Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PRAKTIKUM ALAT PERAGA


PEMBENTUKAN URINE

Disusun Oleh :

Louis Natalia D.H (XI MIPA 4 / 20)


Meilani Hapsari (XI MIPA 4 / 21)
Ringgo Arya (XI MIPA 4 / 32)
Taskia Aulya (XI MIPA 4 / 34)

Tahun Pelajaran 2021 / 2022


SMAN 4 MADIUN
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan praktikum “Alat Peraga
Pembentukan Urine” tepat pada waktunya. Penulisan laporan ini bertujuan untuk memenuhi
salah satu tugas yang diberikan.

Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan penyusunan laporan ini, khususnya kepada Ibu Arie Sulistyoharyani selaku guru
biologi kelas XI MIPA 4 yang telah memberikan tugas dan petunjuk, sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan ini.

Kami menyadari bahwa dalam laporan ini masih banyak terdapat kekurangan dan
keterbatasan dalam penyajian data. Oleh karena itu, Kami mengaharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak demi memperbaiki laporan ini. Penulis berharap laporan ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca.

Madiun, 18 Februari 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG......................................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH..................................................................................................1
1.3 TUJUAN PRAKTIKUM..................................................................................................1
1.4 MANFAAT PRAKTIKUM..............................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................2
2.1 PENGERTIAN..................................................................................................................2
BAB III METODE KERJA.......................................................................................................4
3.1 WAKTU DAN TEMPAT.................................................................................................4
3.2 ALAT DAN BAHAN.......................................................................................................4
3.3 CARA KERJA .................................................................................................................5
3.4 BAGAN ALIR..................................................................................................................5
BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN......................................................6
4.1 HASIL PENGAMATAN..................................................................................................6
4.2 PEMBAHASAN...............................................................................................................6
.................................................................................................................................................
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN......................................................................................8
5.1 HASIL PENGAMATAN..................................................................................................8
5.2 PEMBAHASAN...............................................................................................................8
LAMPIRAN..................................................................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem ekskresi adalah sistem yang berperan dalam proses pembuangan zat yang sudah
tidak diperlukan atau zat yang membahayakan tubuh, dalam bentuk larutan. Urin atau air seni
adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian dikeluarkan dalam tubuh
melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam
darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Urin disaring di
dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh
melalui uretra.
Langkah pertama proses pembentukan urine adalah ultrafiltrasi darah/ plasma dalam
kapiler glomerolus yang berupa air dan kristaloid. Selanjutnya, didalam tubuli akan
disempurnakan dengan proses reabsorpsi zat-zat yang esensial dari cairan filtrasi untuk
dikembalikan ke dalam darah. Selanjutnya, proses sekresi dikeluarkan melalui urine. Dari
penjelasan tersebut, kita dapat melakukan praktikum proses pembentukan urine dengan
menggunakan alat peraga sederhana yang kita buat.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah didalam Glomerulus melakukan penyaringan darah?


2. Pada Bagian mana sajakah urine primer, sekunder dan urine sesungguhnya dapat
terbentuk?
3. Bagaimanakah cara untuk mengetahui perbedaan proses asenden dan desenden?

1.3 Tujuan Praktikum


1. Untuk membuat alat peraga sederhana dan mengetahui proses pembentukan urine.
2. Mengetahui bagian organ mana saja yang berperan dalam pembentukan urine.
3. Untuk mengetahui peran dan fungsi bagian organ yang berperan dalam proses
pembentukan uine.

1.4 Manfaat Praktikum


1. Untuk mengetahui proses pembentukan urine
2. Siswa dapat mengetahui tahap-tahap pada proses pembentukan urine.
3. Siswa dapat mengakplikasi sendiri dari alat praga proses pembentukan urine yang
kelompok kami buat.
4. Siswa mendapatkan wawasan tambah yang lebih luas dalam materi pembelajaran proses
pembenukan urine.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian
Fisiologi Pembentukan Urine menurut Syaifuddin (2001) :

Glomerolus berfungsi sebagai ultrafiltrasi pada simpai bowman yang berguna untuk menampung
hasil filtrasi dari glomerolus. Pada tubulus ginjal akan terjadi penyerapan kembali zat-zat yang
sudah disaring pada glomerolus dan sisa cairan akan diteruskan ke piala ginjal. Urine yang
berasal dari darah dibawa oleh arteri renalis masuk ke dalam ginjal. Langkah pertama proses
pembentukan urine adalah ultrafiltrasi darah/ plasma dalam kapiler glomerolus yang berupa air
dan kristaloid. Selanjutnya, didalam tubuli akan disempurnakan dengan proses reabsorpsi zat-zat
yang esensial dari cairan filtrasi untuk dikembalikan ke dalam darah. Selanjutnya, proses sekresi
dikeluarkan melalui urine.

Terdapat 3 proses penting yang berhubungan dengan proses pembentukan urine:

1) Proses Filtrasi (ultrafiltrasi)


Proses filtrasi terjadi pada glomerolus. Proses ini terjadi karena permukaan aferen lebih besar
dari permukaan eferen sehingga terjadi penyerapan darah setiap menit, kira-kira 1200 ml. Darah
yang terdiri dari 450 ml sel darah dan 660 ml plasma masuk ke dalam kapiler-kapiler
glomerolus. Untuk proses filtrasi diperlukan tekanan filtrasi untuk mendapatkan hasil akhir.
Pembentukan urine dimulai dengan filtrasi sejumlah besar cairan yang bebas protein dari kapiler
glomerolus ke kapsula bowman. Cairan diubah oleh reabsorpsi air dan zat terlarut yang spesifik
kembali ke dalam darah atau oleh zat lain disekresikan dari kapiler peritubulus kedalam tubulus.

2) Proses Reabsorpsi
Proses Reabsorpsi adalah terjadinya penyerapan kembali sebagian besar glukosa, natrium,
klorida, fosfat, dan ion bikarbonat. Proses ini terjadi secara pasif yang dikenal dengan obligator
reabsorpsi yang terjadi pada tubulus atas. Dalam tubulus ginjal, cairan filtrasi dipekatkan dan zat
yang penting bagi tubuh direabsorpsi. Jumlah total air yang diabsorpsi lebih kurang 120
ml/menit, 70%-80% diabsorpsi oleh tubulus proksimal dan disebut juga reabsorpsi air obligatori,
sisanya 20-30% diabsorpsi secara fakultatif dengan bantuan hormon vasoprevesin, yaitu ADH
(mmoniummc hormon) di tubulus distal. Sebagian kecil sisanya diabsorpsi pada duktus koligen,
yaitu saluran tempat bermuaranya tubulus distal.

2
3) Proses Augmentasi
Tubulus ginjal dapat mensekresi atau menambah zat-zat ke dalam cairan. Filtrasi selama
mmoniumm sel-sel membentuk asam dalam jumlah yang besar. Namun, Ph darah dan cairan
tubuh dapat dipertahankan sekitar 7,4 (alkalis). Sel tubuh membentuk amoniak yang bersenyawa
dengan asam kemudian disekresi sebagai mmonium supaya Ph darah dan cairan tubuh tetap
alkalis.

3
BAB III
METODE KERJA

3.1 Waktu Dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat, 17 Februari 2022.Pukul 13.00 – 15.00 WIB
bertempat di Rumah Luis Natalia Ds. Kaibon.

3.2 Alat Dan Bahan

No. Alat & Bahan Spesifikasi Jumlah

Sebagai Kapsula
1. Corong 1 Buah
Bowman

Sebagai Kandung
2. Toples Bekas 1 Buah
Kemih

3. Sterofom Sebagai Penyangga 1 Lembar

Untuk Perekat
4. Isolasi Bening 1 Buah
Kertas

Untuk Memberi
5. Kertas Nama Proses Secukupnya
Pembentukan Urine

Untuk Memberi
6. Alat Tulis Nama Proses Secukupnya
Pembentukan Urine

sebagai saluran
tubulus kontortus
7. Selang Plastik proksimal, lekung 3 Meter
henle dan tubulus
kontortus distal

Sebagai Contoh
8. Air Berwarna Secukupnya
Urine

4
3.3 Cara Kerja
1. Jadikanlah satu selang dengan ujung corong
2. Tempelkan selang ke sterofom dengan direkatkan menggunakan isolasi bening
3. Selanjutnya bentuk pola pada selang menurun kemudian melingkar 1 kali
4. Bawa naik selang kemudian turunkan membentuk huruf U
5. Sisa selang disambungkan pada botol
6. Beri nama pada setiap bagian selang
7. Cobalah dengan memasukkan airan berwarna pada corong

3.4 Bagan Alir

URINE TERBENTUK

Melalui
PROSES PENYARINGAN DARAH
OLEH GLOMERULUS

Terbentuk BERMUARA KE RONGGA


SISA HASIL PENYARINGAN (URINE GINJAL
PRIMER) YANG TERSIMPAN
DALAM SIMPAI BOWMAN

Lalu Dan
ZAT – ZAT YANG MASIH DAPAT AKAN MENGALIR DAN
DIGUNAKAN DISERAP LAGI OLEH BERKUMPUL DI TUBULUS
TUBULUS PROKSIMAL DAN KOLEKTIVUS
LENGKUNG HENLE (URINE
Kemudian

SEKUNDER)

Maka
URINE SEKUNDER AKAN
MENGALIR MENUJU TUBULUS
KONTORTUS DISTAL, DAN
TERBENTUK URINE
SESUNGGUHNYA

5
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


Tabel hasil pengamatan
No Proses Pembentukan Urin Hasil Zat yang terkandung
1. Filtrasi Urine Primer Air, Bikarbonat,
Natrium, Klorida,
Protein, Kalium,
Glukosa, Garam, Asam
amino, Ion Cl-, Urea,
Ion anorganik dan Ion
HCO3-.
2. Reabsorpsi Urine Sekunder Air, garam, urea &
empedu
3. Augmentasi Urine Sesungguhnya Air, SO24-, Na+, NH4+,
Urea, NH3, H+, Urea,
Kalsium, Cl-,
Potasium, Kreatin,
Vitamin, Asam urat,
Fospat, Magnesium,
Amonia, Obat-obatan,
K+, Empedu, Hormon,
PO24-

4.2 Pembahasan

Didalam ginjal terjadi pembentukan urin. Proses pembentukan urin terdiri atas 3 tahap,
yaitu; Filtrasi, Reabsorpsi dan Augmentasi. Urin dibentuk di nefron (yang merupakan unit
fungsional dan struktural terkecil) yaitu dengan menyaring darah dan kemudian mengambil
kembali ke dalam darah bahan-bahan yang bermanfaat. Dengan demikian akan tersisa bahan tak
berguna, yang nantinya akan keluar dari nefron dalam bentuk suatu larutan yang disebut urin.

Setiap nefron terdiri dari badan Malpighi yang didalamnya mengandung glomerulus yang
diselubungi oleh kapsula bowman. Jika diibaratkan potongan botol aqua ini merupakan kapsula
bowman dan tisu yang didalamnya merupakan glomerulus

6
Filtrasi
1. Pembentukan urin diawali dengan filtrasi darah di glomerulus
2. Filtrasi adalah proses penyaringan darah yang mengandung zat-zat sisa metabolisme yang
dapat menjadi racun bagi tubuh.
3. Hasil dari filtrasi di glomerulus, menuju kapsula bowman dan dihasilkan urin primer.
4.  Urin primer mengandung : air, glukosa, asam amino, garam/ion anorganik, urea

Reabsorpsi
1. Reabsorpsi terjadi di tubulus kontortus proksimal yang nantinya akan menghasilkan urin
sekunder.
2. Urin primer yang terkumpul di kapasula Bowman masuk ke dalam tubulus kontortus
proksimal dan terjadi reabsorpsi.
3. Pada proses ini terjadi proses penyerapan kembali zat-zat yang masih berguna bagi tubuh
oleh dinding tubulus, lalu masuk ke pembuluh darah yang mengelilingi tubulus.
4. Zat-zat yang diserap kembali oleh darah antara lain: glukosa, asam amino, dan ion-ion
anorganik (Na+, Ka+, Ca2+, Cl-, HCO3-, HPO43-, SO43-)
5. Hasil dari reabsorpsi urin primer adalah urin sekunder yang mengandung sisa limbah
nitrogen dan urea.
6. Urin sekunder masuk ke lengkung henle. Pada tahap ini terjadi osmosis air di lengkung
henle desenden sehingga volume urin sekunder berkurang dan menjadi pekat. Ketika urin
sekunder mencapai lengkung henle asenden, garam Na+ dipompa keluar dari tubulus,
sehingga urin menjadi lebih pekat dan volume urin tetap.

Augmentasi
1. Dari lengkung henle asenden, urin sekunder akan masuk ke tubulus distal untuk masuk
tahap augmentasi (pengumpulan zat-zat yang tidak dibutuhkan lagi oleh tubuh).
2. Sel-sel tubulus mengeluarkan zat-zat tertentu, Zat sisa yang dikeluarkan oleh pembuluh
kapiler adalah ion hidrogen (H+), ion kalium (K+), NH3 dan kreatinin. Pengeluaran ion
H+ ini membantu menjaga pH yang tetap dalam darah.
3. Selama melewati tubulus distal, urin banyak kehilangan air sehingga konsentrasi urin
makin pekat.
4. Selanjutnya urin memasuki pelvis renalis dan menuju ureter, kemudian dialirkan ke
kandung kemih (vesica urinaria), untuk ditampung sementara waktu. Pengeluaran urin
diatur oleh otot-otot sfingter. Kandung kemih hanya mampu menampung kurang lebih
300 ml. kemudian urin keluar dari tubuh melalui lubang urin yang sebelumnya melewati
uretra terlebih dahulu.

7
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dalam menghasilkan urin, terdapat tiga proses dasar pembentukan urin, yaitu: filtrasi,
reabsorpsi dan sekresi. Filtrasi berarti glomerulus menyaring darah yang masuk ke kapiler
glomerulus untuk melewati saringannya yaitu membran filtrasi
glomerulus. Reabsorpsi adalah penyerapan kembali zat-zat hasil filtrasi tersebut
(filtrat) yang masih dibutuhkan oleh tubuh dari tubulus renalis ke kapiler peritubuler. Sekresi
adalah pengeluaran zat-zat yang berlebihan dari tubuh (kapiler peritubuler) ke tubulus renalis
1.  Urine atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal.
2.   Pembentukan urine melalui 3 proses: filtrasi, reabsorpsi dan augmentasi
3. Saluran yang dilewati oleh darah setelah difiltrasi oleh glomeruli dari awal hingga akhir
sebagai berikut:  glomerulus  → kapsula Bowman  → tubulus kontortus proksimal →
Lengkung Henle → tubulus kontortus distal → tubulus koligen → tubulus collectivus →
kaliks minor → kaliks mayor → pelvis renalis →ureter → vesica urinaria → urethra.

5.2 Saran
Tak ada sesuatu yang sempurna di dunia ini demikian pula laporan praktikum yang kami
buat. Kami menyadari masih banyak kekurangan pada laporan praktikum yang kami buat ini.
Oleh sebab itu kami mengharapkan dan membuka lebar kritik maupun saran yang membangun
dari para pembaca untuk kemajuan dan memperbaiki laporan praktikum kami. Semoga laporan
praktikum ini berguna dan bermanfaat bagi para pembaca terutama kepada siswa – siswi SMAN
4 MADIUN.

8
LAMPIRAN

9
10

Anda mungkin juga menyukai