a. Keterbukaan (Openess).
tanpa rasa takut atau malu. Keduanya saling mengerti dan saling
b. Empati (Empathy).
perhatian pasien.
c. Dukungan (Supportiveness).
obat teratur, untuk meraih keinginan pasien yaitu sembuh dari sakit.
e. Kesamaan (Equality).
Komunikasi akan menjadi lebih akrab dan jalinan pribadi akan menjadi
Terapeutik).
(Tamsuri, 2004:11).
setiap
3
tehnik dalam usaha mengajak pasien dan keluarga bertukar pikiran dan perasaan
keterampilan berkomunikasi ada dua cara yaitu, komunikasi verbal dan non-
kondisi.
kata atau kalimat dari pengirimnya (perawat), maka akan terjadi kesalah
3. Kecepatan (Pacing)
standard, tidak terlalu kuat dan tidak terlalu pelan. Intonasi nada suara
(berbicara).
Penyampaian pesan yang penting, dengan cara yang baik dan emosi yang
terkendali, namun bila tidak dilakukan pada waktu yang tepat, maka
sesuatu yang kritis bagi persepsi seseorang terhadap pesan yang diterima.
5
(Terapeutik)
mengungkapkan keluhannya.
perasaanya.
ungkapan pasien.
4. Klarifikasi (Clarification)
Klarifikasi dilakukan bila perawat ragu, tidak jelas, tidak mendengar atau
yang
6
perasaannya.
6. Mengarahkan/memfokuskan pembicaraan
7. Membagi persepsi
8. Identifikasi tema/Mengeksplorasi
9. Diam (Silence)
yang baik digunakan pada waktu yang tepat, sehingga pasien bisa
yang terbina melalui lima tahap dan setiap tahapnya mempunyai tugas yang
1. Prainteraksi.
2. Perkenalan.
perawat terhadap pasiennya yang baru memasuki rumah sakit. Pada tahap
komunikasi
8
3. Orientasi.
yang telah dibuat dengan keadaan pasien saat itu, dan mengevaluasi hasil
perawat dan perasaan simpati dan empati agar pasien merasa tenang dan
merasa dihargai.
4. Tahap kerja.
Tahap kerja merupakan inti hubungan perawat dan pasien yang terkait
arah pembicaraan pada masalah khusus yaitu tentang keaadan pasien, dan
anjuran kepada pasien untuk makan, minum obat yang teratur dan
5. Terminasi
9
menemui pasien lagi apakah satu atau dua jam atau mungkin besok
keluar atau pulang dari rumah sakit. Dalam terminasi akhir ini,
Dan pada tahap ini akan terlihat apakah pasien merasa senang dan
pasien.
maupun mental.
laku pasien.
maupun frustasi.
mempertahankan konsistensinya.
interpersonal.
secara manusiawi.
15. Bertanggung jawab dalam dua dimensi yaitu tanggung jawab terhadap
diri sendiri atau tindakan yang dilakukan dan tanggung jawab terhadap
orang lain.
dan pikiran serta dapat mengambil tindakan untuk mengubah situasi yang ada
3. Mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan dirinya sendiri dalam hal
masalah pasien.