERKEMBANGAN EMBRIO DAN JANIN

 Perkembangan embrio terjadi dalam pola yang cephalocaudal, jumlah sel untuk pertumbuhan dan
proksimal ke distal dan umum ke spesifik. perkembangan.
 Dikenal juga sebagai periode organogenetik  Pembelahan mitosis membentuk blastomer
(pembentukan dan diferensiasi organ dan sistem organ). terjadi selama zigot bergerak menuju uterus.
 Morula (bola yang terbentuk dari banyak
Tahap pre-embrionik blastomer) memasuki rahim. Cairan
dari fertilisasi hingga minggu ke 2 melewati zona pelusida ke dalam rongga
interselular dan membentuk rongga yang
berisi cairan disebut blastosit.
Tahap embrionik
dari akhir minggu ke 2 hingga minggu ke 8  Blastosit mengandung kumpulan sel yang
disebut embrioblas.
 Lapisan dalam embrioblas berkembang
Tahap janin menjadi embrio dan amnion. Lapisan luar
dari akhir minggu ke 8 hingga kelahiran
disebut trophoblas, nantinya akan menjadi
korion dan plasenta).
Tahap Pre-embrionik dan Germinal
 Di hari ke 5-6, zona pelusida berdegenerasi
Minggu  Zigot mengalami rangkaian pembelahan sel
sehingga blastosit dapat menempel pada
ke 1 mitosis (sel anakan bersifat diploid, sama
permukaan uterus.
dengan induk) dengan tujuan memperbanyak

2
 Plasenta berkembang dari sel trophoblas dan
berfungsi untuk transfer nutrien dan oksigen
ke fetus, serta membuang zat sisa dari fetus.
Tahap Embrionik
Minggu  Permulaan perkembangan otak, tulang
ke 3 belakang, jantung, saluran gastrointestinal.
 Diferensiasi dari tiga lapisan zigot:
Lapisan ektoderm (lapisan luar): membentuk
epitel epidermis dari mulut, kelenjar mulut,
gigi, sistem saraf pusat, sistem saraf perifer,
hipofisis, dan medulla suprarenal.
Lapisan mesoderm (antara ektoderm dan
endoderm) membentuk epitel faring, tiroid,
timus, paratiroid, saluran pernapasan, saluran
Minggu  Pada hari ke 10, terjadi implantasi dimana gastrointestinal, hati, dan pankreas.
ke 2 blastosit akan tertanam di bawah permukaan Lapisan endoderm (lapisan dalam):
endometrium di uterus bagian atas (fundus) membentuk lapisan pembungkus otot polos,
yang kaya akan suplai darah dan nutrisi, jaringan ikat, pembuluh darah jaringan dan
berotot kuat, dan lapisannya tebal sehingga organ, darah, sumsum tulang, jaringan otot,
fetus bisa menempel hingga lahir. jaringan skeleton, korteks suprarenal.

2
 Perkembangan tiga lapisan zigot
berdiferensiasi menjadi berbagai organ dan
jaringan.

Minggu  Munculnya syaraf kranial. Memiliki otot


ke 5 pernafasan.
 Jantung berdetak dengan ritme reguler

Mingu ke  Otak berdiferensiasi PB (6-8  Mulai membentuk struktur mata dan telinga
mm)
4  Punggung membungkuk, kepala melipat ke
depan hingga hampir menyentuh ekor, Minggu  Terbentuknya sirkulasi janin

BB (0,4 sehingga embrio berbentuk C ke 6  Mulai pembentukan paru-paru


gr)  Hati mulai berfungsi
PB (4-6 PB (10-  Sistem saraf otonom sentral terbentuk

mm) 14 mm)  Bentuk ginjal primitif

2
 Terbentuk kartilago
 Otot berdiferensiasi
 Bentuk kerangka primitif Minggu  Pertumbuhan tubuh yang cepat dan
Minggu  Bentuknya sudah menyerupai manusia diferensiasi jaringan, organ, dan sistem.
ke 7  Perkembangan jantung selesai  Tingkat pertumbuhan kepala melambat
 Tangan dan kaki terbentuk dengan baik dan dibandingkan dengan laju pertumbuhan
PB (22- bergerak tubuh.
28 mm)  Sel-sel tulang mulai menggantikan tulang ke 9  Sel darah merah diproduksi di hati
rawan  Mulai ada produksi urin
 Muncul tunas gigi
 Semua organ tubuh sudah mulai terbentuk.
Minggu  Bentuk wajah manusia tampak pada tahap
Minggu  Tungkai atas dan bawah terlihat jelas ke 10 - 12 10 minggu. Pertumbuhan meningkat,
ke 8 perbedaannya, jari-jari terbentuk. panjang tubuh lebih dari dua kali lipat pada
BB (2 g)  Genital eksternal berkembang namun jenis minggu kedua belas. Pertumbuhan melambat
PB (30 kelamin belum dapat dibedakan. di minggu kedua belas.
mm)  Embrio sudah berbentuk seperti manusia,  Pusat osifikasi muncul di tulang.
ekor mulai menghilang, kepala terangkat.  Usus meninggalkan tali pusar dan masuk ke
 Sistem organ utama mulai berkembang pada perut, serta genitalia eksterna pun dapat
akhir minggu ke 8, kecuali untuk sistem dibedakan pada minggu ke-12.
kardiovaskular. Minggu  Rambut halus terbentuk di kepala
Perkembangan Janin ke 13 - 16  Pertumbuhan mengalami proses yang sangat
cepat selama periode ini.
2
 Pada minggu ke-20, rambut pun muncul di
alis dan kepala. Rambut halus (lanugo)
 Gerakan anggota badan janin terjadi pada biasanya muncul di semua bagian tubuh
minggu keempat belas, namun masih sulit (kecuali telapak tangan, telapak kaki) atau
dirasakan oleh ibu. area di mana jenis rambut lain biasanya
 Osifikasi skeleton terjadi dan tulang ditemukan.
mengeras dan jelas terlihat pada  Rahim janin perempuan terbentuk pada
pemeriksaan USG. minggu ke-18
 Mekonium terbentuk di usus  Testis janin laki-laki mulai turun tetapi
 Gigi mulai terbentuk, mulut membuat masih terletak di dinding perut.
gerakan menghisap, cairan amniotik tertelan

Minggu  Berat badan janin bertambah cukup pesat.


Minggu  Ibu sering merasakan gerakan dari janin. ke 21 –  Terbentuk sidik jari
ke 17 - 20  Detak jantung terdengar dengan stetoskop 24  Kulit tampak merah muda atau merah karena
 Kulit janin pun sat itu ditutupi vernix darah sekarang mulai memasuki kapiler.
caseosa yang melindungi kulit janin dari PB 28-36  Gerakan refleks seperti menggenggam.
paparan cm
cairan ketuban.
2
BB 550 g  Pergerakan mata yang cepat.
 Pada minggu ke-24, janin memiliki kuku jari
dan paru-paru mulai mengeluarkan surfaktan  Erythropoiesis terjadi di limpa tetapi
(zat yang menurunkan tegangan permukaan berakhir pada 28 minggu ketika sumsum
di alveoli), pergerakan napas dapat dideteksi. tulang mengambil alih fungsi itu.

Minggu  Perkembangan otak berkembang pesat.  Posisi kepala janin di bawah.

ke 25 –  Janin sudah dapat bertahan hidup jika lahir


29 karena paru-paru dapat menghirup udara,
sistem saraf pusat dapat mengatur suhu
PB 45 cm tubuh, serta pernapasan yang teratur
BB 1200 berlangsung.
g  Perkembangan paru mulai sempurna dengan
rasio L/S 1,2:2. [L/S merupakan Lesitin-
Spingomyelin, komponen surfaktan alveolus Minggu  Pada minggu ke-30, refleks cahaya pupil
yang mengindikasikan kematangan paru] ke 30 - 34 muncul.
 Kelopak mata janin mulai membuka dan  Kulit berpigmen halus.
menutup, kuku kaki terlihat jelas, dan lemak  Peningkatan jumlah lemak subkutan
subkutan ada di bawah kulit selama periode  Peningkatan kontrol saraf pusat atas tubuh
ini.  Paru-paru belum sepenuhnya matang

3
BB 3000-

 Pada janin laki-laki, testis sudah berada di


3800 gr dalam skrotum.
Minggu  Pada minggu ke-35, janin memiliki refleks  Transfer antibodi ibu ke janin
ke 35 – tangan yang kuat dan reflex terhadap cahaya.
40  Paru-paru lebih matang
 Pertumbuhan BB dengan cepat
PB 45-50  Lanugo terdapat di dahi, punggung atas, dan
cm lengan atas. Vernix terdapat di lipatan besar
seperti selangkangan dan aksila.

3
3
ADAPTASI SISTEM REPRODUKSI PADA SAAT KEHAMILAN

Kehamilan membuat beberapa sistem organ dalam tubuh minggu, tinggi fundus turun ketika janin mulai turun dan
beradaptasi, salah satunya pada sistem reproduksi. Adaptasi sistem terlibat dalam panggul. Pada usia 40 minggu, kepala janin
reproduksi yang terjadi perubahan selama kehamilan meliputi mulai turun dan terlibat didalam panggul.
uterus, servix, vagina dan vulva, ovarium, dan payudara.

A. Uterus
 Uterus mengalami pertumbuhan karena dipengaruhi oleh
hormone estrogen. Ukuran uterus membesar hingga 20x
ukuran normalnya dimana dindingnya menipis menjadi 1.5
cm, bobotnya menjadi 1100 g dan kapasitasnya meningkat
menjadi 5000 ml atau lebih.
 Pembesaran uterus dapat menyebabkan peningkatan
vaskularitas dan dilatasi pembuluh darah, hyperplasia dan
hipertrofi, serta berlangsung sampai trimester 3.  Selain itu, pada minggu ke-6 kehamilan, istmus uterus

 Saat uterus membesar, dapat dipalpasi di atas simfisis pubis melunak dan dapat ditekan dengan tanda hegar.
diantara minggu ke 12 dan 14 kehamilan. Dengan kehamilan 20 minggu, fundus, atau bagian atas uterus, berada pada level umbilikus dan ukuran 20 cm. Setelah keha
 Selanjutnya, pada awal kehamilan di trimester 1 sekitar
bulan ke-4 kehamilan akan terjadi kontraksi uterus yang
dipengaruhi oleh hormone esterogen. Kontraksi ini dikenal
dengan Braxon Hicks yang merupakan kontraksi spontan Gambar Goodell

yang tidak teratur, bersifat irregular, serta tidak terasa sakit.


Braxon Hicks berlangsung sampai akhir trimester 2.
 Selanjutnya stimulasi dari estrogen ini menyebabkan
peningkatan aliran darah uterus. Hal tersebut dapat dilakukan Selanjutnya terdapat tanda peningkatan vaskularitas, hipertrofi
dengan pemeriksaan Doppler ultrasound u/mengukur jaringan, dan hyperplasia otot, serta jaringan ikat kaya kolagen
kecepatan aliran darah uterus. Alat yang digunakan yaitu US menjadi longgar edema, elastis, dan bertambah besar. Kemudian
atau stetoskop janin, tenaga kesehatan dapat mendengar terdapat Ballotement merupakan gerakan pasif fetus yang
uterine souffle (suara aliran darah mengalir dalam arteri di diidentifikasi pada minggu ke-16 s.d ke-18 kehamilan.
uterus yang sinkron dengan denyut nadi ibu) atau funic soffle Tekniknya dengan mempalpasi struktur yang mengambang
(Suara aliran darah dalam pembuluh darah umbilikaslis yang dengan secara lembut dan memantul kembali. Pada teknik ini,
sinkron dengan denyut jantung janin). pemeriksa meletakkan tangannya di vagina pasien dan dengan
lembut menekan ke atas sehingga fetus akan naik. Kemudian
B. Serviks fetus akan turun lagi dan terasa ketukan lembut di jari.
Ujung serviks yang melunak disebut tanda Goodell dapat
C. Vagina dan Vulva
dilihat pada minggu ke-6 pada serviks yang normal.
 Hormon kehamilan mempersiapkan vagina supaya distensi
selama persalinan dengan memproduksi mukosa vagina yang

3
tebal, jaringan ikat longgar, hipertrofi otot polos, dan
pemanjangan vagina.
 Peningkatan vaskularisasi menimbulkan warna ungu
kebiruan pada mukosa vagina dan serviks, dan warna yang
menjadi gelap ini disebut tanda Chadwick

D. Ovarium

Ovarium mengalami pembesaran karena suplai darah meningkat


sampai sekitar minggu ke-12 s.d ke-14 kehamilan. Kemudian
setelah ovulasi hormon luteinizing hipofisis (LH) merangsang
korpus luteum u/menghasilkan progesteron selama 6-7 minggu.
 Hormon estrogen dan progesteron menstimulasi serviks
Selanjutnya ovulasi berhenti selama kehamilan karena terjadi
sehingga menghasilkan cairan mukoid yang disebut
peningkatan estrogen dan progesterone yang bersikulasi, yang dapat
leucorrhea. Leucorrhea adalah sekret mukoid keputihan atau
menghambat pelepasan folikel hormone FSH dan LH.
sedikit keabuan dengan sedikit bau apek, tidak gatal atau
bercak darah. Sekret tersebut akan memenuhi kanal
endoserviks membentuk operkulum yang berperan sebagai
sawar terhadap invasi baketeri saat kehamilan.

3
E. Payudara

Terjadi
Payudara

perbesaran
Membuat
pembuluh darah
terlihat dan puting Selain itu, area disekitar areola menjadi gelap dan kelenjar
susu membesar sebasea di areola mengalami hipertrofi/tuberkel Montgomery
dan tegak
disekitar puting. Turberkel Montgomery memberikan lubrikasi
Menimbulkan garis-
garis (striae) yang
u/puting susu. Kemudian saat trimester 3 terdapat: cairan
sulit hilang pada kekuningan atau oranye seperti krim atau yang biasa disebut
sebagian wanita
kolostrum. Kolostrum keluar sebelum susu bias keluar dari puting
lebih awal pada minggu ke-16.

3
ADAPTASI SISTEM KARDIOVASKULAR, RESPIRASI, GASTROINTESTINAL, DAN ELIMINASI

Adaptasi Sistem Kardiovaskuler saat Kehamilan

 Tekanan Darah
o Tekanan darah sistolik dan diastolik
menurun 5 sampai 10 mmHg  adanya
vasodilatasi perifer yang merupakan efek dari
perubahan hormonal
 Curah Jantung
o kemungkinan terjadi supine hypotension
syndrom  vena cava dan aorta tertekan Curah jantung meningkat dan memuncak sekitar
oleh uterus sehingga menyebabkan minggu ke 20-24 gestasi dan sekitar 30-50% diatas
level kehamilan.
penurunan tekanan darah.
Sementara itu curah jantung berkurang sekitar 30%
dalam 2 minggu setelah melahirkan dan perlahan
berkurang sampai seperti sebelum hamil dalam 6
sampai 12 minggu postpartum pada sebagian
besar
wanita.

 Volume Darah
o ↑ sampai kelahiran, peningkatan mendekati
persalinan dipengaruhi oleh kontraksi uterin.
o saat usia ke-6 sampai 8 mingguVolume
darah ↑ sekitar 1.200 ml s.d. 1.600 ml atau 40-

3
60%. Puncaknya pada minggu ke 32 o Koagulasi hampir kembali normal menjelang
kehamilan minggu ke-37 sampai ke-42
o Masa sel darah merah ↑ 20-35%  Penurunan Retensi Vaskuler
o Peningkatan volume plasma lebih cepat dari o Vasodilatasi  efek progesterone dan
produksi eritrosit Pseudoanemia di awal prostaglandin, peningkatan produk panas dari
kehamilan diberikan suplemen zat besi fetal, plasenta dan metabolesme maternal
 Jantung o ↑ Unit uteroplasental memberikan area
o Posisi bergeser ke arah kiri dan atas lebih untuk sirkulasi dan resistensi darah
o Kehamilan normal tidak menyebabkan  Perubahan Aliran darah
perubahan gambaran EKG o Untuk memenuhi kebutuhan unit
o 90% ibu hamil terdengar suara jantung uteroplasental,
murmur sistolik o Aliran plasma renal meningkat sampai 30%
 Koagulasi untuk menghilangkan sampah metabolik yang
turut meningkat,
evel fibrin, plasma fibrinogen, dan faktor penggumpal darah yang meningkat +Statis vena
o Kulit ibu hamil membutuhkan peningkatan
Risiko trombosis dan berguna sebagai penjaga jika terjadi perdarahan besar
sirkulasi untuk menghilangkan panas yang
digenerasi peningkatan metabolisme masa
kehamilan,

3
o Aliran darah ke payudara meningkat, o Mendekati persalinan bayi akan semakin
menyebabkan pembengkakan dan dilatasi turun diagfragma bisa relaksasi dengan
vena normal mengurangi sesak napas
o Berat uterus yang membesar pada vena kava o Pernapasan yang dilakukan ibu hamil merupakan
inferior dan vena iliaka mengobstruksi pernapasan thoracic bukan abdominal.
sebagian darah mengalir balik dari vena di kaki.
 Kebutuhan Oksigen
Adaptasi Sistem Respirasi saat Kehamilan o Kebutuhan oksigen ↑ sekitar 20%  uterus,
fetus, dan plasenta menggunakan setengah
 Efek Fisik Uterus yang membesar terhadap Sistem
dari kebutuhan O2 yang meningkat. Jantung
Pernapasan
dan ginjal menggunakan 30% dan sisanya
digunakan otot pernapasan dan jaringan-
jaringan payudara
o Volume tidal ↑ sekitar 30-40%, volume residu
Sesak napas karena otot diagfragna tidak bisa berkontraksi dan relaksasi dengan
↓ 20% normal
Akibat pembesaran dan perkembangan uterus dan janin
Diagfragma terhimpit o Kompensasi ↑ kebutuhan O2hiperventilasi
 Hormonal
o Progesteron akan bekerjasama dengan
prostaglandin menurunkan airway
resistance sampai dengan 50% dengan cara

3
merelaksasikan otot-otot halus pada jalur Menginginkan
makanan tertentu
pernapasan
o Progesteron juga akan meningkatkan
sensitivitas pusat penapasan di medulla
Mual dan Muntah Menghindari
oblongata. makanan
tertentu
o Esterogen menyebabkan peningkatan
vaskularitas dari membran mukus pada
saluran pernapasan bagian atas.

Meningkatkan Meningkatkan
asupan makanan nafsu makan

 Perubahan pada sistem GI


Adaptasi Sistem Gastrointestinal saat Kehamilan

Berfungsi untuk mendukung kebutuhan nutrisi bagi ibu dan janin


Mencerna makanan yang masuk ke dalam tubuh

 Perubahan Pola Asupan Gizi  Pada trimester pertama akan mengalami mual dan
muntah

4
 Peningkatan hemodinamika ginjal, perubahan
Progesteron menurunkan tegangan sfingter esofagus dan memperlam-bat gerakan peristaltik
Relaksasi otot polos terhadap progesteron metabolism asam basa, penanganan air oleh
ginjal
 Penurunan motilitas usus yang disebabkan ↑ kadar
hormon progesteron sehingga waktu pengosongan
lambung lebih lama

Isi perut masuk ke kerongkonganPengosongan


bawah lambung tertunda Rektum dan usus besar terjadi penekanan oleh
perkembangan uterus yang membesar sehingga
menyebabkan konstipasi.

Adaptasi Sistem Eliminasi saat Kehamilan


 lambung dan usus akan tergeser oleh uterus
yang membesar  Perubahan pada sistem perkemihan

4
 Tidak berbaring dengan posisi supine terlalu lama
karena kompresi berat janin akan berpengaruh
terhadap distensi urin
 Saat mendekati persalinan dianjurkan melakukan
pengosongan vesika urinaria untuk mencegah
perburukan pada distensi urin.

4
ADAPTASI SISTEM INTEGUMEN, MUSKULOSKELETAL, SARAF, DAN PSIKOSOSIAL

Adaptasi Sistem Integumen Efek dari estrogen, relaks, dan adrenocorticoids dapat
Stretch Marks mengakibatkan sobekan jaringan ikat subkutan yang menyebabkan terjad
Sebanyak 70% ibu hamil, mengalami hiperpigmentasi atau
terjadi karena peningkatan aliran vascular yang
warna kulit pada beberapa area tubuh berubah menghitam Varises,
hormonal menjadi lebih elastis dan meningkatkan terkanan
spidernevi
disebabkan oleh peningkatan suplai darah untuk kulit, meningkatn
(Ricci, 2009). Hal tersebut terjadi karena hiperpigmentasi efek kenaikan androgen
Adanya peningkatan aktivitas tiroid, BMR, aktivitas metabolisme j
dirangsang oleh hipofisis anterior hormon melanotropin, yang Kemerahan pada
wajah
meningkat selama kehamilan (Lowdermilk, Perry, & Caishon,
2013). Perubahan warna kulit ini dapat dilihat dari munculnya
Kulit berjerawat dan berkeringat
linear nigra, striae gravidarum (strech marks) dan chloasma
(Pillitteri, 2010). Adaptasi Sistem Muskulosketal

Pada minggu ke-10 hingga 12 kehamilan, ligamen sendi


sakroiliaka dan simfisis pubis di tempat mulai melunak dan
meregang, serta artikulasi sendi akan melebar dan menjadi
relaks. Relaksasi sendi akan dimaksimalkan pada awal
trimester ketiga. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan ukuran
rongga panggul dan membuat pengeluaran janin lebih mudah
(Ricci & Kyle, 2009). Peningkatan swayback dan ekstensi
tulang belakang bagian atas bertujuan untuk mengkompensasi
perut yang membesar. Ditambah dengan melonggarnya sendi

4
sakroiliak dapat menyebabkan nyeri pada punggung bagian Adaptasi Sistem Saraf
bawah. Selain itu, akan terjadi peningkatan limosakral kurva
Banyak wanita hamil yang mengeluh rentang perhatian yang
normal (lordosis) dan kelengkungan di daerah servikodorsal
menurun, konsentrasi yang buruk, dan penyimpanan memori
Trimester I Trimester II Trimester III yang menurun selama kehamilan (Murray & McKinney,
• hormon progesteron, • mobilitas sendi pada
estrogen, dan relaksin persendian siku dan
• tekanan akibat 2014). Edema dapat terjadi karena adanya perubahan
membesarnya uterus
meningkat, tangan akan berkurang
mengakibatkan • terasa nyeri di bagian
menyebakan otot permeabilitas permbuluh darah yang akan membuat cairan
dinding perut
kartilago dan pangkal paha, pelvis,
jaringan ikat bokong dan kaki
mengalami peregangan berkumpul di pergelangan tangan. Edema pada malam hari
• Rektus abdominis
berelaksasi serta akibat pemisahan
meningkatnya simfisisi pubis
dapat terpisah sehingga bisa dikurangani dengan meninggikan bagian tangan. Adanya
mobilitas dan otot bagian belakang
semakin terasa nyeri cairan yang berkumpul di pergelangan tangan akan memberi
• Pelvis menjadi
• ibu harus
lebih besar
• ibu merasa sakit
menyondongkan tekanan pada saraf median yang terletak dibawah ligamen
kebelakang untuk
pada bagian mempertahankan
belakang (relaksasi karpal. Perubahan ini akan mengakibatkan terjadinya carpal
keseimbangan
sendi sakroliaka) sehingga dapat
sehingga berpengaruh mengakibatkan
tunnel syndrome yang biasa terjadi selama trimester ketiga.
pada gaya berjalan lordosis
Sindrom ini dimanifestasikan dengan rasa sakit dan paresthesia
untuk membantu menjaga keseimbangan. Relaksasi dan
(sensasi terbakar, kesemutan, atau mati rasa) di bagian tangan
peningkatan mobilitas persendian ini terjadi karena adanya
hingga siku. Selain carpal tunnel syndrome, selama kehamilan
hormon progesteron dan relaksin (Ward & Hisley, 2009).
wanita juga sering mengalami syncope (pingsan). Hal ini
dikarenakan adanya hipotensi ortostatik atau kompresi vena
cava inferior oleh uterus gravid. Atau bisa juga karena terjadi
peningkatan tekanan intra abdomen sehingga menekan saraf
vagus (Ricci & Kyle, 2009).

4
Adaptasi Psikososial
Trimester 1 Trimester 2 Trimester 3

Muncul keraguan & Narsis & introvert Rentan & mudah


perasaan ambivalens cemas (karena
daydreaming
perutnya sudah besar)
Fokus utama: Diri
Fokus utama: bayi
sendiri Lebih manja terhadap
Tugas utama: suami & org sekitar
Tugas utama:
menerima
menerima kehamilan Tugas utama: siapkan
bayi
parenthood
Perubahan seksualitas:
Perubahan
libido cenderung Perubahan seksualitas: bisa
seksualitas: libido
× Pemicu pingsan saat kehamilan : batuk, usus tegang, dan turun karena mual & naik karena semakin banyak
cenderung naik
tekanan keatas dari janin yang dapat memicu respon muntah yang dialami aliran darah yg berkumpul,
karena banyaknya
namun juga bisa turun
vasovagal aliran darah di
karena sulit menemukan
sekitar rahim &
× Gejala sebelum pingsan : berkeringat, mual, menguap, dan posisi yg tepat
vagina
perasaan hangat.
Respon psikologis ibu akan berganti-ganti seiring berjalannya
waktu (Murray & McKinney, 2014). Ibu yang mengandung
pertama-tama akan mengalami keraguan dalam
dirinya─‘apakah benar saya hamil? Apakah ini
sungguhan?’─yang memunculkan perasaan ambivalens
tentang

4
kehamilannya. Pada saat ini, fokus utamanya adalah dirinya
takut jika bayinya akan terluka. Hal tersebut normal dan Ibu
sendiri─tentang kehamilan, mual, rasa mudah lelah, dan
mencoba beradaptasi terhadap perubahan hormon yang ada
pada dirinya. Oleh karena itu, langkah pertama yang perlu
dipenuhi ibu adalah untuk menerima kehamilan tersebut
(Perry, Hockenberry, Lowdermilk, & Wilson, 2013).

Pada trimester kedua, tugas berikutnya bagi seorang ibu adalah


untuk menerima bayinya (Pilliteri, 2010). Ibu akan mengganti
fokus-diri tersebut terhadap janinnya dan mulai menjadi lebih
protektif seiring berubahnya fisik sang Ibu. Janin yang mulai
kelihatan dan ‘hidup’ membuat ibu lebih narsis dan introvert;
menyatakan diri hamil dan menjadi lebih peduli akan makanan
serta pakaian yang tepat untuknya. Ibu akan menebak-nebak
seperti apa bayinya nanti dan seringkali daydreaming tentang
bagaimana hidup setelahnya ketika sang bayi lahir. Hal ini
juga yang akan membentuk hubungan yang erat antara ibu
dengan bayi (Perry, et al, 2013).

Pada trimester ketiga saat perut Ibu mengalami


pembesaran
signifikan, ibu akan menjadi lebih rentan dan mudah cemas,

4
perlu tahu bahwa pemikiran dan ketakutan seperti itu
tidak aneh dalam masa kehamilan─semua ibu
merasakannya. Pada masa ini juga Ibu akan menjadi
dependen secara signifikan. Kebutuhan akan perhatian
dan afeksi dari suaminya naik drastis dan membuat ibu
menjadi lebih ‘manja’, mengharapkan suaminya dapat
lebih peka terhadap kebutuhannya (Murray & McKinney,
2014). Pillitteri (2010) juga menyebutkan bahwa inilah
saatnya untuk mempersiapkan parenthood, di mana istri
dan suami sudah harus mempersiapkan peralatan bayi,
menunggu kedatangan bayi, dan belajar tentang memiliki
bayi; mencari informasi tentang parenting melalui buku,
website, teman, atau keluarga.

4
PEMBAHASAN KASUS

4
KASUS 1 1. Goodell’s sign (pelunakan 1. Kontraksi Braxton Hicks
ujung serviks) 2. Pembesaran abdomen
Tanda-tanda 2. Chadwick’s sign 3. Munculnya ballottement
Kehamilan (munculnya warna ungu (pantulan dari janin yang
kebiruan pada mukosa mengapung pada saat
vagina) dilakukannya pemeriksaan
3. Hegar’s sign (serta pelvis bersamaan dengan
melunaknya segmen uterus penekanan serviks klien)
bagian bawah atau isthmus)
Presumtif Objektif Tanda Positif
Tanda tersebut terdiri atas Munculnya gerakan janin yang
verifikasi ultrasound dari dirasakan oleh tenaga
Positif embrio atau janin dan
munculnya detak jantung janin
kesehatan.
Trimester 1 Trimester 2 saat auskultasi.
Tanda Presumtif
1. Peningkatan ukuran dan 1. Hiperpigmentasi kulit
sensitifitas payudara 2. Munculnya pergerakan
ANC apa aja yang dilakukan (termasuk menghitung HPL dan usia gestasi dari
2. Lemas janin
3. Mual dan muntah HPHT)
4. Amenorrhea (ketiadaan
menstruasi)
5. Peningkatan Frekuensi 1. Wawancara
bekermih
6. Pembesaran uterus  Identitas pasien
Tanda Objektif  Keluhan : pada kasus klien terlambat haid, mual
dipagi hari, tidak selera makan, lemas, pusing, dan
berkunang-kunang, malas berhubungan intim
dengan suami,

4
 Skrining : tes skrining trimester 1 (sudah Durham, 2010). Dapat didengar pada punctum
melakukan USG atau belum, tes daarah, Chorionic maximal dengan usia kehamilan 16 minggu atau 4
villus sampling) bulan dengan menggunakan stetoskop Laennec.
 Berat badan ibu : belum meningkat sejak sebelum  Pemeriksaan head to toe
hamil Kepala : kebersihan rambut, kulit kepala, ada
 Pengetahuan calon ibu terhadap kehamilan bengkak di kepala
2. Pemeriksaan fisik Wajah : inspeksi pada wajah mengalami pucat
 Pemeriksaan manuver Leopold. Bisa diperiksa atau tidak, terdapat cloasma atau tidak (sejenis
pada usia kehamilan 24 minggu, untuk mengetahui hiperpigmentasi pada kulit)
letak dan posisi janin diuterus dan menentukan Kulit : pada kasus terdapat hiperpigmentasi di
usia kehamilan serta berat janin. Kaki ibu di sekitar leher
fleksikan 45 derajat. Leopold I (untuk Mata : inspeksi kesimetrisan, pada kasus
menentukan usia kehamilan dan bagian janin konjungtiva sedikit pucat, dilihat warna sclera,
yang terdapat di fundus uteri), Leopold II pembesaran pupil, tes kekaburan pada mata
(bagian kiri-kanan uterus), Leopold III (bagian Mulut : inspeksi warna, kelembapan, stomatitis,
bawah uterus, menentukan janin sudah masuk ada gangguan menelan atau tidak.
ke PAP atau belum), Leopold IV (menentukan Payudara : pada kasus adanya pembesaran
seberapa dalam janin masuk ke dalam PAP). payudara, warna putting susu lebih hitam/gelap
 Pemeriksaan denyut jantung janin (DJJ) ; DJJ Perineal : apakah ada darah atau tidak, pada kasus
normal permenit 110-160 bpm(Chapman & adanya peningkatan sekresi vagina.

5
Perut : teraba ballotement Cocok hanya untuk wanita yang siklus menstruasinya
 Pemeriksaan fisik yang lain teratur yaitu 28-30 hari
TTV : pada kasus tekanan darah (110/70 Untuk siklus haid pendek misalnya 26 hari perkiraan
x/menit), nadi (80x/menit), RR, suhu. hari persalinannya akan maju dua hari (misalnya dari

Perhitungan HPL dan Usia Gestasi dengan HPHT tanggal 17 jadi tanggal 15)

 Perhitungan HPL (Hari Pertama Lahir) Jika siklus haid panjang sekitar 40 hari maka taksiran

Perhitungan HPHT ini dapat digunakan dengan aturan tanggal persalinan harus ditambah 12 hari (dari tanggal

rumus Neagle sebagai berikut (Ramdhani, et al, 2018). 17 jadi tanggal 29).

Untuk HPHT di bulan Untuk HPHT di bulan Kelemahan dari metode ini terkadang seseorang lupa

Januari, Februari, dan April - Desember akan HPHT nya.

Maret
TANGGAL HPHT (+7) TANGGAL (+7)  Perhitungan Usia Gestasi

BULAN (+9) BULAN (-3) Pada kasus ibu datang ke poliklinik pada tanggal 12

TAHUN (+1) September 2018 dan HPHT ibu 15 Juli 2018, sehingga usia

Pada kasus HPHT ibu 15 Juli 2018. Karena HPHT ibu kehamilan Ibu yaitu :

bulan Juli, maka menggunakan rumus yang kedua. Caranya :

= tanggal (15+7), bulan (7-3), tahun (1+2018) 15 Juli 2018 = 2 minggu 3 hari

= tanggal 22, bulan 4 atau April, tahun 2019 (HPL 31 Agustus 2018 = 4 minggu 3 hari

ibu) 12 September 2018 = 1 minggu 5 hari

Hal-hal yang harus diperhatikan :

5
Jadi, apabila dijumlahkan usia kehamilan Ibu tersebut Perubahan kardiovaskular yang signifikan terjadi pada
yaitu 7 minggu 11 hari atau 8 minggu 4 hari. kehamilan normal. Penyakit jantung menjadi penyebab utama
kematian ketiga pada wanita usia subur dan mempersulit
Faktor Risiko dan Komplikasi Pada Trimester 1 sekitar 1% dari semua kehamilan (Cunningham et al., 2005
dalam Klossner & Hatfield, 2010). Namun sekarang, penyakit
Faktor Risiko Pada Trimester 1 jantung kongenital adalah masalah mendasar pada setidaknya
1. Diabetes Mellitus 50% kehamilan yang dipersulit oleh penyakit jantung
DM merupakan penyakit kronis di mana metabolisme glukosa (Kilpatrick & Purden, 2007 dalam Klossner & Hatfield, 2010).
terganggu oleh kurangnya insulin dalam tubuh atau oleh Penyakit terkait kardiovaskular seperti sianosis, hipertensi
penggunaan insulin yang tidak efektif. Kalau control DM nya pulmonal, riwayat aritmia, atau sedang mengkonsumi
buruk, bisa berdampak buruk pada hasil kehamilan. antikoagulan dapat meningkatkan risiko komplikasi pada
Sebaliknya, kehamilan memengaruhi metabolisme glukosa, kehamilan (Perloff & Waksmonski, 2006 dalam Klossner &
yang membuat penyakit ini sulit dikendalikan (Klossner & Hatfield, 2010).
Hatfield, 2010). Wanita diabetes memiliki risiko yang lebih 3. Anemia
besar dari kebanyakan wanita untuk mengalami berbagai Anemia merupakan suatu kondisi di mana darah tidak cukup
komplikasi kehamilan seperti kelahiran mati, preeklampsia, dalam sel darah merah, hemoglobin, atau volume total.
infeksi urinaria dan melahirkan bayi dengan berat badan lebih Anemia bukan penyakit. Anemia defisiensi besi adalah anemia
(Charlish & Davies, 2004). yang paling umum dialami selama kehamilan. Anemia lain
2. Penyakit Kardiovaskular yang dapat mempersulit kehamilan adalah anemia
megaloblastik dari defisiensi folat, anemia pernisiosa akibat
defisiensi vitamin

5
B12, anemia sel sabit, dan thalassemia (Klossner & Hatfield, penyebab utama defek janin (Caughey, 2005). Malformasi
2010). yang tercatat pada janin yang lahir dari seorang wanita yang
4. Asma menggunakan AED sebagian besar melahirkan bayi yang
Asma adalah penyakit kronis, peradangan pada saluran napas mengalami kondisi bibir sumbing, cleft palate, cleft cardiac,
yang ditandai oleh eksaserbasi akut obstruksi jalan napas gangguan saluran kemih, dan cacat tabung saraf (Schachter,
reversibel. Asma mempersulit 3,7% menjadi 8,4% dari semua 2007 dalam Klossner & Hatfield, 2010).
kehamilan (Barclay & Vega, 2007 dalam Klossner & Hatfield, 6. Penyakit Menular
2010). Asma dapat menjadi ancaman serius bagi kesehatan  TORCH (Toxoplasmosis, hepatitis B, syphilis, varicella,
wanita dan janinnya. Wanita hamil dengan asma yang kurang herpes zoster, Rubella, Cytomegalovirus, dan Herpes
terkontrol dapat mengalami insiden preeklampsia-eklampsia, simplex virus)
perdarahan, persalinan prematur, kegagalan pernafasan, dan TORCH adalah akronim untuk kelompok infeksi khusus yang
kematian yang lebih tinggi. Selain itu juga dapat menglami dapat diperoleh selama kehamilan dan ditularkan melalui
komplikasi janin termasuk pembatasan pertumbuhan plasenta ke janin. Setiap infeksi bersifat teratogenik, dan
intrauterin (IUGR), kematian janin, dan kelahiran prematur efeknya berbeda, tergantung kapan terjadinya infeksi
(Curran, 2006 dalam Klossner & Hatfield, 2010) kehamilan. Retardasi mental, mikrosefali, hidrosefalus, lesi
5. Epilepsi sistem saraf pusat, ikterus, hepatosplenomegali, gangguan
Epilepsi adalah sekelompok gangguan neurologis yang pendengaran, dan chorioretinitis adalah contoh risiko untuk
melibatkan kecenderungan jangka panjang untuk memiliki bayi baru lahir yang terinfeksi dengan salah satu agen
kejang yang tidak terulang. Penelitian terbaru menunjukkan TORCH. Infeksi janin juga dapat menyebabkan abortus
bahwa AED yang digunakan untuk mengobati epilepsi adalah spontan, IUGR, lahir mati, dan persalinan prematur (Klossner
& Hatfield, 2010).

5
 Sexually Transmitted Infection (Chlamydia, Gonorrhea, untuk morbiditas dan mortalitas bagi wanita dan janinnya
Human Papillomavirus, Trichomoniasis, dan (Klossner & Hatfield, 2010).
HIV/AIDS) 7. Faktor Lainnya
STI adalah infeksi yang ditularkan melalui kontak seksual atau Faktor lainnya yang dapat menjadi faktor risiko kehamilan
melalui kontak dengan darah atau cairan tubuh. STI dapat menurut Syarifudin & Hamidah (2007) adalah Primigravida
menyebabkan janin tidak berkembang, lahir cacat, gugur, atau dengan usia <20 tahun (karena ematangan fisik khususnya
lahir premature (Klossner & Hatfield, 2010). organ reproduksi maupun psikologis belum optimal dan dapat
 Kehamilan yang Dikomplikasi oleh Kekerasan terjadi bayi lahir belum cukup bulan dan bayi lahir dengan BB
Pasangan Intim rendah) dan usia >35 tahun (karena fungsi rahim dan kualitas
Kekerasan pasangan intim dapat mengakibatkan perdarahan ovum sudah menurun akibat penuaan dan gangguan sistem
antepartum, hambatan pertumbuhan janin, berisiko tinggi vaskularisasi karena rusaknya endotel pembuluh darah yang
untuk persalinan prematur, korioamnionitis, melahirkan menyebabkan aliran darah ke uterus terganggu dan dapat
melalui persalinan caesar, dan bayi berisiko memiliki berat mengakibatkan keguguran), jarak persalinan terakhir dan
badan lahir rendah (Klossner & Hatfield, 2010). kehamilan saat ini >2 tahun (karena kemungkinan masih
 Kehamilan yang Dikomplikasi oleh Ketentuan Terkait menyusui, adanya oksitosin akan memicu kontraksi, belum
Umur pulihnya kondisi rahim secara sempurna, tonus otot masih
Umur wanita melahirkan biasanya memiliki rentang usia 15 longgar berpengaruh pada pertumbuhan hasil konsepsi dan
sampai 44 tahun. Namun, semua perempuan bisa saja hamil letak janin), tinggi badan >145 cm (karena tinggi badan yang
dalam rentang usia 9 hingga 56 tahun. Pada kedua ujung terlalu pendek, berkaitan dengan ukuran panggul yang sempit
spektrum usia, kehamilan dapat membawa risiko lebih tinggi dan dapat terjadi disproporsi ukuran kepala janin), anak lebih

5
dari 4,

5
berat badan <38 kg atau lingkar lengan atas >23.5 cm, riwayat 2. Gangguan Pendarahan
penyakit keluarga (diabetes, hipertensi, kongenital), kelainan Gangguan perdarahan pada kehamilan dapat berupa kehamilan
bentuk tubuh dan ketidakcocokan rhesus darah. ektopik, keguguran (abortus spontan), insufisiensi serviks,
gestational trophoblastic disease, placenta previa, dan abruptio
Komplikasi Pada Trimester 1 placentae, perdarahan per vaginam antepartum. Gangguan
1. Hyperemesis Gravidarum perdarahan dapat terjadi selama awal, pertengahan, atau masa
Hiperemesis gravidarum adalah gangguan kehamilan awal kehamilan. Gangguan pendarahan yang terjadi selama
yang ditandai dengan mual dan muntah berat yang kehamilan awal termasuk kehamilan ektopik dan aborsi
menyebabkan penurunan berat badan, defisiensi nutrisi, spontan. Walaupun insufisiensi serviks tidak secara teknis
dan/atau ketidakseimbangan elektrolit dan asam-basa. merupakan gangguan perdarahan, namun insufisiensi serviks
Hiperemesis terjadi pada 0,5% hingga 2% kehamilan, dengan merupakan penyebab keguguran berulang pada pertengahan
insiden yang lebih tinggi di antara wanita yang kurus dan lebih kehamilan. Diagnosis kehamilan molar terjadi paling sering
muda. Gangguan ini paling sering muncul antara kehamilan 8 pada awal kehamilan, tetapi kadang-kadang kondisi tidak
dan 12 minggu dan biasanya hilang pada minggu ke 20. Risiko diidentifikasi sampai pertengahan kehamilan. Placenta previa
hiperemesis meningkat dengan kehamilan multipel (kehamilan dan abruptio placentae adalah gangguan perdarahan yang
dengan lebih dari satu janin), kehamilan molar, atau ketika ada menjadi jelas selama kehamilan akhir. Gangguan perdarahan
riwayat hiperemesis gravidarum. Stres dan faktor psikologis pervaginam anterpartum dapat menyebabkan perdarahan
dapat berkontribusi pada kondisi tersebut (Klossner & selama kehamilan (kehamilan diatas 20 minggu) dan proses
Hatfield, 2010). kelahiran (Klossner & Hatfield, 2010).

5
3. Gangguan Hipertensi pada Kehamilan ketidakcocokan Rh dan inkompatibilitas ABO (Klossner &
Hipertensi selama kehamilan adalah penyebab utama kedua Hatfield, 2010).
morbiditas dan mortalitas ibu di Amerika Serikat, menyulitkan 5. Perlemakan Hati Akut pada Kehamilan
6% hingga 8% dari semua kehamilan, dan bertanggung jawab Infiltrasi lemak hepatosit akibat etiologi yang tidak diketahui,
untuk hampir 15% kematian ibu (Stella & Sibai, 2006). sekaligus produksi ammonia oleh hepatosit akan mengarah
Gangguan ini tidak hanya berbahaya bagi wanita hamil, tetapi pada hipoglikemia dan koagulopati akibat gagal hati.
mereka juga secara signifikan meningkatkan risiko bagi janin. Perlemakan hati akut pada kehamilan kemungkinan
Ada empat kategori dasar peningkatan tekanan darah selama merupakan varian preeklamsia berat dan biasa terjadi pada
kehamilan yaitu hipertensi gestastional, preeklampsia- trimester ketiga (Sinclair, 2003).
eklampsia, hipertensi kronis dan preeklamsia (Klossner & 6. Penyakit Streptokokus Beta Hemolitikus
Hatfield, 2010). Infeksi janin oleh diplokokus gram-positif dan streptokokus
4. Inkompatibilitas Darah beta hemolitikus menyebabkan penyakit neonatus awitan yang
Ketidaksesuaian antara darah wanita dan darah janin dapat mengakibatkan lahir mati, pneumonia neonatus, atau sepsis
menyebabkan masalah bagi janin. Biasanya dua aliran darah dan angka mortalitas neonatus 4%. Sebagian besar tidak
tidak pernah bertemu, tetapi kadang-kadang beberapa jenis memiliki gejala, walau ibu mengalami morbiditas terkait
trauma terjadi, yang memungkinkan adanya pembauran dari infeksi saluran kemih, korioamnionitis, infeksi luka, atau
dua aliran darah. Situasi ini lebih mungkin terjadi selama endometritis. Kolonisasi organisme dapat bersifat kronis,
prosedur invasif, seperti amniosentesis. Risiko juga meningkat sementara, atau intermiten dan terdapat pada 10% sampai 30%
selama persalinan aktif atau aborsi spontan, atau ketika dari semua wanita hamil (Sinclair, 2003).
plasenta terpisah saat lahir. Dua jenis ketidaksesuaian darah
adalah

5
7. Ketuban Pecah Dini Kurang Bulan 9. Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT)
Ketuban pecah diyatakan dini apabila >37 minggu usia PJT terjadi karena hipoksia janin akibat gangguan dalam
kandungan. Pecah ketuban dini bisa terjadi karena infeksi sirkulasi uteroplasenta. Gangguan yang berlangsung lama akan
rahim, cedera fisik, rahim dan kantung ketuban yang terlalu mengakibatkan kadar PO2 rendah, ketersediaan glukosa
tegang, merokok atau pengunaan obat-obatan selama menurun cadangan glikogen pada janin menurun. Karena hal
kehamilan, kelainan plasenta, perdarahan vagina selama itu, janin akan beradaptasi yang mengakibatkan PJT (Sinclair,
kehamilan, menjalani operasi atau biopsy serviks, hipertensi, 2003).
berkaitan dengan indeks masa tubuh sang ibu, posisi janin 10. Mola Hidatidosa (Hamil Anggur)
tidak normal, dan pernah mengalami ketuban pecah dini di Mola hidatidosa adalah kehamilan abnormal berupa tumor
kehamilan sebelumnya (Sinclair, 2003). jinak yang terbentuk akibat kegagalan pembentukan janin.
8. Kematian Janin Mola hidatidosa adalah kehamilan dengan vili korionik
Kecurigaan mengenai kematian janin dapat dilihat dari tinggi abnormal dan berbagai tingkat proliferasi trofoblastik, edema,
fundus membentuk plateau dan kemudian mengalami regresi, serta degenerasi stroma vilus. Tanda dan gejalanya adalah
perubahan payudara mengalami regresi, wanita kehilangan uterus yang kendur, hyperemesis gravidarium mungkin terjadi,
atau gagal meningkatkan berat badannya, tidak terdengar DJJ, preeklamsia pada usia kandungan >24 minggu, kista teka-
dan tidak terasa gerakan janin. Pada pemeriksaan pervaginam, lutein, bercak darah pervaginam, hypovolemia, dan vesikel
suatu tengkorak yang kolaps dapat dipalpasi. Ultrasonografi seperti anggur dapat keluar secara spontan antar usia
akan menunjukan tulang tengkorak tumpang tindih (spalding), kandungan 16 – 28 minggu (Sinclair, 2003).
tidak ada gerakan jantung atau janin, kurva spinal berlebihan
dan gas terlihat dalam sistem sirkulasi (Sinclair, 2003).

5
11. Kehamilan Ektopik sakit pada perut bagian bawah yang biasanya terjadi di 1 sisi,
Merupakan kehamilan yang tumbuh di luar rongga uterus atau nyeri pada tulang panggul, perdarahan ringan dari vagina,
kehamilan yang terjadi diluar rahim. Implantasi dapat terjadi di pusing atau lemas, mual dan muntah yang disertai rasa nyeri,
tuba fallopi (99%), ovarium, serviks, bagian luar tuba fallopi, rasa sakit atau tekanan pada rektum saat buang air besar, jika
dinding perut, atau di usus. Salah satu penyebab kehamilan tuba falopi sobek akan terjadi perdarahan hebat yang mungkin
ektopik yang paling umum terjadi adalah kerusakan tuba memicu hilangnya kesadaran.
falopi, misalnya karena proses peradangan atau inflamasi. 12. Komplikasi Lainnya
Kerusakan ini akan menghalangi sel telur yang telah dibuahi Hidramnion (polihidramnion), inkarserasi uterus retroversi
untuk masuk ke rahim sehingga akhirnya menempel dalam wanita hamil, kolestasis intrahepatik kehamilan, isoimunisasi,
tuba falopi itu sendiri atau organ lain. Di samping itu, kadar makrosomia, kehamilan multiple, kehamilan lewat bulan,
hormon yang tidak seimbang atau perkembangan abnormal korioamnionitis (amnionitis, infeksi intra amniotik), papul
pada sel telur yang sudah dibuahi terkadang dapat berperan urtikaria pruritic dan plak pada kehamilan (Sinclair, 2003).
sebagai pemicu. Beberapa faktor risiko terjadinya kehamilan
ektopik yaitu riwayat infeksi menular seksual atau penyakit
radang panggul, kehamilan ektopik sebelumnya, pembedahan
tuba, pelvis, atau perut sebelumnya, fertilisasi in vitro atau
metode reproduksi terbantu lainnya. Pada awalnya, kehamilan
ektopik cenderung tanpa gejala atau memiliki tanda yang mirip
dengan kehamilan biasa sebelum akhirnya muncul gejala lain
yang mengindikasikan kehamilan ektopik. Gejalanya antara
lain:

5
Kasus:
“Seorang perempuan, umur 23 tahun, datang ke Poliklinik pada tanggal 12 September 2018 diantar suaminya untuk memeriksakan
diri karena terlambat haid. Klien mengeluh, merasa mual-mual terutama di pagi hari, tidak berselera makan, lemas, sering merasa
pusing dan mata berkunang-kunang. Klien juga mengeluh malas berhubungan dengan suaminya belakangan ini. Suaminya
mengatakan bahwa beberapa minggu terakhir klien sering marah-marah atau menangis untuk alasan yang sepele. Hari pertama
haid terakhir (HPHT) klien adalah tanggal 15 Juli 2018. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan, tekanan darah 110/70 mmHg,
nadi 80 x/mnt, konjungtiva mata sedikit pucat, terdapat pembesaran payudara dan warna puting susu lebih gelap, terlihat
hiperpigmentasi pada kulit di sekitar leher, pada abdomen teraba ballottement, serta ditemukan peningkatan sekresi vagina.

A. Pengkajian data:
Data umum Data objektif Data subjektif
- Seorang perempuan - Klien terlambat haid - Mengeluh mual terutama di pagi hari
berusia 23 tahun - HPHT: 15 Juli 2018 - Tidak berselera makan
- Datang ke poli kebidanan - TD: 110/70 - Badan lemas
pada tanggak 12 - Nadi: 80x/menit - Mengeluh pusing, mata berkunang-kunang
september 2018 - Konjungtiva pucat - Mengeluh malas berhubungan seksual dengan
- Perbesaran payudara suaminya
- Puting susu menjadi lebih hitam/gelap
- Hiperpigmentasi kulit sekitar leher

6
- Abdomen teraba ballotement - Suami mengatakan bahwa klien beberapa
- Peningkatan sekresi vagina minggu terakhir sering marah-marah atau
menangis karena masalah sepele

B. Diagnosis keperawatan:
Data Etiologi Diagnosis

Data berdasarkan kasus: Perubahan kadar estrogen, progesteon dan Domain 2: Nutrisi
- Klien mengeluh mual produksi hCG (hormone human chorionic Kelas 1: Makan
terutama di pagi hari gonadotropin; rasa mual; perubahan fisik 00002
- Klien tidak berselera seperti peningkatan konsumsi oksigen, Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari
makan peningkatan kadar progesterone dan relaksin kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual,
- Badan lemas dan peningkatan kebutuhan metabolic; muntah, dan penurunan nafsu makan
- Mengeluh pusing, mata kurang asupan makanan, berbagi oksigen Definisi: asupan nutrisi tidak cukup untuk
berkunang-kunang dalam aliran darah memenuhi kebutuhan metabolik
- Konjungtiva pucat
Data tambahan:
- Kurang minat pada
makanan

6
Data berdasarkan kasus: perubahan kadar estrogen, progesteon dan Domain 4: Aktivitas/istirahat
- Badan lemas produksi hCG (hormone human chorionic Kelas 2: Keseimbangan energi
- Mengeluh pusing, mata gonadotropin; rasa mual; perubahan fisik 00090
berkunang-kunang seperti peningkatan konsumsi oksigen, Keletihan berhubungan dengan kelesuan
- Konjungtiva pucat peningkatan kadar progesterone dan relaksin fisiologis akibat kehamilan
- Mengeluh mual terutama dan peningkatan kebutuhan metabolic; Definisi: keletihan terus menerus dan penurunan
di pagi hari kurang asupan makanan, berbagi oksigen kapasitas untuk kerja fisik dan mental pada tingkat
- Suami mengatakan dalam aliran darah; peningkatan hormone yang lazim.
bahwa klien beberapa progesterone dan estrogen
minggu terakhir sering
marah-marah atau
menangis karena
masalah sepele
Data tambahan:
- Kelelahan
- Kurang energi
- Peningkatan keluhan fisik
- Penurunan performa

6
- Tidak mampu
mempertahankan
rutinitas yang biasanya
- Kehamilan
Data berdasarkan kasus: Perubahan hormone estrogen dan Domain 8: Seksualitas
- Mengeluh malas progesterone; peningkatan melanophore Kelas 2: Fungsi Seksual
berhubungan seksual stimulating hormone; tingginya kadar 00065
dengan suaminya estrogens Ketidakefektifan pola seksual berhubungan
- Perbesaran payudara dengan ketidaknyamanan pada masa awal
- Puting susu menjadi lebih kehamilan
hitam/gelap Definisi: ekspresi kekhawatiran tentang seksualitas
- Hiperpigmentasi kulit individu
sekitar leher
- Abdomen teraba
ballotement
- Peningkatan sekresi
vagina
Data tambahan:

6
- Perubahan dalam
hubungan dengan orang
terdekat
- Perubahan pada aktivitas
seksual

6
Kesimpulan Diagnosis keperawatan Terkait Kasus I (TrimesterI)
Data Diagnosis

Data berdasarkan kasus: Domain 2: Nutrisi


- Klien mengeluh mual terutama di pagi hari Kelas 1: Makan
- Klien tidak berselera makan 00002
- Badan lemas Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan
- Mengeluh pusing, mata berkunang-kunang tubuh berhubungan dengan mual, muntah, dan
- Konjungtiva pucat penurunan nafsu makan
Data tambahan: Definisi: asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi
- Kurang minat pada makanan kebutuhan metabolik
Data berdasarkan kasus: Domain 4: Aktivitas/istirahat
- Badan lemas Kelas 2: Keseimbangan energi
- Mengeluh pusing, mata berkunang-kunang 00090
- Konjungtiva pucat Keletihan berhubungan dengan kelesuan fisiologis
- Mengeluh mual terutama di pagi hari akibat kehamilan
- Suami mengatakan bahwa klien beberapa Definisi: keletihan terus menerus dan penurunan kapasitas
minggu terakhir sering marah-marah atau untuk kerja fisik dan mental pada tingkat yang lazim.
menangis karena masalah sepele

Data tambahan:

6
- Kelelahan
- Kurang energi
- Peningkatan keluhan fisik
- Penurunan performa
- Tidak mampu mempertahankan rutinitas
yang biasanya
- Kehamilan
Data berdasarkan kasus: Domain 8: Seksualitas
- Mengeluh malas berhubungan seksual Kelas 2: Fungsi Seksual
dengan suaminya 00065
- Perbesaran payudara Ketidakefektifan pola seksual berhubungan dengan
- Puting susu menjadi lebih hitam/gelap ketidaknyamanan pada masa awal kehamilan
- Hiperpigmentasi kulit sekitar leher Definisi: ekspresi kekhawatiran tentang seksualitas individu
- Abdomen teraba ballotement
- Peningkatan sekresi vagina
Data tambahan:
- Perubahan dalam hubungan dengan orang
terdekat
- Perubahan pada aktivitas seksual

6
Intervensi Diagnosis Keperawatan pada Kasus 1 (Trimester I)
1. Diagnosis: Ketidakseimbangan nutrisi: kurang Tujuan (NOC): Status nutrisi:
dari kebutuhan tubuh b.d mual, muntah, dan  Mempelihatkan kenaikan berat badan progresif
penurunan nafsu makan. ke arah tujuan yang sesuai.
 Mendemonstrasikan perilaku dan perubahan
gaya hidup untuk mengembalikan dan
mempertahankan berat badan yang sesuai.
Intervensi (NIC): Terapi nutrisi Rasional
Independen
 Kaji kebiasaan diet, asupan makanan  Klien dalam gangguan pernapasan akut sering
terakhir. Catat tingkat kesulitan saat makan. anoreksia disebabkan oleh dyspnea, produksi
Evaluasi berat dan ukuran tubuh atau massa. sputum, dan efek obat.
 Auskultasi suara bising usus.  Suara usus yang menipis atau hipoaktif mungkin
mencerminkan penurunan motilitas lambung dan
konstipasi (komplikasi umum) terkait dengan asupan
cairan yang terbatas, pilihan makanan yang buruk,
menurun aktivitas, dan hipoksemia.
 Berikan perawatan mulut secara teratur,  Selera makan, bau, dan tampilan mulut yang buruk
bersihkan sekresi yang dikeluarkan mulut, dapat menghilangkan nafsu makan dan dapat

6
dan berikan wadah khusus untuk membuang menghasilkan mual dan muntah dengan peningkatan
sekresi. kesulitan pernafasan.
 Dorong waktu istirahat 1 jam sebelum dan  Membantu mengurangi kelelahan saat makan, dan
sesudah makan. memberi peluang untuk meningkatkan asupan kalori
total.
 Hindari makanan yang menghasilkan gas  Dapat menghasilkan distensi abdomen, yang
dan minuman berkarbonasi. menghambat pernapasan perut dan gerakan
diafragma serta dapat meningkatkan dyspnea.
 Hindari makanan yang sangat panas atau  Suhu ekstrem dapat memicu atau memperburuk
sangat dingin. batuk kejang.
 Timbang, sesuai indikasi.  Berguna dalam menentukan kebutuhan kalori,
pengaturan tujuan berat, dan mengevaluasi
kecukupan rencana gizi. Catatan: Berat badan turun
dapat melanjutkan awalnya meskipun asupan yang
cukup,
seperti penyembuhan edema.
Kolaborasi
 Konsultasikan dengan ahli gizi atau tim  Metode makan dan persyaratan kalori didasarkan
dukungan nutrisi untuk menyediakan pada keadaan individu dan kebutuhan khusus untuk
dengan mudah dicerna, makanan bergizi pemberian nutrisi yang maksimal dengan usaha dan
seimbang pengeluaran energy klien minimal.
melalui mulut, suplemen atau pemberian

6
makan tabung, dan nutrisi parenteral.
(Mengacu pada CP: Dukungan Nutrisi
Total: Parenteral / Enteral Feeding.)
 Tinjau serum albumin atau prealbumin,  Menentukan defisit dan memonitor efektivitas terapi
transferrin, asam amino profil, besi, studi nutrisi.
keseimbangan nitrogen, glukosa, fungsi hati
studi, dan nilai-nilai laboratorium elektrolit
seperti yang diperintahkan.
 Berikan oksigen tambahan selama makan,  Mengurangi dyspnea dan meningkatkan energi untuk
sesuai indikasi. makan, meningkatkan asupan.

2. Diagnosis: Keletihan b.d kelesuan fisiologis Tujuan (NOC): Konservasi Energi


akibat kehamilan.  Identifikasi faktor risiko dan tindakan individu
yang mempengaruhi kelelahan.
 Identifikasi alternatif untuk membantu
mempertahankan tingkat aktivitas yang
diinginkan.
 Berpartisipasi dalam program perawatan yang
direkomendasikan.
 Laporkan peningkatan energi.

6
Intervensi (NIC): Manajemen energi Rasional
Independen
 Catat dan terima adanya kelelahan.  Kelelahan terus-menerus adalah gejala yang paling
sering dilaporkan. Studi menunjukkan bahwa
kelelahan terjadi dengan pengeluaran energi minimal,
lebih sering dan lebih berat daripada "normal"
kelelahan, memiliki dampak yang tidak proporsional
pada ADL, memiliki waktu pemulihan lebih lambat,
dan mungkin tidak menunjukkan hubungan
langsungantara keparahan kelelahan dan neurologis
status klinis.
 Identifikasi atau tinjau faktor yang  Pengetahuan tentang faktor-faktor ini memberi
memengaruhi kemampuan untuk aktif, peluang untuk mengembangkan langkah-langkah
seperti suhu ekstrim, asupan makanan yang efektif untuk mempertahankan atau meningkatkan
tidak memadai, insomnia, penggunaan obat, mobilitas.
atau waktu dalam sehari.
 Terima ketika klien tidak dapat melakukan  Intoleransi aktivitas dapat bervariasi dari waktu ke
aktivitas. waktu.
 Tentukan kebutuhan untuk alat bantu
mobilitas, misalnya, tongkat, kawat gigi, alat

6
bantu jalan, kursi roda, atau skuter. Tinjau  Tidak menghakimi evaluasi klien terhadap fungsi
keamanan. sehari-hari dan memberikan kesempatan untuk
 Jadwalkan ADL dan kegiatan luar di pagi mempromosikan kemandirian dan harga diri.
hari atau di atas waktu atau sepanjang hari.
Selidiki penggunaan AC, rompi pendingin,  Alat bantu mobilitas dapat mengurangi kelelahan,
pakaian berwarna terang, dan topi lebar meningkatkan kemandirian dan kenyamanan, dan
bertepi lebar, jika sesuai. mempromosikan keselamatan.
 Rencanakan perawatan dengan waktu
istirahat yang konsisten di antara kegiatan.

 Kelelahan biasanya memburuk ketika terkena suhu


tinggi karena cuaca, panas lingkungan, olahraga, atau
 Dorong tidur siang. demam. Beberapa klien melaporkan berkurangnya
kelelahan dengan stabilisasi suhu tubuh.

 Istirahat dan aktivitas yang konsisten mengurangi


 Stres perlu untuk menghentikan latihan atau kelelahan dan kejengkelan kelemahan otot.
aktivitas sebelum kelelahan terjadi
diperparah.  Mendorong diri melampaui batas fisik individu dapat
menghasilkan kelelahan yang berlebihan atau

6
berkepanjangan dan keputusasaan. Di waktu, klien
dapat menjadi sangat mahir dalam mengetahui
keterbatasan.
Kolaborasi
 Merekomendasikan partisipasi dalam  Menyediakan sumber daya dukungan dapat
kelompok pendukung yang melibatkan memotivasi klien untuk tetap pada tingkat aktivitas
kebugaran, olahraga, dan masalah lain yang yang optimal. Kegiatan kelompok harus dipilih
terkait dengan MS. dengan cermat untuk memenuhi kebutuhan klien dan
mencegahnya keputusasaan atau kecemasan
 Berikan obat, seperti yang ditunjukkan,
misalnya:
 Amantadine dan pemoline membantu mengelola
kelelahan. Sisi yang sama termasuk peningkatan
spastisitas, insomnia, dan paresthesia tangan dan
kaki.
 Stimulan CNS mengurangi kelelahan tetapi juga
 Amantadine (Symmetrel) dan pemoline
dapat menyebabkan kegugupan, gelisah, dan
(Cylert)
insomnia.
 Antidepresan mengangkat suasana hati dan "memberi
energi" roh pada klien dengan depresi.
 Antidepresan trisiklik membantu mengobati labilitas
emosional, neurogenik nyeri, dan gangguan tidur
7
 Methylphenidate (Ritalin) dan modafinil terkait. Mereka membantu Tingkatkan keinginan
(Provigil) untuk menjadi lebih aktif.
 Antikonvulsan mengobati nyeri neurogenik dan
 Sertraline (Zoloft) dan fluoxetine (Prozac) intermiten mendadak kejang yang berhubungan
dengan iritasi sumsum tulang belakang.
 Antidepresan trisiklik, seperti amitriptyline  Steroid dapat digunakan selama eksaserbasi akut
(Elavil) dan nortriptyline (Pamelor) untuk mengurangi atau mencegah pembentukan
edema pada plak sklerotik. Jangka panjang terapi
tampaknya memiliki sedikit efek pada perkembangan
 Antikonvulsan, seperti karbamazepin
gejala.
(Tegretol), gabapentin (Neurontin), dan
 Agen antineoplastik dapat diberikan untuk
lamotrigin (Lamictal)
mengurangi cacat neurologis dan frekuensi relaps
 Agen antineoplastik, seperti mitoxantrone
pada klien dengan SPMS (kronis) atau RRMS yang
(Novantrone)
memburuk.
 Vitamin B mendukung replikasi sel saraf,
meningkatkan metabolism fungsi, dan dapat
 Vitamin B
meningkatkan rasa kesejahteraan dan tingkat energi.
(Laporan lebih bersifat anekdot dari berbasis
penelitian).

7
 Agen Immunomodulating dapat membantu
 Agen imunanulasi, seperti siklofosfamid mengobati relaps akut, kurangi frekuensi kambuh,
(Cytoxan), azathioprine (Imuran), dan dan promosikan remisi. Penelitian terkini
metotreksat (Mexate); interferon beta-1a menunjukkan pengobatan dini dengan obat-obatan itu
(Avonex, Rebif), interferon beta-1b mengurangi peradangan dan pembentukan lesi dapat
(Betaseron), glatiramer (Copaxone), dan membatasi permanen kerusakan. Terapi pilihan
mitoxentrone (Novantrone). adalah penggunaan "A, B, C" obat-obatan: Avonex,
Betaseron, dan Copaxone. Manfaat terapeutik telah
dilaporkan pada klien selama semua tahap kecacatan
dengan pengurangan penggunaan steroid dan hari-
hari di rumah sakit. Copaxone secara kimia
menyerupai komponen myelin dan dapat bertindak
sebagai umpan yang mengalihkan sel-sel kekebalan
tubuh dari target myelin. Catatan: Novantrone dapat
digunakan jika lainnya obat-obatan tidak efektif,
tetapi merupakan kontraindikasi PPMS.
 Penelitian menunjukkan bahwa individu mengalami
 Bersiaplah untuk perawatan pertukaran akut akut eksaserbasi tidak merespons steroid dosis
plasma seperti yang ditunjukkan. tinggi standar terapi dapat mengambil manfaat dari
jalannya plasmaferesis.

7
3. Diagnosis: Pola seksualitas tidak efektif b.d Tujuan (NOC):
ketidaknyamanan pada awal kehamilan. Mendiskusikan masalah seksual
Mengungkapkan pemahaman tentang alasan yang
mungkin untuk diubah
Mngidentifikasi alternative yang dapat diterima untuk
memenuhi kebutuhan individu
Mengungkapkan kepuasan bersama atau konseling bila
dibutuhkan.
Intervensi (NIC): Rasional
Independen
 Diskusikan dampak kehamilan terhadap  Mengidentifikasi kebutuhan / masaah individu dan
pola koitus seksual yang normal memberikan kesempatan untuk memperjelas
kesalaha konsep. Khusus untuk klien yang saat ini
melakukan kunjungan prenatal pertama kali.
 Tinjau ulang apa yang dirasakan dan  Rasa takut mencederai janin pada saat koitus adalah
diskusikan kemungkinan pilihan dalam hal yang umum. Meyakinkan dan memperhatikan
peningatan kontak fisik melalui berpelukan bahwa hal tersebut nomal dapat membantu
dan bercumbu daripada melakukan koitus menghilangkan ansietas.
secara actual

7
 Tinjau ulang perubahan posisi yang  Membantu pasangan untuk mempertimbangkan/
mungkin dilakukan dalam aktivitas seksual membuat pilihan
 Waspadai adanya indikasi kemungkinan  Disini tampak frekuensi penyimpangan mejadi lebih
kesulitan seksual atau perilaku yang tidak tinggi (misalnya perkosaan, inses, kejahatan
sasuai dari pria kekerasan, dan perselingkuhan ekstramarital) bila
pasangan sedang hamil

Kolaborasi
 Rujuk para perawat klinis  Mungkin perlu bantuan tambahan untuk mengatasi
spesialis/konseling sesuai inkisasi masalah dasar, yang dapat berkembang selama
kehamilan atau mungkin sudah ada sebelumnya.

7
KASUS II – TRIMESTER III • Edema pada periorbital atau wajah
A. Pengertian dan Tanda Gejala Trimester III
• Nyeri perut bagian atas yang parah
 Trimester III merupakan trimester terakhir pada
masa kehamilan. • Sakit kepala dengan perubahan visual
 Tanda  perubahan fisiologis yang dapat (hipertensi yang diinduksi oleh kehamilan)
menunjang proses persalinan.
• Penurunan gerakan harian janin selama lebih
a. Pada kehamilan trimester III akan timbul
dari 24 jam (hal tersebut menandakan adanya
tekanan yang disebabkan membesarnya uterus
kemungkinan kematian) (Ricci & Kyle, 2009).
sehingga otot dinding perut mengalami
peregangan. • Setiap tanda dan gejala peringatan pada

b. Rektus abdominis juga dapat terpisah. trimester sebelumnya juga dapat hadir di

Terpisahnya rektus abdominis akan trimester terakhir ini (Youngkin & Davis, 2004

menghasilkan rasa nyeri pada bagian belakang dalam Ricci & Kyle, 2009).

(Romauli & Suryati, 2011). Rasa nyeri tersebut Peringatan atau tanda bahaya :
dapat diatasi dengan penggunaan korset dan
• Nyeri perut atau panggul (PTL, ISK,
latihan fisioterapi untuk mengatasi rasa kurang
pielonefritis, radang usus buntu),
nyaman yang timbul (Ladewig et al., 2002).
• Gerakan janin menurun atau tidak ada (hipoksia
Trimester ketiga dapat memunculkan perubahan lain yang
janin atau kematian),
terlihat secara fisik. Perubahan tersebut, berupa:

• Perubahan berat badan yang tiba-tiba

7
• Mual dan muntah berkepanjangan (dehidrasi, Beberapa permasalahan dapat terjadi pada masa trimester
hiperemesis gravidarum), III yang bertepatan pada masa antenal menuju intranatal.

• Demam dan menggigil (infeksi) Permasalahan tersebut yaitu:

Perubahan pola eliminasi.


• Disuria, frekuensi, dan urgensi (ISK). Tujuan: klien dapat kembali menjalani pola-pola
eliminasi dengan normal.
Komponen kritis: Hasil: pasien akan melanjutkan pola ususnya yang
normal.
• pendarahan vagina (infeksi, leher rahim gembur
karena perubahan atau patologi kehamilan, Asupan cairan yang berubah terkait dengan mual dan
muntah.
plasenta previa, plasenta abruptio, PTL), Tujuan: asupan cairan kembali normal.
Hasil: asupan cairan normal dan penurunan mual dan
• tanda / gejala PTL: kruris atau nyeri perut muntah.
bawah berirama, sakit punggung bawah,
tekanan panggul, keluarnya cairan amniotik, Penurunan motilitas lambung.
Tujuan : meningkatkan motilitas.
peningkatan keputihan
Hasil : pasien memiliki gerakan usus yang normal.
• tanda-tanda / gejala-gejala gangguan hipertensi:
sakit kepala berat yang tidak merespon tindakan Ketidaknyamanan dengan buang air besar karena
hemoroid.
bantuan biasa, Tujuan : untuk mengurangi rasa sakit dengan gerakan
usus.
• perubahan visual atau perubahan secara umum Hasil: pasien akan mengalami penurunan nyeri dan
mempertahankan fungsi usus yang adekuat

7
B. Masalah yang Terjadi pada Trimesetr III

Masalah Penyebab Penanganan

Gangguan eliminasi urin peningkatan tekanan pada kandung kemih akibat mengedukasi ibu tersebut untuk memberi jeda
(sering buang air kecil) dari membesarnya uterus dan janin yang menekan istirahat saat ke kamar mandi ketika BAK.
area tersebut, uretra, dan pelvis. * meningkatkan konsumsi air atau cairan untuk
menghindari terjadinya dehidrasi.
Gangguan pola napas dan terjadinya peningkatan kebutuhan oksigen sebesar melakukan edukasi dan mendorong klien untuk
mobilitas 20% serta peningkatan volume tidal, yang meninggikan kepala saat tidur serta lebih
berfungsi untuk memenuhi kebutuhan oksigen di memperlambat saat berjalan atau menaiki
uterus, plasenta, fetus (Murray & McKinney, tangga.
2014).
Edema vasokonstriksi pembuluh darah akibat terjadinya bed-rest dengan posisi lateral rekumben, yaitu
kehilangan protein melalui urin (proteinuria), miring ke kiri atau kanan. ***
retensi sodium, dan menurunya laju filtrat
glomerulus (Durham & Chapman, 2014). **
Nyeri pada punggung membesarnya uterus berdampingan dengan mengajarkan klien untuk postur yang sesuai dan
tumbuhnya janin dan berat badan bertambah. nyaman, menggunakan sepatu yang lebih rendah
Secara postural, tulang belakang bagian atas akan di bagian tumitnya (sepatu yang flat/datar),

7
menambah panjang untuk mendukung pembesaran melakukan massage (pijat) di bagian punggung
uterus (Palmer & Coats, 2017). belakang, dan menghindari penggunaan celana
kontraksi hilang timbul secara tidak teratur dan membuat kontraksi uterus atau pakaian yang ketat (Durham & Chapman,
(Braxton Hicks) ringan, serta semakin sering terjadi trimester akhir 2014).
(Murray & McKinney, 2014).
Konstipasi dan perubahan - peningkatan hormon yang dapat menurunkan minum air putih minimal 8-10 gelas/ hari
pada kebutuhan nutrisi proses pencernaan makanan dan membuat usus makan makanan yang mengandung tinggi serat
halus menjadi lebih rileks (Palmer & Coats, meningkatkan aktivitas fisik yang ringan seperti
2017) berjalan kaki (Durham & Chapman, 2014).
- Selain itu, tekanan dari uterus yang meluas dan
meningkat di bagian saluran pencernaan dapat
menekan area sekitar us. halus
Gangguan Integritas Kulit

Striae gravidarum/ stretch kulit menjadi kemerahan dan sedikit gatal serta belum ditemukan yang pasti untuk
mark biasa terjadi di area perut, pinggul, paha, dan mengurangi garis-garis halus tersebut namun
payudara (Pillitteri, 2014) akibat terpisahnya terdapat cream yang bisa digunakan untuk
serat kolagen dari jaringan ikat seiring mengurangi rasa gatal.
bertambah kencangnya dan luas area kulit.

7
Hiperpigmentasi meningkatnya hormon estrogen, progesteron, dan menggunakan tabir surya
- Melasma (bintik hitam melanosit. Yakinkan ibu bahwa setelah melahirkan
yang terdapat di dahi, pipi, hiperpigmentasi biasanya akan menghilang
dan hidung)
- linea nigra (garis yang
sangat terlihat memanjang
dari simfisis pubis sampai
fundus)
- area puting di payudara
akan tampak lebih gelap.

7
C. Komplikasi Kondisi yang meningkatkan risiko plasenta previa
1. Placenta previa  plasenta menutupi serviks. Saat
Riwayat aborsi elektif Riwayat sesar
kehamilan, pembuluh darah yang ada di plasenta
Multiparitas: (udah hamil Riwayat mengalami placenta
yang menutupi rahim akan pecah, ini yang
beberapa kali) previa sebelumnya
menyebabkan perdarahan.
Ibu usia lanjut >35 thn Ibu merokok
placenta previa•plasenta tidak menutupi rahim
marginal•plasenta berada di perbatasan serviks
2. Abruption Placenta lepasnya plasenta sebelum

placenta previa•plasenta sebagian menutupi serviks waktunya. Plasenta yang sudah terlepas dari dinding
partial rahim tidak dapat menempel kembali. Hal ini
mengakibatkan berkurangnya jumlah oksigen dan
placenta previa•plasenta menutupi seluruh bagian
lengkapserviks nutrisi pada bayi serta menyebabkan perdarahan hebat
pada ibu. Komplikasi yang serius ini menyebabkan
dilakukannya operasi sesar. Abruptio plasenta adalah
kondisi yang terjadi secara mendadak dan
membutuhkan penanganan medis segera.

Gejala yang sering terjadi pada abruptio plasenta yaitu:

 Perdarahan rahim, kontraksi rahim yang tidak normal,


dan gawat janin yang dapat diperiksa dari denyut

(Klossner & Hatfield, 2010) jantung janin

8
 Kontraksi rahim yang sangat nyeri yang dapat
 Lemas, tekanan darah rendah, denyut jantung cepat,
nyeri perut, dan nyeri punggung

Selain itu, gejala yang muncul dapat berbeda tergantung pada


tingkat keparahan abruptio plasenta (stadium I, II, dan III):

 Stadium I: perdarahan ringan dari vagina, kontraksi


ringan pada rahim, tanda vital stabil, dan denyut
jantung janin tetap. Waktu pembekuan darah normal
 Stadium II: perdarahan sedang, kontraksi yang tidak
normal, tekanan darah rendah, gawat janin, dan
kelainan dalam pembekuan darah
 Stadium III: stadium ini merupakan stadium yang
paling berat; gejalanya berupa perdarahan dan
kontraksi hebat, tekanan darah rendah, kematian janin,
dan darah sulit membeku

Penyebab dan faktor risiko Abruptio Placenta

Penyebab utama tidak diketahui dengan jelas, namun


bukan kondisi yang diturunkan.Beberapa hal

8
menyebabkan abruptio plasenta: trauma langsung di
perut (jatuh, kecelakaan), riwayat abruptio plasenta
sebelumnya, tekanan darah tinggi, merokok/konsumsi
kokain, cairan ketuban pecah sebelum waktunya,
kelainan pembekuan darah, kehamilan multiple, usia
lanjut >40thn.

3. Ketidakseimbangan cairan amnion atau ketuban


 Polihidramnion, juga disebut hidramnion,
adalah kondisi di mana terlalu banyak cairan
ketuban (lebih

8
banyak dari 2.000 mL) mengelilingi janin antara 32  Pecahnya membran amnion: terkadang cairan
dan 36 minggu. Penyebabnya: terlalu banyak cairan amnion merembes keluar melalui celah kecil pada
yang diproduksi, tidak diimbangi dengan membran amnion.
kemampuan janin utk menelan.  Abnormalitas fetus: adanya agenesis renal atau
Faktor risiko lainnya kelainan renal seperti ginjal polikistik pada fetus yg
Gangguan pada janin Infeksi rubella atau akan mengurangi produksi urin
sehingga tidak bisa toksoplasma  Faktor genetik
menelan cairan ketuban  Abruptio plasenta: menyebabkan plasenta keluar
Ibu hamil yang Kondisi kromosom dari dinding uterus dalam sehingga defisiensi cairan
menderita diabetes abnormal ; sindrom amnion.
Down/ sindrom Edward Masalah akibat oligohidramnion
 IUGR (restriksi pertumbuhan fetus)
 Oligohidramnion = jumlah amniotik yang menurun  Komplikasi penekanan tali pusar selama melahirkan
(cairan kurang dari 500 mL) antara 32 minggu dan sehingga nutrisi dan oksigen untuk bayi tidak cukup
36 minggu kehamilan. Pengurangan cairan amnion  Operasi sesar
mengurangi kemampuan janin untuk bergerak bebas
 Lahir prematur
tanpa risiko kompresi kabel, yang meningkatkan
 Keguguran
risiko kematian janin dan hipoksia intrapartal
 Defek lahir : malformasi/ ketidakadaannya organ
Penyebab:
internal dan eksternal
 Dehidrasi

8
4. Ketuban Pecah Dini dan detak jantung janin menjadi lebih cepat dari biasanya.
Kondisi ini dapat menyebabkan sepsis pada bayi yang
FAKTOR RISIKO Infeksi: rahim,
kantong berbahaya.
ketuban,
serviks, vagina  Bayi lahir prematur.

cedera fisik

merokok/ riwayat pecah


narkoba ketuban
selama hamil sebelumnya

kelainan plasenta

posisi janin tekanan


dalam rahim darah tinggi
tidak normal yg tidak
terkontrol
Komplikasi ketuban pecah dini
 Ketika ketuban pecah, kuman dapat bermigrasi ke
dalam kantung ketuban hingga menyebabkan infeksi
dalam rahim. Gejalanya termasuk suhu tubuh naik,
keputihan yang tidak biasa, vagina berbau yang tidak
enak, denyut nadi cepat, nyeri di perut bagian bawah,

8
 Meningkatkan risiko terjadinya retensi plasenta buang air besar, dan napasnya sering terasa sesak. Ia juga
(sebagian atau semua plasenta tertinggal di dalam mengeluh
rahim). Kondisi ini akan menyebabkan perdarahan
postpartum, yaitu perdarahan lewat vagina dalam
waktu 24 jam hingga enam minggu setelah
melahirkan.
 Volume cairan ketuban terlalu sedikit
(oligohidramnion), bila ketuban pecah dini terjadi
pada kehamilan usia muda. Ketika cairan ketuban
hilang, tali pusat bisa terjepit di antara janin dan
dinding rahim. Akibatnya, janin bisa mengalami
cedera otak atau bahkan kematian.
D. Pengkajian pada
Trimester III Bagiannya Odi
E. Asuhan Keperawatan pada Kasus Trimester III
Seorang perempuan, umur 30 tahun, G2P1A0 datang ke
poliklinik kebidanan pada tanggal 13 Agustus 2018 untuk
memeriksakan kandungannya. Klien mengeluh nyeri
punggung
bagian bawah, perutnya sering terasa kencang-kencang
(kontraksi hilang-timbul), sering buang air kecil, sulit

8
cepat merasa begah meski hanya makan sedikit. Hari pertama  Pengkajian
haid terakhir (HPHT) klien adalah tanggal 16 Desember 1. Anamnesis (Chapman & Durham, 2010)
2017. Dari hasil pemeriksaan didapatkan, tekanan darah Identitas: nama,
Riwayat kehamilan
110/70 mmHg, nadi 88 x/mnt, payudara membesar dan sudah usia, tanggal lahir,
sekarang: usia
ras, pendidikan, Keluhan utama gestasi dan
ada produksi kolostrum, tinggi fundus uteri 35 cm, DJJ 136 pekerjaan dan
taksiran partus
penanggung jawab
x/mnt, kuat dan teratur, serta terdapat edema di kedua kaki.
Peningkatan berat badan klien sudah 15 kg dari sebelum Terkait riwayat Riwayat
hamil. terkena Riwayat seksual kehamilan dan
penyakit persalinan yang
menular lalu
 Status Obstetrik (GPA)

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai


Riwayat Riwayat Adaptasi
penggunaa
lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau psikososial
9 bulan 7 hari) dihitung seperti haid terakhir
dari hari pertama kehamilan
(Adriaansz, Wiknjosastro, & W
Gravida n
kontrasepsi
mekanisme dan pasangan
koping,
Proses pengeluaran hasil konsepsi (janin) pada Status nutrisi:
kehamilan cukup bulan yang dapat hidup dari dalam uterus melaluiPenerimaan asupan
vagina ke dunia luar secara spontan maupun bantuan makanan,
alat (Varney, Helen, dkk, 2003).
Partus keluarga Rencana bersalin kebiasaan makan,
jumlah dan cara
penyajian
Berakhrinya kehamilan dengan
dikeluarkannya janin (fetus) atau embrio sebelum memiliki kemampuan untuk bertahan hidup di luar rahim, sehingga mengakibatkan kematiannya
Abortus

G2P1A0 bermakna ini merupakan kehamilan ke 2 si Ibu,


sudah melakukan persalinan 1 kali dan tidak pernah abortus.

8
2. Hasil pengkajian 3. Analisis Data
Data Masalah
Data Subjektif Data Objektif No Data Etiologi
Umum Keperawatan
Jenis Kondisi G2P1A0 Peningkatan berat 1. DS: Posisi tubuh yang Ketidaknyama
kelamin badan klien sudah 15 tidak tepat, nan
perempuan kg dari sebelum hamil. - Nyeri pertumbuhan
punggung uterus yang
Usia 30 Klien mengeluh Hasil pemeriksaan
bagian bawah membesar,
tahun nyeri punggung didapatkan tekanan
- Perutnya meningkatnya
bagian bawah, darah 110/70 mmHg,
sering terasa pertumbuhan
perutnya sering nadi 88 x/menit,
kencang – rahim
terasa kencang payudara membesar
kencang menghalangi
(kontraksi hilang dan sudah ada
(kontraksi kesempurnaan
timbul), sering buang produksi kolostrum,
hilang- timbul) ekspansi paru-
air kecil, sulit buang tinggi fundus uteri 35
- Napasnya paru pada akhir
air besar, dan cm, DJJ 136 x/menit,
sering terasa kehamilan.
napasnya sering kuat dan teratur, serta
sesak
terasa sesak terdapat edema di
kedua kaki DO: -
Klien mengeluh cepat 2. DS: - Posisi janin Gangguan
merasa begah meski - Sering buang air memberikan eliminasi urin
hanya makan sedikit kecil tekanan pada
(HPHT) klien adalah
tanggal 16 Desember
2017

8
DO: - kandung 4. Diagnosis
kemih Hormon progesteron melemaskan
atau Inkontinensi otot-ototKeperawatan
uretra

- Dari analisis data yang didapatkan, maka dapat


ditegakkan tiga diagnosis, yaitu:
dan
1. Ketidaknyamanan berhubungan dengan
perubahan fisik pengaruh hormonal
dapat
2. Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan
menyebabkan inkontinensia
pembesaran uterus
3. Konstipasi berhubungan dengan kehamilan
3. DS: -TekanandariKonstipasi
sulit buang air besar rahimyang membesar
cepat merasa begah meski hanya makan sedikit
Motilitas usus berkurang selama kehamilan sebagai akibat darihormone progesteron (meningkatnya kadar progesterone meny
Penurunan aktivitas

DO: -

8
5. Rencana Intervensi
No Data Diagnosis NOC NIC
1. DS: Ketidaknyamanan - Melakukan aktivitas 1. Kaji secara terus menerus
- Nyeri punggung berhubungan dengan perawatan diri dengan ketidaknyamanan Ibu
bagian bawah perubahan fisik tepat untuk mengurangi 2. Kaji status pernapasan Ibu
- Perutnya sering pengaruh hormonal ketidaknyamanan 3. Kaji adanya kontraksi Braxton Hick
terasa kencang– - Melaporkan 4. Berikan informasi mengenai fisiologis
kencang (kontraksi ketidaknyamanan aktivitas uterus
hilang timbul) sehingga dapat 5. Perhatikan adanya kram pada kaki dan
- Napasnya sering diminimalkan/ dikontrol mengangkat kaki bagian dalam keposisi
terasa sesak dengan pertolongan medis dorsofleksi, sering mengganti posisi dan
yang tepat. menghindari berdiri atau berduduk lama.
2. DS: Sering buang air Gangguan eliminasi Klien melaporkan 1. Kaji pola eliminasi urin
kecil urin berhubungan penurunan keluhan BAK 2. Berikan informasi proses perubahan pola
dengan pembesaran dibuktikan dengan eliminasi urin yang dialami klien selama
uterus penurunan jumlah berapa periode kehamilan (trimester ke-3)
kali ke kamar mandi, terjadi 3. Dorong klien untuk minum cairan dalam
Definisi: pengosongan kandung jumlah yang cukup sepanjang hari, namun
Disfungsi eliminasi urin kemih setelah berkemih, dan pengurangan asupan cairan dua hingga
menggunakan latihan kegel. tiga jam sebelum tidur
Batasan karakteristik: 4. Intruksikan klien untuk latihan kegel:
1. Dorongan berkemih dapat membantu menguatkan tonus otot
2. Inkontinensia Urin perineum, sehingga meningkatkan kontrol
Sering berkemih kemih dan mengurangi kemungkinan
inkontinensia
5. Dorong klien untuk menjaga daerah
perineum tetap bersih dan kering untuk
mencegah iritasi.

8
6. Ajarkan klien tentang tanda dan gejala
infeksi saluran kemih dan segera
melaporkannya jika memang terjadi untuk
deteksi dini dan intervensi yang cepat.
3. DS: Konstipasi 1. Konstipasi klien 1. Kaji pola BAB termasuk frekuensi,
- Sulit buang air berhubungan dengan menurun, yang konsistensi, bentuk dan warna
besar kehamilan dibuktikan oleh pola 2. Auskultasi suara usus
Cepat merasa begah defekasi yang normal. 3. Kaji pengalaman sebelumnya
meski hanya makan Definisi: Perubahan 2. Klien menunjukkan terhadap konstipasi
sedikit dalam eliminasi terkait pengetahuan program 4. Anjurkan klien memakan makanan
dengan fisiologis dan defekasi yang berserat tinggi, buah-buahan, dan sayuran
anatomi perubahan dibutuhkan. (mempertahankan eliminasi usus)
kehamilan termasuk 3. Klien memperlihatkan 5. Berpartisipasi dalam aktivitas fisik
perubahan dalam suara hidrasi yang adekuat (Lakukan aktivitas fisik seperti berjalan)
gastrointestinal dengan (turgor kulit baik, asupan untuk mendorong pergerakan usus
relaksasi halusotot, dan cairan kira-kira sama 6. Minum enam hingga delapan gelas air
perpindahan kecil dan dengan haluaran). setiap hari
usus besar oleh rahim - Klien dapat menjelaskan 7. Hindari minuman yang mengandung
gravid. secara verbal dan kafeine dan minuman berkarbonasi
menerapkan individual (memberikan efek diuretik)
Batasan karakteristik: bowel program. 8. Kurangi asupan makanan manis
Tidak dapat (meningkatkan pertumbuhan bakteri usus
mengeluarkan feses, dan menyebabkan perut kembung
perubahan pada pola 9. Atur pola eliminasi dengan waktu yang
defekasi, peningkatan konsisten setiap hari
tekanan abdomen. 10. Berikan obat pelunak feses atau pencahar
(bulk laxative) sesuai indikasi untuk
meningkatkan pembentukan atau pasase
pelunak feses

9
Daftar Pustaka
Adriaansz, Wiknjosastro, & Waspodo. (2007). Buku acuan
Herdman, T. H., & Kamitsuru, S. (2014). NANDA
nasional pelayanan kesehatan maternal dan neonatal.
international nursing diagnoses: definitions &
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
classification 2015 - 2017. Oxford: Wiley Blackwell.
Black, J. M., & Hawks, J. H. (2009). Medical surgical
Johnson, M., Maas, M. L., Moorhead, S., & Swanson, E.
nursing: clinical management for positive outcomes.
Singapura: Elsevier. (2013). Nursing outcomes calssification (NOC). 5th
Edition. Missori: Mosby Elsevier Inc
Bulecheck, G. M., Butcher, H. K., Dochterman, J. M., & Karlina, N., dkk (2015). Bahan Ajar Embriologi Manusia.
Wagner, C. M. (2013). Nursing intervention Yogyakarta: Penerbit Deepublish
calssification (NIC). 6th Edition. Missori: Mosby Elsevier
Inc Ladewig, P.W., London, M.L., Moberly, S.M & Olds, S.B.
Blackwell, W. (2017). Nursing Diagnoses Definitions & (2002). Contemporary Maternal-Newborn Nursing Care.
Classifications. Philadelphia: Lippincott Williams New Jersey: Pearson Education, Inc.
& Wilkins. Lowdermilk, Deitra L., Perry, Shannon E., & Cashion K.
Chapman, L . &Durham, R. F. (2010). Maternal- (2013). Maternal child nursing care. 5th ed. Canada:
newbornnursing : The criticalcomponentsofnursingcare. Elsevier Mosby.
Philadelphia: F.A. Davis Company. Martini, F. H., Nath, J. L., & Bartholomew, E. F. (2012).
Doengoes, M., Moorhouse, M., & Murr, A. (2010). Nursing Fundamentals of anatomy & physiology, 9th edition. San
Care Plans: Guidelines for Individualizing Client Care Francisco: Pearson.
Across the Life Span 8th edition. Philadelphia: Davis Mescher, A. L. (2011). Histologi dasar junqueira: Teks & atlas.
Company. (F. Dany, Trans.) Jakarta: EGC.

Durham, R. F., & Chapman, L. (2014). Maternal – newborn Murray, S. S., & McKinney, E. S. (2014). Foundation of
nursing: The critical components of nursing care. Maternal-Newborn and Women's Health Nursing (6th
Philadelphia: F. A. Davis Company. ed.). Missouri: Elsevier.
Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2006). Textbook of medical Nuraini, T. (n.d.). Fertilisasi dan Kontrol Reproduksi. Diambil
physiology. Philadelphia: Elsevier Saunders. dari
http://staff.ui.ac.id/system/files/users/tutinfik/material/f
ertilisasidankontrolrepr.pdf

9
Sherwood, L. (2010). Human physiology: from cells to systems.
Belmont: Cengage Learning.
Perry, S. E., Hockenberry, M. J., Lowdermilk, D. L., &
Silverthorn, D. U. (2010). Human physiology: an integrated
Wilson,
approach. San Fransisco: Pearson Education.
D. (2013). Maternal child nursing care, 5th ed. Sloane, E. (2003). Anatomi dan fisiologi untuk pemula.
Missouri: Elsevier. Jakarta: EGC.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia. (2017). Standar Syaifuddin. (2016). Ilmu biomedik dasar untuk mahasiswa
diagnosis keperawatan indonesia: definisi dan indikator keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan
Perawat Nasional Indonesia Tortora, G. J., & Derrickson, B. (2012). Principles of Anatomy
Pillitteri, A. (2010). Maternal & Child Health Nursing: Care Physiology (13 ed.). United States of America: John
of the Childbearing & Childearing Family (6th ed.). Wiley & Sons, Inc.
New York: Lippincott Williams & Wilkins. Varney, Helen, dkk. (2003). Buku ajar asuhan kebidanan.
Jakarta: EGC.
Reeder, S. J., Martin, L. L., & Griffin, D. K. (2011).
Keperawatan maternitas: Kesehatan wanita, bayi & Ward, S. L., & Hisley, S. M. (2009). Maternal-child nursing
keluarga (18 ed., Vol. 1). (Y. Afianti, I. N. care: optimizing outcomes for mothers, children, and
Rachmawati, & Djuwitaningsih, Trans.) Jakarta: EGC. families. Philadelphia: F. A. Davis Company.
Ricci, S. S., & Kyle, T. (2009). Maternity and Pediatric
Nursing. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
Romauli & Suryati. (2011). Asuhan Kebidanan 1: Konsep
Dasar Asuhan Kehamilan. Yogyakarta: Nuha Medika.

9
9

Anda mungkin juga menyukai