Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL PRAKTIKUM

MATA KULIAH PILIHAN MINYAK BUMI DAN GAS

“ SIMULASI PENGARUH KANDUNGAN CO2 DALAM GAS UMPAN TERHADAP


REFORMING DAN SHIFT CONVERTER AMONIAK”

Disususn Oleh :

Hanif Muhammad Fathurrahman 40040117640007


Siti Rahmawati 40040117640036
Muhammad Makhdum Ibrahim 40040117640042
Milla Hardiana 40040117640049

PROGRAM STUDI ST.r TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA INDUSTRI


DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya
kepada kita semua, sehinga penyusun dapat menyelesaikan Makalah MKP Minyak Bumi dan
Gas dengan Judul “Perancangan Tangki Simulasi Reaktor Dengan Sistem Uji

kendali Reaktor Riset Di Skala Kecil Menjadi Skala Laboratorium”.

Makalah tersebut merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi mahasiswa Program
Studi ST.r Teknologi Rekayasa Kimia Industri Universitas Diponegoro dalam mata kuliah
pilihan Minyak Bumi dan Gas.

Makalah tersebut disusun atas kerjasama dan berkat bantuan dari berbagai pihak. Pada
kesempatan ini penyusun mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ibu Dr. Eng. Vita Paramitha, ST, MM, M.eng selaku Ketua Program ST.r Teknologi
Rekayasa Kimia Industri Universitas Diponegoro.
2. Bapak M. Endy Yulianto, ST, MT selaku dosen pembimbing Mata Kuliah Pilihan Minyak
Bumi dan Gas
3. Teman-teman dan seluruh pihak terkait yang tidak dapat penyusun sebutkan satu-persatu
yang telah memberikan dorongan berupa semangat.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusuna makalah tersebut masih banyak
kekurangannya. Penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini.Penyusun berharap semoga makalah tersebut dapat bermanfaat
bagi kita semua.
Semarang, 2019

Penyusun
HALAMAN PENGESAHAN

Praktikum : Mata Kuliah Pilihan Minyak Bumi dan Gas

Judul Usulan Kegiatan : “ SIMULASI PENGARUH KANDUNGAN CO2 DALAM


GAS UMPAN TERHADAP REFORMING DAN SHIFT
CONVERTER AMONIAK”

Dosen Pembimbing : M. Endy Yulianto, ST, MT


Praktikan : 1. Hanif Muhammad Fathurrahman
Nim : 40040117640007
: 2. Siti Rahmawati
Nim : 40040117640036
: 3. Muhammad Makhdum Ibrahim
Nim : 40040117640042
: 4. Milla Hardiana
Nim 40040117640049

Proposal Praktikum dengan Judul :

OPTIMASI PENGGUNAAN ENERGI PADA PROSES PENGOLAHAN


PELUMAS BEKAS DENGAN KAPASITAS 120 RIBU KL/TAHUN
MENGGUNAKAN SOFTWARE ASPEN HYSYS
Telah disetujui pada tanggal
Semarang, November 2019
Dosen Pembimbing
Mata Kuliah Pilihan Minyak Bumi dan Gas

M. Endy Yulianto, ST, MT


NIP. 197107311999031001
ORGANISASI PENELITIAN

Praktikum Mata Kuliah Pilihan Minyak Bumi dan Gas akan dilaksanakan oleh
mahasiswa Program Studi ST.r Teknologi Rekayasa Kimia Industri Universitas
Diponegoro Semarang, yaitu sebagai berikut:

1. HANIF MUHAMMAD FATHURRAHMAN NIM 40040117640007


2. SITI RAHMAWATI NIM 40040117640036
3. MUHAMMAD MAKHDUM IBRAHIM NIM 40040117640042
4. MILLA HARDIANA NIM 40040117640049
Demikian usulan kegiatan ini dibuat agar dapat disetujui dan dapat
dilaksanakan dengan sebaik – baiknya.

Semarang, November 2019

Praktikan I Praktikan II Praktikan III Praktikan IV

Hanif M Fathurrahmn Siti Rahmawati M. makhdum Ibrahim Mila hardiana

40040117640007 40040117640036 40040117640042 40040117640049

Mengetahui, Menyetujui,

Ka.Lab. MKP Dosen Pembimbing MKP

Fahmi Arifan, S.T., M.Eng. M. Endy Yulianto, ST, MT


NIP. 198002202005011001 NIP. 197107311999031001
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………..………ii
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………………………….iii
ORGANISASI PENELITIAN................................................................................................iv
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………….v
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………………………...vi
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………

1.1 Judul Praktikum………………………………………………………………….....


1.2 Latar Belakang Masalah............................................................................................
1.3 Rumusan Masalah.……………................................................................................
1.4 Tujuan………………………………………………………………………………
1.5 Manfaat Penelitian……………………………………………………………….....
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Based oil……………………………………………………..……………………...
2.1.1 Mineral Based Oil……………………………..………………………...
2.1.1.1 Hight Vacum Destilation………………………………………..
2.1.1.2 Furfural Extraction………………………………………………
2.1.1.3 Prophane Deasphalting…………………………………………..
2.1.1.4 Dewaxing………………………………………………………..
2.1.1.5 Finishing ………………………………………………………...
2.1.2 Base Oil Sintetis ………………………………………………………..
2.1.2.1 Diester…………………………………………………………..
2.1.2.2 Fosfat Ester……………………………………………………..
2.1.2.3 Ester Silikat…………………………………………………….
2.1.2.4 Glikol Polialkilena Dan Turunannya…………………………..
2.1.2.5 Silikon ………………………………………………………….
2.1.2.6 Khlor Dan Fluor Hidrokarbon…………………………………..
2.1.2.7 Poly Alkyl Glikol……………………………………………….
2.1.2.8 Poly Alpha Olefin……………………………………………….
2.1.2.9 Polyolester………………………………………………………
2.2 ASPEN HYSYS………………………………………….………………………….
BAB III METODOLOGI
3.1 Alat........ ................................................................................................... …………..
3.2 Bahan………………………………………………………………………………..
3.3.Prosedur Perhitungan ............................................................................... …………..
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan............ .................................................................................. ……….10
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... …...…..11
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 JUDUL PRAKTIKUM


OPTIMASI PENGGUNAAN ENERGI PADA PROSES PENGOLAHAN ENERGI
PADA PROSES PENGOLAHAN PELUMAS BEKAS DENGAN KAPASITAS 120
KL/TAHUN MENGGUNAKAN SOFTWARE ASPEN HYSYS
1.2 LATAR BELAKANG
Proses pengolahan pelumas bekas dilakukan pada temperatur tingi dan memerlukan energi
yang besar, sebagai contoh untuk penguapan air diperlukan temperatur 100oC, kemudian
dilanjutkan dengan proses hidrogenasi pada temperatur 200oC, dan terakhir pada proses
pemisahan fraksi ringan dan fraksi berat dari pelumas bekas yang akan menghasilkan produk
base oil. Untuk memenuhi kebutuhan ini biasanya dilakukan pasokan panas dari unit utilitas,
akan tetapi hak ini akan membuat beban biaya operasional menjadi tinggi yang dikhawatirkan
suatu saat dengan meningkatnya harga energi akan membuat pengolahan pelumas bekas
menjadi tidak ekonomis.

Dengan berkembangnya konsep teknologi penukar panas sesama aliran atau yang biasa
disebut Heat Exchanger Networking (HXNet) memungkinkan adanya penghematan energi
dengan cara memanfaatkan panas yang ada didalam aliran proses itu sendiri untuk proses
tersebut. Sebagai contoh apabila kita ingin memanaskan suatu aliran dari temperatur ruangan
25 oC menjadi 100 oC, secara proses hal ini dapat dilakukan langsung menggunakan pemanas
yang ada semisal Uap panas, akan tetapi dengan konsep HXNet hal ini dapat dilakukan dengan
mengkontakkan terlebih dahulu aliran yang ingin kita panaskan dengan aliran lain didalam
proses yang ingin mengalami proses pendinginan. Dengan cara ini beban panas menjadi
berkurang.

Menerapkan konsep HXNet memang tidak mudah, perlu dilakukan serangkaian analisa
panjang dan trial error pada perhitungan bagian mana yang bisa dipertukarkan panasnya dan
seberapa besar energi yang dapat dipertukarkan dan suhu dapat diturunkan.

Aspen HXNet dapat digunakan untuk membantu kita dalam melakukan analisa dan
memberikan pilihan penyelesaian. Fasilitas simulasi dan permodelan yang ada pada alat bantu
ini memudahkan kita untuk merubah parameter suhu dan aliran yang akan kita ingin
pertukarkan panasnya sehingga menghasilkan konfigurasi penukar panas yang paling efisien
dan optimum
1.3 PERUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang yang telah dibahas, dapat dirumuskan beberapa masalah antara lain,
sebagai berikut :

a. Bagaimana cara simulasi untuk menguji Optimasi penggunaan energi pada proses
pengolahan pelumas bekas dengan kapasitas 120 ribu kl/tahun menggunakan software
aspen hysys?
b. Bagaimana cara konfigurasi jaringan penukar kalor pada aliran didalam proses?
1.4 TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah :
a. Mengetahui cara simulasi untuk menguji Optimasi penggunaan energi pada proses
pengolahan pelumas bekas dengan kapasitas 120 ribu kl/tahun menggunakan software
aspen hysys
b. Mengetahui. cara konfigurasi jaringan penukar kalor pada aliran didalam proses.
1.5 MANFAAT PENELITIAN
a. Dapat mengetahui Kapasitas pengolahan yang digunakan sebagai acuan pada simulasi
adalah 120 Ribu KL/tahun pelumas bekas
b. Parameter yang di variasikan untuk memperolah kondisi pertukaran optimum adalah
suhu panas dan dingin yang keluar dari alat penukar kalor.
c. Diharapkan penelitian ini berguna bagi ilmu pengetahuan dan menambah data ilmiah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 BASE OIL

Base oil adalah bahan baku utama penyusun pelumas. Base oil yang biasa digunakan
sebagai bahan baku pelumas terdiri dari : Mineral Base, Sintetik Base Oil, Semi Sintetik Base
Oil

2.1.1. Mineral Base Oil

Mineral base oil adalah base oil yang diperoleh dari pengolahan residu rantai panjang
melalui proses Solvent Refining. Tahapannya adalah sebagai berikut :
2.1.1.1 High Vacuum Distillation
Datam proses ini, fraksi residu rantai Panjang di destilasi di dalam kolom yang
bertekanan rendah atau vakum. Tujuan dari proses ini adalah untuk memisahkan fraksi Base
Oilnya. Fraksi – fraksi lanjutan yang dihasilkan dalam distilasi vakum ini berturut – turut
adalah :

• SPO (Spindle Oil)


• LMO (Light Machine Oil)
• MMO (Medium Machine Oil)
• BO (Black Oil) atau Short Residue (SR)
Unit yang melaksanakan proses ini disebut High Vacuum Unit (HVU). Pada prinsipnya HMU
tidak berbeda dengan proses distiasi biasa, dimana pemisahan fraksl demi fraksi diakukan
berdasarkan titik didih masingmasing hidrokarbon dalam fraksi tersebut. Karena residu rantai
panjang memiliki titik didih tinggi maka pelaksanaannya harus dilakukan dengan tekanan
hampa (vakum).
2.1.1.2 Furfural Extraction
Furfural adalah solven yang berfungsi memisahkan komponen base oil dari komponen
yang tidak dikehendaki berdasarkan perbedaan kelarutan tiap-tiap komponen tersebut.
Pemisahan dengan solven furfural inilah yang menyebabkan keseluruhan proses pengolahan
ini disebut Solvent Refining. Proses ini bertujuan untuk menaikkan indeks viskositas dari
destilat pada HVU melalui penghHangan senyawa aromat yang memiliki indeks viskositas
rendah. peningkatan mutu dan kestabilan terhadap oksidasi sekaligus mengurangi
kemungkinan terbentuknya lumpur (sludge). deposit karbon, dan varnish. Unit yang
melaksanakan proses ini disebut FEU (Furfural Extraction Unit).
2.1.1.3 Prophane Deasphalting
Proses ini dimaksudkan untuk mengambil scnyawa'senyawa yang tidak dikehendaki
dalam black oil atau short residue, fraksi terberat pada HVU. Proses yang digunakan adalah
ekstraksi menggunakan propane dan akan menghasilkan residu dengan BM besar seperti
Asphalt dan Resin. Kandungan asphalt ini perlu dipisahkan agar dapat dimanfaatkan sebagai
bahan asphalt dan fraksi Base Oilnya sebagai Deasphalted Oil (DAD). Ekstrak yang tcrjadi
akan dimasukkan kc FEU. Unit yang melaksanakan proses ini adalah Propane Deasphalting
Unit (POU)

2.1.1.4 Dewaxing
Digunakan untuk menghilangkan wax, sehingga pour point dari base oil yang dihasilkan
dapat diturunkan hingga 5 – 15 0F. Pelarut yang digunakan dalam proses ini adalah MEK
(Metil Etil Keton). Proses dewaxing dilakukan pada suhu 10 – 250C sehingga lilin akan
mengkristal dan dapat dipisahkan dengan penyaringan biasa. Filtrat yang diperoleh adalah
produk akhir dari base oil.

2.1.1.5 Finishing
Tahap ini dilakukan untuk memperbaiki warna base oil dan stabilitas base oil.

2.1.2 Base Oil sintetis


Base oil sintetis dibuat dari hidrokarbon yang telah mengalami proses khusus. Khusus
yang dimaksud adalah bahwa minyak ini dibuat tidak hanya sama dengan minyak mineral akan
tetapi melebihi kemampuan minyak mineral. Melalui proses kimia dihasilkan molekul baru
yang memiliki stabilitas termal, oksidasi dan kinerja yang optimal. Sehingga harga minyak
sintetis lebih mahal daripada minyak mineral. Pada kenyataannya Base Oil sintetis memang
lebih unggul dalam unjuk kerja, baik respon terhadap mesinnya maupun umur pemakalannya.
Hal ini dikarenakan pembuatan Base Oil sintetis dirancang sesuai dengan tujuan
penggunaannya. Untuk itu pemilihan Base Oil yang tepat sangatlah penting.
Dalam pembuatannya Base Oil sintetis dikontrol struktur molekulnya dengan sifat·sifat
yang dapat diprediksi. Adapun jenis minyak sintetis yang banyak digunakan adalah sebagai
berikut :
2.1.2.1 Diester
Diester merupakan salah satu bahan yang mononjol dari minyak pclumas sintetis.
Diester mempunyai struktur yang paling sederhana untuk digunakan sebagai Base Oil. Bahan
ini banyak digunakan sebagai Base Oil atau pelumas gemuk yang mempunyai titik penguapan
rendah pada mesin gas turbin.Diester diperoleh dari reaksi sintesa produk minyak bumi. dan
sebagian dari lemak binatang dan minyak tumbuh-tumbuhan. Keuntungan diester adalah
mempunyai viskositas yang relatif konstan terhadap suhu yang cukup baik. penguapannya
sangat rendah. dan mempunyai stabilitas thermal yang bagus. biasanya bahan ini tidak korosif
terhadap logam. tidak beracun dan stabil terhadap hidrolisa. Sifat yang merugikan dari bahan
ini adalah dapat bereaksi terhadap karet. Karena sifat fire-resistant dan stabilitas oksidasinya.
maka pelumas diester banyak dipakai untuk kompresor udara.
2.1.2.2 Fosfat Ester
Fosfat ester telah lama digunakan sebagai aditif di dalam Base Oil mineral seballai
pelindung terhadap teriadinva pelumasan batas. Fosfat ester merupakan senyawa
biodegradable yang disintesa dari komponen yang didapat dari coal tar. Karena natural ester
merupakan campuran yang komplek dan sering mengandung ortho cresol yang beracun, maka
diupayakan untuk mensintesa ester dengan bahan kimia mumi untuk membentuk minyak dasar
sintetis yang tidak mengandung cresol yang beracun. Sehingga natural ester dikombinasikan
dengan fosfat. Fosfat ester memberikan ikatan yang cukup mantap dan stabil secara kimia yang
memungkinkan untuk digunakan sebagai komponen utama dari Base Oil sintetis. Disamping
itu fosfat ester biasa digunakan sebagai aditif EP. Stabilitas terhadap oksidasi dari bahan ini
cukup baik yaitu sampai dengan F. Penggunaannya yang utama adalah sebagai minyak hidrolik
di dalam pesawat udara karena memberikan sifat anti api yang baik.
2.1.2.3 Ester Silikat
Mempunyai IV yang tinggi yaitu 150 – 200 dan mempunyai penguapan yang rendah.
Ketahanan terhadap oksidasi pada suhu tinggi tidak begitu balk. tetapi hat ini dapat diperbaiki
dengan penambahan aditif. Ester silikat tidak korosif terhadap logam. Plastic maupun karet.
Tctapi pada suhu yang tinggi akan mengeraskan karet.
2.1.2.4 Glikol Polialkilena Dan Turunannya
Aplikasi dari glikol polialkilena (polieter) sangat luas yaitu sebagai pelumas pada motor
baker, roda gigi, kompressor, pompa, Bahan ini tidak begitu mahal dan mudah diperoleh di
pasaran.
2.1.2.5 Silikon
Silikon merupakan Base Oil sintetis yang mempunyai bermacam – macam tingkat
viskositas. yang tergantung pada Panjang pendeknya rantai dari ikatan molekulnya. Silikon
disintesa dari pasir (SiO2). Sifat yang paling menonjol dari silikon ini adalah memberikan
kurva viskositas dengan suhu yang mendatar. Silikon memberikan ketahanan oksidasi yang
baik pada suhu biasa.
2.1.2.6 Khlor Dan Fluor Hidrokarbon
Sifat utama dari senyawa ini adalah dapat memberikan respon yang baik sebagai aditif
EP dan low flammability. Aktifitas yang tinggi dari atom khlor dapat terbebaskan pada kondisi
beban yang berat dan suhu tinggi. Dan hal ini menghasilkan produk yang korosifitasnya tinggi
dan beracun sehingga penggunaannya dalam industri dibatasi.
2.1.2.7 Poly Alkyl Glykol
Produksi komersialnya dibuat sekitar tahun 1930 an sebagai penganti castor oil pada
rem mobil. Polyalkylglycol dibuat dengan reaksi polimerisasi menggunakan katalis. Reaksi
dapat dikontrol untuk mendapatkan range viskositas 8 – 19.000 cSt. Biasa digunakan di industri
baja dan tekstil. Semua Polyalkyl glycol dapat menyerap air dari atmosfer sehingga harus
dijaga dari kemungkinan kontaminasi. Akan tetapi kandungan air sampai 5% masih dapat
ditoleransi. Pada temperatur rendah polyalkyl glycol mempunyai karakteristik yang bagus,
tetapi membutuhkan aditif untuk meningkatkan stabilitas thermalnya pada temperatur tinggi
sampai 2500 0C. Pelumas sintetis ini tidak dapat digunakan di atas temperatur tersebut.
Polyalkyl glycol mempunyai karakteristik yang bagus sekali pada viskositas 160 - 400 0cST
yang tergantung
sekali pada cara memproduksinya. Polyalkyl glycol sangat rcntan terhadap oksidasi
sehingga perlu ditambahkan aditif antioksidan. Umur pemakaian aditif pada polyalkyl glycol
lebih lama bila dibandingkan
dengan mineral oil pada kondisi yang sama. Polyalkyl glycol lebih polar dibandingkan
dengan senyawa ester, dan cocok sekali untuk seal dan plastik. Tetapi tidak untuk cat.
2.1.2.8 Poly Alpha Olefin
Polyalphaolefin dibuat pertama kali di Jerman pada masa Perang Dunia Kedua untuk
menghemat pemakaian minyak mineral. Dan ternyata memberikan unjuk kerja pada range
temperatur yang luas. Polyalphaolefin merupakan hidrokarbon sintetis. tidak seperti
hidrokarbon pada Base Oil mineral. Karena polyalphaolefin merupakan cairan kimia murni
yang dibuat dari polimerisasi katalitik ethylene. Produk yang dihasilkan dipisahkan dari
komponen yang reaktif dan selanjutnya dipisahkan sesuai dengan viskositasnya.
Dengan penambahan sedikit aditif antioksidan, polyalphaolefin menjadi lebih stabil bila
dibandingkan dengan minyak mineral pada temperatur yang sama. Polyalphaolefin
menunjukkan lebih tahan bereaksi dengan air bila dibandingkan dengan minyak mineral dan
minyak sintetis yang lain. Polyalphaolefin juga sangat cocok bila diblending dengan minyak
mineral. Sifat PAO yang menonjol adalah sebagai berikut ;
• Titik tuangnya rendah
• Volatilitasnya rendah
• Good software compatibility
Stabilitas thermalnya bagus
• Hidrolytic stability
• Merupakan bahan kimia yang inert –
Daya pelumasannya bagus Karena PAO mempunyai titik tuang yang rendah.
maka PAO digunakan pada komprcssor pendingin. Compressor amonia dan
compressor fluorokarbon.
2.1.2.9 Polyolester
Sangat cocok digunakan untuk pelumasan batas. Mempunyai stabilitas thermal dan
membuat mesin menjadi lebih bersih dan lebih sedikit depositnya. Volatilitasnya paling rendah
dibandingkan dengan Base Oil sintetis yang lain. Polyolester relatif stabil viskositas 4,4 cSt
pada 1000C, biodegradable tetapi prosesnya sangat lambat dibawah kondisi normal. Produk
yang dihasilkan tidak beracun.
Keuntungan polyolester adalah dapat digunakan dengan nitril rubber, yaitu tipe yang
paling umum digunakan dengan minyak mineral. Juga sangat compatible apabila dicampur
dengan Base Oil mineral. Banyak digunakan di berbagai industri. Hampir semua aditif larut
dalam polyolester (POE). Dapat digunakan sendirl atau dikombinasikan dengan Base Oil
sintetls lain atau Base Oil mineral. POE mempunyai high temperature properties yang sangat
bagus dan mampu meningkatkan properties pelumas melebihi diester.

2.2 ASPEND HYSYS


Aspen Hysys adalah simulasi proses yang saat ini sangat banyak digunakan untuk
desain konseptual, optimasi, perencanaan bisnis, manajemen aset, dan pemantauan kinerja
untuk produksi minyak & gas, pengolahan gas, pemurnian minyak bumi, dan industry kimia.
Aspen Hysys adalah elemen inti dari ® AspenTech's aspenONE.Aspen Hysys dapat digunakan
untuk melakukan perhitungan yang diperlukan sesuai “ Chemica Engineering Tools” seperti
neraca massa, energi, perhitungan peralatan, ekonomi dan optimalisasi proses. Untuk dapat
menggunakan software ini kita harus dapat memenuhi informasi yang dibutuhkan hysys untuk
menjalankan tugasnya melakukan perhitungan yang diperlukan sesuai “ Chemica Engineering
Tools”. Selain itu hysys juga dapat digunakan untuk melakukan eksperimen proses dengan
perubahan parameter proses seperti tekanan, temperatur, jumlah umpan dan produk dll,
BAB 3

METODOLOGI

1.1 Alat
Software hysys
1.2 Bahan
Komposisi (Fraksi
Nama Bahan
Massa)
H2O 0,0600
Metal 0,0100
n-C25 0,0433
1-Pentadecen 0,0250
n-C17 0,1167
n-C18 0,1167
n-C19 0,1167
n-C20 0,1167
n-C21 0,1167
n-C22 0,1167
n-C23 0,0433
n-C24 0,0433
n-C15 0,0250
n-C16 0,0250
1-Hexadecene 0,0250

No Nama Proses Temperatur Tekanan (Atm)


1 Dehidrasi 100 1
Reaktor
2 93 1
Demetalisasi
Reaktor
3 200 10
Hidrogenasi
4 Degassing 200 2
5 Destilasi Tahap I 328 1.1
6 Destilasi Tahap II 348 1.3

1.3 Cara kerja


BAB IV

PENUTUP

4.1.Kesimpulan
Base oil adalah bahan baku utama penyusun pelumas, Mineral base oil adalah
base oil yang diperoleh dari pengolahan residu rantai panjang melalui proses Solvent
Refining, Tahapan pengolahan mineral based oil yaitu hight vacuum destilation
Furfural Extraction,Prophane Deasphalting, Dewaxing,Finishing. Base oil sintetis
dibuat dari hidrokarbon yang telah mengalami proses khusus.jenis jenisnya terdiri dari
Diester,Fosfat Ester,Ester Silikat, Glikol Polialkilena Dan Turunannya,Silikon, Khlor
Dan Fluor Hidrokarbon, Poly Alkyl Glykol, Poly Alpha Olefin,dan Poly Ester.
Aspen Hysys adalah simulasi proses yang saat ini sangat banyak digunakan
untuk desain konseptual, optimasi, perencanaan bisnis, manajemen aset, dan
pemantauan kinerja untuk produksi minyak & gas, pengolahan gas, pemurnian
minyak bumi, dan industry kimia.
Alat yang digunakan dalam simulasi ini adalah software Hysys,dimana
bahannya berupa H2O, Metal, n-C25, 1-Pentadecen, n-C17,n- C18, n- C19, n- C20, n-
n- C21, n- C22, n- C23, n- C24, n- C15, n- C16, 1-Hexadecene. Dan nama proses
yang ada dihysys meliputi dehidrasi, reactor demetalisasi, reactor hidrogenasi,
degassing, destilasi tahap I, destilasi tahap II.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim., 2006, “ Hysys User Guide”, Aspentech.

Brown, G. G., 1978, “Unit Operation”, John Wiley and Sons, Inc., Tokyo.

Brownell, L.E., 1959, “Process Equipment Design”, John Wiley and Sons, Inc., New
York. Coulson, J.M., Richardson, J.F., and Sinot, F.K., 1983, “Chemical Engineering and
Introduction in Chemical Engineering Design”, 1st Ed., Vol. 6, Pergamon Press, Oxford.

Kern, D.G., 1965, “Process Heat Transfer”, International Student Ed., McGraw Hill
Book Co., Tokyo.

Mohammad Farhat Ali, Abdullah J. Hamdan and Faizur Rahman, “TECHNO-


ECONOMIC EALUATION OF WASTE LUBE OIL REREFINING IN SAUDI ARABIA”,
DEPARTMENT OF CHEMISTRY King Fahd Universitv of Petroleum & Gas., Saudi Arabia

Perry, RH., and Green, D.W., 1984, “Chemical Engineer’s Handbook”, 6th Ed.
McGraw Hill Book Co., Singapore.

Paul Buthod., 2004, “ Pressure Vessel Handbook”, McGraw Hill Book Co., Singapore
Treybal, R.E., 1955, “Mass Transfer Operation”, International Student Edition, Kogakusha
Co., Tokyo.

Wallas, M.W. 1988. Chemical Process Equipment. Butterworth-Heinnemann Inc. New


York. www.nnschemicals.com base oil standard

www.nexant.com Lubricant & base oil prospectus

www.scribd.com/doc/14208484/TeknologiRefining-Oli-Bekas

Anda mungkin juga menyukai