Anda di halaman 1dari 3

Politikus Kecelakaan

Pada suatu masa yang akan datang, hiduplah dua pemuda yang dikenal dengan sebutan
Vincent dan Jono. Mereka nampak kelelahan, karena melakukan sesuatu hmm, mau tahu? Kita
langsung saja saksikan kejadiannya.

Jono: “Eh, Cent. Mana jatahku?”

Vincent: “Jatah apaan?”

Jono: “Jangan pura-pura bego, tadi aku lihat. Kamu salaman pas kita selesai ngubur. Aku juga
kebagian capenya pas nguburin tadi.”

Vincent: “Yaelah, itu cuma nyalamin doang.”

Jono: “Iya nyalamin, salam tempel kan?”

Vincent: “Enggak lah, Jon!”

Jono: “Beneran?”

Vincent: “Iya, sumpah demi kesambar geledek bareng-bareng.”

“Stop!” ucap sang narator sambil menekan tombol di remote dan mereka pun terdiam. Tiba-
tiba, tanpa disangka-sangka, datanglah seorang polisi bersama seorang wanita yang tengah
bersedih. Ada apa gerangan? Kita lanjutkan ceritanya. Mencet tombol lagi, lalu kepinggir.

Polisi: “Maaf, bisa minta waktunya sebentar.”

Jono: “Minta? Beli dong!”

Polisi: “Kamu berani ya bercanda sama saya? Saya ini polisi, lho!”

Jono: “Saya ini rakyat lho!”

Polisi: “Apa kamu bilang?”

Jono: “Maaf, pak. Cuma bercanda.”

Vincent: “Jadi, ada urusan apa bapak dan ibu datang kemari?”

Polisi: “Jadi begini. Begitulah.”

Vincent: “Oh, begitu”

Jono: “Emangnya tadi dia bilang apa, Cent?”


Vincent: “Gak tau tuh.”

Polisi: “Makanya denger baik-baik.”

Jono : “Oke.”

Polisi: “Begini. Begitulah.”

Jono: “Begitulah apanya?”

Polisi: “Beberapa jam yang lalu, suami dari ibu Sinta mengalami kecelakaan.”

Ibu Sinta: “Jadi suami saya buru-buru aahkhaa (nangis), buru-buru akkhaa“

Vincent: “Buru-buru apa?”

Jono: “Buru-buru itu bukannya hewan yang ada di laut yang punya tentakel?”

Vincent: “Itu macan!”

Ibu Sinta: “Tadi suami saya buru-buru berangkat.”

Vincent: “Kerja?”

Ibu Sinta: “Bukan, tadi dia mau beli oncom di warung depan, tapi dia gaya-gayaan pake mobil
segala.”

Vincent: “Oh gitu.”

Jono: “Kamu tau?”

Vincent: “Kagak lah.”

Jono: “Hahahahhahaah. Sama dong kita.”

Polisi: “Jadi intinya, apakah bapak berdua melihat suami Bu Sin ini?”

Bu Sinta: “Nama saya jangan disingkat-singkat dong, Pak Pol.”

Polisi: “Oh iya, maaf Ibu Sinta. Jadi, apa kalian melihat suami Bu Sin ini?”

Jono: “Oh, udah dikuburin tadi.”

Butut: “Hiks.”
Polisi: “Tenang bu, ini memang sulit, tapi setidaknya orang-orang baik ini langsung
menguburkan suami ibu. Ngomong-ngomong, bisa dijelaskan kondisi beliau saat kalian
melihatnya?”

Vincent: “Bisa pak, jadi tadi itu dia masih gerak-gerak gitu, masih nafas juga.”

Polisi: “Lho, terus kenapa dikubur?”

Jono: “Gini pak, suami Bu Sinta inikan politisi. Nah politisi itu suka bohong, berarti kalau dia
kelihatannya hidup, sebenarnya dia udah mati.”

Polisi: “Oh iya-ya, sekarang kamu ikut saya ke kantor bersama ibu untuk dimintai keterangan
lebih lanjut.”

Jono dan Vincent: “Ide bagus tuh.”

Akhirnya, Jono dan Vincent ikut bersama Pak Polisi menuju kantor, tapi mereka tidak di penjara.

Jono: “Saya memang membunuh seorang politikus.”

Polisi: “Bagus, itu artinya kamu mengakui kesalahanmu.”

Jono: “Tapi saya menyelamatkan jutaan rakyat Indonesia dari tikus berdasi itu!”

Vincent: “Merdeka!”

Polisi: “Merdeka!”

Begitulah akhir kisah perjalanan antara Jono dan Vincent. Pada akhirnya jika ada orang yang
kecelakaan, mereka memastikan apakah orang itu seorang politikus yang korupsi atau bukan.
Jika iya, mereka tidak akan menolong, karena politikus juga tidak menolong rakyat Indonesia.
Merdeka!

NAMA : RINGGO ARYA PUTRA BAHARI


NO.ABS : 32
KELAS : XI MIPA 4

Anda mungkin juga menyukai