Anda di halaman 1dari 79

SISTEM REPRODUKSI

OLEH :
Ns. WINASARI DEWI, M.Kep.
Sistem reproduksi mencakup gonad, saluran
reproduksi, dan kelenjar seks aksesoris.
• Gonad (organ reproduksi primer) terdiri dari
sepasang testis (pada pria) dan sepasang ovarium
(pada wanita). Gonad matur melaksanakan 2 fungsi:
✓ Menghasilkan gamet (gametogenesis) →
spermatozoa (sperma) pada pria dan ovum (sel
telur) pada wanita
✓ Mengeluarkan hormon seks secara spesifik →
testosteron (pada pria) dan estrogen serta
progesteron (pada wanita)
• Saluran reproduksi mencakup suatu sistem duktus
yang khusus mengangkut gamet setelah dibentuk.
• Kelenjar seks aksesoris (tambahan) yang
mengosongkan isinya ke dalam saluran-saluran
tersebut. Pada wanita, payudara juga dianggap
sebagai organ seks aksesoris.
Anatomi
Sistem Reproduksi Pria
1. Eksterna :
✓ Penis
✓ Skrotum

2. Interna :
✓ Testis
✓ Vesikula seminalis,
kelenjar prostat, dan
kelenjar bulbouretra
✓ Epididimis, duktus
(vas) deferens, dan
duktus ejakulatorius.
GENITALIA EKSTERNA
• SKROTUM (Kantung Pelir)
✓ Kantung yang berisi testis, berjumlah sepasang di kanan dan
kiri yang terdiri dari lapisan luar kulit yang tebal dengan
sejumlah kelenjar lemak dan keringat.
✓ Di antara skrotum kanan dan kiri dibatasi oleh sekat yang
berupa jaringan ikat dan otot polos → OTOT DARTOS yang
berfungsi untuk menggerakkan skrotum sehingga dapat
mengerut dan mengendur.
✓ Terdapat juga penerusan otot lurik dinding perut → OTOT
KREMASTER → untuk pengatur suhu lingkungan testis agar
kondisinya stabil.
✓ Fungsi : sebagai pelindung testis dan epididimis dari
cedera fisik dan untuk regulasi temperatur (suhu ideal
untuk pertumbuhan spermatozoa : 340C yang lebih rendah
daripada suhu tubuh).
• PENIS
✓ Organ untuk menyalurkan semen pada organ
reproduksi laki-laki.
✓ Penis terdiri jaringan kavernosa (erektil) dan dilalui
uretra. Jaringan erektil penis tersusun dalam tiga
rongga yang berisi jaringan spons, terdiri dari:
▪ 2 rongga yang terletak di bagian atas → Jaringan
Spons Korpus Kavernosa
▪ 1 rongga yang berada di bagian bawah → Jaringan
Spons Korpus Spongiosum → membungkus uretra.
✓Uretra pada penis dikelilingi oleh jaringan erektil yang
rongga-rongganya banyak mengandung pembuluh darah
dan ujung-ujung saraf perasa.
✓Bila ada suatu rangsangan, maka rongga tersebut akan
terisi penuh oleh darah, sehingga menjadi tegang dan
mengembang (ereksi)
✓Ujung penis disebut GLANS yang mengandung jaringan
erektil yang berlanjut ke korpus spongiosum.
▪ Glans dilapisi lapisan kulit tipis berlipat, yang dapat
ditarik ke proksimal disebut PREPUSIUM (kulit luar),
prepusium ini dibuang saat dilakukan pembedahan
(sirkumsisi).
GENITALIA INTERNA
TESTIS
• Organ primer untuk reproduksi pria
• Testis merupakan sepasang struktur berbentuk oval,
agak gepeng dengan panjang sekitar 4 cm dan diameter
sekitar 2,5 cm.
• Testis berada didalam skrotum bersama epididimis
• Dinding pada rongga yang memisahkan testis dengan
epididimis disebut tunika vaginalis

• Fungsi :
✓ Kelenjar endokrin : hormon testosteron
✓ Kelenjar eksokrin : penghasil sel sperma
Testis tersusun atas kerangka bungkus & struktur dalam :
Bungkus luar :
• TUNIKA VAGINALIS : 2 lapis sebagai kantong →
mesothelium, melapisi permukaan testis bagian anterior
• TUNIKA ALBUGENIA : jar. Ikat padat fibrosa merupakan
kapsula yang lebih tebal sepanjang permukaan posterior
→ mediastinum testis
• TUNIKA VASCULOSA : sangat tipis

Struktur Dalam:
• SEPTA : perluasan tunika albugenia, membagi testis menjadi ±
250 lobulus
• LOBULUS : terdiri dari 1-4 tubulus seminiferus → eksokrin dan
jaringan ikat longgar diantara tubulus terdapat
Endocrynocytus Interstitialis ( Leydig) → endokrin
SALURAN REPRODUKSI
EPIDIDIMIS
• Epididimis merupakan saluran berkelok-kelok di
dalam skrotum yang keluar dari testis, berjumlah
sepasang.
• Terdiri dari 3 bagian : CAPUT, CORPUS, dan CAUDA.
• Mempunyai 4 fungsi :
✓ Transportasi sperma
✓ Konsentrasi sperma (mengentalkan sperma)
✓ Penyimpanan sperma (± 3 minggu)
✓ Maturasi/pematangan sperma (khususnya di
daerah cauda)
Komponen Saluran Reproduksi Pria :
▪ Tubulus semineferus convolutus → spermatogenesis.
▪ Vasa eferentia → menampung sperma.
▪ Duktus Epididimis → pematangan sperma.
▪ Duktus Deferens (Vas deferens) → saluran untuk
mengalirkan sperma dari epididimis menuju ke vesika
seminalis (kantung mani)
✓Tidak menempel pada testis dan ujung salurannya
terdapat di dalam kelenjar prostat.
✓Dibagian ujungnya terdapat saluran ejakulasi.
▪ Duktus Ejaculatorius → untuk mengeluarkan sperma agar
masuk ke dalam uretra.
▪ Uretra → saluran untuk mengeluarkan sperma dari vesika
seminalis dan urine dari kandung kemih.
Kelenjar Seks Aksesoris
1. Vesikula Seminalis → terletak di belakang kandung kemih
→ memberi nutrisi bagi sperma yaitu berupa fruktosa
(sumber energi spermatozoa) untuk motilitas dan flavin
(forensik) mendeteksi adanya semen.
2. Glandula Prostat → melingkari bagian atas uretra dan
terletak di bawah kandung kemih.
✓ Mengandung kolesterol, garam, dan fosfolipid → untuk
kelangsungan hidup sperma.
✓ Menghasilkan cairan basa berwarna putih susu yang
berfungsi untuk menetralkan sifat asam pada saluran
vasa eferentia dan cairan pada vagina sehingga sperma
dapat bergerak dengan aktif.
3. Kelenjar Bulbouretra (Kelenjar Cowperi) → kelenjar
yang salurannya langsung menuju ke uretra →
menghasilkan cairan pelicin yang bersifat alkali (basa)
4. Kelenjar Littre (kelenjar uretra) : membasahi bagian
pangkal uretra dan mengeluarkan semen ke luar tubuh.
• Spermatogenesis (proses pembentukkan sperma) terjadi di
testis tepatnya di tubulus seminiferus (mencakup
pematangan sel epitel germinal melalui proses pembelahan
dan diferensiasi sel) → kemudian disimpan di dalam
epididimis.
• Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah besar sel epitel
germinal atau sel epitel benih → spermatogenia → terus
menerus membelah untuk memperbanyak diri.
• Spermatogenia bersifat diploid (2n atau mengandung 23
kromosom yang berpasangan) berkumpul di tepi membran
epitel germinal → spermatogonis tipe A → membelah secara
mitosis menjadi spermatogonia tipe B → membelah secara
terus menerus → akhirnya menjadi spermatosit yang masih
bersifat diploid.
• Setelah beberapa minggu, setiap
spermatosit primer membelah secara
meiosis → menghasilkan 2 buah
spermatosit sekunder yang bersifat haploid
→ membelah lagi secara meiosis →
membentuk 4 buah spermatid (calon
sperma yang belum berekor dan bersifat
haploid) → dalam beberapa minggu
menjadi spermatozoa atau sperma →
proses spermiasi.
• Sperma terdiri dari kepala dan ekor :
✓Kepala sperma terdiri dari sel berinti tebal dengan hanya
sedikit sitoplasma. Di bagian permukaan ujung kepala
diselubungi selaput tebal → AKROSOM yang mengandung
enzim hialuronidase dan proteinase → untuk menembus
lapisan pelindung ovum.
✓Pada ekor sperma, terdapat badan sperma yang terletak di
bagian tengah sperma → banyak mengandung
mitokondria sebagai penghasil energi untuk pergerakan
sperma.
• Sel sperma mempunyai kecepatan yang cukup tinggi
sehingga dalam 1 jam sudah sampai di tuba → disini sperma
menunggu kedatangan sel telur.
• Dari ± 300 juta sperma yang dikeluarkan, hanya 15-50 yang
mencapai sel telur selama perjalanan menyusuri tuba Fallopi
dan hanya 1 yang akan membuahi sel telur.
Proses spermatogenesis distimulasi oleh hormon:
✓ Testosteron disekresi oleh sel-sel Leydig → penting untuk tahap
pembelahan sel-sel germinal untuk membentuk sperma, terutama
saat pembelahan meiosis untuk membentuk spermatosit
sekunder.
✓ LH (Luitenizing Hormone) disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior
→ menstimulasi sel-sel Leydig mensekresikan testosteron.
✓ FSH (Follicle Stimulating Hormone) disekresi oleh kelenjar
hipofisis anterior → untuk menstimulasi sel-sel sertoli (untuk
menyediakan makanan dan mengatur proses spermatogenesis).
✓ Estrogen dibentuk oleh sel-sel sertoli ketika distimulasi oleh FSH
→ berikatan dengan testosteron untuk pematangan sperma.
✓ Hormon pertumbuhan untuk mengatur fungsi metabolisme testis
dan meningkatkan pembelahan awal pada spermatogenesis.
Anatomi
Sistem Reproduksi Wanita
• Anatomi sistem reproduksi wanita dapat
dibedakan atas :
✓ Organ genitalia eksterna
✓ Struktur dinding pelvis
✓ Organ genitalia interna.
Dinding Pelvis
Struktur dinding pelvis terdiri dari :
✓ Tulang panggul merupakan sebuah corong:
▪ Bagian atas yang lebar (panggul besar) yang
mendukung isi perut.
▪ Bagian bawah menjadi tempat alat kandungan
dan menentukan bentuk jalan lahir (panggul
kecil).
✓ Struktur tulangnya meliputi :
▪ os sakrum (tulang kelangkang) 1 buah
▪ os.koksae (tulang pangkal paha) 2 buah
▪ os. koksigis (tulang tungging) 1 buah
▪ os sakrum (tulang kelangkang) → berbentuk segitiga
yang melebar di atas dan meruncing di bawah,
terletak di belakang antara kedua tulang pangkal
paha.
▪ os.koksae (tulang pangkal paha) terdiri dari:
✓ tulang usus (ostium illium) membentuk bagian
atas dan belakang tulang panggul.
✓ tulang duduk (ostium iskium) terletak di bawah
tulang usus.
✓ tulang kemaluan (ostium pubis) terdapat di
sebelah bawah dan depan dari tulang usus.
▪ os. koksigis (tulang tungging) berbentuk segitiga
terdiri dari 3-5 ruas tulang yang bersatu.
✓ Struktur ototnya terdiri dari
▪ m.levator ani → letaknya agak ke belakang
dan merupakan suatu sekat yang ditembus
oleh rektum
▪ m.coccygeus
▪ m.obturator internus
▪ m.piriformis
GENITALIA EKSTERNA

• VULVA :
✓Merupakan organ reproduksi bagian luar pada
wanita.
✓Vulva terdiri dari : mons pubis, labia mayora,
labia minora, klitoris, dan struktur kelenjar
yang bermuara pada vestibulum vagina.
✓Arteri pudenda interna mengalirkan darah ke
vulva. Arteri ini berasal dari arteri iliaka interna
bagian posterior, sedangkan aliran limfatik dari
vulva mengalir ke nodus inguinalis.
1. MONS PUBIS :
✓ Mons pubis atau mons veneris mengandung
jaringan lemak yang menutupi simpisis pubis,
diliputi oleh rambut.

2. LABIA MAYORA
✓ Pada bagian posterior dari mons pubis terdapat
labia mayora yang juga terdiri dari jaringan lemak
yang diliputi oleh rambut.
✓ Labia mayora membentuk tepi lateral dari vulva
dan berukuran panjang ± 7-9 cm dan lebar ± 2-
4 cm.
✓ Labia mayora banyak mengandung urat syaraf.
✓ Berfungsi untuk melindungi vagina
3. LABIA MINORA:
✓ Labia minora merupakan struktur yang tidak berambut dan
berukuran panjang ± 5 cm dengan ketebalan 0,5 – 1 cm.
✓ Struktur kutaneus dari labia minora tidak terdiri dari jaringan
lemak namun terdiri dari jaringan penyambung yang
memungkinkan mobilisasi dari kulit selama proses senggama.
✓ Labia minora akan bersatu pada bagian anterior menjadi
klitoris, sedangkan pada bagian posterior bersatu pada sisi
bawah dari glandula vestibularis menjadi frenulum.
✓ Berada di sebelah dalam labia mayora.
4. KLITORIS
✓ Sebuah jaringan ikat erektil kecil kira-kira sebesar biji kacang
hijau yang dapat mengeras dan tegang (erektil).
✓ Terdapat banyak pembuluh darah dan ujung-ujung saraf
perasa, sehingga sangat sensitif saat hubungan seks.
5. HIMEN (SELAPUT DARA)
✓ Merupakan selaput mukosa yang banyak mengandung
pembuluh darah yang menutupi sebagian besar dari liang
senggama.
✓ Bagian tengahnya berlubang supaya kotoran menstruasi
dapat mengalir keluar.
✓ Konsistensinya ada yang kaku, dan ada yang lunak,
lubangnya ada yang seujung jari, ada yang dapat dilalui
satu jari.
✓ Himen mungkin tetap ada selama pubertas atau saat
hubungan seksual pertama kali.
✓ Pada saat hubungan seks pertama kali mungkin himen
akan robek dan mengeluarkan darah.
✓ Setelah melahirkan, himen berupa tonjolan kecil →
karunkule mirtiformis.
6. PERINEUM
✓ Terletak diantara vulva dan anus, panjangnya
lebih kurang 4 cm.
✓ Terdiri dari 2 bagian :
▪ Regio analis di sebelah belakang → terdapat
muskulus spingter eksternus yang mengelilingi
anus.
▪ Regio urogenitalis → terdapat :
❑ Muskulus bulbo kavernosus yang
mengelilingi vulva
❑ Muskulus iskio kavernosus
❑ Muskulus transversus perinci superfisialis
GENITALIA INTERNA
• Ovarium berfungsi memproduksi memproduksi
ovum (sel telur) setiap ±28 hari berganti kanan dan
kiri. Pada saat ovum dikeluarkan, wanita sedang
dalam masa subur.
• Produksi ovum pada wanita sesuai usia :
✓ Saat lahir ± 750.000 sel telur
✓ Usia 16-15 tahun ± 439.000 sel telur
✓ Usia 16-25 tahun ± 159.000 sel telur
✓ Usia 26-35 tahun ± 59.000 sel telur
✓ Usia 36-45 tahun ± 34.000 sel telur
✓ Masa menopause semua sel telur menghilang
• Ovum yang dihasilkan ovarium akan bergerak ke
saluran reproduksi.
• Ovarium berjumlah sepasang, berbentuk oval
dengan panjang ±3-4 cm.
• Berada di dalam rongga badan, di daerah
pinggang.
• Mengandung sel-sel telur muda, folikel
primordial, folikel de Graaf, badan kuning
(korpus luteum), dan badan putih (korpus
albikans).
• Ovarium menghasilkan 2 jenis hormon, yaitu
estrogen dan progesteron yang berperan dalam
peristiwa menstruasi.
TUBA UTERINA / TUBA FALLOPII / OVIDUK
• Berjumlah sepasang (di kanan dan kiri ovarium)
dengan panjang ± 10 cm.
• Terbagi menjadi isthmus, ampula dan infundibulum
(bagian pangkal oviduk yang berbentuk corong).
• Pada infudibulum terdapat fimbriae untuk
menangkap ovum yang dilepaskan oleh ovarium yang
selanjutnya akan masuk ke oviduk.
• Berfungsi menyalurkan sel telur (ovum) ke uterus
(rahim) dengan gerakan peristaltik dan dibantu oleh
gerakan silia pada dindingnya.
UTERUS (RAHIM)
• Uterus adalah rongga pertemuan dari tuba fallopi
(oviduk) kanan dan kiri yang berbentuk seperti buah
pir dan bagian bawahnya mengecil yang disebut
serviks (leher rahim).
• Berfungsi sebagai tempat perkembangan zigot
apabila terjadi fertilisasi.
• Pada wanita dewasa yang belum pernah melahirkan,
ukurannya :
✓ Panjang ±7,5 cm
✓ Lebar ± 5 cm
✓ Tebal ± 3-4 cm
✓ Berat ± 50 gram
Uterus dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
• FUNDUS UTERI (dasar rahim) : bagian dari badan rahim
yang terletak diantara kedua pangkal saluran telur dan
mempunyai permukaan yang bundar.
• KORPUS UTERI (rongga rahim) : berbentuk segitiga, lebar di
daerah dasar rahim dan sempit ke arah leher rahim. Dilapisi
oleh selaput lendir yang disebut endometrium.
✓ Endometrium menghasilkan banyak lendir dan pembuluh
darah.
✓ Dinding rahim terdiri dari otot polos sehingga dapat
mendorong isinya keluar pada waktu persalinan.
✓ Akan menebal saat ovulasi (pelepasan ovum dari ovarium)
dan meluruh saat menstruasi.
• SERVIKS UTERI (leher rahim): merupakan bagian yang
terletak antara isthmus uteri dan vagina.
VAGINA
✓ Merupakan bagian akhir dari saluran reproduksi
bagian dalam pada wanita yang bermuara pada
vulva.
✓ Berfungsi sebagai alat kopulasi wanita.
✓ Mempunyai dinding yang berlipat-lipat (rugae)
dengan bagian terluar berupa selaput lendir serta
lapisan otot, dan bagian terdalam berupa jaringan
ikat berserat.
✓ Pada puncak vagina menonjol leher rahim yang
disebut porsio uteri.
✓ Selaput berlendir (membran mukosa) menghasilkan
lendir saat terjadi rangsangan seksual yang
dihasilkan oleh kelenjar Bartholini.
• Oogenesis telah dimulai saat bayi wanita masih
dalam kandungan yaitu ketika berusia ± 5 bulan
dalam kandungan.
• Di dalam ovarium terdapat oogonium (sel indung
telur) yang bersifat diploid (46 kromosom atau 23
pasang kromosom) → memperbanyak diri
dengan cara mitosis → membentuk oosit primer
→ saat 6 bulan kandungan, oosit primer
membelah secara meiosis → proses meiosis
tahap pertama pada oosit primer tidak
dilanjutkan sampai bayi wanita tumbuh jadi anak
wanita yang mengalami pubertas → dalam
keadaan istirahat (dorman).
• Pada saat bayi wanita lahir, di dalam tiap
ovariumnya mengandung ± 1 juta oosit primer
dan saat pubertas anak wanita hanya mempunyai
± 200.000 oosit primer, sisanya mengalami
degenerasi selama pertumbuhannya.
• Saat pubertas, akan terjadi perubahan hormon →
oosit primer melanjutkan meiosis tahap
pertamanya → menghasilkan 2 sel yang tidak
sama ukurannya (yang berukuran normal → oosit
sekunder dan yang berukuran kecil → badan
polar pertama/polosit primer).
• Oosit sekunder → tahap meiosis II tetapi tidak langsung
diselesaikan sampai tahap akhir → berhenti sampai terjadi
ovulasi :
✓ Jika tidak terjadi fertilisasi, oosit sekunder akan mengalami
degenerasi.
✓ Jika ada penetrasi sperma, meiosis II pada oosit sekunder
akan dilanjutkan kembali.
• Meiosis II → menghasilkan 1 sel besar (ootid) dan 1 sel kecil
(badan polar kedua/polosit sekunder).
• Badan polar pertama juga membelah menjadi 2 badan polar.
• Akhirnya, ada 3 badan polar dan satu ootid yang akan
tumbuh menjadi ovum dari oogenesis setiap1 oogonium.
• Oosit dalam oogonium berada di dalam suatu folikel telur (sel
pembungkus penuh cairan yang mengelilingi ovum) →
sumber makanan bagi oosit.
• Folikel mengalami perubahan seiring dengan perubahan oosit
primer menjadi oosit sekunder hingga terjadi ovulasi.
• Folikel primer muncul untuk menyelubungi oosit primer →
tahap meiosis I → berkembang menjadi folikel sekunder →
tahap meiosis II → berkembang menjadi folikel tersier →
terjadi masa ovulasi → folikel tersier berkembang menjadi
folikel de Graaf (folikel matang) → korpus luteum.
• Jika tidak ada fertilisasi, korpus luteum mengerut menjadi
korpus albikans.
Perbedaan Oogenesis dan
Spermatogenesis
• Spermatogenesis berlangsung setelah akil
balig sampai seumur hidup sedangkan
oogenesis dimulai semenjak embrio, terhenti
sebagian waktu lahir dan dilanjutkan sampai
akil balig sampai menopause.
• Spermatogenesis tidak memiliki siklus
sedangkan oogenesis memiliki siklus
(menstruasi).
Siklus Menstruasi

• Fase menstruasi
• Fase praovulasi
• Fase ovulasi
• Fase pascaovulasi
FASE MENSTRUASI
• Terjadi bila ovum tidak dibuahi sperma → korpus luteum
akan menghentikan produksi hormon estrogen dan
progesteron → terlepasnya ovum dari dinding uterus yang
menebal → endometrium sobek/meluruh → dindingnya
menjadi tipis dan terjadi perdarahan.
FASE PRAOVULASI
• Pada fase akhir dari siklus menstruasi (praovulasi),
hipotalamus mengeluarkan hormon gonadotrofin →
merangsang hipofisis untuk mengeluarkan FSH →
merangsang pembentukkan folikel primer di dalam ovarium
yang mengelilingi 1 oosit primer → folikel primer dan oosit
primer akan tumbuh hingga hari ke-14 → folikel matang
(folikel de Graaf).
• Estrogen akan merangsang pembentukkan kembali
(proliferasi) sel-sel penyusun endometrium serta
memengaruhi serviks untuk mengeluarkan lendir yang
bersifat basa (untuk menetralkan sifat asam pada serviks
sehingga mendukung lingkungan hidup sperma)
FASE OVULASI
• Mendekati hari ke-14 terjadi perubahan
produksi hormon. Peningkatan estrogen
selama praovulasi → reaksi umpan balik
negatif/penghambatan terhadap pelepasan
FSH dari hipofisis → konsentrasi FSH turun
→ hipofisis melepaskan LH → merangsang
pelepasan oosit sekunder dari folikel de
Graaf → OVULASI (saat terjadi pelepasan
oosit sekunder dari folikel de Graaf dan siap
dibuahi oleh sperma.
FASE PASCAOVULASI
• Folikel de Graaf yang sudah ditinggalkan oleh oosit sekunder
karena pengaruh LH dan FSH → berkerut dan berubah
menjadi korpus luteum.
• Korpus luteum tetap memproduksi estrogen (namun tidak
sebanyak produksi folikel de Graaf) serta progesteron.
• Fungsi progesteron:
✓ Mendukung kerja estrogen untuk menebalkan
endometrium dan menumbuhkan pembuluh darah di
endometrium.
✓ Merangsang sekresi lendir pada vagina dan pertumbuhan
kelenjar susu pada payudara.
✓ Mempersiapkan penanaman (implantasi) zigot pada
uterus bila terjadi pembuahan/kehamilan.
• Proses pascaovulasi berlangsung dari hari ke-15
sampai ke-28.
• Namun, bila sekitar hari ke-26 tidak terjadi
pembuahan, korpus luteum → berubah menjadi
korpus albikans.
• Korpus albikans mempunyai kemampuan produksi
estrogen dan progesteron yang rendah →
menurunkan konsentrasi estrogen dan progesteron
→ hipofisis menjadi aktif untuk melepaskan FSH
selanjutnya LH → fase menstruasi kembali terjadi.
FERTILISASI
• Terjadi saat oosit sekunder yang mengandung
ovum dibuahi oleh sperma. Terjadi setelah oosit
sekunder memasuki oviduk.
• Sebelum sperma dapat memasuki oosit sekunder,
sperma harus menembus berlapis-lapis sel
granulosa yang melekat di sisi luar oosit sekunder
(KORONA RADIATA) → menembus zona pelusida
(lapisan yang mengandung glikoprotein yang
membungkus oosit sekunder).
• Sperma dapat menembus oosit sekunder karena baik
sperma maupun oosit sekunder mengeluarkan
enzim/senyawa tertentu sehingga terjadi aktivitas yang
saling mendukung.
• Senyawa yang dikeluarkan sperma di bagian akrosom :
✓ Hialuronidase → enzim yang dapat melarutkan
senyawa hialuronid pada korona radiata.
✓ Akrosin → protease yang dapat menghancurkan
glikoprotein pada zona pelusida.
✓ Antifertilizin → antigen terhadap oosit sekunder
sehingga sperma dapat melekat pada oosit sekunder.
• Senyawa yang dikeluarkan oosit sekunder, yaitu fertilizin
yang tersusun dari glikoprotein dengan fungsi:
✓ Mengaktifkan sperma agar bergerak lebih cepat
✓ Menarik sperma secara kemotaksis positif
✓ Mengumpulkan sperma di sekeliling oosit sekunder
• 1 sperma menembus oosit sekunder → sel-sel granulosit
di bagian korteks oosit sekunder mengeluarkan senyawa
tertentu → zona pelusida tidak dapat ditembus oleh
sperma lainnya → sperma memasuki oosit sekunder →
nukleus pada kepala sperma akan membesar dan ekor
sperma berdegenerasi → inti sperma yang haploid
dengan ovum yang haploid → bersatu menghasilkan
zigot dengan 46 kromosom.
LAKTASI

Kondisi payudara
(a) sebelum kehamilan dan
(b) setelah kehamilan.

Anda mungkin juga menyukai