Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

OPTIMALISASI DAYA PEMBANGKIT LISTRIK


TENAGA ANGIN SUMBU HORIZONTAL DENGAN
METODE MAXIMUM POWER POINT TRACKER
(MPPT)
Mata Kuliah Konversi Energi
Dosen Pembimbing : Dr. Tedy Juliandhy, ST., M.Eng.

Disusun Oleh :

Yorys Pranatagama 0417040056

PROGRAM STUDI D4 TEKNIK KELISTRIKAN KAPAL


JURUSAN TEKNIK KELISTRIKAN KAPAL
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
2020

i
ABSTRAK

Untuk memenuhi kebutuhan energi listrik yang terus meningkat serta


tuntutan untuk menghasilkan energi yang ramah lingkungan, efisien dan
berkelanjutan, maka sumber energi terbarukan(renewable) dapat menjadi
solusinya. Salah satu solusi untuk masalah tersebut adalah dengan menggunakan
energi angin. Turbin angin adalah salah satu mesin konversi energi yang merubah
energi kinetik menjadi energi mekanik. Metode yang dapat digunakan adalah
membangun pembangkit listrik tenaga angin sumbu horizontal. Teknologi ini
memiliki keunggulan bisa menangkap angin dengan kuat, efisiensi rotor yang
tinggi dibandingkan tipe vertikal, dan memiliki mekanisme perlindungan terhadap
angin yang merusak
Pada penelitian ini, untuk meningkatkan daya yang dihasilkan oleh
pembangkit listrik tenaga angin, maka digunakan metode Maximum Power Point
Tracker (MPPT). Dari hasil percobaan dengan berbagai kecepatan angin didapati
bahwa rata-rata daya tanpa MPPT hanya sekitar 44,33% saja sedangkan dengan
metode MPPT daya rata-rata mengalami peningkatan sebesar 49,51%

Kata kunci : Energi angin, Turbin Angin, MPPT.

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan atas kehadirat Allah SWT karena karunia-
Nya lah saya dapat menyelesaikan makalah tugas konversi energi ini dengan
judul “Optimalisasi Daya Pembangkit Listrik Tenaga Angin Sumbu
Horizontal dengan Metode Maximum Power Point Tracker (Mppt)”.
Sholawat serta salam tak lupa tetap tercurahkan kepada baginda Nabi
Muhammad SAW.

Saya menyadari bahwa makalah konversi energi ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun guna dapat memperbaiki makalah dan penelitian ini. Saya
berharap makalah dan penelitian ini dapat bermanfaat, untuk saya sendiri,
pembaca, orang lain, dan berbagai pihak sebagai referensi serta yang akan
melakukan pengembangan dikemudian hari.

Dalam pembuatan makalah serta penelitian ini saya banyak mendapat


bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang terlibat.

Surabaya, 9 Juni 2020

Yorys Pranatagama

iii
DAFTAR ISI

ABSTRAK ........................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iv
BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 2
1.3 Batasan Masalah .......................................................................................... 2
1.4 Tujuan Penelitian ......................................................................................... 2
1.5 Manfaat Penelitian ....................................................................................... 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI ......................................... 4
2.1 Energi Angin ............................................................................................... 4
2.2 Turbin ......................................................................................................... 5
2.2.1 Daya pada turbin ................................................................................ 6
2.3 Sudut sudu ................................................................................................... 8
2.4 Maximum Power Point Tracker ................................................................... 9
2.5 Boost converter ......................................................................................... 10
2.6 Inverter ...................................................................................................... 11
BAB 3 Metodologi Penelitian ............................................................................. 12
3.1 Desain pembangkit listrik tenaga angin dengan MPPT ............................... 12
3.2 Pemodelan sistem tanpa MPPT .................................................................. 13
3.3 Pemodelan sistem dengan MPPT dengan menggunakan algoritma
Perturbation & Observation (P&O) .................................................................. 13
BAB 4 Hasil dan pembahasan ............................................................................. 15
4.1 Pengujian sistem tanpa MPPT .................................................................... 15
4.2 Pengujian sistem dengan MPPT ................................................................. 16
BAB 5 PENUTUP .............................................................................................. 21
5.1 Kesimpulan ............................................................................................... 21
5.2 Saran ......................................................................................................... 21

iv
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Energi listrik menjadi kebutuhan primer yang memiliki peranan penting
dalam berbagai aspek baik ekonomi, IPTEK, serta kebudayaan. Terlebih pada
masa sekarang banyak tantangan-tantangan baru yang dihadapi umat manusia
seiring berkembangnya jumlah penduduk, pertumbuhan ekonomi dan pola
konsumsi yang akhirnya berimplikasi pada peningkatan konsumsi energi listrik.
Krisis energi listrik merupakan salah satu hal yang sedang dihadapi oleh Negara
Indonesia pada saat ini, terlebih dengan menipisnya cadangan minyak bumi
(fosil).
Untuk mengatasi hal tersebut pemerintah mengeluarkan PP (Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia) Nomor 79 Tahun 2014 tentang pemberdayaan
energi terbarukan sebagai prioritas dalam pengembangan untuk pemanfaatan
energi nasional. Hal ini mendorong pengembangan terhadap pembangkit tenaga
listrik energi terbarukan untuk mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil.
Selain itu, pengunaan energi terbarukan juga dinilai lebih ramah lingkungan serta
tidak menimbulkan emisi yang bisa memicu terjadinya pemansan global.
Pembangkit listrik tenaga angin dinilai bisa menjadi potensi yang sangat
besar untuk bisa dikembangkan, karena teknologi ini sangat cocok dengan
topografi indonesia yang memiliki kecepatan angin relatif rendah. Walaupun
penggunaan dan kapasitasnya masih belum bisa menyaingi pembangkit listrik
konvensional, dikarenakan masih perlu penelitian lebih lanjut untuk
memanfaatkan secara maksimal energi angin di Indonesia. Permasalahan inilah
yang akan dibahas pada penelitian ini, yaitu meningkatkan rasio daya keluaran
pembangkit listrik tenaga angin

1
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, rumusan masalah


dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana efektivitas turbin angin sumbu horizontal jika dibandingkan


dengan turbin angin sumbu vertikal(tegak) ?

2. Bagaimana memaksimalkan rasio daya keluaran pembangkit dengan metode


Maximum Power Point Tracker ?

1.3 Batasan Masalah

Supaya penelitian lebih terarah dan terhindar dari penyimpangan masalah


yang sedang diteliti, perlu adanya pembatasan. Adapun batasan masalahnya
sebagai berikut :

1. Untuk tipe turbin digunakan turbin sumbu horizontal

2. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Maximum Power Point
Tracker (MPPT)

3. Parameter yang digunakan dalam penelitian adalah kecepatan angin, tegangan


dan arus

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Menganalisis efektivitas turbin angin sumbu horizontal

2. Mengetahui daya keluaran pembangkit listrik tenaga angin tanpa metode


MPPT serta dengan metode MPPT

3. Mengalisis daya keluaran pembangkit tanpa metode MPPT serta dengan


metode MPPT.

2
1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

a. Bagi Mahasiswa

Wujud kepedulian terhadap perkembangan IPTEK serta menambah wawasan

Tentang pembangkit listrik tenaga angin sebagai salah satu sumber energi baru

dan terbarukan
b. Bagi Kampus

Implementasi dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yakni penelitian dan

pengembangan, serta sebagai acuan dalam penelitian-penelitan selanjutnya

c. Bagi Masyarakat dan Negara

Inovasi dalam penelitian ini mampu di implementasikan kepada masyarakat

serta bisa dikembangan dengan kontinyu dan mencapai hasil yang memuaskan

3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
2.1 Energi Angin
Angin adalah udara yang bergerak sehingga memiliki kecepatan, tenaga, dan
arah. Penyebab dari pergerakan ini adalah pemanasan bumi oleh radiasi matahari
(Kadir, 1995). Pergerakan pada angin itulah yang menyebabkan adanya energi
angin. Proses pemanfaatan energi angin dilakukan dalam dua tahapan konversi
energi, yaitu pertama aliran angin akan menggerakan rotor turbin yang
menyebabkan rotor turbin berputar pada porosnya, kemudian putaran rotor ini
dihubungkan dengan generator, dari generator ini dihasilkan arus listrik
Jadi proses tahapan konversi energi bernula dari energi kinetik angin menjadi
energi gerak rotor kemudian menjadi energi listrik. Besarnya energi listrik dapat
diperngaruhi beberapa faktor sebagai berikut :
1. Turbin (kincir), turbin memiliki berbagai jenis, diameter rotor turbin akan
berbanding lurus dengan daya listrik yang dihasilkan.
2. Kecepatan angin, kecepatan angin akan mempengaruhi kecepatan putaran rotor
yang akan menggerakkan generator
3. Jenis generator, generator memiliki karakteristik yang berbeda-beda, generator
yang tepat untuk digunakan pada pembangkit listrik tenaga angin adalah yang
mampu menghasilkan arus listrik walaupun pada putaran rendah
Listrik yang dihasilkan pembangkit listrik tenaga angin akan bekerja secara
optimal pada siang hari, dikarenakan saat siang hari angin berhembus cukup
kencang dibandingkan saat malam hari. Namun disisi lain, penggunaan listrik lebih
tinggi pada malam hari, oleh karena itu listrik disimpan pada media seperti aki atau
baterai sehingga listrik dapat digunakan kapanpun serta listrik yang keluar bisa
stabil.
Syarat dan kondisi angin yang dapat digunakan untuk menghasilkan energi
lsitrik dengan kincir angin dan jari-jari 1 meter dapat dilihat pada tabel 1 berikut

4
Tabel 1. Tingkatan kecepatan angin 10 meter permukaan tanah
Tingkat Kecepatan Angin 10 meter di atas permukaan Tanah

Kelas Kecepatan Kondisi Alam di Daratan

1 0,00 – 0,02 -------------------------------------------------------

2 0,3 – 1,5 Angin tenang, asap lurus ke atas

3 1,6 – 3,3 Asap bergerak mengikuti arah angin

4 3,4 – 5,4 Wajah terasa ada angin, daun2 bergoyang pelan,


petunjuk arah angin bergerak

5 5,5 – 7,9 Debu jalan, kertas beterbangan, ranting pohon


bergoyang

6 8,0 – 10, 7 Ranting pohon bergoyang, bendera berkibar

7 10,8 – 13,8 Ranting pohon besar bergoyang, air plumpang


berombak kecil

8 13,9 – 17,1 Ujung pohon melengkung, hembusan angin terasa di


telinga

9 17,2 – 20,7 Dapat mematahkan ranting pohon, jalan berat


melawan arah angin

10 20,8 – 24,4 Dapat mematahkan ranting pohon, rumah rubuh

11 24,5 – 28,4 Dapat merubuhkan pohon, menimbulkan kerusakan

12 28,5 – 32,6 Menimbulkan kerusakan parah

13 32,7 – 36,9 Tornado

Klasifikasi angin pada kelompok 3 adalah batas minimum dan angin pada
kelompok 8 adalah batas maksimum energi angin yang dapat dimanfaatkan untuk
menghasilkan energi listrik

2.2 Turbin
Turbin adalah sebuah mesin berputar yang mengambil energi dari aliran
fluida. Turbin sederhana memiliki satu bagian yang bergerak, "asembli rotor-
blade". Fluida yang bergerak menjadikan baling-baling berputar dan menghasilkan
energi untuk menggerakkan rotor. Contoh turbin awal adalah kincir angin dan roda
air. Penggunaan paling umum dari turbin adalah pemroduksian tenaga listrik.
Hampir seluruh tenaga listrik diproduksi menggunakan turbin dari jenis tertentu.
Turbin angin merupakan suatu bagian dari sistem pembangkit tenaga angin
dimana berperan sebagai penangkap energi angin untuk ditransformasikan menjadi
energi gerak untuk memutar generator. Ada 2 jenis dari turbin angin, yaitu turbin
angin sumbu horizontal dan turbin angin sumbu vertikal. Turbin angin sumbu

5
horizontal memiliki poros rotor utama dan generator listrik di puncak menara. Turbin
berukuran kecil diarahkan oleh sebuah yang sederhana, sedangkan turbin berukuran besar
pada umumnya menggunakan sebuah sensor angin yang digandengkan ke sebuah servo
motor. Turbin angin sumbu vertikal/tegak memiliki poros/sumbu rotor utama yang
disusun tegak lurus. Kelebihan utama susunan ini adalah turbin tidak harus
diarahkan ke angin agar menjadi efektif. Kelebihan ini sangat berguna di tempat-
tempat yang arah anginnya sangat bervariasi. VAWT mampu mendayagunakan
angin dari berbagai arah.
2.2.1 Daya pada turbin
Energi kinetik pada turbin bisa dirumuskan :
Ek = ½ mv2 (1)
Karena massa bisa diganti dengan kerapatan udara (ρ), luas area (A), dan
kecepatan (v)
Maka bisa ditulis
m = ρAv (2)
Sehingga apabila persamaan (1) dan (2) digabungkan maka :
Pw = ½ ρAv3 (3)
Keterangan:
Pw adalah daya angin (Watt)
ρ adalah kerapatan udara (kg/m3) (pada 15°C dan tekanan 1 atm , p= 1,225
kg/m3
A adalah luas area pada turbin yang dilewati angin (m2) (A= (π/4)D2),
V adalah kecepatan angin (m/s)

Daya yang bisa ditangkap oleh turbin :


P0 = ½ (v2 – v02) (4)
Keterangan :
P0 adalah daya yang bisa diekstraksi turbin/daya output turbin (watt)
V adalah kecepatan upstream yang melewati turbin
V0 adalah kecepatan downstream yang melewati turbin

6
Karena kecepatanya tidak selalu tetap maka kita mengambil rata-rata dari
kecepatan upstream dan downstream yaitu ½ (v+vo) maka persamaan (2)
menjadi:
𝑣+𝑣𝑜
𝑚 = 𝜌𝐴( )) (5)
2

Daya yang bisa diekstraksi menjadi :


1 (𝑣+𝑉0)
P0 = 2 [(𝜌𝐴 ] ( 𝑣 2 − 𝑣𝑜2 ) (6)
2

Persamaan ini menjadi :


𝑉0 𝑉0
1 (1+ )[1−( )2]
3 𝑉 𝑉
P0 = 2 𝜌𝐴𝑣 (7)
2

1
P0 = 2 𝜌𝐴𝑣 3 𝐶𝑝 (8)

𝑉0 𝑉0
(1+ )[1−( )2]
𝑉 𝑉
Cp = (9)
2

Cp adalah koefisien daya turbin

Gambar 1. Kurva efisiensi rotor dibandingkan Vo/V atau CP

Berdasarkan gambar 1 nilai maksimum Cp adalah 0.59. namun ini hanya


secara teoritis saja, nilai pada umumnya antara 0.4 sampai 0.5 untuk turbin
kecepatan tinggi dan 0.2-0.4 untuk turbin kecepatan rendah.

7
2.3 Sudut sudu

Sudu merupakan bagian dari turbin dimana konversi energi terjadi. Sudu
terdiri dari bagian akar sudu, badan sudu dan ujung sudu. Sudu kemudian dirangkai
sehingga membentuk satu lingkaran penuh. Sudu-sudu tetap (fixed) dipasang
melingkar pada dudukan berbentuk piringan yang disebut diapragma. Pemasangan
sudu-sudu tetap ini pada diapragma menggunakan akar berbentuk T sehingga
memberi posisi yang kokoh pada sudu. Diapragma terdiri dari dua bagian (atas dan
bawah) dan dipasang pada alur-alur yang ada didalam casing. Setiap baris dari
rangkaian sudu-sudu tetap ini membentuk suatu lingkaran penuh dan ditempatkan
langsung didepan setiap baris dari sudu-sudu gerak.

Daya pada turbin angin dipengaruhi oleh besarnya kecepatan angin yang
memutar turbin (persamaan 3) semakin besar kecepatan angin ,daya yang
dihasilkan semakin besar. Untuk menghitung daya mekanik turbin kita gunakan
koefisien daya (Cp) sebagai pengalinya sesuai rumus:
Pm = Cp x Pw (10)

Koefisien daya ini bisa dihitung dengan berbagai persamaan, untuk


menghitung Cp bisa digunakan persamaan :
−𝑐5
𝑐2
𝐶 (𝜆, 𝛽 ) = 𝑐1 ( 𝜆 − 𝑐 3 𝛽 − 𝑐4) 𝑒 𝜆𝑖
+c6λ (11)
𝑖

Dengan
1 1 0.035
= − (12)
𝜆𝑖 𝜆+0,08 𝛽 𝛽3 +1

Keterangan :

𝜆 = tip speed ratio (rasio kecepatan rotor terhadap kecepatan angin)


β = sudut sudu turbin (o)

Dari persamaan diatas bisa dilihat bahwa ada pengaruh sudut sudu turbin
terhadap koefisien daya seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.

8
Gambar 2 Karakteristik β terhadap Cp

Sudut sudu (β) merupakan sudut yang dibentuk antara sudu dengan sumbu
horizontal rotor. Bila β bertambah besar maka daya mekanik turbin akan semakin
berkurang. Bila kecepatan angin semakin besar maka daya akan semakian besar.
Untuk menghindari beban berlebih maka β ini diatur agar sistem tetap aman.

2.4 Maximum Power Point Tracker


Maksimum Power Point Tracker (MPPT) adalah suatu metode yang
digunakan untuk mengoptimalkan daya keluaran berbagai pembangkit listrik.
Pada pembangkit listrik tenaga angin, MPPT biasa digunakan untuk
mengoptimalkan daya keluaran dari generator dengan menggunakan konverter
daya elektronik. Selain itu MPPT bisa digunakan untuk menghindari kelebihan
daya bila ada penambahan kecepatan angin. Contoh hubungan antara kecepatan
angin dengan daya yang dibangkitkan bisa dilihat pada Gambar 3. Pada gambar
ini, sudu mulai bergerak pada kecepatan 4 m/s dan efisiensi optimal
aerodinamiknya didapat pada kecepatan angin 15 m/s. pada kecepatan 25 m/s
daya yang diterima dibatasi untuk menghindari kelebihan beban pada turbin
angin. Pada kecepatan cutout angin, turbin berhenti berputar untuk menghindari
kerusakan .

9
Gambar 3 Daya output turbin angin sebagai fungsi dari kecepatan angin.

Selama kondisi kecepatan angin maksimal, generator angin menggunakan


metode yang bervariasi untuk algoritma MPPT- nya, salah satunya dengan
Perturbation and Observation (P&O) Control. MPPT ini didasarkan pada
monitoring output wind-generator (WG) dengan mengukur tegangan atau arus
keluaran dari WG dan mengatur duty cycle dari dc/dc converter sesuai hasil
perbandingan antara nilai daya keluaran WG.

2.5 Boost converter

Boost converter adalah sebuah teknik Power supply switching Step-Up yang
merupakan konverter daya dari DC ke DC dengan tegangan output lebih besar dari
tegangan input. Ini merupakan teknik switched-mode power supply (SMPS) yang
mengandung setidaknya dua semikonduktor switching (dioda dan transistor) dan
setidaknya satu elemen penyimpanan energy seperti kapasitor, induktor, atau
kombinasinya. Filter biasanya terbuat dari kapasitor) biasanya ditambahkan untuk
output konverter sehingga dapat mengurangi riak tegangan output.

Gambar 4. Skema dasar boost converter

10
Pada MPPT ini digunakan boost converter berfungsi untuk mengatur
tegangan wind turbine ke tegangan beban, sedemikian sehingga daya output selalu
berada di titik daya maksimum.

2.6 Inverter
Inverter digunakan untuk mengubah tegangan input DC menjadi tegangan
AC. Keluaran inverter dapat berupa tegangan yang dapat diatur dan tegangan yang
tetap. Sumber tegangan input inverter dapat menggunakan battery, cell bahan
bakar, tenaga surya, atau sumber tegangan DC yang lain. Tegangan output yang
biasa dihasilkan adalah 120 V 60 Hz, 220 V 50 Hz, 115 V 400 Hz .

Gambar 5. Rangkaian inverter

11
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
Tujuan utama penelitian ini adalah bagaimana meningkatkan rasio daya
keluaran sistem pembangkit listrik tenaga angin tipe horizontal wind turbine. Agar
mendapat hasil yang akurat maka perlu dibandingkan antara sistem dengan
memakai MPPT dan tanpa MPPT.

3.1 Desain pembangkit listrik tenaga angin dengan MPPT


Desain sistem penelitiannya yaitu dengan menggunakan pembangkit listrik
tenaga angin turbin sumbu horizontal dengan daya keluaran sekitar 1 kW. Pada
bagian keluaran generator dihubungkan dengan Maximum Power Point Tracker
(MPPT) .

Gambar 6. Diagram blok sitem pembangkit listrik tenaga angin

dengan MPPT

12
3.2 Pemodelan sistem tanpa MPPT
Pemodelan sistem tanpa MPPT yaitu gambar 5 digunakan untuk mengetahui
karakteristik sistem pembangkit listrik tenaga angin. Sistemnya terdiri dari turbin
angin generator induksi, kemudian disearahkan dengan rectifier dan diukur daya
keluaran dengan memasang amperemeter dan voltmeter. Daya yang diperoleh
dihitung berdasakan hasil kali nilai pada amperemeter dan voltmeter yang sudah
di-RMS-kan.

Gambar 7. Pemodelan sistem tanpa MPPT

3.3 Pemodelan sistem dengan MPPT dengan menggunakan algoritma


Perturbation & Observation (P&O)
Teknik P&O (perturb and observation) merupakan salah satu dari teknik
MPPT, yang dipilih berdasarkan pertimbangan bahwa teknik ini memiliki
algoritma sederhana dan mampu menjejak potensi daya maksimum dari sistem.
Untuk pengaturan daya yang optimal digunakan Maximum Power Point Tracker
(MPPT) dengan mengatur duty cycle pada Boost DC-DC Converter. Algoritma
yang digunakan adalah Perturbation & Observation (P&O) yang cukup sederhana
dan mudah. Gambar 7 menunjukkan pemodelan sistem dengan MPPT
menggunakan algoritma P&O

13
Gambar 7. Pemodelan sistem dengan MPPT

14
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan perancangan yang dibuat pada bab 3, selenjutnya adalah


pengujian pada alat. Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil simulasi dan
pengujian sistem pembangkit listrik tenaga angin yang meliputi daya dan daya rata-
rata dari sistem tersebut.

4.1 Pengujian sistem tanpa MPPT


Pengujian ini untuk mengetahui karakteristik dari sistem. Pada pengujian ini
akan dihitung daya elektris yang dibangkitkan generator dengan menghitung daya
pada keluaran rectifier tiga fasa dan pada keluaran rectifier yang dipasang di beban.
Daya keluaran ini dihitung berdasarkan nilai tegangan dan arus yang terbaca pada
voltmeter dan amperemeter. Untuk mendapatkan nilai tegangan dan arus yang pasti
(tanpa ripple) dipasang sinyal rms untuk mendapatkan nilai tegangan dan arus rms.
Kemudian hasil perkalian tegangan dan arus kita plot dalam grafik yang
menampilkan karakteristik pengaruh beban terhadap daya keluaran sistem. Hasil
simulasi bisa dilihat di Tabel 1.
Tabel 1. Hasil simulasi tanpa MPPT untuk
berbagai kecepatan angin dan variasi beban

15
Pada pengujian tanpa MPPT ini didapatkan bahwa fluktuasi perubahan
dayanya cukup tinggi. Semakin besar nilai beban daya yang dihasilkan semakin
turun. Daya beban naik dan turun sesuai dengan pertambahan beban. Kecepatan
angin yang berbeda maka didapatkan daya yang berbeda pula, semakin besar
kecepatan angin maka daya yang di dapat juga semakin besar. Sesuai dengan
rumus (3) :
Pw = ½ ρAv3
Apabila dilihat dari persamaan tersebut jika semakin besar kecepatan angin
maka daya yang terukur semakin besar.

Gambar 8. Kurva daya untuk kecepatan 1 m/s


sampai 8 m/s

4.2 Pengujian sistem dengan MPPT

Untuk pengujian dengan MPPT turbin angin yang telah dibuat, sambungkan
ke rectifier untuk mendapatkan gelombang DC. Kemudian dihubungkan ke
konverter untuk mengatur besar tegangan. MPPT bekerja dengan mensensor
tegangan pada keluaran rectifier dan daya pada keluaran konverter dengan
mengalikan tegangan dan arus yang didapat dari voltmeter dan amperemeter dan
nilai tersebut sudah dirata-rata dengan memasang signal rms agar bisa didapatkan
nilai yang nyata tanpa terpengaruh besarnya ripple.

16
Pengaturan besar tegangan tersebut dilakukan dengan cara mengatur duty
cycle yang kemudian terhubung dengan PWM. Perubahan duty cycle tersebut
mengikuti perubahan dari daya output yang terukur pada beban. Konverter DC-DC
tersebut terhubung dengan beban R yang besarnya berubah, dari 25 ohm sampai
1000 ohm, daya beban yang diamati kemudian dicatat dengan perubahan nilai
hambatan pada beban. Berdasarkan karakteristik sistem, didapatkan daya maksimal
pada hampir semua kecepatan angin didapatkan pada beban 100 ohm , oleh karena
itu pengujian sebagai daya maksimum untuk menghitung efisiensi pembangkit
diambil daya acuan (daya pembangkitan maksimal) pada beban 100 ohm.
\
Tabel 3. Perbandingan hasil simulasi tanpa MPPT dan dengan
MPPT dengan kecepatan angin 3 m/s

Dari hasil didapatkan bahwa rata-rata daya dibandingkan daya maksimum:


1. Untuk pengujian tanpa MPPT = 45,57%
2. Untuk pengujian dengan MPPT = 51,88 %

17
Tabel 4 Perbandingan hasil simulasi tanpa MPPT dan dengan
MPPT dengan kecepatan angin 4 m/s

Dari hasil didapatkan bahwa rata-rata daya dibandingkan daya maksimum:


1. Untuk pengujian tanpa MPPT = 45,12%
2. Untuk pengujian dengan MPPT = 51,88 %

Tabel 5. Perbandingan hasil simulasi tanpa MPPT dan dengan


MPPT dengan kecepatan angin 5 m/s

18
Dari hasil didapatkan bahwa rata-rata daya dibandingkan daya maksimum:
1. Untuk pengujian tanpa MPPT = 44,01%
2. Untuk pengujian dengan MPPT = 49,54 %

Tabel 6. Perbandingan hasil simulasi tanpa MPPT dan dengan


MPPT dengan kecepatan angin 6 m/s
Daya (Watt) pada
R kec. Angin 6 m/s Rasio Daya (%)
(ohm) Tanpa tanpa dengan
MPPT MPPT MPPT MPPT

25 0.11 5.6 0.02 0.93


50 596.7 630.5 98.84 104.44
100 603.7 689 100.00 114.13
500 323.4 367.1 53.57 60.81
1000 190.8 234.5 31.61 38.84
5000 81.65 100.6 13.52 16.66
10000 48.19 67.9 7.98 11.25
Rata-rata(%) 43.65 49.58

Dari hasil didapatkan bahwa rata-rata daya dibandingkan daya maksimum:


1. Untuk pengujian tanpa MPPT = 43,65%
2. Untuk pengujian dengan MPPT = 49,58 %

Tabel 7. Perbandingan hasil simulasi tanpa MPPT dan dengan


MPPT dengan kecepatan angin 8 m/s

19
Dari hasil didapatkan bahwa rata-rata daya dibandingkan daya maksimum:
1. Untuk pengujian tanpa MPPT = 43,30%
2. Untuk pengujian dengan MPPT = 48,31 %

Berdasarkan besarnya rasio daya pada 5 sampel kecepatan angin, bisa


dilihat bahwa sistem pembangkit listrik tenaga angin dengan MPPT mempunyai
rasio daya rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan yang tidak menggunakan
MPPT. Artinya pembangkit listrik tenaga angin dengan MPPT mempunyai
kinerja dan efisiensi yang lebih baik dibandingkan dengan yang tanpa MPPT.
Kecepatan angin Rasio daya rata-rata
Tanpa MPPT Dengan MPPT
3 m/s 45.57 48.22
4 m/s 45.12 51.88
5 m/s 44.01 49.54
6 m/s 43.65 49.58
8 m/s 43.30 48.31

Dari berbagai data kecepatan angin di atas, bisa dilihat bahwa rata-rata
daya tanpa MPPT hanya sekitar 44.33% saja. Sedangkan yang dengan MPPT
rasio daya rata-rata mengalami kenaikan yaitu sebesar 49,51%

20
BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Penelitian ini telah memaparkan secara komprehensive teknologi turbin
sumbu horisontal untuk pembangkit listrik tenaga angin. Untuk meningkatkan rasio
daya keluaran sistem pembangkit listrik tenaga angin maka di gunakan metode
Maximum Power Point Tracker (MPPT). Dari hasil simulasi didapatkan bahwa
sistem yang dilengkapai dengan MPPT bisa meningkatkan efisiensi daya dari
sistem. Dari kelima pengujian berdasarkan kecepatan angin didapatkan hasil bahwa
pembangkit listrik tenaga angin yang menggunakan MPPT, rasio daya rata-ratanya
lebih tinggi daripada yang tidak menggunakan MPPT, oleh karena itu MPPT dapat
digunakan untuk meningkatkan rasio daya pembangkit listrik tenaga angin yang
dihubungkan pada beban yang bervariasi.

5.2 Saran
Percobaan ini masih memiliki beberapa aspek yang belum sempurna,
sehingga perlu inovasi serta perlu adanya penyesuaian ulang dengan kondisi aktual.
Hal tersebut bertujuan agar hasil penelitian ini bisa di implementasikan secara luas
dengan hasil yang optimal. Hal ini tentunya perlu ada dukungan dari pihak-pihak
terkait agar bisa terealisasi dengan baik sehingga penggunaan renewable energy
yang ramah lingkungan bisa perlahan menggantikan energi konvensional

21
DAFTAR PUSTAKA

[1] Muyen, S.M.. Tamura, Junji.Murata, Toshiaki.‖Stability Augmentation of


a Grid-connected Wind Farm‖.Springer.London.2009
[2] Masters, Gilbert M.. ―Renewable &Efficient Electric *Power System‖.
Wiley Interscience.London.2004.
[3] Patel, Mukund P. ―Wind and Solar Power Systems Second
Edition.Taylor&Francis.New York.2006.
[4] Wind Turbine :: Blocks (SimPowerSistems™)..<URL:
http://www.mathworks.com/help/toolbox/physmod/powersys/ref/windtu
rbine.html>. Diakses pada 4 April 2015.
[5] Nurmiata,Pasra. –Analisis Hubungan Kecepatan Angin Terhadap Daya
Listrik pada PLTB 500 Watt.Jakarta.2019
[6] M.Najib, Achmad Sasmito. -Kajian Potensi Energi Angin di Wilayah
Sulawesi dan Maluku.2011

22

Anda mungkin juga menyukai