Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN PRAKTIKUM PENGUJIAN MESIN PENGUJIAN

TURBIN AIR PELTON

Disusun Oleh Kelompok 1.B1 :

1. Reza Satria Sandi (2006010002)


2. Aldie Pramudya Saputra (2006010006)
3. Fauzan Zendha Firmansyah (2006010012)
4. Raffi Pratama (2006010013)
5. Yunus Alfarisi (2006010035)
6. Kevin Dodi Irawan (2006010037)

LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM ENERGI TERBARUKAN
Yang telah bertanda tangan di bawah ini, Instruktur Praktikum atau Asisten
Praktikum Pengujian Mesin pendingin Fakultas Teknik Universitas Islam
Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari menerangkan bahwa kelompok 1.B1
yang terdiri atas nama :
1. Reza Satria Sandi (2006010002)
2. Aldie Pramudya Saputra (2006010006)
3. Fauzan Zendha Firmansyah (2006010012)
4. Raffi Pratama (2006010013)
5. Yunus Alfarisi (2006010035)
6. Kevin Dodi Irawan (2006010037)

Tanda selesai melaksanakan praktikum dan membuat laporan praktikum


pengujian Turbin.

Barito Kuala, 10 Januari 2024


Megetahui,

Kepala Laboratorium Instruktur Praktikum


Teknik Mesin UNISKA MAB, Dosen Pengampu,

Ahmadil Amin, S.T., M.T. Abdurahim Sidiq, S.T., M.T.


NIK. 197607072005011004 NIK.061508788

Menyetujui,

Ketua Prodi Teknik Mesin


UNISKA MAB,

Jainal Arifin, S.T., M.T.


NIK. 061508786

i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji syukur penulis ucapkan kepada ALLAH SWT yang maha
pengasih lagi maha penyayang, yang telah melimpahkan nikmat, anugerah serta kekuatan
lahir dan batin karena atas berkat rahmat-Nya, Laporan Praktikum Pengujian Mesin
pendingin ini dapat kami selesaikan Laporan ini kami susun berdasarkan hasil praktikum
yang dilaksanakan di Laboratorium Teknik Mesin (Pengujian Mesin) Fakultas Teknik
Universitas Islam Kalimantan MAB pada tanggal 19 Desember 2023.

Dalam kesempatan ini kami ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar- besarnya
kepada :

1. Ibu Ir. Firda Herlina, S.T., M.Eng selaku Dekan Fakultas Teknik Unisversitas
Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin.
2. Bapak Jainal Arifin, S.T., M.T. selaku Ketua Program Studi Teknik Mesin
Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin.
3. Bapak Abdurahim Sidiq, S.T., M.T. Selaku Dosen Pengampu yang telah
memberikan bimbingan dan masukan kepada penyusun.
4. Bapak Ahmadil Amin, S.T., M.T. selaku Kepala Laboratorium Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Islam Kalimantan MAB.
5. Kepada Instruktur Praktikum Praktikum Pengujian turbin yang telah
memberikan bantuan kepada saya, sehingga terselesaikannya laporan ini.
6. Seluruh teman-teman Angkatan 2020 teknik mesin yang telah memberikan
bantuan kepada saya, sehingga terselesaikannya laporan ini.
Akhir kata, penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca akan sangat bermanfaat
bagi penyusun. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membacanya.

Banjarmasin, 22 Desember 2023

Kelompok 1.B1

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN …………………………………………………………... i


KATA PENGANTAR ……………………………………………………………..….. ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………...... iii
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2. Tujuan Umum .................................................................................................. 1
1.3. Tujuan Khusus ..................................................................................................... 2
1.4. Manfaat Praktikum ............................................................................................. 2
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................................ 3
2.1. Mesin Konversi Energi Air ................................................................................. 3
2.2. Pembangkit Listrik tenaga air ............................................................................. 3
2.3. Klasifikasi Turbin ............................................................................................... 3
2.4. Perbandingan Karakteristik turbin ..................................................................... 6
2.5. Turbin Pelton ...................................................................................................... 6
2.6. Komponen-komponen ....................................................................................... 7
2.7. Prinsip Dasar Turbin Pelton ............................................................................... 8
2.8. Nozel .................................................................................................................. 8
2.9. Sudut atau Bucket .............................................................................................. 9
BAB III PROSEDUR PRAKTIKUM ....................................................................... 13
3.1. Tempat dan Waktu Praktikum .......................................................................... 13
3.2. Metode Percobaan Praktikum .......................................................................... 13
3.3. Bahan dan alat Praktikum ................................................................................ 14
3.4. Langkah Percobaan .......................................................................................... 17
BAB IV HASIL PRAKTIKUM .................................................................................. 18
4.1. Data Hasil Percobaan ........................................................................................ 18
4.2. Pembahasan ....................................................................................................... 23
BAB V PENUTUP ........................................................................................................ 28
5.1. Kesimpulan ....................................................................................................... 28
5.2. Saran ................................................................................................................ 28
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 30
LAMPIRAN .................................................................................................................. 31
ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Turbin air adalah alat untuk merubah energi potensial air menjadi energi
mekanik. Energi mekanik ini kemudian diubah menjadi energi listrik oleh
generator (Mohammad hamka,2016). Turbin air dikembangkan pada abad 19 dan
digunakan secara luas untuk pembangkit tenaga listrik. Salah satu program
pemerintah melalui BUMN, PT. PLN pada tahun 2015, semua wilayah di
indonesia diharapkan dapat teraliri arus listrik, karena kebutuhan energi listrik
yang semakin meningkat seiring dengan meningkatnya pembangunan terutama di
sektor industri, pertumbuhan penduduk, dan pertumbuhan ekonomi. Indonesia
mengalami loncatan hebat dalam segi konsumsi energi. Dari tahun 2000 sampai
tahun 2004, konsumsi energi primer meningkat sebesar 5,2% pertahunnya.
Peningkatan ini cukup besar jika dibandingkan dengan peningkatan kebutuhan
energi pada tahun 1995 hingga tahun 2000 sebesar 2,9% pertahun. Diperkerikan
kebutuhan energi listrik terus bertambah setiap tahunnya sebesar 4,6%, hingga
diperkirakan sampai tiga kali lipat di tahun 2030.(Rohermanto, 2006).
Turbin pelton sebagai suatu alat yang dapat bekerja merubah energi kinetik
air yang diakibatkan karena adanya energi potensial yang dimiliki oleh air menjadi
energi mekanik berupa putaran pada poros turbin tersebut. kemudian perputaran
poros dari poros tersebut bisa digunakan untuk memutar generator listrik yang
kemudian bisa menghasilkan energi listrik. Pada roda turbin terdapat sudu dan
fluida kerja akan mengalir melalui ruang di antara sudu tersebut. Apabila
kemudian ternyata bahwa roda turbin dapat berputar, maka tentu ada gaya yang
bekerja pada sudu. Gaya tersebut timbul karena terjadinya perubahan momentum
dari fluida kerja yang mengalir di antara sudunya. Maka, sudu harus dibentuk
sedemikian rupa sehingga dapat terjadi perubahan momentum pada fluida kerja
tersebut. Pemanfaatan turbin pelton biasa digunakan di bendungan atau di dam
dan juga air terjun. Energi kinetik yang timbul dari gerakan air melalui sudu-sudu
turbin dimanfaatkan sebagai salah satu sumber tenaga. Semakin besar energi
kinetik dari air yang melalui sudu-sudu turbin, maka semakin besar pula tenaga
yang dihasilkan sebagai sebuah pembangkit.

1
2

Praktikum energi terbarukan merupakan salah satu disiplin ilmu yang


mempelajari tentang konsep dan prinsip turbin air, dengan harapan mahasiswa
memiliki hard skill dan soft skill di bidang system pengkonversian yang menjadi
cikal bakal energi masa depan.
1.2. Tujuan Umum
Yang menjadi tujuan pratikum penelitian turbin pelton ini adalah sebagai
berikut :

1. Mahasiswa dapat berperan aktif dalam mengembangkan energi terbarukan.


2. Mahasiswa memiliki soft skill maupun hard skill di dalam
mengaplikasikan energi terbarukan.
3. Ikut berperan dalam mengurangi dampak kerusakan lingkungan dengan
menghadirkan inovasi teknologi terbarukan yang ramah lingkungan.

1.3. Tujuan Khusus


Yang menjadi tujuan dalam peraktikum pengujian turbin ini adalah sebagai
berikut :

1. Mahasiswa mampu mencari hasil percobaan pembebanan terhadap Putaran


Poros Turbin,.
2. Mahasiswa mampu mencari hasil percobaan pembebanan terhadap Rasio
Putaran Turbin.
3. Mahasiswa mampu mencari hasil pembebanan terhadap Moment Torsi.
4. Mahasiswa mampu mencari hasil Pembebanan Terhadap daya turbin.
5. Dan mahasiswa mampu menyimpulkan hasil Percobaan Pembebanan
terhadap efesiensi turbin, %
1.4. Manfaat Praktikum
Yang menjadi manfaat dalam peraktikum pengujian turbin ini adalah
sebagai berikut :

1. Mahasiswa berperan aktif dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan


teknologi khususnya energi terbarukan.
2. Mahasiswa mampu memahami prinsip kerja turbin pelton dan
pengaplikasiannya.
3. Mahasiswa mampu mendorong pengembangan potensi energi terbarukan
untuk daerah – daerah yang memiliki potensi air sebagai pembangkit
listrik.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Mesin Konversi Energi Air


Mesin-mesin fluida adalah mesin-mesin yang dapat mengubah energi
mekanis menjadi energi fluida kerja atau sebaliknya. Secara umum mesin-mesin
fluida dapat diklarifikasikan atas dua bagian yaitu, Mesin-mesin kerja, yaitu mesin
fluida yang menghasilkan kerja dan dapat mengubah energi mekanis poros
menjadi energi fluida, contoh mesin ini adalah pompa, kompresor, blower dan fan.
Sedangkan mesin-mesin tenaga, yaitu mesin fluida yang menghasilkan tenaga dan
dapat mengubah energi fluida menjadi energi mekanis poros, contoh mesin ini
adalah turbin air, kincir air, kincir angin dan lain-lain.
2.2 Pembangkit Listrik Tenaga Air
Turbin air adalah suatu mesin konversi energi yang berfungsi
mengkonversikan atau mengubah bentuk energi potensial (head) yang dimiliki air
ke bentuk energi mekanik pada poros turbin. Energi potensial yang tersimpan
pada fluida yang diam pada ketinggian tertentu dapat menjadi energi kinetik pada
waktu air masuk ke guide vane, sebagian dari energi jatuh atau tinggi jatuh (head)
yang telah bekerja di dalam guide vane (GV) diubah menjadi kecepatan arus
masuk (energi kinetik). Energi yang berbentuk tersebut nantinya digunakan untuk
memutar turbin dari turbin memutar poros yang dihubungkan ke generator.
2.3 Klasifikasi Turbin Air
Turbin air merupakan salah satu jenis mesin fluida dari kelompok mesin
tenaga yang berfungsi mengubah energi fluida menjadi energi mekanis, dimana air
sebagai fluida kerjanya. Secara umum turbin air dapat diklasifikasikan
berdasarkan beberapa hal yaitu:
1. Berdasarkan perubahan tekanan fluidanya.
2. Berdasarkan ketinggian air jatuh.
3. Berdasarkan kecepatan spesifik.
4. Berdasarkan arah aliran fluida.
Turbin air mengubah atau mengkonversi energi kinetik air menjadi energi
mekanis. Energi mekanis dikonversi dengan generator listrik menjadi tenaga
listrik.

3
4

Berdasarkan prinsip kerja turbin dalam mengubah energi kinetik air menjadi
energi mekanis (momentum fluida kerjanya), turbin air dibedakan menjadi dua
kelompok yaitu turbin implus dan turbin reaksi masing-masing dapat
diaplikasikan untuk air yang mengalir pada head tertentu gambar di bawah ini
merupakan klasifikasi berbagai jenis turbin air yang digunakan dalam pembangkit
listrik tenaga air (PLTMH). (Elbatran, et al. 2015).

Gambar 2. 1 Klasifikasi turbin mikro hidro


Sumber. (Elbatran, et al. 2015)
Sedangkan untuk aplikasi atau pemilihan dari berbagai jenis turbin
air sebagai pembangkit listrik dapat menggunakan klasifikasi head seperti
tabel berikut ini.

Tabel 2. 1 Aplikasi Turbin Mikro hidro Dengan Klasifikasi Head

tipe Turbin Klasifikasi head


Higt > 50 m Medium 10 – 15 m Low < 10 m

Pelton Cross - flow


implus Turgo Turgo Cross – flow
Multi – jet Multi – jet pelton
pelton
Francis
Reaksi Francis (spral
propeler
case)
kaplan
5
2.3.1 Klasifikasi Berdasarkan Kecepatan Spesifiknya
Kecepatan spesifik adalah kecepatan turbin model (turbin dengan
bentuk yang sama namun berbeda skala) yang beroperasi pada satu satuan
ketinggian air jatuh dan menghasilkan daya output (keluaran) sebesar satu
satuan daya. Penggolongan turbin air berdasarkan kecepatan spesiiknya dapat
dibagi dalam tiga bagian. Pada tabel 2.2 dapat dilihat jenis turbin berdasarkan
kecepatan spesifiknya. Sumber. MM, Dandekar, K. N. Sharma, “Pembangkit
Listrik Tenaga Air hal.398.
Tabel 2. 2 Klasifikasi berdasarkan kecepatan spesifik

Kecepatan spesifik (rpm)


penggerak
Lambat Sedang Cepat
pelton 4-5 16 - 30 31 – 70

Francis 60 – 150 151 - 250 251 - 400

Kaplan 300 - 450 451 - 700 701- 1100

2.3.2Klasifikasi Berdasarkan Arah Aliran Fluida


Berdasarkan arah aliran fluida maka turbin air dapat diklasifikasikan

atas empat bagian. Pada tabel 2.4 dapat dilihat klasifikasi turbin air
berdasarkan arah aliran fluida. Sumber : MM, Dandekar, K. N. Sharma,
“Pembangkit Listrik Tenaga Air hal. 396.
Tabel 2. 3Klasifikasi Turbin Air Berdasarkan Arah Aliran
Jenis Turbin Arah Aliran

Francis Radial atau gabungan

Pelton Tangesial

Baling – baling/kaplan Aksial

Deriaz Diagnosa
6

2.4 Perbandingan Karakteristik Turbin


Perbandingan karakteristik turbin dapat kita lihat pada grafik head (m) dan
flow (m3/s) di bawah ini.

Gambar 2. 2 Grafik aplikasi turbin


Sumber. (Water turbine chart; 2012)
Pada gambar 2.2 turbin francis mempunyai karakteristik yang berbeda
dengan yang lainnya yaitu turbin francis dapat beroperasi pada head yang rendah
atau beroperasi pada head yang tinggi. Turbin Pelton adalah turbin yang
beroperasi pada head tinggi dengan debit yang rendah. Sedangkan untuk turbin
Cross-flow dapat beroperasi pada head rendah dengan kapasitas aliran yang
rendah pula. Secara umum pemilihan turbin didasarkan pada head air yang
didapatkan dan kurang lebih pada rata-rata debitnya. Umumnya, turbin impuls
digunakan untuk tempat dengan head tinggi, dan turbin reaksi digunakan untuk
tempat dengan head rendah.

2.5 Turbin Pelton


Turbin pelton adalah suatu alat yang bekerja untuk merubah energi kinetik
air yang diakibatkan karena adanya energi potensial yang dimiliki oleh air menjadi
energi mekanik berupa putaran pada poros turbin tersebut. Dan perputaran poros
dari poros tersebut bisa digunakan untuk memutar generator listrik yang kemudian
bisa menghasilkan energi listrik. Pada roda turbin terdapat sudu dan fluida kerja
mengalir melalui ruang di antara sudu tersebut.
7

Gambar 2. 3 Turbin Pelton


Sumber.www.directindustry.com
2.6 Komponen-komponen Utama Turbin Pelton

3.2.1 Sudu turbin.


Sudu turbin ini berbentuk mangkok, yang dipasang disekeliling
roda jalan (raner). Setiap pemotongan pancaran air oleh mangkok pada
umumnya gangguan atas pancaran tersebut. Mendadak dan tanpa
diinginkan sebagian aliran membentur dan terbelokkan. Untuk
menambah panjangnya usia raner, digunakan bahan mangkok yang lebih
baik mutunya, misalnya baja tahan karat.
3.2.2 Nozzle.
Nozzle ini berfungsi untuk mengarahkan pancaran air ke sudu-
sudu turbin dan mengatur kapasitas air yang masuk ke turbin. Pada turbin
pelton mungkin dikonstruksikan dengan nozzle lebih dari satu buah. Pada
poros mendatar dilengkapi satu atau dua nozzle, sedang yang berporos
tegak mempunyai sampai 6 buah.

2.4 nozzel
Sumber.www.directindustry.com
3.2.3 Rumah Turbin
Rumah Turbin ini berfungsi sebagai tempat kedudukan roda jalan
dan penahan air yang keluar dari sudu-sudu turbin. Agar raner tidak
8

terendam, rumah turbin harus cukup tinggi diatas muka air pacu-buri.
Konstruksinya harus cukup kuat untuk perlindungan seputar dari
kemungkinan mangkok atau raner rusak dan terlempar saat turbin
beroperasi.

2.7 Prinsip Dasar Turbin Pelton

Turbin Pelton merupakan turbin impuls, yang prisip kerjanya mengubah


energi potensial air menjadi energi kinetik dalam bentuk pancaran air. Pancaran
air yang keluar dari mulut nozzle diterima oleh sudu-sudu pada roda jalan
sehingga roda jalan berputar. Dari putaran inilah menghasilkan energi mekanik
yang memutar poros generator sehingga menghasilkan energi listrik
Adapun prinsip kerja Turbin pelton yaitu mengubah energi potensial air
menjadi energi kinetik dalam bentuk pancaran air. Pancaran air yang keluar dari
mulut nozel diterima oleh mangkok-mangkok pada roda jalan sehingga roda
jalan berputar.

2.8 Nozel
Nozel memiliki peran penting dalam meningkatkan kecepatan aliran
menumbuk sudu dan memutar turbin. Dimensi nosel dipengaruhi oleh debit fluida
dan head dari fluida tersebut sedangkan nosel itu sendiri mempengaruhi dimensi
dari sudu.

Gambar 2. 4 Nosel
Sumber.www.directindustry.com

Nozel mempunyai beberapa fungsi yaitu mengarahkan pancaran air ke


sudu turbin, mengubah tekanan menjadi energi kinetik dan mengatur kapasitas air
9
yang masuk turbin. Sudu turbin merupakan sarana untuk merubah energi air
menjadi energi mekanik berupa torsi pada poros sudu dimana aliran air yang
disemprotkan oleh nozel ke arah sudu mengakibatkan daun-daun sudu terdorong
dan berputar. Aliran air yang diarahkan langsung menuju sudu- sudu melalui
pengarah atau nozel ini juga menghasilkan daya pada sirip. Selama sudu berputar,
gaya bekerja melalui suatu jarak, sehingga menghasilkan kerja. Dalam proses ini
energi ditransfer dari aliran air ke turbin.

Sudu dibentuk sedemikian sehingga pancaran air akan mengenai


tengahtengah sudu dan pancaran air tersebut akan berbelok ke kedua arah sehinga
bisa membalikkan pancaran air dengan baik dan membebaskan sudu dari gaya-
gaya samping. Untuk turbin dengan daya yang besar, sistem penyemprotan airnya
dibagi lewat beberapa nozel. Dengan demikian diameter pancaran air bisa
diperkecil dan mangkok sudu lebih kecil seperti pada gambar 4 di atas. Desain ini
dibuat untuk mempermudah dalam proses perakitan sehingga dapat diketahui
langkah-langkah yang harus dilakukan.
Sedangkan rumus persamaan untuk menghitung luas ujung saluran nosel
yang menumbuk sudu turbin adalah:

1 2
A = π .d ………………………………………………………………………………………….
2
(2.1)

Dimana:

π = 3,14
d2 = jari – jari diameter nozel (m2)

2.9 Sudu atau Bucket


Bucket pelton atau biasa disebut sudu, bentuknya seperti mangkuk yang
dibelah dua. Sudu yang terbelah ini berfungsi sebagai pembagi pancaran menjadi
dua bagian dan mengarahkan air sisa semprotan dari nosel untuk terbuang
kesamping atau tidak menyebar sehingga mengganggu kerja sudu lainnya. Gaya
pada bucket ini berasal dari pancaran air yang keluar dari nosel, yang dibalikan
10

setelah membentur sudu, arah aliran berubah sehingga terjadi perubahan


momentum, gaya inilah yang disebut gaya impuls.

Gambar 2. 5 Sudu atau bucket Pelton


Sumber. Seith & Modi,1991
Geometri sudu turbin pelton yang meliputi lebar sudu (B), kedalaman sudu
(C), lebar bukaan sudu (M), panjang sudu (L), dan jarak pusat pancaran jet ke
ujung sudu (l) secara empiris (Seith & Modi,1991). Tabel 2. 4. Perbandingan
Geometri Sudu Dengan Nozel
Tabel 2.5 Perbandingan Geometri Sudu Dengan Nozel
Diameter sudu (D) Diameter nozel (dn)
Lebar sudu (B) 4 sd 5 (dn)
Kedalaman sudu (c) 0,81 sd 1,05 (dn)
Lebar celah sudu (M) 1,1 sd 1,25 (dn)
Panjang sudu (L) 2,4 sd 3,2 (dn)
Jarak pusat pancaran air ke ujung sudu 1,2 sd 1,9 (dn)
Sudut pancaran air masuk sudu ( 1) 50 sd 80 (dn)
Sudut pancaran air keluar sudu (sudut 1600 sd 1700 (dn)
pantul) ( 2)
11
Gambar 2. 6 Dimensi sudu
Sumber. Seith & Modi,1991
Secara umum Laju aliran volume disebut juga debit aliran (Q) yaitu
jumlah volume aliran per satuan waktu. Debit aliran dapat dituliskan pada
persamaan sebagai berikut:
Q = V/ t ....................................................................................... (2.2)

Di mana:
Q = debit aliran air
(m3/s) V = volume aliran
(m3) t = waktu aliran (s)
Menurut rumus
persamaan untuk
menghitung besarnya
kecepatan aliran air dapat
digunakan persamaan
berikut (Munson et al.
2013).
v = Q / A .......................................................................................... (2.3)
Di mana:
v = Kecepatan aliran air (m/s)
Q = Debit aliran (m3/s)
A = Luas penampang nozel (m2)
Adapun perhitungan besarnya daya potensial air yang digunakan yaitu dengan
persamaan berikut (Mockmore, and Merryfield, 1949, Rajab Yassen, 2014).
Perhitungan daya potensial (Watt)
Pa = ρ. g. h. Q… ....................................................................................
(2.4)
Di mana :
Q = debit Aliran yang mengalir = 0,337 (m3/s)
12

 = massa jenis air = 1000 (kg/m3)


g = gaya gravitasi = 9,81 (m/s3)
h = tinggi jatuh air menggunakan head pompa = 9 (m)

Perhitungan Torsi (Nm)


Perhitungan torsi pembebanan dapat di hitung menggunakan persamaan :

T = F.r…................................................................................................ (2.5)
Dimana :
T = torsi ( Nm)

F = gaya yang bekerja / beban yang di gantungkan ( kg )

r = lengan / jari-jari pully = 0,05 ( m )

Perhitungan Daya Turbin (W)


Pt = T. ω .................................................................................................
(2.6)
Dimana :
Pt = Daya turbin (W)
T = torsi (Nm)
ω = Rasio kecepatan turbin (rad/s)
Perhitungan Rasio Kecepatan Turbin (rad/s)
ω = 2.π.n/60… .......................................................................................
(2.7)

Dimana :

n = putaran poros turbin (rpm)

Perhitungan Efesiensi Turbin (%)


η = Pt/Pa ............................................................................................... (2.8)
13
Dimana :
Pt = Daya turbin (W)
Pa = daya potensial air (W)
BAB III
PROSEDUR PRAKTIKUM

3.1 Tempat dan Waktu Praktikum


Praktikum bertempat di Laboraturium Teknik Mesin Universitas Islam
Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari. Waktu praktimum di laksanakan pada
bulan desember 2023.
3.2 Metode Percobaan Praktikum
Sedangkan metode percobaan dalam praktikum turbin air ini dengan
melakukan pengamatan secara langsung dengan fluida infut daya pompa 125 W,
head pompa 9 meter, diameter pipa ½ in, yang di lengkapi dengan indikator flow
meter, dan fressure gauge. objek yang di amati yaitu hubungan pembebanan
terhadap kinerja putaran, torsi, daya turbin, dan efesiensi turbin. Dengan
sfesifikasi dan data teknis alat sebagai berikut.
3.2.1 Spesifikasi Turbin Pelton
Tabel 3. 1 Data Spesifikasi Alat Uji
No Dimensi turbin Simbol Satuan
1 Diameter runner = 200 D mm
2 Tebal runner = 3 Tr mm
3 Diameter sudu = 10 x 10 Ds cm
4 Tebal sudu = 2 Ts mm
5 Kedalaman sudu = 30 C mm
6 Jumlah sudu = 10 Z buah
7 Diameter nozel = 0,003 Dn m
8 Jumlah nozel = 1 Zn Buah
9 Meterial sudu = aluminium -
No Spesifikasi pompa angka Satuan
1 Kapasitas pompa 125 w
2 Head pompa 9 m
3 Diameter pipa aliraN ½ In
15
13

Gambar 3. 1 Desain Alat Uji Turbin Pleton


3.3 Bahan dan Alat Praktikum

No Peralatan Dan Penjelasan Gambar

Bahan

Bahan runner
menggunakan besi
plat dengan diameter

1 Runner 400 mm, dan tebal 3 mm.


Sebagai dudukan untuk
memutar sudu.

Menggunakan bahan
aluminium, dimensi 100 x
100 mm, kedalaman 30
mm, dan tebal 2 mm.
2 Sudu Berfungsi sebagai alat
konversi energi air
melalui pancaran jet.
16

Berfungsi untuk
meningkatkan
semprotan aliran
3 Nozel
fluida yang mengalir
melalui pipa aliran menuju
sudu.
Di gunakan sebagai tempat
Bak menampung air dan

Penampungan mensirkulasikan aliran air


4
dari pompa menuju sudu
turbin.
Menggunakan bahan baja
Poros ST37, dengan diamter 25
mm, panjang 400 mm,

5 berfungsi untuk
mentransmisikan putaran,
dari turbin ke generator.
Shimizu Pompa A ir Auto

PS-135 E, dengan

kapasitas 30 m3/jam
6 Pompa
berfungsi untuk

memindahkan air melalui


pipa sebagai sumber
tenaga air.

Jenis SDFC High


7 Tachometer
Quality Digital Laser

Tachometer RPM
17
Meter Non-Contact,

rotasi putaran poros turbin


dalam pengujian.

Digital Stopwach alat yang


Stopwatch digunakan untuk
mengukur lamanya waktu

8 yang diperlukan mengukur


kecepatan aliran air keluar
nozel.

Timbangan gantung
Timbangan alat yang digunakan
9
gantung untuk mengukur beban

Flow meter turbin untuk


mengukur kecepatan
volumetrik suatu cairan
yang mengalir di dalam
10 Flowmeter sebuah pipa dengan
mengguanakan bantuan
turbin.

adalah alat ukur yang


digunakan untuk mngukur
Pngukuran tingkat tkanan dalam suatu
11
tknan analog cairan atau gas
19

Gambar 3.2. Instalasi Alat Pengujian


3.4. Langkah Percobaan

1. Pastikan semua instrumen peralatan pengujian dan pengukuran bekerja


dengan baik.
2. Siapkan buku dan pulpen untuk mencatat setiap pengukuran hasil
pengujian.
3. Langkah selanjutnya melakukan percobaan turbin pelton
4. Mengukur waktu volume aliran yang di pancarkan oleh nozel ke bak
penampungan untuk mengetahui waktu rata-rata. Menggunakan stop watch.
5. Melakukan pengujian dengan pembebanan 0,5kg s/d 1,8kg terhadap putaran
poros turbin.
6. Ulangi pengujian sesuai dengan replikasi Langkah -langkah percobaan. 7.
Percobaan selesai.
20
BAB IV
HASIL PEMBAHASAN

4.1. Data Hasil Percobaan


Berikut merupakan data hasil percobaan dalam praktikum ini dimana data
teknis yang di gunakan yaitu daya pompa 125 W, head pompa 9 meter, diameter
pipa aliran ½ in, dan diameter lubang nozel 0,003 m (3mm) didapatkan data flow
rate aliran sebesar 22,576 L/H. Tekanan aliran sebesar 0,04 Mpa. Selanjutnya
dilakukan pengukuran waktu aliran melalui nozel menggunakan bak penampungan
berukuran 2,5 liter sebanyak 5 kali pengulangan didapatkan waktu rata-rata 60
detik. Sedangkan data hasil percobaan bisa dilihat pada tabel 4.1 berikut. Tabel 4.1
Hasil Pengujian Turbin Pelthon

No Putaran Poros (Rpm) Debit Aliran m3/s Tekanan (Mpa)

1 436,1 0,003589 m3/s 0,04

2 438,2 0,003626 m3/s 0,04

3 444,5 0,003623 m3/s 0,04

4 442,5 0,003661 m3/s 0,04

5 444,6 0,003693 m3/s 0,04

Rata-rata 441,1 0,003638 m3/s 0,04

Tabel 4.2 Hasil Pengujian Pembebanan Turbin Pelthon


No Pembebanan(Kg) Debit Aliran Tekanan Mpa Putaran
m3/s Poros (Rpm)
1 0,5 0,003645 m3/s 0,04 330,8
2 1 0,003953 m3/s 0,04 253,5
3 1,5 0,003689 m3/s 0,04 156,4
4 2 - 0,04 -
Rata-rata 0,003762 m3/s 0,04 246,4

1. Perhitungan dimensi nozzel


(m) A = ¼. π. d2 Di
mana :
A = ¼. π. d2
A = 0,25. 3,14. 0,0025 A = 0,0020 m
21
2. Perhitungan kecepatan aliran (m/s) v = Q.A Di mana : v =
Kecepatan Aliran fluida air (m/s)
Q = Debit Aliran yang mengalir = 22,576/60 = 0,376
(m3/s) A = Luas Penampang nozzle = 0,0020 (m2) v =
Q.A v = 0,364. 0,0020 v = 0,0007 m/s
3. Perhitungan daya potensial (Watt) Pa = ρ. g. h. Q Di mana :
Q = debit Aliran yang mengalir = 0,376 (m3/s)
 = massa jenis air = 1000
(kg/m3) g = gaya gravitasi =
9,81 (m/s3) h = tinggi jatuh air menggunakan head
pompa = 9
(m) Pa = ρ. g. h. Q
Pa = 1000. 9,81. 9. 0,376
Pa = 33,19 Watt
4. Perhitungan Rasio Kecepatan Turbin (rad/s) ω = 2.π.n/60

Dimana :

n = putaran poros turbin (rpm)


a) Menghitungan rasio kecepatan turbin tanpa pembebanan ω =

2.π.n/60 ω = 2.3,14. 441,1/60

ω = 46,16 (rad/s)

b) Menghitungan rasio kecepatan turbin terhadap pembebanan


0,5 kg ω = 2.π.n/60 ω
= 2.3,14. 330,8/60
ω = 34,62 (rad/s)

c) Menghitungan rasio kecepatan turbin terhadap pembebanan 1


kg ω = 2.π.n/60
ω = 2.3,14. 253,5/60
ω = 26,53 (rad/s)

d) Menghitungan rasio kecepatan turbin terhadap pembebanan


1,5 kg ω = 2.π.n/60 ω
= 2.3,14. 156,4/60 ω
= 16,36 (rad/s)

5. Perhitungan Rasio Kecepatan Turbin (rad/s) ω = 2.π.n/60


22
Dimana :

n = putaran poros turbin (rpm)


a) Menghitungan rasio kecepatan turbin tanpa pembebanan ω =

2.π.n/60 ω = 2.3,14. 441,1/60

ω = 46,16 (rad/s)

b) Menghitungan rasio kecepatan turbin terhadap pembebanan


0,5 kg ω = 2.π.n/60 ω
= 2.3,14. 330,8/60
ω = 34,62 (rad/s)

c) Menghitungan rasio kecepatan turbin terhadap pembebanan 1


kg ω = 2.π.n/60 ω = 2.3,14. 253,5/60
ω = 26,53 (rad/s)

d) Menghitungan rasio kecepatan turbin terhadap pembebanan


1,5 kg ω = 2.π.n/60 ω
= 2.3,14. 156,4/60 ω
= 16,36 (rad/s)
6. Perhitungan Torsi
(Nm) T = F.r
Dimana :

T = torsi ( Nm)

F = gaya yang bekerja / beban yang di gantungkan ( kg )

r = lengan / jari-jari pully = 0,05 ( m )

a) Menghitungan Torsi tanpa pembebanan


T = F.r
T = 0.0,05
T = 0 Nm
b) Menghitungan Torsi terhadap pembebanan
0,5 kg T = F.r
T = 0,5.0,05
T = 0,025 Nm
c) Menghitungan Torsi terhadap pembebanan 1 kg
23
T = F.r
T=
1.0,05
T = 0,050
Nm
d) Menghitungan Torsi terhadap pembebanan
1,5 kg
T = F.r
T=
1,5.0,05
T = 0,075
Nm
7. Perhitungan Daya Turbin
(W) Pt = T. ω

Dimana :
Pt = Daya turbin
(W) T = torsi
(Nm)
ω = Rasio kecepatan turbin (rad/s)

a) Menghitungan daya turbin tanpa pembebanan


Pt = T. ω
Pt = 0. 46,16
Pt = 0

b) Menghitungan daya turbin terhadap pembebanan 0,5 kg Pt =


T. ω Pt = 0,025.
34,62 Pt =
0,8655 W
c) Menghitungan daya turbin terhadap pembebanan 1 kg Pt = T.
ω Pt = 0,050.
26,53
Pt = 1,3265
W
d) Menghitungan daya turbin terhadap pembebanan
1,5 kg Pt = T. ω Pt
= 0,075.
24
16,36
Pt = 1,227
W
8. Perhitungan Efesiensi Turbin
Pt
ηT =
ph

Dimana:
Pt = Daya turbin (W)
Ph = daya potensial air (W)

a) Menghitungan Efesiensi Turbin tanpa pembebanan


0
ηT = =0 %
29 ,74
b) Menghitungan Efesiensi Turbin terhadap pembebanan 0,5 kg
0 , 8655
ηT = =0,029 %
29 ,74
c) Menghitungan Efesiensi Turbin terhadap pembebanan 1 kg
1,326
ηT = =0 , 0 44 %
29 ,74
d) Menghitungan Efesiensi Turbin terhadap pembebanan 1,5
kg
1,227
ηT = =0,041 %
29 ,74

Tabel 4.3. Data Hasil Perhitungan Turbin

pembebanan (kg) n (rpm) ω (rad/s) T (nm) Pt (W) η (%)

0 kg 441.1 46.16 0 0 0

0.5 kg 330.8 34.62 0.025 0.865 0.029

1 kg 253.5 26.53 0.050 1.326 0.044

1.5 kg 156.4 16.36 0.075 1.227 0.041


25

4.2. Pembahasan

Tabel 4.4 Perhitungan (Rpm)


pembebanan (kg) n (rpm)

0 kg 441.1
0.5 kg 330.8
1 kg 253.5
1.5 kg 156.4

500
450
400
350
300
250
200
150
100
50
0
0 kg 0.5 kg 1 kg 1.5 kg

Gambar 4.1 Grafik perhitungan Putaran (Rpm)

Berdasarkan hasil dari gambar 4.1 di atas dapat disimpulkan pada pembebanan 0kg
putaran rpm mendapatkan hasil putaran sebesar 441.1 sedangkan pada pembebanan
0.5kg putaran rpm menurun menjadi 330.8, selanjutnya pengujian pembebanan seberat
1kg menghasilkan putaran rpm sebesar 253.5, dan untuk pengujian pembebanan seberat
1.5kg putaran rpm menurun Kembali menjadi 156.4.
Tabel 4.5 Tabel pengujian rasio kecepatan
pembebanan ω
(kg) (rad/s)

0 kg 46.16

0.5 kg 34.62

1 kg 26.53

1.5 kg 16.36
26
50
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
(kg) 0 kg 0.5 kg 1 kg

Gambar 4.2 Hasil Perhitungan Rasio Kecepatan

Pada gambar 4.2 dan table 4.5 hasil perhitungan rasio kecepatan pada pembebanan 0kg
atau tanpa pembebanan diperoleh hasil perhitungan rasio sebesar 46.16 rad/s, selanjutnya
perhitungan rasio kecepatan pada pembeban 0,5kg diperoleh hasil perhitungan sebesar
34.62 rad/s, kmudian percobaan pada pembebanan 1kg hasil perhitungan rasio sedikit
menurun sebesar 26.53 rad/s, terakhir pengujian pada pembebanan 1,5kg hasil
perhitungan rasio menurun Kembali sebesar 16.36, ini menunjukkan bahwa semakin
besar pembebanan maka semakin menurun hasil perhitungan rasionya.
Tabel 4.6 perhitungan torsi
pembebanan T
(kg) (nm)
0 kg 0
0.5 kg 0.025
1 kg 0.05
1.5 kg 0.075

0.06

0.05

0.04

0.03

0.02

0.01

0
(kg) 0 kg 0.5 kg 1 kg

Gambar 4.3 Grafik Hasil Perhitungan Torsi


Pada gambar 4.3 di atas hasil perhitungan torsi pada pembebanan ok atau tanpa beban
torsi yang dihasilkan sebesar o Nm, selanjutnya pada percobaan pembebanan 0.5kg torsi
yang dihasilkan sebesar 0.025 Nm, pada percobaan selanjutnya dengan pembebanan 1kg
hasil perhitungan torsi naik menjadi 0,05 Nm, percobaan berikutnya pada pembebanan
27
1,5 kg hasil perhitungan perhitungan torsi meningkat menjadi sebesar 0.075 Nm, hal ini
menunjukkan semakin besar pembebanan maka semakin tinggi juga torsi yang
dihasilkan.

Tabel 4.7 Hasil perhitungan daya turbin


pembebanan Pt
(kg) (W)
0 kg 0
0.5 kg 0.865
1 kg 1.326
1.5 kg 1.227

1.4
1.2
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
(kg) 0 kg 0.5 kg 1 kg

Gambar 4.4 Grafik Hasil Perhitungan Daya Turbin


Dilihat pada Gambar 4.4 hasil perhitungan daya turbin pada percobaan pertama dengan
tanpa pembebanan 0kg menghasilkan daya sebesar 0 W, selanjutnya pada pengujian
pembebanan pada 0.5 Kg hasil perhitungan daya turbin sebesar 0.865 W , pengujian
ketiga dengan pembebanan sebesar 1 Kg menghasilkan daya turbin sebesar 1.326 W .
berikutnya pengujian pembebanan pada 1.5Kg menghasilkan daya turbin yang sedikit
menurun dari sebelumnya yang tadinya 1.326 menjadi 1.227 .

Tabel 4.7 Hasil perhitungan koefiensi Turbin


pembebanan
η (%)
(kg)
0 kg 0
0.5 kg 0.029
1 kg 0.044
1.5 kg 0.041
28
0.05
0.045
0.04
0.035
0.03
0.025
0.02
0.015
0.01
0.005
0
(kg) 0 kg 0.5 kg 1 kg

Gambar 4.5 Grafik Hasil Perhitungan Koefiensi

Dari grafik gambar 4.5 di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil dari koefiensi
pengujian pembebanan pada 0kg atau tanpa pembebanan mendapatkan hasil koefiensi
sebesar 0%, selanjutnya pada pengujian dengan pembebanan 0,5 kg hasil koefiensi
menuunjukkan hasil sebesar 0,029% , pada pengujian dengan pembebanan 1 Kg hasil
koefiensi disini meningkat sebesar 0,044% sedikit lebih tinggi dari pengujian
sebelumnya, kemudian pengujian dengan pembebanan 1,5 Kg hasil koefiensi sedikit
menurun dari sebelumnya sebesar 0,041%.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Setelah melaksanakan praktikum energi terbarukan khususnya turbin air
maka dapat di simpulkan sebagai berikut :
1. Hasil pengujian pembebanan terhadap putaran turbin dapat disimpulkan
pada pembebanan 0kg putaran rpm mendapatkan hasil putaran sebesar 441.1
sedangkan pada pembebanan 0.5kg putaran rpm menurun menjadi 330.8,
selanjutnya pengujian pembebanan seberat 1kg menghasilkan putaran rpm
sebesar 253.5, dan untuk pengujian pembebanan seberat 1.5kg putaran rpm
menurun Kembali menjadi 156.4.
2. Hasil pengujian pembebanan terhadap rasio putaran turbin pada
pembebanan 0kg atau tanpa pembebanan diperoleh hasil perhitungan rasio
sebesar 46.16 rad/s, selanjutnya perhitungan rasio kecepatan pada pembeban
0,5kg diperoleh hasil perhitungan sebesar 34.62 rad/s, kmudian percobaan
pada pembebanan 1kg hasil perhitungan rasio sedikit menurun sebesar 26.53
rad/s, terakhir pengujian pada pembebanan 1,5kg hasil perhitungan rasio
menurun Kembali sebesar 16.36, ini menunjukkan bahwa semakin besar
pembebanan maka semakin menurun hasil perhitungan rasionya.
3. Hasil pengujian pembebanan terhadap torsi hasil perhitungan torsi pada
pembebanan 0kg atau tanpa beban torsi yang dihasilkan sebesar o Nm,
selanjutnya pada percobaan pembebanan 0.5kg torsi yang dihasilkan sebesar
0.025 Nm, pada percobaan selanjutnya dengan pembebanan 1kg hasil
perhitungan torsi naik menjadi 0,05 Nm, percobaan berikutnya pada
pembebanan 1,5 kg hasil perhitungan perhitungan torsi meningkat menjadi
sebesar 0.075 Nm, hal ini menunjukkan semakin besar pembebanan maka
semakin tinggi juga torsi yang dihasilkan.

4. hasil perhitungan daya turbin pada percobaan pertama dengan tanpa


pembebanan 0kg menghasilkan daya sebesar 0 W, selanjutnya pada
pengujian pembebanan pada 0.5 Kg hasil perhitungan daya turbin sebesar
0.865 W , pengujian ketiga dengan pembebanan sebesar 1 Kg menghasilkan
daya turbin sebesar 1.326 W . berikutnya pengujian pembebanan pada 1.5Kg
menghasilkan daya turbin yang sedikit menurun dari sebelumnya yang
tadinya 1.326 menjadi 1.227 .

23
24

5. bahwa hasil dari koefiensi pengujian pembebanan pada 0kg atau tanpa
pembebanan mendapatkan hasil koefiensi sebesar 0%, selanjutnya pada
pengujian dengan pembebanan 0,5 kg hasil koefiensi menuunjukkan hasil
sebesar 0,029% , pada pengujian dengan pembebanan 1 Kg hasil koefiensi
disini meningkat sebesar 0,044% sedikit lebih tinggi dari pengujian
sebelumnya, kemudian pengujian dengan pembebanan 1,5 Kg hasil
koefiensi sedikit menurun dari sebelumnya sebesar 0,041%.

5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan setelah melakukan praktikum percobaan
turbin adalah sebagai berikut :
1. Perlunya kajian potensi agar kapasitas turbin bisa bekerja secara optimal
dalam menghasilkan putaran yang di konversi menjadi daya.
2. Sebelum melakukan praktikum sebaiknya periksa semua perlengkapan alat
uji dan kalibrasi semua peralatan sebelum memulai praktikum.
3. Ketika melakukan percobaan gunakan air yang bersih agar tidak terjadi
penyumbatan aliran air.
4. Gunakan gelas ukur agar pengujian jumlah air lebih akurat.
5. Pastikan air yang tersedia di dalam bak penampungan terisi dengan cukup
untuk melakukan pengujian
6. Lakukan pengujian dengan beberapa kali percobaan untuk mendapatkan
hasil yang maksimal.

25
DAFTAR PUSTAKA
Ir. Sudarman, MT. 2004. Siklus Daya Termal. UMM Press. Malang Harsanto. 1984.

Motor Bakar. Djambatan. Jakarta.

Tim Laboratorium Konversi Energi. Modul Praktikum Prestasi Mesin.


Laboratorium Konversi Energi UMM. Malang

MM, Dandekar, K. N. Sharma, “Pembangkit Listrik Tenaga Air, terjamahan


Setyadi, Bambang dan Dwita Sutjiningsih. Jakarta UI

Eisenring, M. 1994. Turbin Pelton Mikro, Terjamahan Sunarto, Edy. M. Jakarta

Arismunandar, W. 1997 . Penggerak Mula Turbin, Edisi Kedua. ITB Bandung


LAMPIRAN PRAKTIKUM

Anda mungkin juga menyukai