Anda di halaman 1dari 16

1.

ALAT REPRODUKSI EKSTERNAL

Gambar 10.1. Alat reproduksi ekternal wanita

Reproduksi wanita terdiri dari dua bagian, yaitu eksternal dan internal. Bagian
eksternal terdiri dari beberapa bagian, yaitu:

 Vulva Merupakan suatu daerah yang menyelubungi vagina. Tampak dari luar
mulai dari mons pubis samapi tepi perineum, terdiri dari mons pubis, labia
mayora, labia minora, clitoris, hymen, vestibulum, orificium urethrae
externum, kelenjar-kelenjar pada dinding vagina.
 Mons Pubis/MonsVeneris Lapisan lemak di bagian anterior symphisis os
pubis. Pada masa pubertas daerah ini mulai ditumbuhi rambut pubis.

 Labia Mayora Lapisan lemak lanjutan mons pubis ke arah bawah dan
belakang, banyak mengandung pleksus vena. Di bagian bawah perineum,
labia mayora menyatu pada commisura posterior. Berfungsi sebagai
pelindung dan menjaga agar bagian dalam tetap lembab.

 Labia Minora Lipatan jaringan tipis di balik labia mayora tidak mempunyai
folikel rambut. Memiliki jaringan saraf sensorik yang luas yang sangat peka
karena mengandung ujung syaraf.
 Clitoris Merupakan organ kecil yang terletak pada pertemuan antara kedua
labia dan dasar mons pubis. Terdiri dari caput/glans clitoridis yang terletak di
bagian superior vulva dan corpus clitoridis yang tertanam di dalam dinding
anterior vagina. Terdapat juga respetor androgen pada clitoridis

Struktur dan Fungsi Organ Reproduksi Pria

Setelah menyelesaikan Unit Topik 10 Anda diharapkan mampu menjelaskan


Struktur dan Fungsi Organ Reproduksi Priasebagai landasan dalam malaksanakan
asuhan keperawatan. Setelah menyelesaikan Topik 1, diharapkan Anda dapat: 1.
Menjelaskandefinisi reproduksi pria. 2. Menjelaskan struktur reproduksi pria. 3.
Menjelaskan fungsi reproduksi pria. 4. Menjelaskan spermatogenesis dan tahapan.
5. Menjelaskan sperma yang normal. 6. Menjelaskan proses jalannya Sperma
menuju Ovum.

Salam hangat dan bahagia selalu, semoga Tuhan yang Maha Esa senantiasa
memberikan kekuatan dan perlindungan serta keselamatan kepada kita semua,
aamiin.
1 DEFINISI

Struktur luar dari sistem reproduksi pria terdiri dari penis, skrotum (kantung zakar)
dan testis (buah zakar). Struktur dalamnya terdiri dari vas deferens, uretra, kelenjar
prostat dan vesikula seminalis. Sperma (pembawa gen pria) dibuat di testis dan
disimpan di dalam vesikula seminalis. Ketika melakukan hubungan seksual, sperma
yang terdapat di dalam cairan yang disebut semen dikeluarkan melalui vas deferens
dan penis yang mengalami ereksi.

2 STRUKTUR

Penis terdiri dari: 1. Akar (menempel pada dinding perut) 2. Badan (merupakan
bagian tengah dari penis) 3. Glans penis (ujung penis yang berbentuk seperti
kerucut). Lubang uretra (saluran tempat keluarnya semen dan air kemih) terdapat di
umung glans penis. Dasar glans penis disebut korona. Pada pria yang tidak disunat
(sirkumsisi), kulit depan (preputium) membentang mulai dari korona menutupi glans
penis. 4. Badan penis terdiri dari 3 rongga silindris (sinus) jaringan erektil: a. 2
rongga yang berukuran lebih besar disebut korpus kavernosus, terletak
bersebelahan. b. Rongga yang ketiga disebut korpus spongiosum, mengelilingi
uretra. c. Jika rongga tersebut terisi darah, maka penis menjadi lebih besar, kaku
dan tegak (mengalami ereksi).

4. Skrotum merupakan kantung berkulittipis yang mengelilingi dan melindungi testis.


Skrotum juga bertindak sebagai sistem pengontrol suhu untuk testis, karena agar
sperma terbentuk secara normal, testis harus memiliki suhu yang sedikit lebih
rendah dibandingkan dengan suhu tubuh. Otot kremaster pada dinding skrotum
akan mengendur atau mengencang sehingga testis menggantung lebih jauh dari
tubuh (dan suhunya menjadi lebih dingin) atau lebih dekat ke tubuh (dan suhunya
menjadi lebih hangat). 5. Testis berbentuk lonjong dengan ukuran sebesar buah
zaitun dan terletak di dalam skrotum. Biasanya testis kiri agak lebih rendah dari
testis kanan. Testis memiliki 2 fungsi, yaitu menghasilkan sperma dan membuat
testosteron (hormon seks pria yang utama). 6. Epididimis terletak di atas testis dan
merupakan saluran sepanjang 6 meter. Epididimis mengumpulkan sperma dari testis
dan menyediakan ruang serta lingkungan untuk proses pematangan sperma. 7. Vas
deferens merupakan saluran yang membawa sperma dari epididimis. Saluran ini
berjalan ke bagian belakang prostat lalu masuk ke dalam uretra dan membentuk
duktus ejakulatorius. a. Struktur lainnya (misalnya pembuluh darah dan saraf)
berjalan bersama-sama vas deferens dan membentuk korda spermatika. b. Uretra
memiliki dua fungsi: Bagian dari sistem kemih yang mengalirkan air kemih dari
kandung kemih, bagian dari sistem reproduksi yang mengalirkan semen. c. Kelenjar
prostat terletak di bawah kandung kemih di dalam pinggul dan mengelilingi bagian
tengah dari uretra. Biasanya ukurannya sebesar walnut dan akan membesar sejalan
dengan pertambahan usia. Prostat dan vesikula seminalis menghasilkan cairan yang
merupakan sumber makanan bagi sperma. Cairan ini merupakan bagian terbesar
dari semen. Cairan lainnya yang membentuk semen berasal dari vas deferens dan
dari kelenjar lendir di dalam kepala penis.

Gambar 10.1. Struktur Reproduksi Pria


3 FUNGSI

Selama melakukan hubungan seksual, penis menjadi kaku dan tegak sehingga
memungkinkan terjadinya penetrasi (masuknya penis ke dalam vagina). Ereksi
terjadi akibat interaksi yang rumit dari sistem saraf, pembuluh darah, hormon dan
psikis. Rangsang yang menyenangkan menyebabkan suatu reaksi di otak, yang
kemudian mengirimkan sinyalnya melalui korda spinalis ke penis. Arteri yang
membawa darah ke korpus kavernosus dan korpus spongiosum memberikan
respons, yaitu berdilatasi (melebar). Arteri yang melebar menyebabkan peningkatan
aliran darah ke daerah erektil ini, sehingga daerah erektil terisi darah dan melebar.
Otot-otot di sekitar vena yang dalam keadaan normal mengalirkan darah dari penis,
akan memperlambat aliran darahnya. Tekanan darah yang meningkat di dalam
penis menyebabkan panjang dan diameter penis bertambah. Ejakulasi terjadi pada
saat mencapai klimaks, yaitu ketika gesekan pada glans penis dan rangsangan
lainnya mengirimkan sinyal ke otak dan korda spinalis. Saraf merangsang kontraksi
otot di sepanjang saluran epididimis dan vas deferens, vesikula seminalis dan
prostat. Kontraksi ini mendorong semen ke dalam uretra. Selanjutnya kontraksi otot
di sekeliling urretra akan mendorong semen keluar dari penis. Leher kandung kemih
juga berkonstriksi agar semen tidak mengalir kembali ke dalam kandung kemih.
Setelah terjadi ejakulasi (atau setelah rangsangan berhenti), arteri mengencang dan
vena mengendur. Akibatnya aliran darah yang masuk ke arteri berkurang dan aliran
darah yang keluar dari vena bertambah, sehingga penis menjadi lunak.

4 SPERMATOGENESIS DAN TAHAPANNYA

Spermatogenesis yang sempurna dicapai pada sebagian besar laki-laki pada umur
16 tahun, dan kemudian berlangsung terus selama hidup. Spermatogenesis tidak
terjadi secara serentak pada semua tubulisemiferi atau bahkan tidak serentak pada
bagian tubulus yang sama. Daur ini mulai pada lamina basalis epitelum
germinativum dalam jawabannya terhadap hormone pemacu folikel (FSH). Pada
saat spermatozoa berkembang, maka spermatozoa ini akan mendekati lumen
tubulus. Pemasakan spermatozoa memerlukan waktu kira-kira 10 hari.
Spermatogonium : merupakan tahap pertama pada spermatogenesis yang
dihasilkan oleh testis. Spermatogoium terbentuk dari 46 kromosom dan 2N kromatid.
Setelah reproduksi, spermatogonium ini diberi makan (nutrien) oleh sel-sel Sertoli
dan berkembang menjadi spermatosit primer. Spermatosit primer : merupakan
mitosis dari spermatogonium. Pada tahap ini tidak terjadi pembelahan. Spermatosit
primer terbentuk dari 46 kromosom dan 4N kromatid. Spermatosit sekunder:
merupakan meiosis dari spermatosit primer. Pada tahap ini terjadi pembelahan
secara meiosis. Spermatosit sekunder terbentuk dari 23 kromosom dan 2N kromatid.

Spermatid : merupakan meiosis dari spermatosit sekunder. Pada tahap ini terjadi
pembelahan secara meiosis yang kedua. Spermatid terbentuk dari 23 kromosom
dan 1N kromatid. Sperma : merupakan diferensiasi atau pematangan dari
spermatid. Pada tahap ini terjadi diferensiasi. Sperma terbentuk dari 23 kromosom
dan 1N kromatid dan merupakan tahap sperma yang telah matang dan siap
dikeluarkan.
Gambar 10.2. Proses Spermatogenesis

 Sperma a. Jumlah rata-rata Ejakulasi sebanyak 3,5 ml, tetapi kisaran


normalnya adalah antara 2 sampai 6 ml. b. Kepadatan rata-rata 60.000.000-
150.000.000 spermatozoa per milliliter cairan seminal. Dari jumlah ini 75%
dapat bergerak dan 20-25% sedikit banyak mengalami kecacatan
(malformasi).

c. Kecepatan gerak Bervariasi pada pH cairan lingkungan. Rata-rata kecepatan


geraknya adalah 2-3 mm per menit, tetapi dapat sampai selambat 0,5 mm per menit
pada sekresi vagina yang asam. d. Kandungan Cairan seminal terutama tersusun
atas sekresi prostate, tetapi sekresi dari vesika seminalis dan glandula Cowperi
membantu untuk memberi makan (nutrien) atau bertindak sebagai alat transport
untuk spermatozoa.
Gambar 10.3. Struktur Spermatozoa

Bentuk sperma yang telah matang terdiri dari kepala, leher, bagian tengah, dan ekor.
Kepala sperma tebal mengandung inti haploid yang ditutupi badan khusus yang
disebut akrosom. Akrosom mengandung enzim yang membantu sperma menembus
sel telur. Bagian tengah sperma mengandung mitokondria spiral yang berfungsi
menyediakan energi untuk gerak ekor sperma. Setiap melakukan ejakulasi, seorang
laki-laki mengeluarkan kurang lebih 400 sel sperma. Sperma dilengkapi dengan
struktur yang menghasilkan androgamon yaitu: a. Hyaluronidase: Enzim ini
dihasilkan dari acrosom, yang berfungsi untuk melepaskan sel – sel folikel corona
radiata sehingga telur jadi terbuka sehingga sperma mudah menembus zona
pelucida b. Antifertilizin: Enzim ini bereaksi terhadap enzim fertilizing dari sel ovum,
sehingga sperma dapat menempel pada ovum. Zat ini juga besifat mencegah
sperma lain masuk ke ovum. c. Zat penelur: Zat ini berfungsi merangsang betina
agar mengeluarkan telur-telurnya. Zat ini hanya ada pada hewan yang melakukan
fertilisasi eksternal.

4.2 Proses Jalannya Sperma Menuju Ovum Mula-mula spermatozoa mem-punyai


gerakan (motilitas) yang kecil dari kemampuannya sendiri, dan memerlukan sekresi
cairan untuk dapat bergerak. Dari tubulus seminiferus, spermatozoa menuju
epididimis, disini spermatozoa berada untuk beberapa

saat. Gerakan spermatozoa dibantu oleh sel-sel epital yang mempunyai silia yang
melapisi saluran tersebut, dan spermatozoa mencapai vas deferens. Sekresi
vesicula seminalis ditambahkan ke dalam vas deferens yang membantu motilasi
spermatozoa lebih lanjut, dan spermatozoa berjalan melalui ductus ejaculatoris dan
prostat, disini ditambahkan sekresi prostat. Sekarang spermatozoa mempunyai
gerakan lebih besar dan mencapai urethra tempat sekresi glandula bulbourethralis
dicampur dengan cairan seminal. Sperma akhirnya diejakulasikan selama
rangsangan seksual dan hanya sebagian yang dapat bergerak bebas apabila
diseposisikan di dalam vagina. Jalannya sperma sekarang melewati cervix dan
uterus ke tuba fallopi. Ringkasan jalannya sperma yaitu: tubulus seminiferus; ->-
epididymisc;->-uterus;->vasa deferens;->-ductus ejakulotorius;->- prostata;->-urethra
dan ejakulasi;->-vagina;->cervix;->-uterus;->-tuba fallopii dan fertilisasi

Gambar 10.2. Bagian dari Klitoris

1. 6 Vestibulum Daerah dengan batas atas clitoridis, batas bawah fourchet, batas
lateral labia minora. Antara fourchet dan vagina terdapat fossa navicularis.

1. 7 Introitus/orificium vagina Terletak di bagian bawah vestibulum. Pada gadis


tertutup lapisan tipis bermukosa yaitu selaput dara/hymen utuh tanpa robekan.
Hymen yang abnormal misalnya primer tidak berlubang (hymen imperforata)
menutup total lubang vagina dapat menyebabkan darah menstruasi terkumpul di
rongga genitalia interna.

1. 8 Vagina Rongga muskulomembranosa berbentuk tabung mulai dari tepi cervik


uteri di bagian kranial dorsal sampai kevulva di bagian kaudal ventral. Panjangya
sekitar 8-10 cm. Fungsi vagina untuk mengeluarkan ekskresi uterus pada haid,
untuk jalan lahir, dan untuk kopulasi (persetubuhan). Pada bagian ujung yang
terbuka, vagina ditutupi oleh selaput dara.

1. 9 Perineum Daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi anus. Perineum
meregang pada persalinan kadang perlu dipotong (episiotemi) untuk memperbesar
jalan lahir dan mencegah rupture.
2. ALAT REPRODUKSI INTERNAL

Gambar 10.3. Alat Reproduksi Wanita Bagian Internal

2. 1 Uterus Suatu organ muskular bebentuk seperti buah pir, beratnya 30-50 gr dan
panjang 9 cm, lebar 6 cm, dilapisi peritoneum. Selama kehamilan berfungsi sebagai
tempat implantasi, retensi, dan nutrisi konseptus. Pada saat persalinan, konstraksi
dinding uterus dan pembukaan serviks uterus, isi konsepsi dikeluarkan. Uterus terdiri
dari 3 lapisan:

a. Lapisan Parametrium Lapisan paling luar dan yang berhubungan dengan rongga
perut. b. Lapisan Myometrium Berfungsi mendorong bayi keluar pada proses
persalinan. c. Lapisan Endometrium Lapisan dalam rahim tempat menempelnya sel
telur yang sudah dibuahi. Lapisan ini terdiri dari lapisan kelenjar yang berisi
pembuluh darah. Setelah menstruasi permukaan dalam uterus menjadi tebal karena
pengaruh hormone estrogen.

2. 2 Serviks Uteri Merupakan penghubung antara vagina dan rahim. Bagian


terbawah uterus terdiri dari pars vaginalis dan pars suprsvaginalis. Sebelum
melahirkan (nullipara/primigravida) lubang ostium eksternum bulat kecil, setelah
pernah/riwayat melahirkan primipara/multigravida berbentuk garis melintang. Posisi
serviks mengarah ke kaudal posterior setinggi spina ischiadica. Serviks
memproduksi cairan berlendir (mucus). Pada sekitar waktu ovulasi mucus ini
menjadi banyak, elastis, dan licin. Hal ini membantu spermatozoa untuk mencapai
uterus.

2. 3 Corpus Uteri Lapisan paling luar serosa/peritoneum yang melekat pada


ligamentum latum uteri di intra abdomen, lapisan tengah muskular/miometrium
berupa otot tiga lapis serta dalamlapisan endometrium yang melapisi dinding cavum
uteri menebal dan runtuh sesuai siklus haid akibat pengaruh hormon-hormon
ovarium.

2. 4 Ligamentum Penyangga Uterus Ligamentum latum uteri, ligamentum rotundum


uteri, ligamentum cardinale, ligamentum ovari, ligamentum sacrouterina propium,
ligamentum infundibulopelvicum, ligamentum vesicouterina, ligamentum rectourina.

2. 5 Vaskularisasi Uterus Terutama dari arteri uterina cabang arteri


hypogastrica/illiaca interna serta arteri ovarica cabang aorta abdominalis.

2. 6 Salping/Tuba Fallopi Dikenal dengan istilah saluran telur. Embriologik uterus


dan tuba berasl dari ductus mulleri. Sepasang tuba kiri-kanan panjang 8-14 cm.
Berfungsi sebagai jalan transportasi ovum dari ovarium sampai cavum uteri. Dinding
tuba terdiri dari: a. Pars isthmica (proksimal/isthmus), Merupakan bagian dengan
lumen tersempit terdapat sfingter uterotuba pengendali transfer gamet. b. Pars
Ampularis, Tempat yang sering terjadi fertilisasi adalah daerah ampula/ infundibulum
dan pada hamil ektopik (patologik) sering juga terjadi implantasi di dinding tuba
bagian ini.

 Biomedik Dasar 

305

c. Pars Infundibulum, Dilengkapi dengan fimbriae serta ostium tubae abdominale


pada ujungnya melekat dengan permukaan ovarium. d. Fimbriae berfungsi
menangkap ovum yang keluar saat ovulasi dari permukaan ovarium dan
membawanya ke dalam tuba. e. Mesosalping, yaitu mrupakan jaringan ikat
penyangga tuba.

2. 7 Ovarium Organ endokrin berbentuk oval terletak di dalam rongga peritoneum


sepasang kirikanan. Berfungsi dalam pembentukan dan pematangan folikel menjadi
ovum, ovulasi, sintesis, dan sekresi hormon-hormon steroid. Berhubungan dengan
pars infundibulum tuba fallopi melalui perlekatan fimbriae.

Gambar 10.4. Uterus dan Ovarium


3 OOGENESIS

3.1 Sel-Sel Kelamin Primordial Sel-sel kelamin primordial mula-mula terlihat di


dalam ektoderm embrional dari saccus vitellinus, dan mengadakan migrasi ke
epitelium germinativum kira-kira pada minggu ke-6 kehidupan intrauteri. Masing-
masing sel kelamin primordial (oogonium) dikelilingi oleh selsel pregranulosa yang
melindungi dan memberi nutrien oogonium dan secara bersama-sama membentuk
folikel primordial.

3.2 Folikel Primordial Folikel primordial mengadakan migrasi ke stroma cortex


ovarium dan folikel ini dihasilkan sebanyak 200.000. Sejumlah folikel primordial
berupaya berkembang selama kehidupan intrauteri dan selama masa kanak-kanak,
tetapi tidak satupun mencapai pemasakan. Pada waktu pubertas satu folikel dapat
menyelesaikan proses pemasakan dan disebut folikel de Graaf di mana di dalamnya
terdapat sel kelamin yang disebut oosit primer.

 Biomedik Dasar 

306

3.3 Oosit Primer Inti (nukleus) oosit primer mengandung 23 pasang kromosom (2n).
Satu pasang kromosom merupakan kromosom yang menentukan jenis kelamin, dan
disebut kromosom XX. Kromosom-kromosom yang lain disebut autosom. Satu
kromosom terdiri dari dua kromatin. Kromatin membawa gen-gen yang disebut DNA.

3.4 Pembelahan Meiosis Pertama Meiosis terjadi di dalam ovarium ketika folikel de
Graaf mengalami pemasakan dan selesai sebelum terjadi ovulasi. Inti oosit atau
ovum membelah sehingga kromosom terpisah dan terbentuk dua set yang masing-
masing mengandung 23 kromosom. Satu set tetap lebih besar dibanding yang lain
karena mengandung seluruh sitoplasma, sel ini disebut oosit sekunder. Sel yang
lebih kecil disebut badan polar pertama. Kadang-kadang badan polar primer ini
dapat membelah diri dan secara normal akan mengalami degenerasi.Pembelahan
meiosis pertama ini menyebabkan adanya kromosom haploid pada oosit sekunder
dan badan polar primer, juga terjadi pertukaran kromatid dan bahan genetiknya.
Setiap kromosom masih membawa satu kromatid tanpa pertukaran, tetapi satu
kromatid yang lain mengalami pertukaran dengan salah satu kromatid pada
kromosom yang lain (pasangannya). Dengan demikian kedua sel tersebut
mengandung jumlah kromosom yang sama, tetapi dengan bahan genetik yang
polanya berbeda.

3. 5 Oosit Sekunder Pembelahan meiosis kedua biasanya terjadi hanya apabila


kepala spermatozoa menembus zona pellucida oosit (ovum). Oosit sekunder
membelah membentuk ovum masak dan satu badan polar lagi, sehingga terbentuk
dua atau tiga badan polar dan satu ovum matur, semua mengandung bahan genetik
yang berbeda. Ketiga badan polar tersebut secara normal mengalami degenerasi.
Ovum yang masak yang telah mengalami fertilisasi mulai mengalami perkembangan
embrional.
Gambar 10.5. Struktur Sel Ovum

Sel telur atau ovum adalah sel reproduksi betina hasil dari ovarium (ovary). Pada
manusia, telur berukuran garis tengah 145 µm. Pada banyak hewan merupakan
oosit (oocyte). Selain itu, hewan dan tumbuhan juga menghasilkan telur. Ovum
dewasa umumnya bulat dan besar. Struktur ovum:

 Biomedik Dasar 

307

3.5.1 Bagian luar a. Korona radiata adalah sel granulosa yang berlapis-lapis yang
melekat di sisi luar oosit sekunder. b. Zona pelusida merupakan lapisan di
sebelah dalam korona radiata berupa glikoprotein yang membungkus oosit
sekunder.

3.5.2 Bagian dalam a. Oosit sekunder adalah tempat di mana adanya ovum yang
siap dibuahi oleh sperma. b. Inti nukleus adalah tempat bersatunya antara
kromosom sperma dan ovum dan akan terbentuklah zigot. Ova diproduksi dalam
ovarium perempuan, mereka terbentuk dari sel-sel reproduksi (yang disebut sel-sel
germinal primordial) dalam proses yang disebut oogenesis. Dalam proses
pematangan sel kuman yang membangun pasokan makanan dan kemudian
mengalami serangkaian pembelahan sel disebut meiosis. Di mana jumlah kromosom
dalam sel telur matang berkurang setengahnya. Selama hidupnya seorang wanita
hanya dapat menghasilkan 400 buah sel ovum setelah masa menopause yaitu
berhentinya seorang wanita untuk menghasilkan sel ovum yang matang Karena
sudah tidak dihasilkannya hormon, sehingga berhentinya siklus menstruasi sekitra
usia 45-50 tahun. Sel gamet betina ini menghasilkan gynamon suatu zat yang terdiri
dari: 1) Fertilizin, Zat ini berfungsi untuk : - Mengaktifkan sperma untuk bergerak. -
Menarik sperma sebagai positf kemotaksis. - Mengaglutinasi sperma supaya
sperma berkumpul disekeliling ovum. 2) Zat Penelur - Berfungsi untuk
merangsang jantan agar mengeluarkan spermanya. Zat ini hanya ada pada hewan
yang melakukan fertilisasi eksternal.
Gambar 10.6. Siklus ovarium

Anda mungkin juga menyukai