PROPOSAL SKRIPSI
Oleh
Aldianto Wahyu Ramadhan
NIM 141910201019
1. Latar Belakang
Pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia yang semakin tinggi
mengakibatkan adanya beberapa masalah pokok yang dialami oleh Indonesia
seperti masalah energi, terutama energi listrik. Menurut BPPT Outlook Energi
Indonesia (2016:69) Projection of Electricity Demand by Sector terus mengalami
peningkatan. Konsumsi listrik Indonesia tahun 2014 mencapai 199 TWh. Konsumsi
listrik tersebut masih dominan untuk keperluan konsumtif dengan konsumsi listrik
sektor rumah tangga mencapai 42% terhadap total konsumsi listrik, disusul sektor
industri sebesar 33%, diikuti oleh sektor komersial sebesar 24%, dan sektor
transportasi sebesar 0,1%. Dengan adanya peningkatan jumlah penduduk yang
sangat signifikan maka kebutuhan akan energi listrik juga akan meningkat,
akibatnya beban listrik akan meningkat juga.
Salah satu cara untuk mengatasi permasalah kebutuhan energi listrik diatas
adalah dengan pemanfaatan energi terbarukan yaitu energi angin atau bayu. Hal
tersebut dikarenakan potensi angin yang cukup besar untuk dapat digunakan
sebagai sumber energi listrik dengan menggerakkan sudu pada kincir angin. Energi
angin juga sangat mudah diperoleh secara bebas, apalagi bentuk dataran Indonesia
yang sangat cocok untuk mengembangkan energi listrik dari PLT Angin. Menurut
Blueprint Pengelolaan Energi Nasional 2005-2025, potensi angin cukup besar
dengan sumber daya mencapai 9,29 GW, sedangkan kapasitas yang terpasang
hingga saat ini hanya sebesar 0,50 GW. Selain itu, PLT Angin yang ada saat ini
masih belum menggunakan sistem optimasi untuk menghasilkan energi listrik dari
gerakan blade yang lebih besar. Indikator keterbatasan pengembangan teknologi
turbin angin di Indonesia dapat dilihat pada penggunaan turbin angin yang bersifat
konvensional, yang berarti tanpa adanya mode kontrol.
Untuk mengatasi kelemahan tersebut, beberapa penelitian sudah dan telah
dilakukan. Secara umum, berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, untuk
mengoptimalkan daya keluaran dari turbin angin, sistem pembangkit listrik tenaga
angin perlu dilengkapi dengan MPPT. Dalam penelitian ini, digunakan teknologi
MPPT untuk mengoptimalkan daya keluaran pembangkit listrik tenaga angin
dengan cara mencari daya listrik maksimum pada laju angin yang telah ditentukan.
2
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka didapatkan inti masalah yang akan
diselesaikan pada penelitian ini yaitu :
1. Bagaimana memodelkan sistem turbin angin yang dilengkapi dengan
MPPT ?
2. Berapakah efisiensi yang dapat diperoleh sistem turbin angin yang
dilengkapi dengan MPPT menggunakan metode P&O ?
3
3. Batasan Masalah
Untuk memfokuskan penelitian pada bagian yang dianggap pentiing, maka
dilakukan pembatasan masalah sebagai berikut :
1. Proses simulasi hanya dilakukan menggunakan perangkat lunak
MATLAB.
2. Sistem yang akan dirancang dalam penelitian ini adalah sistem pembangkit
listrik tenaga angin, yang akan dianalisis daya keluarannya yang dihasilkan
oleh sistem turbin angin yang dilengkapi MPPT dengan metode Perturb
and Observe. Kemudian akan dilakukan perbandingan dengan sistem
turbin angin tanpa dilengkapi MPPT.
3. Pitch angle pada turbin angin bernilai konstan.
4. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan pada penelitian kali ini adalah :
1. Memodelkan dan mensimulasikan sistem turbin angin yang dilengkapi
MPPT dengan metode Perturb and Observe untuk mendapatkan daya
keluaran yang maksimal.
2. Mengetahui berapa besar peningkatan efisiensi sistem turbin angin setelah
dilengkapi dengan MPPT.
3. Mengetahui perbandingan daya keluaran antara sistem turbin angin yang
dilengkapi MPPT dengan sistem turbin angin yang tidak dilengkapi MPPT.
5. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Dapat memberikan gambaran mengenai pengembangan turbin angin
dengan penambahan MPPT untuk menghasilkan energi yang sesuai dengan
kapasitas turbin angin.
4
6. Tinjauan Pustaka
Pada bab ini dijelaskan materi tentang pengumpulan pendapat atau teori yang
telah ada yang berkaitan dengan masalah yang dibahas, membandingkan dan
memilih teori yang paling relevan untuk memecahkan masalah, membahas atau
menilai kelemahan dan keunggulan teori-teori, dan menentukan teori-teori sebagai
dasar analisis selanjutnya, dan dapat dijelaskan dibawah ini antara lain :
Prinsip kerja dari turbin angin cukup sederhana yaitu energi angin yang
memutar blade dari turbin angin, kemudian diteruskan untuk memutar rotor pada
generator, sehingga akan menghasilkan energi listrik. Dalam hal ini tegangan AC
yang dihasilkan oleh generator akan dikonversikan menjadi tegangan DC untuk
selanjutnya dihubungkan pada beban. Untuk mendapatkan keluaran DC yang lebih
optimal maka perlu digunakan kontrol MPPT.
Blade pada turbin angin bekerja untuk mengubah energi dari pergerakan aliran
udara, kemudian mengubah energi tersebut menjadi energi rotasi untuk
menggerakkan sistem mekanis pada rotor dari generator listrik (Hanifah dkk.,
2016). Energi kinetik dalam udara terdiri dari massa (m) yang bergerak dengan
kecepatan (v) yang diberikan dalam persamaan berikut :
1
𝐸= 𝑚𝑣 2 ..............................................................................................(6.1)
2
Dimana, m adalah massa laju aliran per detik. Ketika udara melewati
sebuah luasan A, seperti daerah sapuan oleh rotor blade, maka daya dari
udara tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :
1
𝑃𝑤𝑖𝑛𝑑 = 𝜌𝐴𝑣 3 ......................................................................................(6.3)
2
dimana :
P : daya (Watt)
𝜌 : kerapatan udara (kg/m3)
A : luas daerah sapuan baling-baling rotor (m2)
V : kecepatan angin tanpa gangguan (m/s)
Dalam sistem konversi turbin angin, energi mekanik yang dihasilkan oleh
turbin angin diubah menjadi energi listrik oleh generator sinkron magnet permanen
(PMSG), PMSG sangat tepat digunakan untuk pembangkit listrik skala kecil yang
berdiri sendiri tanpa memerlukan eksitasi dari luar, disamping itu generator sinkron
memiliki karakteristik bebas dari riak torsi dan strategi kontrolnya sederhana.
Generator sinkron dengan magnet permanen memiliki nilai reaktansi rendah
daripada jenis mesin listrik yang lain. Selain itu, generator sinkron dengan magnet
7
permanen (PMSG) memiliki kemampuan torsi tinggi yang akan bermanfaat bagi
sistem turbin angin jika terjadi hembusan angin yang keras (Prima, 2016).
Dapat dilihat dalam Gambar 1, pada tugas akhir ini turbin angin sebagai
penggerak rotor pada PMSG, sehingga generator menghasilkan listrik. Daya
keluaran PMSG disearahkan dengan rectifier, karena keluaran dari generator
tersebut masih berupa listrik AC sehingga harus disearahkan menjadi listrik DC.
6.3 Penyearah
Rangkaian penyearah (Rectifier) merupakan salah satu jenis rangkaian
elektronika daya yang dapat mengubah tegangan bolak-balik (AC) menjadi
tegangan searah (DC). Gambar 4 menunjukkan rangkaian tiga phasa, dioda
penyearah jembatan gelombang penuh. Listrik AC keluaran PMSG akan
disearahkan oleh penyearah dioda gelombang penuh tiga phasa menggunakan
sistem jembatan dengan enam buah dioda R1, R3 dan R5 katodanya disatukan
sebagai terminal positif. Dioda R4, R6 dan R2 anodanya yang disatukan sebagai
terminal negatif seperti pada Gambar 4. tegangan DC yang dihasilkan memiliki
enam pulsa yang dihasilkan oleh masing-masing dioda tersebut. Tegangan DC yang
dihasilkan halus karena tegangan riak (ripple) dan lebih rata (Siswoyo, 2008).
Urutan konduksi dari keenam dioda dapat dilihat dari siklus gelombang
sinusoida, dimana konduksi secara bergantian. Konduksi dimulai dai Diode R1+R6
sepanjang sudut komutasi 60⁰. Berturut-turut disusul dioda R1+R2, selanjutnya
8
dioda R3+R2, urutan keempat R3+R4, kelima R5+R4 dan terakhir R5+R6 seperti
ditunjukan pada Gambar 5. Dalam satu siklus gelombang tiga phasa terjadi enam
kali komutasi dari keenam dioda secara bergantian dan bersama-sama.
Besar dan kecilnya nilai tegangan output diatur berdasarkan duty cycle (D)
PWM pada switch. Bila D > 0,5 maka output akan lebih besar dari input. Sedangkan
bila D < 0,5 maka output akan lebih kecil dari input dan Vin = Vout saat D = 0,5.
dimana,
Vo : Tegangan Output
Vin : Tegangan Input
D : Duty Cycle
Selanjutnya untuk penentuan nilai komponen (Resistor, Induktor dan
Kapasitor) didapatkan dari persamaan dibawah ini :
Vo
R= ...............................................................................................................(6.5)
Io
(1−D)2
𝐿𝑚𝑖𝑛 = x R...........................................................................................(6.6)
2f
Arus Induktor
𝑉𝑖𝑛+𝑉𝑜+𝑉𝑓
𝐼𝐿 = 𝐼𝑜𝑢𝑡 ( )...................................................................................(6.7)
𝑉𝑖𝑛
dimana,
R : Resistansi (Ω)
L : Induktansi (H)
f : Frekuensi switching (Hz)
IL : Arus Induktor (A)
Penentuan nilai kapasitor
Vo x D
C= ...................................................................................................(6.8)
R x ∆Vo x f
dimana,
C : Kapasitansi kapasitor (Farad)
∆Vo : Ripple tegangan keluaran (Volt)
daya keluaran dari generator yang telah disearahkan oleh rectifier, dengan
menggunakan konverter daya elektronik sehingga daya output selalu berada pada
titik daya maksimum. Pada tugas akhir ini konverter daya elektronik yang
digunakan yaitu boost converter. Selain itu MPPT bisa digunakan untuk
menghindari kelebihan daya bila ada penambahan kecepatan angin. Contoh
hubungan antara kecepatan angin dengan daya yang dibangkitkan bisa dilihat pada
Gambar 7. Pada gambar ini, sudu mulai bergerak pada kecepatan 4 m/s dan efisiensi
optimal aerodinamiknya didapat pada kecepatan angin 15 m/s. Pada kecepatan 25
m/s daya yang diterima dibatasi untuk menghindari kelebihan beban pada turbin
angin. Pada kecepatan cut out angin, turbin berhenti berputar untuk menghindari
kerusakan (Ragheb, 2015).
Gambar 8. Daya output turbin angin sebagi fungsi dari kecepatan angin
Maximum Power Point Tracker (MPPT) ini didasarkan pada monitoring output
wind-generator (WG) dengan mengukur tegangan atau arus keluaran dari WG dan
mengatur duty cycle dari dc/dc converter sesuai hasil perbandingan antara nilai daya
keluaran WG (Hanifah dkk., 2016).
tersebut. Tujuan utama algoritma ini adalah untuk menjaga agar titik operasi selalu
berada pada Pmax untuk setiap kecepatan angin. Inti tracking dari metode yaitu
menghitung kemiringan (slope). Pada Gambar 8 dijelaskan bahwa, terdapat 3 jenis
titik yang berada pada 3 posisi. Di sebelah kiri puncak dP/dV > 0, dipuncak kurva
dP/dV = 0 dan di sebelah kanan puncak dP/dV < 0 (Rusminto dkk., 2009).
Bila kenaikan tegangan turbin angin ternyata menaikkan daya keluaran, maka
sistem akan menaikkan tegangan sampai daya keluaran mulai turun. Bila sampai
tahap ini terjadi, maka tegangan akan diturunkan sampai diperoleh daya maksimum
lagi. Jadi titik daya maksimum akan diperoleh pada kisaran nilai tersebut.
7. Metode Penelitian
Pada bab ini menjelaskan tentang tempat dan waktu, ruang lingkup, jenis dan
sumber data, serta metode pengumpulan data.
7.1 Tempat Penelitian
Penilitian ini dilakukan di Laboratorium Konversi Energi Listrik, Fakultas
Teknik, Universitas Jember yang beralamat di Jln. Slamet Riyadi no. 62 Patrang,
Jember.
13
4. Analisa Data
Setelah didapatkan hasil dari pemodelan sistem turbin angin, maka dilakukan
pengumpulan data terlebih dahulu. Kemudian dilakukan perhitungan agar dapat
mengetahui perbedaan daya keluaran dan efisiensi yang dihasilkan sistem turbin
angin yang dilengkapi MPPT dan tanpa dilengkapi MPPT. Selanjutnya, dari data
yang diperoleh dapat diketahui pengaruh perubahan kecepatan angin dengan daya
keluaran yang dihasilkan.
5. Pengambilan Keputusan
Pada tahap ini yaitu membuat kesimpulan dari pengujian simulasi sistem
pembangkit listrik tenaga angin dan analisa data yang telah diperoleh sebelumnya.
Dan juga pemberian saran yang dimaksud untuk pertimbangan atas pengembangan
selanjutnya terhadap penelitian yang dilaksanakan sekarang.
listrik sebelumnya. Hal ini menentukan variabel ΔD berikutnya. Jika besar nilai
daya yang dihasilkan meningkat maka variabel ΔD akan bernilai tetap, sebaliknya
jika besar nilai daya yang dihasilkan menurun maka variabel ΔD akan berubah
(Dwiyan dkk., 2016)
Gambar 12. Blok diagram sistem pembangkit listrik tenaga angin dengan MPPT
pada level tertentu) di kapasitor sehingga diperoleh daya output maksimum yang
dikontrol dengan MPPT menggunakan metode perturb and observe.
Gambar 13. Model turbin angin yang digunakan oleh Ricky Elson di Ciheras-
Tasikmalaya
Turbin angin yang digunakan yaitu turbin angin sumbu horizontal. Data
turbin angin yang digunakan pada penelitian ini merupakan data turbin angin milik
LAN dengan daya rated adalah 500 W yang disesuikan dengan kecepatan angin di
Indonesiam yaitu tidak telalu besar dan tidak juga terlalu kecil kecepatan anginnya.
Data karakteristik turbin angin yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada
Tabel 2.
20
7.6.2 PMSG
Parameter dari permanent magnet synchronous generator (PMSG) yang
digunakan pada penelitian ini ditunjukkan pada tabel 3.
Pada gambar 7.14 merupakan gambar rangkaian dasar DC-DC buck – boost
converter, dalam rangkaian ini terdapat beberapa komponen dasar yaitu induktor,
kapasitor, dioda dan MOSFET. Untuk menentukan spesifikasi dari buck – boost
converter disesuaikan dengan karakteristik dari turbin angin yang digunakan.
Berikut ini spesifikasi untuk perancangan awal dari DC-DC buck – boost converter
yang akan digunakan untuk simulasi :
𝐷
1,846 =
(1 − 𝐷)
1,846 − 1,846𝐷 = 𝐷
𝐷 = 0,648
Penentuan nilai resistor
𝑉𝑜
𝑅= ...............................................................................................................(7.4)
𝐼𝑜
48
𝑅=
10
𝑅 = 4,8 Ω
Penentuan nilai induktor
(1−𝐷)2
𝐿𝑚𝑖𝑛 = 𝑥𝑅 ............................................................................................(7.5)
2𝑥𝑓
(1 − 0,648)2
𝐿𝑚𝑖𝑛 = 𝑥4,8
2𝑥20000
0,123904
𝐿𝑚𝑖𝑛 = 𝑥4,8
40𝑘
𝐿𝑚𝑖𝑛 = 1,48𝑥10−5 𝐻
23
DAFTAR PUSTAKA
Ahmed, S., K. Abdulla, A. Barua, J. Sikder, dan R. Chakma. 2015. Design &
Implementation of Controller Based Buck-Boost Converter for Small Wind
Turbine. IOSR-IEEE.
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. 2016. Outlook Energi Indonesia 2016.
Jakarta: BPPT.
Chandan, S.D., dan V. Chayapathy. 2014. Buck Boost Converter for Small Wind
Turbine. IJLTEMAS. 3(4): 102-105.
Firad, M., dan S. Nababan. 2007. Evaluasi Topologi Konverter DC-DC untuk
Memperbaiki Kinerja Pembangkit Listrik Tenaga Angin Pengisi Batere.
Laporan Penelitian. Mataram: Jurusan Teknik Elektro Universitas Mataram.
Otong, M., dan R. Mardanie. 2016. Maximum Power Point Tracking (MPPT) Pada
Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Angin Menggunakan Buck-Boost
Converter. Jurnal Ilmiah SETRUM. 5(2): 103-110.
Yu, G.R., dan C. Wei Wu. 2014. Maximum Power Point Tracking of Wind Energy
Systems for Wide Range Operation. IEEE.