Anda di halaman 1dari 7

Uang Kesana Uang Kesini

Abe ; Polisi 1
Istajib ; Pak RT
Mario ; Polisi 2
Naila ; Eneng (Tukang Jamu)
Nuii ; Aul (Pengamen)
Diffa ; Ade (Pembeli)
Najmi ; Body guard
Annet ; Asisten
Karsidi ; Bos Wilayah
Meli ; Ibu (Tukang Gorengan)
Paskal ; Boni (Pengamen)
Hevi ; Stage Manager

Segmen 1
Boni dan Aul sedang beristirahat duduk dibangku umum pinggir jalan, karena lelah
setelah mengamen.

Boni ; “ Wah cukup melelahkan bukan hari ini ”


Aul ; “ Benar Bon, enak kali ya kalau minum yang seger-seger uhuy ”
Boni ; “ Waduhh uang ku cukup buat setor doang ul, kamu aja yang beli nanti aku
minta hahahahha ”
Aul ; “ Ah kamu kebiasaan Bon Bon, emm tapi kayanya warung jauh dari sini ”
(Tambahan improve sesuai konteks!!)

Segmen 2
Tukang jamu dengan jelita menghampiri Boni dan Aul, menawarkan dagangannya.

Eneng ; “ A, teh jamu jamuu! ”


Boni ; “ Uwawww enak nih ”
Aul ; “ Apanya? ”
Boni ; “ Iye jamu nya lah ul kamu pikir apanya ”
Aul ; “ Iya jamunya hahaha bener-bener ”
Eneng ; “ Yeuh jadi mau beli atau ngga?, iya harusnya beli sih ya!! ”
(Tambahan improve sesuai konteks!!)

Segmen 3
( Pak RT memasuki stage )

Pak RT ; “ Hoiii kalian tau tidak bahwa sekarang sedang banyak oknum liar yang
selalu pungli, mengambil duit-duit dijalanan. Kalau kalian semua melihat oknum-oknum itu
wajib lapor kepada saya okhay!!! DADAH. ”

( Kembali ke backstage )
Segmen 4
Boni, Auld an Eneng membahas ucapan pak RT tadi, mereka merasa terancam dan
mencari solusinya.

Eneng ; “ Bahaya ini, gawat gawat makin sedikit aja penghasilan Eneng nanti, dipotong
ini dipotong itu belum lagi kalau ada oknum gajelas itu ”
Aul ; “ Uwaw makin kesana makin kesini bukannya makin mudah malah makin
susah ”
Boni ; “ Ini tidak bisa dibiarkan, kita harus melakukan sesuatu, ini bahaya, bahaya
bahaya duh bahaya. ”
Eneng ; “ Sesuatu?, kita itu rakyat kecil mana bisa mengomentari, mana bisa kita
berbuat sesuatu. Yang ada kita ditangkap orang-orang kelas atas. ”
Aul ; “ Nah itu benar, yang ada kita malah mendekam dipenjara, mau kamu Bon? ”
(Tambahan improve sesuai konteks!!, membahas solusi lainnya agar tak
kena ulah oknum-oknum liar)

Segmen 5
Dua polisi tiba-tiba datang, memeriksa satu persatu dari mereka. Curiga adanya oknum
pungli menduga bahwa pengamen itu adalah pengamen nakal yang suka mabok dijalan dan
meminta uang dengan cara memaksa. Namun para pengamen dan tukang jamu tidak terima
lalu mereka sepakat untuk bekerjasama. ( Polisi memberi handphone kepada pengamen sebagai
misi yang telah direncanakan )

Polisi 1 ; “ Hei kalian bertiga berdiri! ”


Boni ; “ Uwaww ada apa ini? Polisi? ”
Polisi 2 ; “ Diam!! ” ( Sambil mmemeriksa pengamen itu )
Aul ; “ Bapak tdak sopan yaa, dasar aparat huh ”
Eneng ; “ Duh pa jangan kasar dong pak!, mending jelasin dulu ada apa ini? ”
Boni ; “ Asal periksaa periksa aja nih si bapak, gasopan tau pak heii ”
Polisi 2 ; “ kalian para pengamen nakal yang sering mabuk dijalanan dan
meminta uang dengan cara memaksa kan ”
Polisi 1 ; “ Iya benar, ngaku kalian semua ”
Eneng ; “ Ih bapak-bapak yang saya hormati mohon maaf say amah tukang
jamu, kagak liat nih outfit sama botol-botol ini, jangan sembarang kalau ngomong! ”
Aul ; “ Maaf juga nih bapak-bapak yang mau dihormati, kita berdua juga
bukan pengamen yang begitu begitu. ”
Boni ; “ Iyoi jangan ngadi-ngadi pak, gini gini gimana kalau kita kerjasama
buat mengkap oknum-oknum liar itu? Setuju?!!.”
Polisi 1 dan 2 ; “ Halah sudahlah ngaku! ”
Boni ; “ Allahuakbar takbir sumpah pak kami mah sumpah, lihat kantong
celana saja kosong, kantong keresek cuman ada dua rebu. Maksa darimana coba, hadeuh
ampun pak sumpah. Kerjasama ayo kerjasama pak!”
( Kedua polisi sedikit berdiskusi dan menyetujui kerjasama itu )
Polisi 1 ; “ Oke baik kalau begitu kami setuju, tapi awas saja ya kalau kalian
berbohong “
Boni ; “ Ahsyiap bapak, sepakat ”
Polisi 2 ; “ Ini handphone untu kita berkomunikasi, jikalau ada tanda-tanda
oknum jahat itu langsung lapor!!” ( Memberikan handphone pada pengamen )
Aul ; “ Siap om polisii laksanakan “
( Kedua polisi pun meninggalkan backstage )

Segmen 6
Diskusi antara pengamen dan tukang jamu.

Eneng ; “ Ada- ada saja, jadi rencana kalian apa?”


Boni ; “ Gatau “
Aul ; “ Terus ngapain ngajak kerjasama Bon”
Eneng ; “ Kayanya neng tau deh harus ngapain, nih neng kasih tau ya”
Aul ; “ Gimana?, apatu kasih tau dong!”
Eneng ; “ Jadi gini, kalau kata neng”
Boni ; (memotong ucapan eneng) “ Sudahlah nanti saja, Aul kita harus
kembali mengamen, ayo!!” ( sambil menarik Aul keluar dari stage )
Eneng ; “ Ehh neng belum selesai malah dipotong mana ditinggal sendirian
lagi”

Segmen 7
Monolog tukang jamu.

Eneng ; “ Gini salah gitu salah kalau jadi rakyat kecil mah, makin hari dibikin
pusing sama orang-orang yang punyajabatan, belum lagi oknum liar yang bikin rugi, enak
kayanya kalau jadi orang kaya, bergelimang harta, beli beras tinggal beli, ini itu tinggal minta
ga perlu kaya neng yang mau beli kecap aja harus mikir-mikir, besok mau makan apa juga
kadang bingung karena ga ada uangnya, ya allah cape deh tapi neng gaboleh ngeluh terus nanti
ga dapet uang, tapi gimana ya, bingung, ya allah semoga nanti neng dapet suami kaya raya,
biar jualan jamunya bisa buka toko, biar bisa bawa mamah ke tanah suci aminn, neng mah
berserah sama allah setiap saat biar neng kuat.”

Segmen 8
Tukang gorengan masuk, beradu nasib dengan tukang jamu.

Ibu ; “ Aminn ” ( Menjawab doa dari tukang jamu tadi )


Eneng ; “ Eh ibu, makasih udah ngaminin doa neng ”
Ibu ; “ Neng masih muda jangan banyak ngeluh ”
Eneng ; “ Ih si ibu, manusiawi bu itumah ”
Ibu ; “ Liat ibu tua-tua begini masih kerja aja, harus kuat. Strong woman ibumah.”
Eneng ; “ Ya ibu ngapain udah tua masih kerja, anaknya kemana?”
Ibu ; “ Heh gausah bawa-bawa anak ibu ”
Eneng ; “ Iya harusnya anak ibu yang cari duit, kaya saya nih anak berbakti myari duid
buat ibu dirumah ”
(Tambahan improve sesuai konteks!!, adu nasib terus berlanjut hingga seseorang
memasuki stage)
Segmen 9
Ade masuk dan membeli gorengan karena lapar. Mengeluh tentang kesehatannya
sembari memakan gorengan, tukang jamu menarwakan jamu sehat untuk remaja. Ade dan
tukang jamu berbincang-bincang.

Ade ; “ Ada gorengan nih pas banget mana perut keroncongan lagi, bu beli gorengan
nya dua ribu dapet 3 kan bu ”
Ibu ; “ Hem punten jaman kapan atuh neng itumah, sekarangmah seribu gpe juga
dapet satu ”
Ade ; “ Waw mahal bu, tapi yaudah gapapa beli satu aja kalau gitumah, nih uang
nya.”
Ibu ; “ Cukup neng satu, dua atuh neng!”
Ade ; “ Ah bu cukup gacukup harus cukup, makanan makin naik kualitas makin
turun. Gorengan tiap hari makin gasehat aja nih hidup, haduh bingung besok-besok harus
makan apa padahal laper banget, kesehatan sendiri aja udah dianggurin soalnya bingung duit
nya ga ada.”
Eneng ; “ Solusi terbaik mah nih minum jamu aja, udah murah sehat lagi, gausah galau
mentingin kesehatan geulis ”
Ade ; “ Apa ga kembung atuh mbak minumin jamu we terus.”
Eneng ; “ Maksudnya tiap pagi minum jamu nya, bukan sehari tiga kali atau lebih juga”
Ade ; “ Terus?”
Eneng ; “ Iya gitu, kalau kamu minum jamu tiap pagi dijamin badan kamu sehat, ga
galau juga mau makan apa nanti siangnya.”
(Tambahan improve sesuai konteks!!)

Segmen 10
Asisten datang kemudian menagih tukang gorengan denga paksa, tukang gorengan
menolak untuk bayar dan terjadi perdebatan namun Ade dan Eneng hanya diam dan menyimak
karena mereka tidak paham. Asisten mengancam akan menelpon bosnya, dan karena sudah
kesal akhirnya asisten menelpon bos.

Asisten ; (Berteriak) “ Hei tukang gorengan, berikan uang mu!”


Ibu ; “ Kamu siapa?, enak saja main minta-minta”
Asiten ; “ Cepat berikan atau kamu mati”
Ibu ; “ Apa-apa an kau bocah gajelas, kerja bukan malah malak”
Asisten ; “ Cepat berikan uang nya, ayo!!”
Ibu ; “ Heh diam (menjambak rambut asisten), seenakny kamu ya, lepas!!”
Asisten ; “ Ayo berikan ibu tua dasar, saya telepon boss saya ya”
Ibu ; “ Telefon saja saya tidak takut wahai anak ingusan, durhaka sekali
kamu ini”
Asisten ; ( langsung menelfon bos ) “ Boss pedagang kecil ini kurang ajar sekali,
dia tidak mau memberikan uangnya kepadaku”
( Meninggalkan stage begitu saja )
Ibu ; “ HUH dasar bocah tengil, so soan memanggil bos nya tapi malah
pergi. TIDAK JELAS.”
Segmen 11
Ade dan Eneng menghampiri ibu, dan mencoba menengkannya,

Eneng ; “ Ibu ada apa atuh tadi teh, meni ribut kaya begitu?”
Ade ; “ Itu tadi anak ibu?, gasopan banget”
Ibu ; “ Hadeuh kalian berdua malah diam, ternyata ga tau apa-apa, itumah bukan
anak saya.”
Ade ; “ Hah?, bukan anak ibu?.”
Ibu ; “ Tahu tidak, itu kemungkinan besar bagian dari oknum liar yang sedang ramai
dibicarakan”
Eneng ; “ Astagfirullah, saya baru ingat. IYA IYA BENAR SEPERTINYA ITU
MEREKA.”
Ade ; “ Bu maaf tadi saya malah diam, sabar ya bu!”
(Tambahan improve sesuai konteks!!)

Segmen 12
Bos, bodyguard dan asisten memasuki panggung, boss mencoba menggoda dan
kemudian menagih paksa. Kekacauan terjadi kemudian Ade mencoba untuk membela
pedagang itu dan melerai para oknum.

Bos ; “ Wah wah wah, cantik sekali kalian berdua. Neng tukang jamu yang
bahenol, neng gorengan yang mempesona sungguh indah sekali.”
Eneng ; “ Idih najis, dasar penggoda ”
Ibu ; “ Lebih baik kita pergi dari sini neng!”
Body guard ; “ HEH diam kalian!, cepat serahkan uang kalian!”
Bos ; “ Cepat berikan atau akan saya seret kalian berdua” (sambil
menodongkan pistol)
Ibu ; “ Hei kami kerja susah payah kalian dengan enaknya meminta, mikir
dong!”
Bos ; “ Diam kau pedagang kecil, jangan berani melawan”
Ade ; “ Hei pak kenapa tidak boleh melawan, bapak yang seharusnya jangan
semena-mena terhadap pedagang kecil”
Asisten ; “ Tak usah ikut campur kau bocah ingusan!”
(Tambahan improve sesuai konteks!!, keributan terus berlanjut sampai
memanas)

Segmen 13
Pengamen datang tiba-tiba sambil menyelundup, kemudian sama-sama ribut dan
mencoba melaporkan kejadian itu (dilaporkan lah menggunakan handphone yang tadi polisi
berikan).

Boni ; “ Kurang ajar, apa-apa an ini menindas rakyat kecil dasar tak tau malu”
Aul ; (Diam dibelakang Boni sambil menghubungkan telepon ke pihak
kepolisian sambil bicara berbisik) “ hallo pak dengarkan ini, oknum itu sedang bersama kami”
Boni ; “ Bos lemah hahahha, bodyguard culun berani ko sama perempuan “
Bos ; “ diam kau pengamen busuk!!, ayo serahkan juga uang-uang kalian!”
Body Guard ; (mencekik boni sambil mengancam) “ Cepat serahkan atau kau mati di
tangan saya!)
Aul ; “ Lepaskan teman saya!, bodyguard modal badan gede doang” ( sambil
memukul punggung bodyguard itu)
Boni ; “ Ayo lawan ayoo, bertengkar dengan aku jangan dengan wanita!!.
Kalian para wanita berlindunglah dibelakang ku”
(Pertengkaran terus berlanjut sambil beradu omongan, namu sayangnya Boni
kalah babak belur.)

Segmen 14
Tanpa mereka sadari kedua polisi pun datang, Aul memberitahukan apa yang telah
terjadi. Saat polisi akan menangkap para oknum tak disangka oknum itu menyogok polisi agar
menangkap Boni saja dan polisi menyetujui nya karena tergiur dengan bayaran yang sangat
tinggi. Seluruh nya diseret terkecuali Aul yang berhasil melawan.

Polisi 1 ; “ Cukup, cukup!”


Aul ; “ Pak tolong pak, pertengkaran ini tak kunjung usai”
Polisi 2 ; “ Berhenti kau kau dank au cukup, tertangkap juga kalian.”
Eneng ; “ Mampus, manusia biadab ikaya mereka memang harus diseret
kepenjara pak!, Tangkap tangkap!.
Asisten ; “ BERISIK, bukan kami yang akan dipenjara tapi kalian manusia-
manusia bodoh.
(Bodyguard menghampiri polisi)
Bodyguard ; “ Pak bagaimana kalau kita berdamai, bapak tangkap saja bocah
ingusan ini, bapak akan mendapatkan uang sesuai permintaan bapak”
Polisi 1 dan 2 ; “ Uang?”
Ade ; “ Tidak adil, tidak bisa begitu, jangan mau pak!, keadilan harus
ditegakan dengan baik!.
Asisten ; “ Diam bocah kampong!” ( sambil membekam mulut Ade)
Ibu ; “ Badebah, dasar orang gila. Bukannya menyerahkan diri malah
menyogok”
Bodyguard ; “ Rakyat kecil gauusah belagu, kalian akan tetap kalah hahahah”
Bos ; “ Bagaimana bapak-bapak polisi yang terhormat, kalian setuju?”
Polisi 1&2 ; “ Jelas setuju seyuju sekali, mari kita bawa mereka semua ke kantor!”
Eneng ; “ Kurang ajar, lepas tidak!”
Polisi 2 ; “ Sudah diam!, ikut saja!”
( Sambil menyeret mereka semua terkecuali Aul yang berhasil
bersembunyi )

Segmen 15
Monolog Aul. (sedih, marah dan kesal)

Aul ; “ Tidak bisa dipercaya. Apakah ini yang dinamakan keadilan?, Kenapa harus
ini yang kami dapatkan?. Iya kami, rakyat kecil yang membanting tulang, yang bercucur
keringat, yang selalu khawatir akan hari esok, tentang bagaimana caranya makan?, caranya
menafkahi keluarga, caranya membawa pulang hasil yang sepadan dari jerih payah ini
kerumah?.
Lalu kami sempat berharap, berharap ada malaikat yang menawarkan bantuan, menjaga
kami dan berharap kami selalu selamat. Tapi, apa?. Setan lebih berkuasa, setan lebih pandai
mengelabui. Persetan dengan penegak hokum yang haus uang, persetan dengan oknum yang
merampas hak kami, persetan dengan setan dikepala mereka!.
SAMPAI JUMPA DI HARI PEMBALASAN!, KAMI RAKYAT KECIL AKAN
TETAP HIDUP’

Hidup rakyat kecil!


[ Hiduplah rakyat kecil ] ▼
Hidup pekerja keras!
[ Kelak akan sirna ]►
Hiduplah pencari uang yang turun kejalanan!
[ Hiduplah rakyat kecil hiduplah ] ▼
Hiduplah rakyat kecil!
[ Kelak akan sirna ]▲
2x diulang.

[ All talent ] “Percaya saja”▼


SELESAI

Anda mungkin juga menyukai