Oleh :
Iga Ramadani Hervias 21804101031
Pembimbing :
dr. I Dewa Gede Tresna Rismantara, Sp. An
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat,
Hidayah, serta Inayah-Nya kepada penyusun sehingga laporan kasus laboratorium Ilmu
Kedokteran Anastesi dan Reanimasiini dapat diselesaikan sesuai dengan rencana yang
diharapkan. Ucapan terimakasih penulis ucapkan kepada pembimbing kami dr. I Dewa Gede
Tresna R., Sp.An atas bimbingan dalam penulisan laporan kasus ini.
Tujuan penyusunan laporan ini adalah sebagai laporan referensi untuk memenuhi tugas
kepanitraan klinik dan menambah pengetahuan bagi penulis dan pembaca khususnya dalam
ilmu Kedokteran Anastesi dan Reaminasi
Penyusun menyadari bahwa laporan ini jauh dari kata sempurna. Kritik dan saran
membangun dari pembimbing klinik dan pembaca sangat diharapkan demi perbaikan laporan
ini. Atas perhatiannya dalam penyusunan laporan ini, penyusun mengucapkan banyak terima
kasih.
Semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi pembaca yang membutuhkan demi
kemajuan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang kedokteran.
Penyusun
Penilaian Tingkat Kesadaran dengan GCS
1. Pendahuluan
Selama berabad-abad pusat kesadaran sempat dipercayai terletak di jantung sebelum
pemahaman ini berubah pada zaman Hipokrates. Di era neurosains modern saat ini telah
diketahui bahwa kesadaran merupakan hasil proses yang kompleks diotak yang melibatkan
batang otak, diensefalon dan hemisfer serebri (Satyanegara, 2018).
Pemeriksaan neurologis selalu dimulai dengan pemeriksaan GCS atau Glasglow Coma
Scale. GCS adalah skala untuk menilai kesadaran yang paling sering digunakan dan memiliki
parameter berbeda untuk dewasa dan anak-anak. GCS mula-mula dikembangkan sehubungan
dengan penentuan gradasi dan prognosis pasien, dengan gradasi dan prognosis pada pasien
dengan cedera kepala traumatik namun, saat ini pemeriksaan GCS juga dapat diaplikasikan pada
kasus-kasus non-traumatik (Satyanegara, 2018). Pemeriksaan GCS juga akan menentukan
pemeriksaan neurologis selanjutnya yang dapat atau tidak dapat dilakukan (Bahrudin, 2016).
2. Definisi Kesadaran
Kesadaran merupakan suatu kondisi responsive seseorang terhadap dirinya sendiri
maupun lingkungan sekitarnya. Secara klinis tingkat kesadaran memiliki definisi operasional
berupa respons pasien terhadap pemeriksanya (Machfoed et al, 2011).
Kesadaran terdiri atas dua komponen penting:
Arousal (derajat) yaitu kemampuan untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar dalam
kondisi bangun penuh, arousal juga didefinisikan sebagai derajat ransangan sensoris
yang diperlukan untuk dapat mempertahankan perhatian pasien terhadap pemeriksanya.
- Arousal meningkat, pasien akan tampak gelisah dan tidak dapat mempertahankan
fokus terhadap suatu rangsang yang relevan.
- Arousal menurun, diperlukan rangsangan yang kuat dan konstan agar pasien dapat
mempertahankan perhatianya.
Awareness (isi) yaitu kemampuan untuk menerima dan memahami sebuah stimulus.
3. Fisiologis Kesadaran dan Sistem ARAS
Dua komponen fungsi penting yang mempengaruhi kesadaran manusia adalah arousal
dan awareness,
Arousal,
sistem yang bertanggung jawab dalam menjalankan fungsi arousal adalah ARAS
atau ascending reticular activating system. ARAS merupakan suatu daerah tambahan
pada formatio retikularis yang terletak pada bagian rostal batang otak, yang apabila
dirangsang menimbulkan aktivasi umum yang spesifik pada korteks. Serabut sraf ARAS
system terletak sepanjang medulla spinalis, medulla oblongata, pons, midbrain atau
mesensefalon, kemudian aksonya akan berjalan ke atas sepanjang traktus tegmentum
sentralis menuju nucleus retikularis thalamus dan hipotalamus. Selanjutnya akan
diproyeksikan menuju korteks limbik dan basal forebrain. Selain itu sinyal dari midline
raphe nuclei dan locus ceruleus akan diproyeksikan difus ke kortek cerebri. ARAS
menerima kolateral dari dan di rangsang oleh semua jaras sensorik somatic umum dan
khusus termasuk sensorik dari nervus trigeminal, penglihatan, pendengaran, serta
penciuman (Satyanegara, 2018).
Gambar 1. ARAS System
Kolateral spino-thalamicus yang menuju tegmentum medulla dan pons,
mempunyai jumlah terbanyak dan diduga sebagai jaras pengantar morfologisdari
ransangan nyeri terhadap kesadaran. Sebagian besar jaras formatio retikularis akan
disalurkan ke thalamus yang selanjutnya akan di proyeksikan ke korteks serebri
(Satyanegara, 2018)..