Anda di halaman 1dari 1

BAB I

PENDAHULUAN

Kesadaran adalah kondisi sadar terhadap diri sendiri dan lingkungan. Kesadaran
terdiri dari dua aspek yaitu bangun (wakefulness) dan ketanggapan (awareness).
Kesadaran diatur oleh kedua hemisfer otak dan ascending reticular activating system
(ARAS), yang meluas dari midpons ke hipotalamus anterior. RAS terdiri dari beberapa
jaras saraf yang menghubungkan batang otak dengan korteks serebri. Batang otak terdiri
dari medulla oblongata, pons, dan mesensefalon. Proyeksi neuronal berlanjut dari
ARAS ke talamus,dimana mereka bersinaps dan diproyeksikan ke korteks.
Neurotransmiter yang berperan pada ARAS antara lain neurotransmiter kolinergik,
monoaminergik dan gamma aminobutyric acid (GABA).1
Jika terjadi kelainan pada kedua hemisfer otak dan ARAS, baik yang melibatkan
sistem anatomi maupun fungsional akan mengakibatkan terjadinya penurunan kesadaran
dengan berbagai tingkatan. Penurunan kesadaran adalah keadaan dimana penderita tidak
sadar, tidak terjaga, tidak terbangun secara utuh sehingga tidak mampu memberikan
respon yang normal terhadap stimulus. Hal ini dapat diakibatkan oleh berbagai faktor di
dalam tubuh.2
Prevalensi penurunan kesadaran berdasarkan laporan rawat inap di Inggris tahun
2002-2003 melaporkan bahwa 0,2% pasien yang masuk ruang gawat darurat dengan
penurunan kesadaran. Penelitian kohort prospektif observasional dilakukan di unit
gawat darurat (IGD) RSUD Haji Adam Malik Medan pada Februari-Maret 2019,
melaporkan 30,8% pasien terdiagnosis dengan penurunan kesadaran.3
Penurunan kesadaran merupakan suatu kegawatdaruratan neurologi akut dengan
ciri khas adanya gangguan otak yang bermakna yang memerlukan cara pendekatan
diagnostik, evaluasi serta penatalaksanaan yang cepat. Para klinisi yang menghadapi
pasien seperti ini harus segera melakukan pemeriksaan dan penatalaksanaan yang
serentak, menyeluruh, tetapi singkat yang dimulai dari penilaian ABC (airway,
breathing, corculation), dilanjutkan dengan penilaian tingkat kesadaran pasien.
Pemeriksaan fisik umum berguna sebagai petunjuk menemukan etiologi tambahan,
menjadi dasar diagnosis dan penatalaksanaan4.

Anda mungkin juga menyukai