Abstrak— Perkembangan teknologi energi baru dan tersebut lebih besar 20 kali lipat dibandingkan dengan
terbarukan menjadi persoalan yang mendunia saat ini. konsumsi energi dunia saat ini.
Berbagai cara seperti kecerdasan buatan, algoritma Potensi energi angin di Indonesia banyak ditemui pada
peramalan dan optimasi kontrol dilakukan untuk pesisir selatan Jawa, Sumatera, dan pulau-pulau di Indonesia
mendapatkan hasil yang stabil dan dapat diaplikasikan bagian timur. Berdasarkan data Blueprint Energi Nasional,
pada masa yang akan datang. Pada buku Tugas akhir ini Departemen ESDM RI, dapat dilihat bahwa potensi
akan dibahas mengenai implementasi Maximum Power Pembangkit Listrik Tenaga Angin di Indonesia sangat menarik
Point Tracking (MPPT) pada sistem turbin angin skala kecil untuk dikembangkan karena dari potensi sebesar 9.29 GW, baru
yang dikontrol menggunakan metode Modified Perturb & sekitar 0.5 GW yang dikembangkan, yang berarti baru sekitar
Observe (P&O) pada kontrol konverter buck berdasarkan 5.38% [1]. Daerah Indonesia bagian timur seperti NTB, NTT,
nilai arus dan tegangan yang dihasilkan pada keluaran dan Maluku memiliki energi angin yang potensial untuk
Permanent Magnet Synchronous Generator (PMSG). P&O dimanfaatkan. Hal ini berbanding terbalik dengan ketersediaan
merupakan metode yang paling banyak digunakan pada kebutuhan listrik pada daerah tersebut yang sangat minim.
MPPT. Dengan modifikasi pada hal mendasar dari Energi angin dapat menghasilkan energi listrik dengan
algoritma P&O, MPPT dapat menghasilkan daya optimal menggunakan turbin angin. Turbin angin memiliki berbagai
dan kecepatan yang lebih baik dalam pencarian nilai daya macam jenis berdasarkan dari bentuk dan poros yang
maksimum. Modifikasi pada metode P&O dapat dilakukan digunakan. Turbin angin terhubung dengan generator yang
dengan cara menambahkan strategi kontrol dalam dapat mengubah energi gerak dari turbin angin menjadi energi
perubahan besarnya step dari duty cyle (∆D). Seiring listrik. Generator yang umum digunakan pada pembangkitan
dengan perubahan besarnya tegangan dan arus masukan energi listrik berbasis turbin angin adalah Permanent Magnet
pada MPPT, keluaran daya yang dihasilkan juga akan Synchronous Generator (PMSG).
berubah-ubah. Perubahan daya tersebut akan Besar daya keluaran yang dihasilkan oleh PMSG bervariasi,
mempengaruhi perubahan ∆D. Dengan modifikasi metode tergantung dari besarnya kecepatan angin. Maximum Power
P&O pada MPPT ini, osilasi daya keluaran pada turbin Point Tracking (MPPT) digunakan untuk mendapatkan nilai
angin dapat diredam dengan baik. Hasil akhir dari daya maksimum dari pembangkitan energi listrik ini. MPPT
penelitian ini adalah turbin angin skala kecil menggunakan berbasis metode Perturb & Observe (P&O) telah banyak
sistem MPPT berdasarkan metode Modified P&O dapat digunakan dalam pencarian nilai daya maksimum. P&O
menghasilkan daya maksimum yang optimal dengan merupakan metode yang mudah untuk diimplementasikan pada
kecapatan tracking yang cepat. sistem turbin angin karena memiliki algoritma yang sederhana.
Selain itu, penggunaan metode P&O tidak membutuhkan
Kata Kunci— Energi Baru dan Terbarukan, Turbin Angin, informasi kecepatan angin dan parameter turbin angin sehingga
PMS G, MPPT, Modified Perturb and Observe. lebih efisien dan memiliki harga yang paling rendah diantara
metode-metode yang ada. Metode ini memiliki feedback yang
I. PENDAHULUAN sederhana dan beberapa parameter pengukuran. Kekurangan
metode ini menghasilkan osilasi pada kondisi steady state
digunakan step size yang bernilai besar, sedangkan apabila Dalam tugas akhir ini, karena turbin angin yang digunakan
perubahan dari nilai tegangan kecil digunakan step size yang memiliki sudut turbin yang statis (fixed pitch), maka nilai dari
kecil [2]. pitch angle β sama dengan nol untuk mendapatkan nilai Cp
Dengan modifikasi pada hal mendasar dari algoritma P&O, maksimal. Setelah semua nilai persamaan dimasukkan maka
MPPT dapat menghasilkan akurasi yang lebih baik dalam akan didapatkan kurva karakteristik dari daya atau torsi
pencarian nilai daya maksimum. Modifikasi pada metode P&O mekanik dengan kecepatan pada rotor.
dapat dilakukan dengan cara menambahkan strategi kontrol Setiap sistem pasti memiliki s uatu tingkat efesiensi kerja
dalam perubahan besarnya size-step dari duty cycle (∆D). Pada karena hampir tidak ada sistem yang mampu bekerja sempurna,
tugas akhir ini algoritma modified perturb & observe akan seperti halnya turbin angin ini. Oleh karena itu, untuk
diimplementasikan pada sistem turbin angin standalone dengan mendapatkan energi mekanik dari hasil turbin ini maka perlu
menggunakan mikrokontroller. diperhitungkan juga nilai efesiensi turbin (Cp). Nilai efesiensi
ini sudah ditentukan dari awal mula sistem (turbin angin) ini
didesain. Energi mekanik dari turbin ini berupa kecepatan putar
II. DASAR TEORI
rotor turbin (ω) dan torsinya T, (besar gaya yang diberikan pada
A. Turbin Angin suatu panjang lengan beban/blade).
Turbin angin mengikuti variasi perubahan kecepatan angin Prinsip kerja dari turbin angin ini dengan menangkap angin
dan menghasilkan daya maksimum pada saat keadaan operasi menggunakan sudu turbin yang di desain seperti sayap pesawat
normal dengan kecepatan rendah melalui MPPT. Saat terbang. Ketika angin bertiup melalui sudu tersebut, maka akan
kecepatan angin lebih besar dari rating kecepatan turbin angin, timbul udara bertekanan rendah pada bagian bawah sudu,
turbin angin akan bekerja dalam keadaan daya konstan dengan tekanan udara yang rendah akan menarik sudu untuk bergerak
cara mengatur beban generator atau pitch angle turbin [3]. ke area tersebut. Gaya yang ditimbulkan dinamakan gaya
Gambar 1 menunjukkan kurva daya ideal pada turbin angin angkat. Besarnya gaya angkat ini biasanya lebih kuat dari
dengan kecepatan angin yang bervariasi. Pada Region II, daya tekanan pada depan sisi sudu, atau yang biasa disebut gaya
keluaran turbin akan bekerja sesuai dengan MPPT. tarik. Kombinasi antara gaya angkat dan gaya tarik
menyebabkan rotor berputar seperti propeller dan memutar
generator. Turbin angin bisa digunakan secara stand-alone, atau
bisa dihubungkan ke jaringan transmisi atau bisa
dikombinasikan dengan sistem panel surya.
B. Permanent Magnet Synchronous Generator (PMSG)
Generator merupakan alat konversi energi mekanik menjadi
energi listrik. Generator mengubah torsi (T) dan kecepatan
putar rotor (ω) yang diterimanya dari blade menjadi nilai
tegangan (V) dan arus (I). Hasil keluaran dari generator ini
berupa listrik AC 3 fasa.
Energi mekanik
𝑃𝑚 = 𝜔. 𝑇 (3)
Energi listrik
Gambar 1. Kurva daya ideal pada turbin angin 𝑃𝑒 = 𝑉. 𝐼 (4)
Turbin angin merupakan alat konversi energi angin menjadi V = tegangan (volt)
energi mekanik. Energi angin (Pwind ) merupakan hasil dari I = arus (ampere)
setengah kali massa jenis udara (ρ) dengan luas penampang Generator sinkron dengan magnet permanen tidak
cakupan dari turbin angin (A) dan pangkat tiga dari kecepatan membutuhkan sistem eksitasi karena sumber eksitasi
anginnya (v 3 ). Energi tersebut menggerakkan rotor turbin angin disediakan oleh magnet permanen pada rotor. Kontrol tegangan
yang terhubung dengan generator untuk menghasilkan listrik. untuk sistem eksitasi tidak diperlukan, sehingga mengurangi
Daya keluaran maksimum dari turbin angin terbatas pada kesulitan dalam sistem kontrolnya.
koefisien daya (Cp). Koefisien daya adalah fungsi dari tip speed Permanent Magnet Synchronous Generator (PMSG)
ratio λ. Nilai dari koefisien daya tidak lebih dari 59.3%. biasanya digunakan untuk membangkitkan listrik pada daya
Umumnya, Cp bernilai 25% hingga 45% [12]. Daya mekanik rendah, sehingga penggunaan PMSG sesuai untuk
(Pm) yang dihasilkan oleh angin dari rotor turbin angin dapat pembangkitan listrik tenaga angin untuk skala kecil.
dirumuskan sebagai berikut: Keuntungan menggunakan sebuah PMSG adalah biaya yang
1
𝑃𝑚 = 𝜌𝐶𝑝𝜋 𝑅 2 𝑣 3 (1) rendah, ketahanan, kesederhanan, dan lebih mudah
2
R = jari-jari turbin angin (m) mengkopling grid, akan tetapi kelemahan utamanya adalah
ρ = massa jenis udara (kg/m3 ) perlunya kompensator faktor daya dan efesiensi yang lebih
v = kecepatan angin (m/s) rendah.
Sedangkan torsi T (Nm) yang dihasilkan oleh turbin angin Prinsip generator sinkron terdapat hubungan antara frekuensi
adalah dan kecepatan yang ditunjukkan dalam persamaan berikut:
120𝑓
𝑇 = 𝑚
𝑃
(2) 𝑁𝑠 = 𝑁𝑟 = (5)
𝑝
𝜔
ω = kecepatan putar rotor turbin angin (rad/s) Nr = kecepatan medan rotor (rpm)
JURNA L TEKNIK ITS Vo l. 5, No. 2, (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B267
rusaknya mikrokontroller akibat dari besarnya nilai sisi 37 V hinnga 100 V dan arus 0.3 A hingga 3 A. Spesifikasi dari
masukan pada sensor. konverter yang dirancang dapat dilihat pada Tabel 2.
T abel 2
D. Rectifier Spesifikasi Konverter Buck
Rectifier yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah Parameter Nilai
penyearah 6 pulsa tidak terkontrol. Dengan menggunakan tiga Induktor 10 mH
pasang dioda yang bekerja secara bergantian, maka tegangan Kapasitor 300 µF
Frekuensi 31.5 kHz
AC akan diubah menjadi tegangan DC yang memiliki enam
puncak gelombang. Penyearah 6 pulsa tidak terkontrol dipilih G. Perturb and Observe
untuk mempermudah kontrol dari penyearah. Metode perturb and observe (P&O) dapat digunakan untuk
Dalam penggunaan rectifier pada sstem turbin angin ini juga menentukan titik optimum. Dengan menggunakan metode
digunakan kapasitor. Kapasitor digunakan untuk memperhalus P&O, nilai daya maksimum bisa didapatkan tanpa harus
tegangan keluaran rectifier. Kapasitor yang digunakan memiliki mengetahui karakteristik dari sistem turbin angin. Nilai daya
kapasitas 2200 µF. maksimum didapatkan dengan cara mengatur besaran tegangan
E. Arduino MEGA 2560 dc pada konverter. Dengan perubahan besar tegangan dc pada
Mikrokontroller yang digunakan adalah Arduino. Arduino konverter, maka nilai daya juga akan berubah. Metode ini
diguakan untuk mempermudah dalam pemrograman yang akan mengatur dan mengamati setiap perubahan tersebut. Perubahan
dibuat. Dalam tugas akhir ini dipilih Arduino tipe MEGA 2560. ditentukan pada step-size (∆D) tertentu dan waktu tertentu.
Arduino MEGA 2560 digunakan karena memori yang dimiliki Besar nilai daya listrik yang dihasilkan dibandingkan dengan
oleh Arduino MEGA 2560 lebih besar dibandingkan dengan daya listrik sebelumnya. Hal ini menentukan variabel ∆D
Arduino lainnya. berikutnya. Jika besar nilai daya yang dihasilkan meningkat
Analog input yang digunakan adalah port A0 sebagai hasil maka variabel ∆D akan bernilai tetap, sebaliknya jika besar
pembacaan dari sensor tegangan dan port A4 sebagai hasil nilai daya yang dihasilkan menurun maka variabel ∆D akan
pembacaan dari sensor arus. Port PWM yang digunakan berubah. Prinsip kerja dari metode ini dapat dilihat berdasarkan
sebagai keluaran dari duty cycle adalah port 13. Port 13 Gambar 4.
digunakan karena pada port ini ada LED sebagai indikator, Mulai
F. Konverter Buck
Besarnya nilai induktor dan kapasitor dapat ditentukan P(n-1) = P(n)
berdasarkan perhitungan. Konverter buck merupakan penurun V(n-1) = V(n)
tegangan DC ke DC dengan penyaklaran pada MOSFET. Gambar 4. Flowchart metode perturb and observe
Penyaklaran MOSFET bekerja pada saat gate diberikan Metode P&O merupakan metode yang paling sederhana dan
tegangan. Persamaan konversi tegangan dapat dilihat pada mudah diaplikasikan diantara metode lainnya. Namun, metode
persamaan di bawah ini: ini memiliki keterbatasan. Tingkat efesiensi dari metode ini
𝑉𝑜 = 𝑉𝑠 𝐷 (9) bergantung pada besaran variabel ∆D. Apabila nilai ∆D besar
Tegangan keluaran akan lebih rendah daripada tegangan maka sistem akan cepat menuju pada nilai maksimum, tetapi
masukan secara linear terhadap duty cycle. Semakin tinggi duty akan menghasilkan fluktuasi yang besar saat sudah mencapai
cycle, maka tegangan keluaran akan semakin besar mendekati nilai maksimum yang mengakibatkan osilasi pada daya yang
nilai tegangan masukan. MPPT harus mencari nilai duty cycle, dihasilkan, sehingga efesiensinya rendah. Jika menggunakan
sehingga daya yang dihasilkan turbin angin berada pada nilai ∆D yang kecil maka efesiensi sistem akan lebih baik, tetapi
maksimal. waktu yang dibutuhkan untuk menuju nilai maksimum
Dalam perancangan konverter buck mengacu pada hasil sangatlah lambat yang mengakibatkan sistem tidak responsif.
keluaran tegangan dari rectifier yang terhubung dengan Metode P&O merupakan metode yang paling sederhana dan
permanent magnet synchronous generator dan turbin angin. mudah diaplikasikan diantara metode lainnya. Namun, metode
Nilai masukan dari konverter buck memiliki variasi tegangan ini memiliki keterbatasan. Tingkat efesiensi dari metode ini
JURNA L TEKNIK ITS Vo l. 5, No. 2, (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B269
bergantung pada besaran variabel ∆D. Apabila nilai ∆D besar daya saat mencapai nilai maksimum akan semakin berkurang
maka sistem akan cepat menuju pada nilai maksimum, tetapi karena perubahan dari nilai ∆D.
akan menghasilkan fluktuasi yang besar saat sudah mencapai Algoritma modified perturb and observe juga memiliki
nilai maksimum yang mengakibatkan osilasi pada daya yang beberapa parameter sebagai inisialisasi nilai awal dan besar
dihasilkan, sehingga efesiensinya rendah. Jika menggunakan perubahan nilai step size dari setiap iterasi yang dilakukan. Pada
∆D yang kecil maka efesiensi sistem akan lebih baik, tetapi modified perturb and observe nilai step size akan berubah
waktu yang dibutuhkan untuk menuju nilai maksimum sesuai dengan respon dari sistem. Perubahan tersebut
sangatlah lambat yang mengakibatkan sistem tidak responsif. ditentukan oleh konstanta nilai C yang ditentukan. Batasan nilai
Algoritma perturb and observe memiliki beberapa parameter duty cycle juga ditentukan untuk menjaga kemampuan dari
sebagai inisialisasi nilai awal dan besar perubahan nilai step konverter buck. Waktu tunda dalam menjalankan program
size dari setiap iterasi yang dilakukan. Batasan duty cycle juga dalam satu kali iterasi ditentukan untuk memberikan respon
diperlukan dalam menjalankan algoritma ini dikarenakan untuk balik akibat perubahan dari nilai duty cycle yang diberikan.
menjaga kemampuan dari konverter buck. Waktu tunda dalam Tabel 4 menunjukkan parameter yang digunakan pada
menjalankan program dalam satu kali iterasi ditentukan untuk algoritma modified perturb and observe.
memberikan respon balik akibat perubahan dari nilai duty cycle T abel 4
yang diberikan. Tabel 3 menunjukkan parameter yang Parameter Algoritma Modified Perturb And Observe
digunakan pada algoritma perturb and observe. Batasan duty cycle 0.2-0.8
Step size 0.015
T abel 3
Konstanta C 0.8
Parameter Algorit ma Perturb And Observe Delay 0.5-1 detik
Batasan duty cycle 0.2-0.8
Step size 0.015
Delay 0.5-1 detik
IV. ANALISIS PENELITIAN
H. Modified Perturb and Observe A. Pengujian Nilai Daya Maksimum
Kekurangan pada metode perturb and observe (P&O) dapat Pengujian nilai daya maksimum dilakukan dengan dua cara,
diatasi dengan mengubah besaran nilai ∆D yang digunakan yaitu menggunakan maximumum power point tracking dan
untuk mencari nilai titik maksimum daya yang dihasilkan. tanpa maximum power point tracking. Hasil dari kedua
Ketika titik maksimum daya sudah didapatkan maka besaran pengujian akan dibandingkan untuk mendapatkan keunggulan
∆D akan dikalikan dengan konstanta dengan nilai antara 0-1, dan kekurangan dari penggunaan maximum power point
sehingga besaran ∆D akan semakin kecil. Dengan perubahan tracking.
besaran nilai dari ∆D maka pada saat awal inisiasi nilai ∆D
B. Pengujian Nilai Daya Maksimum Tanpa MPPT
digunakan yang besar dan nantinya saat sudah mencapai titik
nilai daya maksimum maka secara otomatis ∆D akan menjadi Pengujian nilai daya maksimum tanpa MPPT dilakukan
kecil. Prinsip kerja dari modified perturb and observe dapat dengan cara menentukan kecepatan putaran dari pemodelan
dilihat pada Gambar 5. turbin angin yang terdapat pada motor induksi.
Mulai
Pada pengujian ini kecepatan angin yang diambil adalah
pada kecepatan angin 3 m/s hingga 5 m/s. Pada kecepatan
tersebut duty cycle dari konverter buck diubah secara manual
Baca Nilai V(n)
dan I(n) dari sensor dari 0.2 hingga 0.8. Pada saat kecepatan 3 m/s hingga 5 m/s
digunakan satu buah beban lampu.
P(n) = V(n)*I(n)
T abel 5
Hasil Daya Maksimum Pada Kecepatan 3 M/S
RPM = 224.9
∆V = V(n) - V(n-1)
∆P = P(n) - P(n-1) Beban = 2 lampu
Duty Cycle (%)
V Converter
P Converter
I Converter
Y N
V Rectifier
Kecepatan
P Rectifier
∆P > 0
I Rectifier
(Ampere)
(Ampere)
P PMSG
(Watt)
(Watt)
(Watt)
(Volt)
(Volt)
(rpm)
Y N Y N
∆V > 0 ∆V > 0
60
Pada kecepatan 3 m/s hasil keluaran daya maks imum berada
50
pada duty cycle 40% dengan hasil daya keluaran konverter
Daya (Watt)
sebesar 16.02 Watt. 40
T abel 6 30
Hasil Daya Maksimum Pada Kecepatan 4 M/S
20
RPM = 299.8
Beban = 2 lampu 10
0
Duty Cycle (%)
P PMSG (Watt)
20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80
V Converter
P Converter
I Converter
V Rectifier
Kecepatan
(Ampere)
(Watt)
(Watt)
(Volt)
(Volt)
(rpm)
P PMSG (Watt)
50
V Converter
P Converter
I Converter
40
V Rectifier
Kecepatan
P Rectifier
I Rectifier
(Ampere)
(Ampere)
30
(Watt)
(Watt)
(Volt)
(Volt)
(rpm)
20
10
20 354 56.02 0.54 30.25 8.78 2.69 23.62 31.68 0
25 343 53.18 0.75 39.89 10.58 2.99 31.63 41.76
17.5
25.9
34.3
42.7
51.1
59.5
67.9
76.3
84.7
13.3
21.7
30.1
38.5
46.9
55.3
63.7
72.1
80.5
88.9
0.7
9.1
4.9
E. Pengujian Nilai Daya Maksimum Dengan MPPT (Modified dalam menggunakan kedua metode tersebut harus disesuaikan
Perturb & Observe) dengan kondisi kecepatan turbin angin.
80
V. KESIMPULAN
70
60 Dari pengujian ini didapatkan beberapa kesimpulan:
Daya (Watt)
25.9
34.3
42.7
51.1
59.5
67.9
76.3
84.7
13.3
21.7
30.1
38.5
46.9
55.3
63.7
72.1
80.5
88.9
0.7
9.1
4.9