Anda di halaman 1dari 34

PERBAIKAN ANOMALI REMBESAN MINYAK PADA

TRAFO 3 DI GARDU INDUK 150 KV BANYUDONO

LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA

Disusun Oleh :

Geraldy Daniswara (D400150130)


Sugeng Hariyadi M.P (D400150151)
Izzul Fikri (D400150157)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA


2019

1
LEMBAR PENGESAHAN

PERBAIKAN ANOMALI REMBESAN MINYAK PADA

TRAFO 3 DI GARDU INDUK 150 KV BANYUDONO

Praktek Kerja Nyata merupakan salah satu syarat untuk memenuhi kurikulum
Strata-1 Jurusan Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Disusun oleh:
Geraldy Daniswara (D400150130)
Sugeng Hariyadi M.P. (D400150151)
Izzul Fikri (D400150157)

Surakarta , 21 Maret 2019


Mengetahui

Ketua Program Studi Telah Diperiksa dan di setujui


Teknik Elektro UMS Dosen Pembimbing

(Umar,ST.,M.T) (Agus Supardi, ST.,MT)


NIK. 731 NIK. 799

LEMBAR PENGESAHAN
2
PERBAIKAN ANOMALI REMBESAN MINYAK PADA

TRAFO 3 DI GARDU INDUK 150 KV BANYUDONO

Praktek Kerja Nyata merupakan salah satu syarat untuk memenuhi kurikulum
Strata-1 Jurusan Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Disusun Oleh :
Geraldy Daniswara (D400150130)
Sugeng Hariyadi M.P (D400150151)
Izzul Fikri (D400150157)
Dilaksankan Pada tanggal :
04 Maret – 31 Maret 2019
Mengetahui,
Telah diperiksa dan di setuju, Manager

SPV Jargi Banyudono ULTG Salatiga

Alvin Budi K. Ali Rofii

8908190P3B 8407020P3B
PT.PLN (Persero) UPT SALATIGA

Manager

Andhy Dharma Setyawan

790647Z
KATA PENGANTAR

3
Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, karunia serta izin-Nya lah penulis berhasil menyelesaikan laporan Praktek Kerja
Nyata (PKN) yang penulis beri judul “Perbaikan Anomali Rembesan Minyak Pada
Trafo 3 di Gardu Induk 150 kV Banyudono ”.

Praktek kerja nyata ini Penulis laksanakan selama kurang lebih satu bulan
terhitung tanggal 04 Maret 2019 sampai 31 Maret 2019. Praktek kerja nyata merupakan
salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk memenuhi persyaratan akademik di Jurusan
Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Surakarta. Kegiatan ini dapat menjadi
media pembelajaran bagi penulis untuk dapat menerapkan ilmunya di bangku
perkuliahan.
Selama proses pelaksanaan praktek kerja nyata, tidak lupa penulis sampaikan
penghargaan dan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulisan
dalam melaksanakan praktek kerja nyata dan menyusun laporan ini sehingga dapat
terselesaikan dengan baik. Oleh sebab itu perkenankanlah penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Bapak Dr. Sofyan Anif, M.Si Selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
2. Bapak Umar, S.T., M.T selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro Universitas
Muhammadiyah Surakarta
3. Bapak Agus Supardi, ST.,MT selaku koordinator Praktek kerja nyata.
4. Bapak Agus Supardi, ST.,MT selaku Dosen pembimbing KP.
5. Bapak Andhy Dharma Setyawan selaku Manajer UPT Salatiga yang telah
memberikan ijin untuk melaksanakan praktek kerja nyata di UPT Salatiga.
6. Bapak Ali Rofii selaku Manajer ULTG Salatiga yang telah memberikan ijin dan
arahan untuk melaksanakan praktek kerja nyata di UPT Salatiga.
7. Bapak Alvin Budi K selaku pembimbing lapangan praktek kerja nyata yang
senantiasa memberikan pengarahan tentang teknis pelaksanaan praktek kerja
nyata.
8. Seluruh Staf dan karyawan PT. PLN (PERSERO) Unit Induk Transmisi Jawa

4
Bagian Tengah Unit Pelaksana Transmisi Salatiga ULTG Salatiga Gardu induk
150 kV Banyudono Kabupaten Boyolali atas kesediaan dan kerja samanya
selama pelaksanaan praktek kerja nyata.
9. Kepada orang tua saya yang telah membesarkan dan memberikan motivasi kuat
dalam melaksanakan praktek kerja nyata ini.
10. Rekan-rekan mahasiswa yang melaksanakan praktek kerja nyata yang juga
merupakan teman sekelompok selama pelaksanaan praktek kerja nyata.
11. Rekan-rekan mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah
Surakarta yang telah memberikan masukan-masukan dalam penyusunan laporan
ini.
12. Semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan maupun pembuatan
laporan Praktek kerja nyata ini, walaupun tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu.
Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari sempurna dan sudah barang tentu
masih banyak kekurangannya baik segi teknik, penyajian dan bahasa. Oleh sebab itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan dimasa
yang akan datang. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Surakarta, 21 Maret 2019

Penyusun

DAFTAR ISI

5
HALAMAN JUDUL ……………………............................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN UNIVERSITAS………………………………………………. ii
LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN………………...……………………………. iii
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………... iv
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………….. vi
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………………….. vii
DAFTAR TABEL …………………………………………………………………………. viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang…………………………………………………………………... 1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………. 1
1.3 Tujuan dan Manfaat…………………………………………………………….. 1
1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan………………………………………………... 2
1.5 Batasan Masalah………………………………………………………………… 3
BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Sejarah UPT SALATIGA……...……………………………………………….. 4
2.2 Visi dan Misi ………………….………………………………………………... 4
2.3 Visi, Misi dan Motto Perusahaan……………………………………………….. 5
BAB III LANDASAN TEORI
3.1 Umum…………………………………………………………………………… 7
3.2 Sistem Jaringan Trasmisi Listrik………………………………………………... 8
3.3 Struktur Trasmisi Tenaga Listrik Gardu Induk 150 kV Banyudono…...……….. 8
BAB IV METODE PELAKSANAAN
4.1 Metode Perbaikan Rembesan Minyak Pada Trafo 3……………..……………... 17
BAB V KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan……………………………………………………………………… 25
5.2 Saran…………………………………………………………………………….. 25
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………. 26
LAMPIRAN………………………………………………………………………………… 27
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT.PLN (Persero) UPT Salatiga…………………………. 6


Gambar 3.1 Transformator Gardu Induk …………………...……………………………….. 8
Gambar 3.2 Transformator Tenaga 1 60 MVA Merk CG PAUWELS..………………….…. 11
Gambar 3.3 Transformator Tenaga 2 60 MVA Merk PAUWELS……………....………….. 11
Gambar 3.4 Transformator Tenaga 3 60 MVA Merk CG PAUWELS………….……....…... 11
Gambar 4.1 Rembesan Trafo 3………………...…………………………………………….. 17
Gambar 4.2 Rangkaian pembebasan beban trafo 3…………………………………………. 18
Gambar 4.3 Pengecekan kesehatan sebelum melakukan pekerjaan perbaikan trafo 3……… 18
Gambar 4.4 Melakukan yel-yel agar bersemangat saat bekerja…………………………...… 19
Gambar 4.5 Pemasangan bendera bahwa trafo 3 bahwa tidak beroperasi dikarenakan
adanya perbaikan ………………………..………...………………………………………… 19
Gambar 4.6 Keterangan gangguan rembesan pada trafo 3…………………………………... 20
Gambar 4.7 Pengecekan maintank trafo 3 yang berisi minyak trafo ……………...………... 20
Gambar 4.8 Pembersihan Vaccum…………………………………………………………... 21

6
Gambar 4.9 Penambahan sealer pada valve antara pipa vaccum dan pipa dehydrating
breather for conservator maintank…………………………………………………………… 22
Gambar 4.10 Pembersihan rembesan minyak trafo 3………...…...…………………….…… 22
Gambar 4.11 Rangkaian pengembalian beban trafo 3………………………………………. 23
Gambar 4.12 Pengecekan terhadap trafo 3 yang mengalami anomali……….……………… 24

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Informasi transformator yang dioperasikan di Gardu Induk 150 KV


Banyudono…………………………………………………………………… 9
Table 3.2. Batasan nilai parameter minyak isolasi yang baru dimasukkan kedalam
perlatan sebelum dilakukan proses energize………….................................... 13
Table 3.3. Tipe Pendingin Transformator……………………………………………….. 15

7
8
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Sistem keandalan listrik pada unit pembangkit, jaringan transmisi dan juga pada
bagian transformator gardu induk sangat besar peranannya untuk memenuhi kebutuhan
tenaga listrik pada setiap konsumen. Oleh karena itu, peranannya yang sangat penting
bagi konsumen untuk menyalurkan listrik PT. PLN yang tidak boleh terputus selama 24
jam. Jika terdapat gangguan dalam penyaluran listrik, hal ini akan mengakibatkan
kerugian yang sangat besar bagi konsumen. Jaringan transmisi dan distribusi merupakan
hal yang banyak mengalami gangguan, sehingga masalah dalam operasi jaringan
transmisi dan distribusi adalah mengatasi gangguan, jumlah gangguan dalam jaringan
transmisi dan distribusi relatif banyak dibandingkan dengan jumlah gangguan pada
bagian sistem yang lain seperti pada unit pembangkit, saluran transmisi dan
transformator gardu induk.

1.2 Rumusan Masalah


Agar dapat dicapainya sasaran yang diharapkan, penulis menetapkan rumusan
masalah dalam penyusunan laporan praktek kerja nyata ini antaranya:
1. Apa penyebab anomaly rembesan minyak trafo 3 di gardu induk 150 kV
Banyudono ?
2. Bagaimana cara menanggulangi anomaly rembesan minyak trafo ?
1.3 Tujuan dan Manfaat Praktek KerjaNyata
a. Tujuan Praktek Kerja Nyata
Kurikulum program studi Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah
Surakarta, mata kuliah Praktek Kerja Nyata merupakan mata kuliah yang wajib
dilaksanakan oleh mahasiswa untuk memenuhi persyaratan kelulusan.
Praktek kerja nyata yang dilakukan di gardu induk 150 kV Banyudono
Kabupaten Boyolali bertujuan untuk:
 Meningkatkan keprofesionalan khususnya pada bidang keahlian teknologi bagi
mahasiswa dan memenuhi tuntutan peningkatan mutu profesional dan sumber
daya manusia (SDM) yang handal memenuhi kebutuhan sub–sektor industri.

1
 Memperdalam pengalaman / wawasan sesuai dengan bidang yang dipraktekkan
serta untuk melatih kemampuan berfikir mengungkapkan pendapat dan
menyusun suatu laporan.

 Mendapatkan gambaran yang sebenarnya tentang pekerjaan yang ada, sebagai


bekal setelah selesai kuliah.

b. Manfaat Bagi Mahasiswa :


 Memperoleh pengetahuan dan pengalaman tentang dunia kerja yang
sesungguhnya, khususnya di PT. PLN (Persero) Unit Induk Transmisi Jawa
Bagian Tengah Unit Pelaksana Transmisi Salatiga ULTG Salatiga Gardu
induk 150 kV Banyudono Kabupaten Boyolali. Sehingga dapat
mempersiapkan langkah-langkah yang perlu diambil untuk menyesuaikan diri
dalam lingkungan kerjanya pada masa yang akan datang.
 Meningkatkan dan mengembangkan kemampuan dalam mengumpulkan,
menganalisa, dan menyimpulkan suatu permasalahan teknik.
1.4 Waktu Dan Tempat Pelaksanaan
Adapun tempat dan waktu pelaksanaan praktek kerja nyata adalah :
Tempat : PT. PLN Gardu Induk 150 kV Banyudono
Jl. Ampel/Solo-Boyolali, Dusun IV, Banyudono, Kabupaten Boyolali,
Jawa Tengah 57373
Waktu : 04 Maret s/d 31 Maret 2019
1. Jadwal Kegiatan
Minggu
Kegiatan
I II III IV
1. Pengenalan
a. Mengetahui
gambaran
umum
perusahaan
b. Mengetahui
sejarah dan
perkembangan
c. Mengetahui

2
struktur
organisasi
2. Pengamatan
Mempelajari
pengamatan /
subjek sesuai
dengan tema yang
diambil
3. Permasalahan
 Studi kasus
 Diskusi,
konsultasi, dan
evaluasi
 Interpretasi
hasil dan
analisis data
4. Penyusunan
 Konsultasi
 Penyusunan

1.5 Batasan Masalah


Dalam laporan praktek kerja nyata Sistem Operasi Transformator Tenaga Pada
Jaringan Transmisi Listrik PT.PLN(Persero) Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Tengah
Unit Pelaksana Transmisi Salatiga ULTG Salatiga Gardu induk 150 kV Banyudono
Kabupaten Boyolali ini penulisan menjelaskan mengenai menanggulangi anomaly
rembesan minyak trafo khusunya di Gardu Induk 150 kV Banyudono Kabupaten
Boyolali.

BAB II

TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah UPT Salatiga


PT. PLN (Persero) UPT Salatiga merupakan salah satu unit dari PT. PLN
3
(Persero) P3B Jawa Bali dimana dibentuk berdasarkan SK Direktur No.
1466.K/DIR/2011 tanggal 13 desember 2011. Proses bisnis UPT Salatiga adalah
pelaksana pemeliharaan. Tugas utama PT. PLN (Persero) UPT Salatiga adalah
mengelola transmisi dan transaksi tenaga listrik di wilayah sistem Salatiga, Yogyakarta,
Surakarta secara unggul, andal, terpercaya.
Wilayah kerja PT. PLN (Persero) UPT Salatiga adalah meliputi 3 (tiga) daerah
atau basecamp yaitu basecamp Salatiga, Yogyakarta dan Surakarta dengan jumlah
gardu induk yang dikelola sebanyak 31 (tiga puluh satu), dimana terdapat 62 trafo IBT
dan trafo distribusi (3638 MVA) serta panjang transmisi 2101,702 kms .
Jumlah aset di UPT Salatiga dalam menjalankan fungsinya sebagai pengelola
dan pemeliharaan, UPT Salatiga memiliki aset yang terpasang dan tersebar di seluruh
wilayah Salatiga,Surakarta dan Yogyakarta. Jumlah aset yang dimiliki UPT Salatiga.
Tahun 2012 adalah Rp3,935 Triliun. Jumlah gardu induk yang dikelola UPT Salatiga
saat ini berjumlah 31 unit, baik GIS maupun GI konvensional baik di Grid 500 kV
maupun 150 kV.

2.2 VISI DAN MISI PT. PLN (Persero)

VISI:
 Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumbuh kembang, unggul, dan
terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani.

Misi utama:
 Melakukan dan mengelola penyaluran tenaga listrik menjalankan bisnis
kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasan pelanggan,
anggota perusahaan, dan pemegang saham.
 Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan
masyarakat.
 Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.
 Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

2.3 VISI, MISI dan MOTTO

VISI:

4
 Menjadi unit pengelola transmisi tenaga listrik kelas dunia yang diakui
eksistensinya didukung oleh SDM yang peduli dan bertanggung jawab.
MISI :

 Pengembangan aset transmisi.


 Pengendalian investasi.
 Pengelolaan aset transmisi.
 Pengendalian logistik.
 Pemeliharaan aset transmisi.
MOTTO :

“Satukan langkah – unggul – andal - terpercaya”

Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) UPT Salatiga

5
Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) UPT Salatiga

6
BAB III

LANDASAN TEORI

3.1 Umum

Pengertian Transformator atau sering disebut dengan istilah Trafo adalah suatu
alat listrik yang dapat mengubah taraf suatu tegangan AC ke taraf yang lain. Maksud
dari perubahan taraf tersebut diantaranya seperti untuk menurunkan Tegangan AC dari
220VAC ke 12 VAC ataupun menaikkan Tegangan dari 110VAC ke 220 VAC.

Prinsip kerja Pada sebuah Trafo yang sederhana pada dasarnya terdiri dari 2
lilitan atau kumparan kawat yang terisolasi yaitu kumparan primer dan kumparan
sekunder. Kebanyakan Transformator, kumparan kawat terisolasi ini dililitkan pada
sebuah besi yang dinamakan Inti Besi (Core). Ketika kumparan primer dialiri arus AC
(bolak-balik) maka akan menyebabkan medan magnet atau fluks magnetik disekitarnya.
Kekuatan Medan magnet (densitas Fluks Magnet) tersebut di pengaruhi pada besarnya
arus listrik yang dialirinya. Semakin besar arus listriknya maka semakin besar pula
medan magnetnya. Fluktuasi medan magnet yang terjadi pada kumparan pertama
(primer) akan menginduksi GGL (Gaya Gerak Listrik) dalam kumparan kedua
(sekunder) dan akan terjadi pelimpahan daya pada kumparan primer ke kumparan
sekunder.

Fungsi transformator

 Distribusi dan Transmisi Listrik


Seperti yang kita ketahui bahwa jarak antara pembangkit listrik dengan beban
listrik yang digunakan oleh pelanggan relatif terlalu jauh. Sehingga akan terjadinya drop
tegangan. Untuk itu kita harus menaikkan tegangan sebelum distribusi dan transmisi
listrik jarak jauh agar drop tegangan tidak terlalu besar serta lebih murah karena kabel
yang digunakan lebih kecil (semakin besar tegangan besar maka arus semakin kecil
sesuai dengan Hukum kekekalan energi).

7
Gambar 3.1 Transformator Gardu Induk

Transformator daya yang sering kali digunakan untuk menaikkan atau


menurunkan tegangan.

3.2 Sistem Jaringan Transmisi


Proses penyaluran tenaga listrik dari tempat pembangkit tenaga listrik (Power
Plant) hingga Saluran distribusi listrik (substation distribution) sehingga dapat
disalurkan sampai pada konsumen pengguna listrik.

3.3 Struktur Transmisi Tenaga Listrik Gardu Induk 150 kV Banyudono


Gardu induk berisikan ujung-ujung dari saluran transmisi / sub transmisi,
transformator, peralatan proteksi, kontrol dan pangkal saluran distribusi. Gardu induk
memberikan suplai tenaga listrik ke jaringan distribusi. Tegangan suplai gardu induk
adalah berupa tegangan menengah. Gardu induk berfungsi sebagai:
1. Mentransformasikan tenaga listrik dari tegangan tinggi yang satu ke tegangan
tinggi lainnya, atau ke tegangan menengah.
2. Pengukuran, pengawasan operasi serta pengaturan dan pengamanan sistem
tenaga listrik.

8
Tabel 3.1. Informasi transformator yang dioperasikan di Gardu Induk 150 KV
Banyudono
TRAFO
KETERANGAN
TRAFO 1 TRAFO 2 TRAFO 3

CG
MERK PAUWELS CG PAUWELS
PAUWELS

TYPE ORF 60/275 SFZ60000/150 ORF 60/275

I NOMINAL 230,9/1732 230,9/1732 231/1732

NO SERIE 30111500/7 3011070083 3011150/069

BUATAN INDONESIA INDONESIA INDONESIA

TAHUN BUAT 2016 2009 2015

TAHUN
2017 2009 2016
OPERASI

DAYA 60MVA 60 MVA 60MVA

STANDART IEC 60076 IEC 60076 IEC 60076

TEG.PRIMER 150 KV 150 KV 150 KV

TEG.SECUNDER 20 KV 20 KV 20 KV

VEKTOR YNynO(d) YNynO(d) YNynO+(d)

13,102 13 13,088

IMPEDANSI % 12,368 13 12,322

11,9 13 12,871

ONAN/ONAF –
COOLING ONAN/ONAF ONAN/ONAF
67/100%

JUMLAH KIPAS 3 3 3

BIL 650/125 650/125 650/125

MINYAK NYNAS DIALA B NYNAS


NITRO NITRO LIBRA

9
LIBRA

JENIS TAP ONLOAD ONLOAD ONLOAD

TEG.OPERASI KV 150 KV 150 KV

TEG.NOMINAL KV 170 KV 170 KV

I PRIMER 231 321 231

I SEKUNDER 1732 1732 1732

SUHU WIDING 55 K 55⁰C 55 K

SUHU OIL 50 K 50⁰C 50 K

BERAT TOTAL 116200 KG 77200 KG 10500 KG

OIL 23600 KG 16500 KG 21200 KG

TANK 68500 KG 44200 KG 66000 KG

Gambar 3.2 Transformator Tenaga 1 60 MVA Merk CG PAUWELS

10
Gambar 3.3 Transformator Tenaga 2 60 MVA Merk PAUWELS

Gambar 3.4 Transformator Tenaga 3 60 MVA Merk CG PAUWELS

Pengoperasian transformator daya tidak terlepas dari adanya daya yang hilang.


Daya-daya hilang ini terkonversi dalam bentuk panas. Panas timbul pada bagian inti,
belitan, minyak isolator, dan tangki transformator. Panas yang timbul ini biasanya akan
dibuang ke atmosfer lingkungan sekitar melalui tangki transformator. Sistem pendingin
pada transformator digunakan untuk mengurangi panas dan menjaga kenaikan
temperatur agar tetap berada dibawah batasan tertentu. Temperatur maksimum bahan
isolator pada belitan dan minyak sangat tergantung dari pembebanan, jenis sistem
pendingin, serta temperatur lingkungan sekitar (ambient temperature). 
Setiap bagian tersebut memiliki fungsi masing-masing. Bagian utama
transformator, terdiri dari:

a) Inti besi
Inti besi berfungsi untuk mempermudah jalan fluks, yang ditimbulkan oleh arus
listrik yang melalui kumparan. Dibuat dari lempengan-lempengan besi tipis yang
berisolasi, untuk mengurangi panas (sebagai rugi-rugi besi) yang ditimbulkan oleh arus
pusar atau arus eddy (eddycurrent).
b) Kumparan transformator
Beberapa lilitan kawat berisolasi membentuk suatu kumparan, dan kumparan
tersebut diisolasi, baik terhadap inti besi maupun terhadap kumparan lain dengan
menggunakan isolasi padat seperti karton, pertinax dan lain-lain. Pada transformator
terdapat kumparan primer dan kumparan sekunder. Jika kumparan primer dihubungkan

11
dengan tegangan/arus bolak- balik maka pada kumparan tersebut timbul fluks yang
menimbulkan induksi tegangan, bila pada rangkaian sekunder ditutup (rangkaian beban)
maka mengalir arus pada kumparan tersebut, sehingga kumparan ini berfungsi sebagai
alat transformasi tegangan dan arus.
c) Kumparan tertier
Fungsi kumparan tertier diperlukan adalah untuk memperoleh tegangan tertier
atau untuk kebutuhan lain. Untuk kedua keperluan tersebut, kumparan tertier selalu
dihubungkan delta atau segitiga. Kumparan tertier sering digunakan juga untuk
penyambungan peralatan bantu seperti kondensator synchrone, kapasitor shunt dan
reaktor shunt, namun demikian tidak semua Transformator daya mempunyai kumparan
tertier.

d) Minyak transformator

 Sebagian besar trafo tenaga kumparan-kumparan dan intinya direndam dalam


minyak-trafo, terutama trafo-trafo tenaga yang berkapasitas besar, karena minyak trafo
mempunyai sifat sebagai media pemindah panas (disirkulasi) dan bersifat pula sebagai
isolasi (daya tegangan tembus tinggi) sehingga berfungsi sebagai media pendingin dan
isolasi.

Untuk itu minyak trafo harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: 

 kekuatan isolasi tinggi 

 penyalur panas yang baikberat jenis yang kecil, sehingga partikel-partikel dalam
minyak dapat mengendap dengan cepat 

 viskositas yang rendah agar lebih mudah bersirkulasi dan kemampuan


pendinginan menjadi lebih baik 

 titik nyala yang tinggi, tidak mudah menguap yang dapat membahayakan 

 tidak merusak bahan isolasi padat 

 sifat kimia y

Tabel 3.2. Batasan nilai parameter minyak isolasi yang baru dimasukkan
kedalam perlatan sebelum dilakukan proses energize

12
Property Highest voltage for equipment ( V )
<72.5 72.5 to 170 >170
Appearance Clear, free from sediment and suspended matter
Colour ( on scale given in ISO
Max 2.0 Max 2.0 Max 2.0
2019 )
Breakdown voltage ( kV ) >55 >60 >60
Water content ( mg/kg )⁰ 20⁰ <10 <10
Acidity ( mg KOH/g ) Max 0.03 Max 0.03 Max 0.03
Dielectric dissipation factor at
Max 0.015 Max 0.015 Max 0.010
90 ⁰C and 40 Hz to 60 Hz
Resistivity at 90 ⁰C ( G Ωm ) Min 60 Min 60 Min 60
Oxidation stability As specified on IEC 60296
Interfacial tension ( mN/m ) Min 35 Min 35 Min 35
Total PCB content ( mg/kg ) Not detectable ( < 2 total )

Particles - - See table B. 1d

e. Bushing
Hubungan antara kumparan transformator dengan jaringan luar melalui sebuah
bushing yaitu sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator. Bushing sekaligus
berfungsi sebagai penyekat/isolator antara konduktor tersebut dengan tangki
transformator. Pada bushing dilengkapi fasilitas untuk pengujian kondisi bushing yang
sering disebut center tap.

f. Tangki Dan Konservator


Tangki Konservator berfungsi untuk menampung minyak cadangan dan
uap/udara akibat pemanasan trafo karena arus beban. Diantara tangki dan trafo
dipasangkan relai bucholzt yang akan mendeteksi gas produksi akibat kerusakan minyak
. Untuk menjaga agar minyak tidak terkontaminasi dengan air, ujung masuk saluran
udara melalui saluran pelepasan/venting dilengkapi media penyerap uap air pada udara,
sering disebut dengan silica gel dan dia tidak keluar mencemari udara disekitarnya.
2. Peralatan Bantu
a) Pendingin
Pada inti besi dan kumparan-kumparan akan timbul panas akiba trugi-rugi besi

13
dan rugi-rugi tembaga. Bila panas tersebut mengakibatkan kenaikan suhu yang
berlebihan, akan merusak isolasi transformator, maka untuk mengurangi adanya
kenaikan suhu yang berlebihan tersebut pada transformator perlu juga dilengkapi
dengan sistem pendingin yang bergungsi untuk menyalurkan panas keluar
transformator. Media yang digunakan pada sistem pendingin dapat berupa udara, gas,
minyak dan air.

Sistem pengalirannya (sirkulasi) dapat dengan cara:


 Alamiah (natural)
 Tekanan/paksaan (forced).

Tabel 3.3. Tipe Pendinginan Transformator


Media
Macam Sistem Didalam Transformator Diluar transformator
NO. Sirkulasi Sirkulasi Sirkulasi
Pendingin Sirkulasi Paksa
Alami Paksa Alami
1. AN - - Udara -
2. AF - - - Udara
3. ONAN Minyak - Udara -
4. ONAF Minyak - - Udara
5. OFAN - Minyak Udara -
6. OFAF - Minyak - Udara
7. OFWF - Minyak - Air
8. ONAN/ONAF Kombinasi 3 Dan 4
9. ONAN/OFAN Kombinasi 3 Dan 5
10. ONAN/OFAF Kombinasi 3 Dan 6
11. ONAN/OFWF Kombinasi 3 Dan 7
keterangan: A = air (udara), O = Oil (minyak), N = Natural (alamiah), F = Forced
(Paksaan / tekanan).

a) Tap Changer (perubah tap)

Tap changer adalah alat perubah perbandingan transformasi untuk mendapatkan


tegangan operasi sekunder yang lebih baik (diinginkan) dari tegangan jaringan / primer
yang berubah-ubah. Untuk memenuhi kualitas tegangan pelayanan sesuai kebutuhan
konsumen (PLN Distribusi), tegangan keluaran (sekunder) transformator harus dapat
dirubah sesuai keinginan. Untuk memenuhi hal tersebut, maka pada salah satu sisi

14
belitan transformator dibuat tap (penyadap) untuk merubah perbandingan transformasi
(rasio) trafo.

Ada dua cara kerja tap changer: 


1. Mengubah tap dalam keadaan trafo tanpa beban. Tap changer yang hanya bisa
beroperasi untuk memindahkan tap transformator dalam keadaan transformator tidak
berbeban, disebut “Off Load Tap Changer” dan hanya dapat dioperasikan manual

2. Mengubah tap dalam keadaan trafo berbeban. Tap changer yang dapat
beroperasi untuk memindahkan tap transformator, dalam keadaan transformator
berbeban, disebut “On Load Tap Changer (OLTC)” dan dapat dioperasikan secara
manual atau otomatis.

b) Peralatan Pernapasan (Dehydrating Breather)

 Ventilasi udara yang berupa saringan silikagel yang akan menyerap uap
air. Karena pengaruh naik turunnya beban trafo maupun suhu udara luar, maka suhu
minyakpun akan berubah-ubah mengikuti keadaan tersebut. Bila suhu minyak tinggi,
minyak akan memuai dan mendesak udara di atas permukaan minyak keluar dari dalam
tangki, sebaliknya bila suhu minyak turun, minyak menyusut maka udara luar akan
masuk ke dalam tangki. Kedua proses di atas disebut pernapasan trafo. Permukaan
minyak trafo akan selalu bersinggungan dengan udara luar yang menurunkan nilai
tegangan tembus minyak trafo, maka untuk mencegah hal tersebut, pada ujung pipa
penghubung udara luar dilengkapi tabung berisi kristal zat hygroskopis.

c) Indikator
Untuk mengawasi selama transformator beroperasi, maka perlu adanya indikator
yang dipasang pada transformator. Indikator tersebut adalah sebagai berikut:

 Indikator suhuminyak
 Indikator permukaan minyak
 Indikator sistem pendingin indikator kedudukan tap, dan sebagainya.
Untuk trafo daya, bahan isolasi yang biasa dipakai adalah kertas Kraft (kertas
isolasi selulosa). Sekarang juga mulai banyak bahan kertas sintetik yang dipakai, yang

15
bisa beroperasi pada temperatur kerja tinggi (isolasi hybrid), yang dikenal sebagai kertas
Aramid

.
BAB IV
PERBAIKAN ANOMALI REMBESAN MINYAK TRAFO 3

4.1 Metode Perbaikan Rembesan Minyak Pada Trafo 3


Dalam pelaksanaan perbaikan trafo 3 gardu induk 150 kV Banyudono ada
tahap–tahap perbaikan, sebagai berikut :
1. Minggu pertama melihat kondisi trafo 3 yang mengalami anomaly rembesan
minyak

Gambar 4.1 Rembesan Trafo 3

2. Minggu kedua dilakukan perbaikan trafo 3. Kemudian dilakukan manuver


pembebasan beban pada Bay Trafo 3.

1. // PMS INC pukul 08.08 WIB Ket: // Open

2. // PMT 150 kV pukul 08.09 WIB // Close

16
3. // PMT BUS pukul 08.10 WIB

4. // PMS Ground INC

Pembebasan beban pada trafo 3 dipindahkan ke trafo 1 di penyulang BDN 3.


Trafo 3 setelah di manuver hanya memiliki beban sekitar 10,6 MW.

Gambar 4.2 Rangkaian pembebasan beban trafo 3

3. Minggu kedua mulai melakukan perbaikan pada trafo 3 yang mengalami


anomaly rembesan minyak.

Gambar 4.3 Pengecekan kesehatan sebelum melakukan pekerjaan perbaikan

17
trafo 3

Gambar 4.4 Melakukan yel-yel agar bersemangat saat bekerja.

Gambar 4.5 Pemasangan bendera bahwa trafo 3 bahwa tidak beroperasi


dikarenakan adanya perbaikan

18
4

vacuum pulling valve


for vaccum process

Gambar 4.6 Keterangan gangguan rembesan pada trafo 3

4. Dilakukan pengecekan pada maintank trafo. Identifikasi 1 penyebab terjadinya


anomali rembesan minyak trafo yaitu karena penumpukan gelembung udara yang
ditimbulkan melalui takanan udara yang masuk ke dalam tangki (Maintank Trafo) pada
trafo 3.

Gambar 4.7 Pengecekan maintank trafo 3 yang berisi minyak trafo

19
5. Kemudian dilakukan identifikasi yang ke-2, yaitu penyebab terjadinya anomaly
rembesan minyak trafo yaitu karena minyak trafo terlalu penuh, sehingga sisa minyak
trafo yang terlalu full mengarah ke saluran dehydrating breather for conservator
maintank . Saluran tersebut seharusnya tidak dilewati minyak trafo, namun akibat
minyak trafo full mengakibatkan minyak melewati saluran tersebut.

Gambar 4.8 Pembersihan Vaccum

6. Setelah para pekerja jargi salatiga berdiskusi terhadap masalah pada trafo 3,
hasil diskusi ditetapkan bahwa masalah pada trafo 3 dikarenakan minyak trafo terlalu
penuh, sehingga sisa minyak trafo yang terlalu full mengarah ke saluran dehydrating
breather for conservator maintank.

7. Cara perbaikan rembesan anomaly minyak trafo yaitu dengan cara dilakukan
penggantian dan penambahan sealer pada valve antara pipa vacuum dan pipa. Dan
juga dilakukan pembersihan pada dehydrating breather for conservator maintank dan
OLTC.

20
Gambar 4.9 Penambahan sealer pada valve antara pipa vacuum dan pipa
dehydrating breather for conservator maintank.
8. Setelah selesai dilakukan pekerjaan perbaikan anomali rembesan minyak trafo 3,
dilakukan pembersihan rembesan agar dapat terlihat apakah minggu berikutnya masih
terjadi rembesan atau tidak.

Gambar 4.10 Pembersihan rembesan minyak trafo 3

21
9. Setelah pekerjaan perbaikan trafo 3 selesai. Dilakukan kembali penormalan
beban pada BAY TRAFO 3. Beban trafo 3 yang di pindahkan ke trafo 1, dikembalikan
kembali ke trafo 3 setelah perbaikan selesai.

1. // PMS Ground INC Ket: // Open

2. // PMS Bus pukul 14.45 WIB // Close

3. // PMT 150 kV pukul 14.46 WIB

4. // PMT INC pukul 14.50 WIB

Gambar 4.11 Rangkaian pengembalian beban trafo 3

22
4. Minggu ketiga, dilakukan evaluasi tindak lanjut terhadap perbaikan rembesan
minyak trafo 3 untuk mengetahui apakah masih terjadi anomali rembesan
minyak trafo atau tidak. Hasil pengecakan kembali pada trafo 3 yaitu tidak
rembesan lagi pada trafo 3.

Gambar 4.12 Pengecekan terhadap trafo 3 yang mengalami anomali

23
BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan.
Pada pelaksanaan praktek kerja nyata ini dengan melakukan pengambilan data di
PLN gardu induk 150 kV Banyudono kabupaten Boyolali, maka dari hasil yang dicapai
dapat diambil beberapa kesimpulan:
1. Anomali rembesan minyak pada trafo 3 (60 MVA) di GI – 150 KV Banyudono
ditemukan pada titik saluran dehydrating breather dan telah dilaksanakan perbaikan
dengan perbaikan sealer.
2. Dari hasil evaluasi penantauan tindak lanjut perbaikan anomali rembesan minyak
diketahui bahwa trafo kondisi normal dan tidak ditemukan adanya anomali tersebut.
5.2 Saran
Dalam laporan ini , penulis mencoba memberikan saran pada PT. PLN (Persero)
UPT Salatiga:
1. Inspeksi kerja diharapkan menggunakan peralatan baik selain visual juga
pendengaran (suara asing) agar memberikan kelancaran dalam proses perbaikan dan
meminimalisir kesalahan dalam bekerja.
2. Intruksi kerja penangan anomali dituliskan dalam laporan kerja atau berita cara
sehingga mempermudah dalam memahami dan melaksanakan pekerjaan.

24
DAFTAR PUSTAKA

Academica, “Gardu induk transmisi”


https://www.academia.edu/9294148/Gardu_induk_transmisi. diakses tanggal 29
Maret 2019, pikul 21.00 WIB.
Brown, E. Richard. 2002, Electric Power Distribution Reliability, New York. Basel:
Marcel Dekker, Inc.

Marsudi, Djiteng. 2005, Pembangkitan Energi Listrik, Jakarta: Penerbit Erlangga.


Morhel Mubarak. 2008, Studi Keterandalan Sistem Jaringan Distribusi udara 20 kVpada
Gardu hubung kandis kota Padang, Padang.

Momoh,A.James.2008,Electric Power Distribution, Automation, Protection, And Control,


CRC Press Taylor dan Francis Group Boca Raton London NewYok.

Pabla, A.S. 2007, Electric Power Distribution fifth Editon, Tata McGraw-Hill Publishing
Company Limited. New Delhi.

Taufiq. 2009, Studi Pengaruh Penempatan Arrester Terhadap Efektivitas Proteksi


Transformator Distribusi 20 kVpada Gadu Transformator Tiang.
https://imadudd1n.wordpress.com/2011/09/17/penuaan-isolasi-trafo/

https://media.neliti.com/media/publications/165525-ID-penilaian-kondisi-transformator-
daya-pad.pdf

https://adieliveline.wordpress.com/2013/10/07/gas-insulated-switchgear-sf6/

http://elektro.studentjournal.ub.ac.id/index.php/teub/article/view/462

25
LAMPIRAN

26

Anda mungkin juga menyukai