PRAKTEK KERJA
LAPANGAN
Disusun Oleh :
PRAKTEK KERJA
LAPANGAN
Semarang Menyetujui,
Mengesahkan,
Ketua STIKES Semarang Kepala IPSRS RSUD Kota Salatiga
Puji Syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa
atas Ridho dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan kegiatan serta
Laporan Kerja Praktek Lapangan ini yang dilaksanakan pada tanggal 14
November 2022 – 7 Januari 2023 di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Salatiga.
Laporan Kerja Praktek Lapangan dengan Judul “Laporan Kerja Praktek
Lapangan Rumah Sakit Umum Daerah Kota Salatiga” ini ditunjukan untuk
memenuhi sebagian persyaratan akademik program studi Diploma III pada
program studi Elektromedis di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Semarang.
Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan, bantuan dan doa dari berbagai
pihak, Laporan Kerja Praktek Lapangan Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Salatiga tidak akan dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Oleh karena itu
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada semua pihak
yang telah membantu dalam proses penulisan Laporan Kerja Praktek Lapangan
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Salatiga yaitu kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya
sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapangan
ini.
2. Bapak Patrisius Kusi Olla, ST. MT, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Semarang.
3. Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kota Salatiga yang telah memberikan
izin waktu dan tempat kepada kami untuk dapat melaksanakan Praktek
Kerja Lapangan.
4. Bapak Agus Setyawan, Amd.Tem, selaku Kepala IPSRS Rumah Sakit
Umum Daerah Kota Salatiga.
5. Bapak Abdul Sukur, Amd.Tem, selaku pembimbing kami selama Praktek
Kerja Lapangan (PKL).
6. Ibu Faizah ST,MT, selaku Dosen Pembimbing Kerja Praktek Lapangan.
7. Kepada Orang Tua dan keluarga tercinta serta rekan – rekan yang selalu
mendukung kegiatan kami.
iii
8. Semua teman – teman almamater seperjuangan sepenanggungan Angkatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Semarang di manapun berada.
9. Semua pihak yang namanya tidak dapat kami sebutkan satu per satu.
Perlu disadari bahwa dengan segala keterbatasan, Laporan Praktek Kerja
Lapangan ini masih jauh dari kata sempurna. Sehingga kritikan dan masukan yang
sifatnya dapat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaannya
laporan ini di masa yang akan datang.
Akhirnya kata dari kami berharap semoga Laporan Praktek Kerja Lapangan
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Salatiga ini dapat bermanfaat bagi penulis dan
semua pihak yang berkepentingan.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
v
3.2 X-Ray Mobile................................................................................................32
3.2.1 Spesifikasi Alat..............................................................................32
3.2.2 Bagian-bagian Alat........................................................................33
3.2.3 Blok Diagram.................................................................................37
3.2.4 Prosedur Pengoperasian.................................................................38
3.2.5 Pemeliharaan..................................................................................39
3.2.6 Troubleshooting.............................................................................41
3.3 Elektro Stimulator.........................................................................................41
3.3.1 Spesifikasi Alat..............................................................................44
3.3.2 Blok Diagram.................................................................................44
3.3.3 Bagian-bagian Elektro Stimulator.................................................45
3.3.4 Prosedur Pengoperasian Elektro Stimulator..................................49
3.3.5 Pemeliharaan..................................................................................51
3.3.6 Troubleshooting.............................................................................52
3.4 Elektrokardiograf (EKG)..............................................................................53
3.4.1 Spesifikasi Alat..............................................................................54
3.4.2 Bagian-bagian Alat........................................................................56
3.4.3 Blok Diagram.................................................................................58
3.4.4 Troubleshooting.............................................................................59
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN..........................................................61
4.1 Kesimpulan...................................................................................................61
4.2 Saran.............................................................................................................62
Daftar Pustaka....................................................................................................64
LAMPIRAN
Lampiran I Absensi Harian Mahasiswa
Lampiran II Laporan Mingguan
Mahasiswa
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR TABEL
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Kegiatan PKL diikuti oleh mahasiswa tingkat III pada semester V selama 2 bulan
yang dilaksanakan di Rumah Sakit yang telah ditentukan. Salah satu Rumah Sakit
yang digunakan untuk kegiatan PKL adalah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Kota Salatiga.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang dalam pembuatan Laporan Kerja Praktek Lapangan
(PKL) adalah sebagai berikut :
A. Tujuan Umum
2
4. Mampu menjelaskan dan menerapkan proses pelaksanaan suatu kegiatan
kerja serta dinamika di lapangan seorang teknisi ketika saat berada di
rumah sakit, sebagai calon teknisi elektromedis.
B. Tujuan Khusus
Tujuan Mahasiswa dengan mengikuti kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
agar dapat:
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dalam pembuatan Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
ini adalah sebagai berikut :
A. Bagi Penulis
3
Medis.
4
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Salatiga yang selanjutnya disebut RSUD
Kota Salatiga, merupakan Rumah Sakit milik Pemerintah Kota Salatiga. Kota
Salatiga sendiri secara geografis terletak di tengah wilayah Kabupaten Semarang.
Berjarak 47 km dari Kota Semarang dan 53 km dari Kota Solo serta 100 km dari
Kota Yogyakarta. RSUD Kota Salatiga berada di jalan arteri primer Semarang –
Solo.
5
Secara kronologis sejarah dan peningkatan kelas RSUD Kota Salatiga adalah
sebagai berikut :
a) Peraturan Daerah Kota Salatiga No. 11 tahun 2008 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Salatiga Kantor Pelayanan Perizinan
6
Terpadu dan Satuan Polisi Pamong Praja Kota Salatiga, sebagaimana telah
diubah beberapa kali terakhir dengan peraturan Daerah Kota Salatiga No. 9
tahun 2011.
b) Tata kelola RSUD Kota Salatiga dengan pola pengelolaan Badan Layanan
Umum Daerah, Peraturan Walikota Salatiga Nomor 38 tahun 2008
(tanggal10 Oktober 2008).
11. Tahun 2009: Peningkatan kelas RSUD menjadi Rumah Sakit Kelas B Non
Pendidikan SK Menteri Kesehatan Nomor : 823/MENKES/SK/IX/2009
tanggal 11 September 2009
12. Tahun 2010: Perda yang mengatur kelembagaan RSUD Kota Salatiga
dirubahdengan Perda Nomor 2 Tahun 2010
13. Tahun 2011: RSUD Kota Salatiga berhasil menjadi RSU Kelas B
Pendidikan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : HK.03.05/III/2960/II
tanggal 3 Desember 2011
14. Tahun 2012: Lulus Akreditasi Rumah Sakit Tingkat Lengkap 16 Pelayanan :
Kars. Sert/370/1/2012 Sertifikat Komisi Akreditasi Rumah Sakit 26 Januari
2012 s/d 26 januari 2015.
7
2.1.2 Visi, Misi, Motto dan Tujuan
A. Visi
B. Misi
C. Motto
8
E. Tujuan
a. Fasilitas
1. 7 tempat tidur
2. Ruang AC
3. Pengawasan sentral
1. Bedside monitor
2. Defibrilator
9
3. Ventilator
4. Infuse pump
5. Syringe pump
6. Suction central
7. Oxygen central
8. Dc shock
9. ECG
HCU (High Care Unit)
a. Fasilitas
1. 4 tempat tidur
2. Ruang AC
3. Pengawasan sentral
5. Mayo table
b. Peralatan
1. Bedside Monitor
2. Defibrilator
4. Infuse set
5. Syringe pump
6. Infuse pump
8. ECG
10
Kelas VIP
a. Teratai lantai 1
b. Teratai lantai 2
c. Teratai lantai 3
d. Teratai lantai 4
Kelas 1-A
a. Paviliun Wijaya Kusuma Lantai 2
b. Paviliun Wijaya Kusuma Lantai 3
c. Paviliun Wijaya Kusuma Lantai 4
Kelas 1-B
a. Anggrek
b. Cempaka
c. Melati
Kelas II
a. Anggrek (Anak)
b. Cempaka
Kelas III
a. Flamboyan I
b. Flaboyan II
c. Flamboyan III
d. Flamboyan IV
2. Pelayanan Poliklinik
Poliklinik Non Eksekutif
2) Pelayanan Bedah
11
3) Pelayanan Anak
4) Pelayanan Kebidananan
5) Pelayanan Syaraf
6) Pelayanan Mata
7) Pelayanan THT
8) Pelayanan Kulit
9) Pelayanan Jiwa
12
Poliklinik
Eksekutif
4) Pelayanan Dalam
5) Pelayanan Syaraf
7) Pelayanan Ortopedi
8) Pelayanan THT
9) Pelayanan Urologi
3. Instalasi Gawat
Darurat
4. Pelayanan Ponek
7. Pelayanan Endoskopi
8. Hemodialisa
9. Radiologi
10. Laboratorium
16. Incenerator
Menurut Peraturan Wali Kota Salatiga nomor 119 Tahun 2020 tentang
pembentukan, kedudukan, susunan organisasi, tugas dan fungsi serta tata
kerja unit pelaksana teknis Dinas Rumah Sakit Umum Daerah pada Dinas
Kesehatan. Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota
Salatiga sebagai berikut :
14
2.2.1 Tugas Pokok dan Fungsi
1. Bangunan
2. Listrik
3. Sanitasi
4. Elektromedis
Pemeliharaan alat medis kesehatan adalah suatu upaya yang dilakukan
untuk menjamin agar peralatan medis selalu dalam keadaan baik dan laik pakai
(siap pakai dan dapat berfungsi secara baik, memenuhi standar jaminan kualitas
dan keselamatan) serta menjamin agar usia pakai alat medis lebih lama.
15
Pelayanan Teknik Elektromedik tidak dapat dipisahkan dari pelayanan
medis secara umum yang mana berorientasi pada kesiapan fungsi peralatan
medis secara optimal serta aman bagi pasien, operator maupun lingkungan. Oleh
karena itu perlu dilakukan kegiatan pemeliharaan terhadap peralatan medis yang
di rumah sakit, sehingga peralatan medis tersebut selalu dalam keadaan baik dan
laik pakai (siap pakai dan dapat berfungsi secara baik, memenuhi standar
jaminan kualitas dan keselamatan), serta menjamin kelancaran operasional alat
medis yang mana akan menunjang kelancaran pelayanan terhadap pasien.
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Salatiga memiliki IPRS yang berstruktur
dibawah seksi pelayanan penunjang non klinis. Adapun seksi-seksi dari pelayanan
penunjang non klinis adalah sebagai berikut :
a. Rekam medik
b. Sanitasi dan kesehatan lingkungan
c. Instalasi pemeliharaan sarana rumah sakit (IPSRS) :
16
1) Unit listrik
3) Sanitasi
4) Unit elektromedik
Unit elektromedik adalah salah satu bagian dari struktur rumah sakit yang
bertugas untuk memelihara, merawat dan memperbaiki alat-alat kesehatan di
rumah sakit yang berhubungan dengan elektronika.
Tugas Bagian Elektromedik :
c. Mengganti suku cadang peralatan kedokteran yang sudah tidak layak pakai.
17
A. Fasilitas dan Layanan
1. Fasilitas dan Layanan
a. Ambulance
c. Farmasi / Apotek
d. Bank Darah
e. Ruang Operasi
f. Instalasi Gizi
g. Rehabilitasi Medik
h. Medical Check Up
i. Terapi Wicara
k. Dokter Umum
2. Penunjang Medis
a. Laboratorium
1) Patologi Klinis
2) Patologi Anatomi
b. Radiologi
1) X-Ray
2) CT Scan
c. Ultrasonografi (USG)
d. Elektrokardiogram (EKG)
e. Elektroensefalografi (EEG)
f. Fisioterapi
18
g. Endoskopi
h. Treadmill
i. Hemodialisa
3. Rawat Jalan
4) Spesialis Orthodonti
e. Spesialis Anak
f. Spesialis Bedah
1) Bedah Umum
2) Bedah Mulut
3) Bedah Saraf
h. Spesialis Mata
i. Spesialis THT
j. Spesialis Paru
19
k. Spesialis Urologi
l. Spesialis Orthopedi
m. Spesialis Saraf
o. Spesialis Kejiwaan
p. Klinik Psikologi
2) Ruang Isolasi
3) Perinatologi
b. Perawatan Umum
20
BAB III
URAIAN
KEGIATAN
21
No Seri 425442
22
3.1.2 Bagian-bagian Syringe Pump
23
Bagian Tombol Alat
3) Untuk mengatur sensitivitas alarm tekan bila ada yang buntu (oclusion
pressure) pump harus berhenti.
4) Untuk melihat volume total cairan yang telah diberikan kepada pasien.
24
dihubungkan ke komputer.
25
Prinsip Kerja Blok Diagram
1) Angkat clamp unit kemudian pasang plugger syringe atau spuit dengan benar.
5) Tekan tombol F, kemudian pilih Ʃml untuk mengatur jumlah masuknya obat
yang akan diberikan ke pasien.
6) Tekan start.
26
7) Tekan stop, jika alarm sudah berbunyi dan proses pemberian obat sudah
selesai.
8) Tekan Off untuk mematikan alat, proses akan berlangsung selama 3 detik,
kemudian alat akan mati.
2) Periksa secara keseluruhan bagian permukaan alat seperti chasis atau penutup
alat tersebut bila perlu dibersihkan.
7) Periksa semua sistem dan fungsi rangkaian alarm berfungsi dengan baik.
3.1.5 Troubleshooting
Karena alat ini begitu kompleks jika terjadi troubleshoting maka akan
muncul angka tertentu di display dan kita bisa mencarinya di manual service
sesuai error yang tertera di LCD display.
Alat tidak bisa Kabel power belum 1. Cek kabel power apakah
dinyalakan dihubungkan. sudah terhubung.
27
1. Baterai rusak. 2. Hentikan pengoperasian
dan ganti baterai dengan
yang baru.
3. Cas baterai sampai penuh
selama lebih dari 8 jam
dengan menghubungkan
alat dengan jala-jala dan
hidupkan alat.
Occlusion Alarm 1. Selang menekuk. 1. Luruskan kembali selang.
2. Syringe tidak sesuai. 2. Ganti syringe.
3. Sensor tekanan 3. Install ulang syringe.
rusak.
4. Syringe tidak
terinstal dengan
benar.
Alarm Syringe 1. Syringe belum 1. Install syringe.
terinstal. 2. Install ulang syringe.
2. Syring tidak
terinstal dengan
benar.
Alarm kecepatan Baterai rusak Gunakan tegangan AC dan
tidak normal ganti baterai.
Alarm baterai low Tegangan baterai di Hubungkan dengan AC
bawah 9,3 V power dan cas baterai.
Alarm selesai Seluruh isi telah Tekan tombol start / stop,
diinjeksikan kembalikan alarm.
28
Gambar 3.4 Alat X-Ray Mobile
( Sumber : Dok. Pribadi )
Mobile x-ray adalah alat yang berfungsi untuk mendiagnosa penyakit pada
organ tubuh bagian dalam dengan bantuan sinar-x dengan pembangkit tegangan
tinggi merupakan pengisian muatan pada kondensator, alat sinar-x yang
dilengkapi dengan kapasitor tube atau tersambung langsung dengan catu daya
listrik, dan roda sehingga mudah digerakan untuk di bawa ke ruang pemeriksaan
pasien. Alat ini dibutuhkan di ruang atau tempat yang tidak memungkinkan pasien
untuk dibawa ke ruang radiologi. Biasanya alat ini dibutuhkan di ruang Instalasi
Gawat Darurat (IGD), ruang Intansive Care Unit (ICU), ruang isolasi, agar apabila
sewaktu-waktu dibutuhkan pasien tidak perlu dibawa ke ruang radiologi.
3.2.1 Spesifikasi
Merk : SIEMENS
Type : Polymobil Plus
No Seri 51841
Power : 100-240 VAC
Frekuensi : 50/60 Hz
29
3.2.2 Bagian-Bagian Alat
1. Power Switch
Sebagai tombol ON/OFF, saklar yang memutus dan menyambung
power supply.
2. Hand Switch
Hand Wsitch adalah tombol untuk preparasion dan expose alat setelah
mensetting kV, mA. Bagian ini terdapat dua penekanan, untuk penekanan
pertama yaitu pemanasan anoda, kemudian alat bisa di ekspose dengan
penekanan kedua.
30
Gambar 3.6 Display Alat
( Sumber : Dok. Pribadi )
Keterangan :
Tabel 3.3 Bagian Control Keypad
No Fungsi Tombol No Fungsi Tombol
1 Tombol off 11 Tombol simpan data
2 Layar display kV 12 Tombol fungsi
3 Layar Display mA 13 Tombol pilih posisi
4 Layar Display mS/mAs error 14 Tombol pilih Tube ( tidak
5 Tombol kV minus ( - ) 15 dipakai )
6 Tombol kV plus ( + ) 16 Tombol pilih fokal spot
7 Tombol mA minus ( - ) 17 Tombol pilih filter
8 Tombol mA plus ( + ) 18 Tombol AEC aktif / off
9 Tombol ms/mAs minus ( - ) 19 Tombol Pilih posisi Detector
10 Tombol ms/mAs plus ( + ) AEC
Tombol Ekspos
4. Tube
31
Tube adalah bagian mobile x-ray dimana terdapat anoda dan katoda dan
tempat terjadinya sinar-x yang diakibatkan oleh perbedaan potensial antara
anoda dengan katoda.
Kolimator merupakan salah satu bagian dari pesawat sinar-x yang memiliki
fungsi untuk pengaturan besarnya ukuran lapangan radiasi. Kolimator
memiliki beberapa komponen yaitu lampu kolimator, plat timbal pembentuk
lapangan, meteran untuk mengukur jarak dari fokus ke detektor atau ke film,
tombol untuk menghidupkan lampu.
33
1. PLN adalah sumber tegangan yang digunakan oleh alat.
2. Power supply untuk membagi tegangan ke bagian-bagian alat.
3. Mikrokontroler adalah bagian alat yang berfungsi untuk memberi perintah
kebagian lain alat untuk berkerja sesuai dengan settingan user.
4. Main contactor adalah bagian alat yang berfungsi untuk mengalirkan
tegangan ke bagian-bagian alat.
5. Handswitch adalah bagian alat yang digunakan untuk expose.
6. Console/display adalah bagian alat yang menampilkan informasi alat dan
juga untuk setting alat sebelum digunakan.
7. Filament adalah bagian alat yang berfungsi untuk meneruskan tegangan ke
bagian katoda dari tube.
8. Motor driver adalah bagian yang berfungsi untuk mengatur putaran rotor.
9. Rotor adalah bagian alat yang berputar di dalam tube yang akan
menyebabkan anoda berputar.
10. Filter adalah bagian alat yang berfungsi untuk menyaring noise-noise
tegangan sebelum masuk ke bagian inferter.
11. Inferter AC/DC adalah bagian alat yang berfungsi untuk mengubah
tegangan AC menjadi DC sehingga bisa tersimpan di kapasitor.
12. Capasitor adalah komponen alat yang berfungsi unutk menyimpan arus yang
akan digunakan untuk menghasilkan sinar-x.
13. DC contactor adalah bagian alat yang berfungsi unuk meloloskan tegangan
DC setelah handswitch tekanan kedua ditekan.
14. Inferter DC/AC adalah bagian unuk merubah Tegangan DC menjadi
tegangan AC frekuensi tinggi yang nantinya akan dikirim ke anoda.
15. Tube adalah tempat terjadinya sinar-x yang diakibatkan oleh beda potensial
antara anoda dengan katoda.
34
2. Mengatur kV, mA, dan juga mAs
Klik tombol kV plus atau tombol kV minus , untuk merubah nilai setting
kV, perubahan per-step adalah 1 kV. Tekan dan tahan tombol minus atau
plus akan merubah nilai setting kV secara cepat. Rentang pengaturan nilai
kV antara 40 – 120 kV.
Pengaturan mA
Pengaturan mAs
35
tube ,click tombol mAs minus akan mengurangi nilai mAs . Tekan tombol dan
36
tahan untuk merubah nilai mAs secara cepat. Rentang pemilihan nilai mAs
adalah sebagai berikut :0.5, 1, 1.2, 1.6, 2, 2.5, 3.2, 4, 5, 6.3, 8, 10, 12, 16, 20, 25,
32, 40, 50, 63, 80, 100, 125, 160, 200, 250, 320.
3.2.5 Pemeliharaan
1. Periksa kebersihan fungsi (engsel ,roda, dan fungsi alat).
2. Tidak menggunakan x-ray tube dalam waktu yang lama, harus dikondisikan
dengan benar sebelum digunakan kembali.
3. Periksa komponen listrik dan sambungan-sambungan kabel secara teratur
(pada komponen pembangkit dan tabung X-ray kecuali bagian-bagian
internal), kencangkanlah bagian-bagian yang longgar.
4. Perhatikan resitansi power supply, (drop tegangan catu daya) apakah
berubah, untuk memastikan peralatan memenuhi persyaratan pasokan listrik.
5. Periksa perangkat grounding secara teratur, pastikan kawat komponen
grounding yang aman dan dapat diandalkan.
6. Saat power on, jangan lakukan pembersihan-pembersihan. Sebelum
membersihkan, matikan aliran listrik terlebih dahulu.
7. Pembersihan bagian dalam amati terlebih dahulu semua komponen utama
dengan hati-hati, periksalah apakah bisa menyebabkan konsleting atau
menyebabkan kendur. Bisa menggunakan sikat kering untuk membersihkan
internal jika terlalu banyak debu.
8. Periksa semua sambungan sirkuit apakah aman, socket longgar, dan periksa
apakah penutup kabel terkelupas atau tergores.
9. Periksa kondisi koneksi kabel grounding utama di dalam generator x-ray,
gunakan Ω phase kecil dari multimeter untuk mengecek antara koneksi
dengan ground. Apakah sudah memenuhi persyaratan.
10. Ukurlah tegangan listrik, dan periksa apakah memenuhi persyaratan
kebutuhan pesawat sinar-X.
37
3.2.6 Troubleshooting
Troubleshooting alat X-ray Mobile dapat dilihat pada tabel berikut :
38
mengalami kerusakan atau kelainan fungsi yang bertujuan untuk
39
melancarkan sirkulasi darah agar dapat berfungsi normal kembali.
Prinsip Dasar
40
penggunaan dalam jangka waktu singkat dan bersifat merangsang saraf
otot, maka digunakan arus faradik. Sedangkan untuk penggunaan dalam
jangka waktu yang lama dan bertujuan untuk merangsang otot yang
telah mengalami kerusakan pada saraf otot, maka digunakan arus
galvanic.
41
Arus Galvanic
Arus Sinusoidal
3.3.1 Spesifikasi
Nama Alat : Nerve & Muscle Stimulator (Elektro Stimulator)
Merk : Erha Product
Negara Asal : Indonesia
Tegangan : 220/240V/50-60Hz
Penempatan : Instalasi Rehabilitasi Medik
Power Supply
Mikro-
Pengaturan Pembangkit
Frekuensi
Elektroda
42
Timer : Mengatur waktu terapi
43
3) Timer
Untuk mengatur waktu yang dibutuhkan.
4) Selector
Untuk mengatur nilai atau value dan berfungsi juga sebagai pemilihan
menu.
5) Intermitten
6) Pulse
7) Intensity
Untuk mengatur intensitas yang dibutuhkan.
8) Sound
Lampu indikator suara.
6) Bahan gel.
b. Persiapan
3) Siapkan aksesoris.
44
4) Siapkan bahan operasional.
c. Pemanasan
d. Pelaksanaan
e. Penyimpanan
45
5) Lepaskan hubungan alat dari terminal pembumian.
6) Bersihkan alat.
3.3.5 Pemeliharaan
Berikut ini merupakan tahapan pemeliharaan alat :
1. Persiapan Alat :
b. Multi tester
d. Oscilloscope
b. Conctact cleaner
c. Cairan pembersih
d. Kuas
3. Pelaksanaan
46
3 Cek sambungkan kabel dan konektor, perbaiki bila perlu 3 bulan
4. Pencatatan
6. Pelaporan
3.3.6 Troubleshooting
47
Permasalahan Analisa Kerusakan Tindakan Perbaikan
48
elektrokardiograf. Dengan alat tersebut, impuls atau aktivitas listrik jantung akan
terpantau dan tampak berupa grafik yang ditampilkan di layar monitor. Dokter
umumnya akan menyarankan EKG pada pasien yang mengalami gejala-gejala
gangguan jantung, seperti tubuh mudah lelah dan lemas, sulit bernapas, nyeri
dada, dan jantung berdebar.
Instalasi Peralatan
A. Indikasi Prosedur :
Adanya anamnesis penyakit jantung
Terlihatnya TTV yang berbeda dari TTV normal
49
Pergerakan dada yang tidak seimbang
50
Bunyi jantung 3 dan 4
Nyeri pada dada
Intoleransi aktivitas
C. Prosedur Perekaman
EKG Persiapan pasien :
1. Pasien dan keluarga di beri pengetahuan tentang tujuan perekaman EKG.
2. Menjaga privasi klien.
3. Pakaian pasien dibuka dan dibaringkan terlentang dalam keadaan tenang
selama perekaman.
4. Cara menempatkan elektroda.
5. Sebelum pemasangan elektroda, bersihkan kulit pasien di sekitar
pemasangan manset, beri gel kemudian hubungkan kabel elektrode dengan
pasien.
6. Elektrode ekstremitas atas di pasang pada pergelangan tangan kanan dan
kiri searah dengan telapak tangan.
7. Pada ekstremitas bawah pada pergelangan kaki kanan dan kiri sebelah
dalam.
8. Posisi pada pergelangan bukanlah mutlak, bila di perlukan dapatlah
dipasang sampai ke bahu kiri dan kanan dan pangkal paha kiri dan kanan.
9. Kemudian kabel-kabel dihubungkan :
- Merah (RA/R) lengan kanan.
- Kuning (LA/ L) lengan kiri.
51
- Hijau (LF/F) tungkai kiri.
- Hitam (RF/N) tungkai kanan sebagai ground.
10. Hubungkan kabel dengan elektroda :
- Kabel merah dihubungkan pada elektroda di pergelangan tangan kanan.
- Kabel hitam dihubungkan pada elektroda di pergelangan kaki kanan.
- Kabel kuning dihubungkan pada elektroda di pergelangan tangan kiri.
- Kabel hijau dihubungkan pada elektroda di pergelangan kaki kiri.
11. Bersihkan pula permukaan kulit di dada klien yang akan di pasang
elektroda prekordial dengan kapas alkohol dan beri gel pada setiap
elektroda, pasangkan pada tempat yang telah di bersihkan.
12. Hubungkan kabel dengan elektroda :
- C1 : untuk Lead V1
- C2 : untuk Lead V2
- C3 : untuk Lead V3
- C4 : untuk Lead V4
- C5 : untuk Lead V5
- C6 : untuk Lead V6
13. Pada C2 dan C4 merupakan titik-titik untuk mendengarkan bunyi jantung I
dan II.
Perawatan
Alat yang dibutuhkan :
1. Tisu
2. Handscoon
3. Kain kasa kering
4. Desinfektan cleaner
5. Air bersih
Cara Perawatan EKG
:
1. Siapkan EKG.
2. Siapkan kabel pasien dan elektrodanya.
3. Lepaskan elektroda dari kabel pasien.
52
4. Cuci elektroda dengan air bersih.
5. Lepaskan bulp dari elektroda.
6. Keringkan elektroda menggunakkan tisu kering.
7. Gunakan desinfektan cleaner untuk mengangkat sisa-sisa gel pada
elektroda.
8. Bersihkan kabel pasien dengan air bersih.
9. Bersihkan body alat dengan desinfektan cleaner (basahkan kain kasa
dengan cairan desinfektan, lalu bersihkan body alat dengan cairan
desinfektan cleaner.
10. Rapikan kabel dengan rapi (tidak boleh tertekuk kabelnya).
Manusia
Elektroda
Rangkaian
nstrument Mikroprosesor (Raspberry pi)
LCD
Monitor
Filter
Adder/Clamper
ADC
53
jantung yang memiliki tegangan dengan satuan mV tersebut dapat dideteksi.
Karena keluaran dari rangkaian instrument masih berupa satuan mV maka harus
di perkuat dengan rangkaian penguat amplifier. Sinyal listrik jantung yang telah di
perkuat masih memiliki sinyal noise yang mengganggu. Untuk menghilangkan
noise tersebut maka diperlukan rangkaian filter. Filter pertama adalah high pass
filter yang digunakan untuk memfilter atau meredam sinyal di bawah frekuensi
cut off. Selanjutnya sinyal tersebut di filter lagi dengan rangkaian low pass filter
yang akan meredam sinyal yang melewati frekuensi cut off karena sinyal EKG
memiliki frekuensi rendah yaitu di range 0,5 – 100 Hz. Untuk menghilangkan
noise pada jala-jala frekuensi 50 Hz ketika modul EKG dalam proses mengisi
daya maka di butuhkan rangkaian notch filter dengan cut off sebesar 48,9 Hz.
5
3
4
Keterangan :
1. Ekstremitas
2. Bulb
3. Kabel elektroda dan ekstremitas
4. Mesin EKG
5. Adaptor
54
3.4.4 Troubleshooting
Troubleshooting merupakan pencarian sumber masalah secara sistematis
sehingga masalah tersebut dapat di selesaikan. Terdapat beberapa troubleshooting
pada alat Elektrokardiograf sebagai berikut :
55
BAB IV
KESIMPULAN DAN
SARAN
4.1 Kesimpulan
Pada bagian akhir dari Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini penulis
menarik kesimpulan dari pengalaman yang di dapat selama satu bulan
melakukan kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di RSUD Kota Salatiga,
bahwa penulis menyimpulkan :
4. Pada Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini mahasiswa mendapatkan ilmu yang
tidak didapatkan selama berada di perkuliahan. Seperti dari segi empati,
simpati, pada realita di dalam dunia kerja.
5. Mahasiswa di tuntut untuk kreatif, inisiatif dan inovatif dalam berbagai hal
sebagaimana saat kita bekerja di lapangan.
56
troubleeshoting dan kalibrasi.
57
4.2 Saran
Setelah penulis melaksanakan kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
selama satu bulan, penulis ingin memberikan beberapa saran bagi penulis sendiri,
Rumah Sakit, dan Institusi :
1. Untuk Penulis
Bagi Penulis harus memiliki rasa inisiatif dan rasa keingintahuan yang
tinggi.
Tunjukan rasa disiplin dalam bekerja dan menjaga etika yang baik
sebagai seorang mahasiswa.
58
Program pembekalan lebih di efisienkan dan lebih di tekankan pada
permasalahan yang mungkin di temukan ketika Praktek Kerja Lapangan
(PKL).
59
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/doc/140428981/Troubleshooting-Ecg
https://pdfcoffee.com/download/bab-iv-92-pdf-free.html
https://heartology.id/elektrokardiogram-ekg-pengertian-cara-kerja-prosedur
https://data.kalbarprov.go.id/dataset/sop-bidang-
penunjang/resource/7ddf4eaa-ecd5-4a88-916f-e5ddc19a07ef
https://www.alatkedokteran.id/cara-pemasangan-lead-ekg-pada-pasien/
https://www.rsi.co.id/fasilitas/penunjang-medis/elektrokardiografi-ekg
https://elib.unikom.ac.id/download.php?id=349892
https://repository.unair.ac.id/25692/1/ISTIQOMAH.pdf
https://www.gloryamedica.com/syringe-pump-adalah/
https://www.studocu.com/id/document/universitas-tanjungpura/program-
studi-profesi-ners/rangkuman-syring-pump/32105675
http://elektromedik.blogspot.com/2016/04/sop-penggunaan-infuspump-
syringe-pump.html?m=1
60