Abe ; Polisi 1
Istajib ; Pak RT
Mario ; Polisi 2
Naila ; Eneng (Tukang Jamu)
Nuii ; Aul (Pengamen)
Diffa ; Ade (Pembeli)
Najmi ; Body guard
Annet ; Asisten
Karsidi ; Bos Wilayah
Meli ; Ibu (Tukang Gorengan)
Paskal ; Boni (Pengamen)
Hevi ; Stage Manager
Segmen 1
Boni dan Aul sedang beristirahat duduk dibangku umum pinggir jalan, karena lelah
setelah mengamen.
Segmen 2
Tukang jamu dengan jelita menghampiri Boni dan Aul, menawarkan dagangannya.
Segmen 3
( Pak RT memasuki stage )
Pak RT ; “ Hoiii kalian tau tidak bahwa sekarang sedang banyak oknum liar yang
selalu pungli, mengambil duit-duit dijalanan. Kalau kalian semua melihat oknum-oknum itu
wajib lapor kepada saya okhay!!! DADAH. ”
( Kembali ke backstage )
Segmen 4
Boni, Auld an Eneng membahas ucapan pak RT tadi, mereka merasa terancam dan
mencari solusinya.
Eneng ; “ Bahaya ini, gawat gawat makin sedikit aja penghasilan Eneng nanti, dipotong
ini dipotong itu belum lagi kalau ada oknum gajelas itu ”
Aul ; “ Uwaw makin kesana makin kesini bukannya makin mudah malah makin
susah ”
Boni ; “ Ini tidak bisa dibiarkan, kita harus melakukan sesuatu, ini bahaya, bahaya
bahaya duh bahaya. ”
Eneng ; “ Sesuatu?, kita itu rakyat kecil mana bisa mengomentari, mana bisa kita
berbuat sesuatu. Yang ada kita ditangkap orang-orang kelas atas. ”
Aul ; “ Nah itu benar, yang ada kita malah mendekam dipenjara, mau kamu Bon? ”
(Tambahan improve sesuai konteks!!, membahas solusi lainnya agar tak
kena ulah oknum-oknum liar)
Segmen 5
Dua polisi tiba-tiba datang, memeriksa satu persatu dari mereka. Curiga adanya oknum
pungli menduga bahwa pengamen itu adalah pengamen nakal yang suka mabok dijalan dan
meminta uang dengan cara memaksa. Namun para pengamen dan tukang jamu tidak terima
lalu mereka sepakat untuk bekerjasama. ( Polisi memberi handphone kepada pengamen sebagai
misi yang telah direncanakan )
Segmen 6
Diskusi antara pengamen dan tukang jamu.
Segmen 7
Monolog tukang jamu.
Eneng ; “ Gini salah gitu salah kalau jadi rakyat kecil mah, makin hari dibikin
pusing sama orang-orang yang punyajabatan, belum lagi oknum liar yang bikin rugi, enak
kayanya kalau jadi orang kaya, bergelimang harta, beli beras tinggal beli, ini itu tinggal minta
ga perlu kaya neng yang mau beli kecap aja harus mikir-mikir, besok mau makan apa juga
kadang bingung karena ga ada uangnya, ya allah cape deh tapi neng gaboleh ngeluh terus nanti
ga dapet uang, tapi gimana ya, bingung, ya allah semoga nanti neng dapet suami kaya raya,
biar jualan jamunya bisa buka toko, biar bisa bawa mamah ke tanah suci aminn, neng mah
berserah sama allah setiap saat biar neng kuat.”
Segmen 8
Tukang gorengan masuk, beradu nasib dengan tukang jamu.
Ade ; “ Ada gorengan nih pas banget mana perut keroncongan lagi, bu beli gorengan
nya dua ribu dapet 3 kan bu ”
Ibu ; “ Hem punten jaman kapan atuh neng itumah, sekarangmah seribu gpe juga
dapet satu ”
Ade ; “ Waw mahal bu, tapi yaudah gapapa beli satu aja kalau gitumah, nih uang
nya.”
Ibu ; “ Cukup neng satu, dua atuh neng!”
Ade ; “ Ah bu cukup gacukup harus cukup, makanan makin naik kualitas makin
turun. Gorengan tiap hari makin gasehat aja nih hidup, haduh bingung besok-besok harus
makan apa padahal laper banget, kesehatan sendiri aja udah dianggurin soalnya bingung duit
nya ga ada.”
Eneng ; “ Solusi terbaik mah nih minum jamu aja, udah murah sehat lagi, gausah galau
mentingin kesehatan geulis ”
Ade ; “ Apa ga kembung atuh mbak minumin jamu we terus.”
Eneng ; “ Maksudnya tiap pagi minum jamu nya, bukan sehari tiga kali atau lebih juga”
Ade ; “ Terus?”
Eneng ; “ Iya gitu, kalau kamu minum jamu tiap pagi dijamin badan kamu sehat, ga
galau juga mau makan apa nanti siangnya.”
(Tambahan improve sesuai konteks!!)
Segmen 10
Asisten datang kemudian menagih tukang gorengan denga paksa, tukang gorengan
menolak untuk bayar dan terjadi perdebatan namun Ade dan Eneng hanya diam dan menyimak
karena mereka tidak paham. Asisten mengancam akan menelpon bosnya, dan karena sudah
kesal akhirnya asisten menelpon bos.
Eneng ; “ Ibu ada apa atuh tadi teh, meni ribut kaya begitu?”
Ade ; “ Itu tadi anak ibu?, gasopan banget”
Ibu ; “ Hadeuh kalian berdua malah diam, ternyata ga tau apa-apa, itumah bukan
anak saya.”
Ade ; “ Hah?, bukan anak ibu?.”
Ibu ; “ Tahu tidak, itu kemungkinan besar bagian dari oknum liar yang sedang ramai
dibicarakan”
Eneng ; “ Astagfirullah, saya baru ingat. IYA IYA BENAR SEPERTINYA ITU
MEREKA.”
Ade ; “ Bu maaf tadi saya malah diam, sabar ya bu!”
(Tambahan improve sesuai konteks!!)
Segmen 12
Bos, bodyguard dan asisten memasuki panggung, boss mencoba menggoda dan
kemudian menagih paksa. Kekacauan terjadi kemudian Ade mencoba untuk membela
pedagang itu dan melerai para oknum.
Bos ; “ Wah wah wah, cantik sekali kalian berdua. Neng tukang jamu yang
bahenol, neng gorengan yang mempesona sungguh indah sekali.”
Eneng ; “ Idih najis, dasar penggoda ”
Ibu ; “ Lebih baik kita pergi dari sini neng!”
Body guard ; “ HEH diam kalian!, cepat serahkan uang kalian!”
Bos ; “ Cepat berikan atau akan saya seret kalian berdua” (sambil
menodongkan pistol)
Ibu ; “ Hei kami kerja susah payah kalian dengan enaknya meminta, mikir
dong!”
Bos ; “ Diam kau pedagang kecil, jangan berani melawan”
Ade ; “ Hei pak kenapa tidak boleh melawan, bapak yang seharusnya jangan
semena-mena terhadap pedagang kecil”
Asisten ; “ Tak usah ikut campur kau bocah ingusan!”
(Tambahan improve sesuai konteks!!, keributan terus berlanjut sampai
memanas)
Segmen 13
Pengamen datang tiba-tiba sambil menyelundup, kemudian sama-sama ribut dan
mencoba melaporkan kejadian itu (dilaporkan lah menggunakan handphone yang tadi polisi
berikan).
Boni ; “ Kurang ajar, apa-apa an ini menindas rakyat kecil dasar tak tau malu”
Aul ; (Diam dibelakang Boni sambil menghubungkan telepon ke pihak
kepolisian sambil bicara berbisik) “ hallo pak dengarkan ini, oknum itu sedang bersama kami”
Boni ; “ Bos lemah hahahha, bodyguard culun berani ko sama perempuan “
Bos ; “ diam kau pengamen busuk!!, ayo serahkan juga uang-uang kalian!”
Body Guard ; (mencekik boni sambil mengancam) “ Cepat serahkan atau kau mati di
tangan saya!)
Aul ; “ Lepaskan teman saya!, bodyguard modal badan gede doang” ( sambil
memukul punggung bodyguard itu)
Boni ; “ Ayo lawan ayoo, bertengkar dengan aku jangan dengan wanita!!.
Kalian para wanita berlindunglah dibelakang ku”
(Pertengkaran terus berlanjut sambil beradu omongan, namu sayangnya Boni
kalah babak belur.)
Segmen 14
Tanpa mereka sadari kedua polisi pun datang, Aul memberitahukan apa yang telah
terjadi. Saat polisi akan menangkap para oknum tak disangka oknum itu menyogok polisi agar
menangkap Boni saja dan polisi menyetujui nya karena tergiur dengan bayaran yang sangat
tinggi. Seluruh nya diseret terkecuali Aul yang berhasil melawan.
Segmen 15
Monolog Aul. (sedih, marah dan kesal)
Aul ; “ Tidak bisa dipercaya. Apakah ini yang dinamakan keadilan?, Kenapa harus
ini yang kami dapatkan?. Iya kami, rakyat kecil yang membanting tulang, yang bercucur
keringat, yang selalu khawatir akan hari esok, tentang bagaimana caranya makan?, caranya
menafkahi keluarga, caranya membawa pulang hasil yang sepadan dari jerih payah ini
kerumah?.
Lalu kami sempat berharap, berharap ada malaikat yang menawarkan bantuan, menjaga
kami dan berharap kami selalu selamat. Tapi, apa?. Setan lebih berkuasa, setan lebih pandai
mengelabui. Persetan dengan penegak hokum yang haus uang, persetan dengan oknum yang
merampas hak kami, persetan dengan setan dikepala mereka!.
SAMPAI JUMPA DI HARI PEMBALASAN!, KAMI RAKYAT KECIL AKAN
TETAP HIDUP’