Anda di halaman 1dari 6

1

1,2,3)

Angga Priyatna1), Heri Haryanto 2), Ri Munarto3)


Jurusan Teknik Elektro, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Cilegon-Indonesia 42414

Pengujian Karakteristik Generator Sinkron


: anggapriyatna09@gmail.com
Magnete-mail
Permanen
Sebagai Pembangkit Listrik
Tenaga Bayu (PLTB)

AbstrakDewasa ini masyarakat Indonesia mulai


mengembangkan pemanfaatan energi angin melalui
Pembangkit Listrik Tenaga Bayu ( PLTB ) sederhana dengan
generator sinkron magnet permanen sebagai generator turbin
anginnya guna mengurangi ketergantungan penggunaaan
energi fosil. Sebelum PLTB tersebut digunakan maka perlu
adanya pengujian. Pada penelitian ini dilakukan pengujian
karakteristik generator dan kehandalannya pada modul PLTB
dalam mengkonversi energi angin baik saat kondisi direct
drive maupun dengan penambahan sprocket rantai untuk
proses pengisian baterai. Hasil pengujian menunjukkan
dengan putaran 293 rpm generator menghasilkan tegangan
10,3 Volt, arus 0,4 Ampere, daya 8,019 Watt dengan effisiensi
67,843% dan menghasilkan tegangan 10,98 Volt, arus 3,1
Ampere, daya 58,886 Watt dengan effisiensi 60,815% pada
putaran 780 rpm. Modul PLTB direct drive mempunyai
kecepatan cut-in 2,148 m/s dan pada kecepatan angin 7,889
m/s turbin angin berputar 258 rpm menghasilkan tegangan
9,981 Volt, arus 0,239 Ampere, daya 4,124 Watt dengan
effisiensi 5,782%. Sedangkan dengan penambahan sprocket
rantai roda gigi dengan rasio 3:1, kecepatan cut-in menjadi
5,89 m/s dan pada kecepatan angin 7,089 m/s turbin angin
berputar 85 rpm menghasilkan tegangan 10,02 Volt, arus
0,193 Ampere, daya 3,338 Watt dengan effisiensi 7,453%.
Berdasarkan hasil tersebut maka modul PLTB yang lebih
baik untuk pengisian baterai adalah modul PLTB dengan
penambahan sprocket rantai roda gigi dengan rasio 3:1.
Kata kunci : Generator, tegangan, arus, daya, effisiensi, rpm.

I. PENDAHULUAN
Energi fosil yang selama ini merupakan sumber energi
utama ketersediaannya sangat terbatas dan terus mengalami
deplesi (depletion : kehabisan, menipis). Oleh karena itu
sangat diperlukan pemanfaatan energi terbarukan untuk
menyelamatkan dunia dari krisis energi fosil. Di Indonesia
sendiri pemanfaatan energi terbarukan seperti air, angin,
biomasa, panas bumi, surya dan samudera belumlah
optimal. Untuk energi angina, organisasi MEAI
(Masyarakat Energi Angin Indonesia) menyebutkan bahwa
pemanfaatan energi angin pada tahun 2011 hanya mencapai
sekitar 2 MW dari total 9,2 GW potensi energi angin yang
ada. Hal ini menunjukkan bahwa pemanfaatan dan
penelitian di bidang energi angin itu sendiri sangat kurang
di Indonesia.
Salah satu permasalahan yang menjadi hambatan
berkembangnya PLTB di Indonesia adalah pada generator.
Generator yang khusus digunakan pada teknologi PLTB
belum banyak tersedia di pasaran, dan jika ingin membuat
generator tersebut membutuhkan biaya yang tidak murah.
Akan tetapi dengan segala keterbatasan yang ada dan
dengan dibarengi kreativitas yang tinggi, dewasa ini ada
beberapa industri rumah tangga yang mencoba membuat
dan mengembangkan modul PLTB sederhana yang bisa
dikatakan murah. Generator yang digunakan ialah

memanfaatkan generator bekas industri dan turbin


anginnya sendiri menggunakan bahan yang tersedia di
lingkungan sekitar seperti plat seng, kayu kaso, dsb.
Sebelum PLTB digunakan maka sangat diperlukan
pengujian untuk mengetahui kehandalan dari PLTB
tersebut, mulai pada karakteristik generatornya sendiri
sampai pada karakteristik PLTB dalam mengkonversi
energi angin. Pada penelitian ini akan melakukan
pengujian terhadap modul PLTB untuk mendapatkan
karakteristik dari modul PLTB dan bagaimana
kehandalannya
serta
mengupayakan
perancanganperancangan tambahan yang sekiranya dibutuhkan untuk
dapat mengoptimalkan kinerja modul PLTB tersebut.
Modul PLTB ini memanfaatkan generator bekas industri
dan dengan turbin angin sederhana yang terbuat dari plat
seng.
II.METODE PENELITIAN
A. Umum
Proses penelitian terbagi dalam beberapa tahapan.
Tahapan pertama adalah studi literatur untuk mencari dasar
teori yang berkaitan dengan generator, PLTB, dan
bagaimana prosedur pengujiannya. Tahapan kedua yaitu
melakukan pengujian generator saat tanpa beban dan pada
saat berbeban baterai. Pengujian ini menggunakan bantuan
sebuah motor AC tiga fasa sebagai prime mover. Tahap
ketiga ialah pengujian generator tersebut pada modul PLTB
sederhana direct drive yang terhubung ke baterai. Modul
PLTB ini digunakan untuk pengisian baterai. Setelah data
didapatkan, tahap keempat yaitu pengujian generator pada
modul PLTB dengan penambahan sprocket rantai roda gigi
dengan rasio 3:1 yang juga terhubung ke baterai. Tahap
kelima adalah analisa terhadap data yang didapat seperti
tegangan keluaran, arus keluaran, daya yang dihasilkan dan
effisiensi generator, serta dilanjutkan dengan menganalisa
modul PLTB mana yang lebih optimal untuk pengisian
baterai. Kemudian tahapan yang terakhir adalah membuat
kesimpulan dari data hasil pengujian dan analisa yang
dilakukan.
B. Pengujian Karakteristik Generator
Pada pengujian ini generator dikopel dan diputar dengan
menggunakan prime mover berupa motor AC tiga fasa.
Data yang diambil adalah daya masukan ke prime mover
yang nantinya akan merujuk pada daya masukan ke
generator, serta kecepatan putar generator terhadap
tegangan keluaran dan arus keluaran. Dari kedua data itu
akan diketahui berapa besar daya yang dihasilkan dan
berapa effisiensi dari generator tersebut.

The 3rd National Conference on Industrial Electrical and Electronics (NCIEE) Proceedings ISBN : 978602-98211-0-9

2
Daya turbin angin tidak sama dengan daya angin
dikarenakan daya turbin angin terpengaruh oleh koefisien
daya CP.

Pt Pa C P

(2)

v
v
C P 0,5 1 23 1 2
v1
v1

Gambar 1. Diagram Block Pengujian Generator


C.Pengujian Modul PLTB
Modul PLTB yang diuji adalah modul PLTB direct drive
dan dengan penambahan sprocket rantai roda gigi dengan
rasio 3:1. Modul PLTB digerakkan dan dikenai gaya oleh
angin yang berasal dari sisi keluaran dari terowongan
angin. Kecepatan angin dari terowongan angin ini diatur
dengan menggunakan sistem kontrol dari inverter.
Perubahan kecepatan angin dilakukan bertahap selama dua
menit sekali. Anemometer diletakkan di tengah-tengah
antara terowongan angin dan modul PLTB sederhana
sebagai pengukur kecepatan angin dari keluaran
terowongan angin dan sebagai data kecepatan angin yang
bekerja pada turbin angin. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada Gambar 2 di bawah ini.

dengan
Pt
CP
v1

(3)

v2
Pa

= Daya turbin angin ( Watt ),


= Koefisien daya turbin angin,
= Kecepatan angin yang menuju turbin angin
(m/s),
= Kecepatan angin setelah melewati turbin angin
(m/s),
= Daya angin ( Watt ).

Nilai maksimum koefisien daya turbin angin adalah


sebesar 0,5926. Nilai ini dikenal sebagai Betz limit. Pada
kenyataannya, effisiensi turbin angin pun tidak akan
sebesar 59%. Efisiensi biasanya berkisar antara 35%
sampai 45%.[9]
Untuk setiap benda yang berputar pastinya akan
mempunyai torsi. Torsi turbin angin dapat dihitung dengan
Persamaan berikut :

Tt

Pt

(4)

2 n / 60

(5)

dengan :
Tt = Torsi turbin angin ( Nm ),
Pt = Daya turbin angin ( Watt ),
= Kecepatan anguler turbin angin ( rad/s ),
n = Banyaknya putaran turbin angin ( rpm ).
Gambar 2. Prosedur Pengujian Modul PLTB Dengan
Bantuan Terowongan Angin
D. Perhitungan Daya Angin, Koefisien, Torsi dan Daya
Turbin Angin
Angin adalah udara yang bergerak karena adanya
perbedaan tekanan udara atau perbedaan suhu udara pada
suatu daerah atau wilayah. Karena bergerak angin memiliki
energi kinetik[7]. Energi angin dapat diketahui melalui
Persamaan berikut :

Pa 0,5 A v

3
1

dengan
Pa
v1

(1)

:
= Daya angin ( Watt ),
= Kecepatan angin yang menuju turbin (m/s),
= Kerapatan udara ( kg/m 3 ), untuk perhitungan
biasanya diasumsikan
= 1,225 kg/m 3
berdasarkan ISO standart atmosphere
= Daerah luasan sapuan angin ( m 2 ).

III. HASIL DAN ANALISIS


A. Hasil Pengujian
Magnet Permanen

Karakteristik

Generator

Sinkron

Pengujian Tanpa Beban

TABLE I
HASIL PENGUJIAN GENERATOR TANPA BEBAN

Kecepata
n Putar
(rpm)

Tegangan
Masukan
(Volt)

42
99
125
199
293
345
580
780

415
415
415
415
415
415
415
415

Arus
Masukan
(Ampere
)
1.830
1.832
1.835
1.838
1.840
1.843
1.852
1.890

Daya
Masukan
(Watt)

Tegangan
Generato
r (Volt)

1313.849
1315.284
1317.438
1319.592
1321.028
1323.182
1329.643
1356.926

1.4
3.92
4.83
7.85
11.5
12.8
23.5
32

Daya angin dapat dikonversi menjadi daya mekanik


(daya turbin angin) dengan menggunakan turbin angin.
The 3rd National Conference on Industrial Electrical and Electronics (NCIEE) Proceedings ISBN : 978602-98211-0-9

3
300 rpm, kenaikan daya masukan pada shaft generator
cukup besar.
Berdasarkan data daya masukan pada shaft generator dan
kecepatan putarannya, maka torsi generator tersebut dapat
diketahui.
TABLE IV
TORSI GENERATOR

Gambar 3. Grafik Hubungan Kecepatan Putar (rpm)


Terhadap Tegangan Generator (Volt)
Dari Gambar 4 di atas, dapat terlihat bahwa tegangan
bertambah besar seiring dengan bertambahnya kecepatan
putar.
Pengujian Berbeban
Pada pengujian ini, generator terhubung ke baterai. Data
yang didapat pada pengujian ini berupa daya masukan
motor penggerak dan daya keluaran generator.
TABLE II
DAYA MASUKAN MOTOR SAAT BERBEBAN

Kecepatan
Putar
(rpm)
42
99
125
199
293
345
580
780

Tegangan
Masukan
(Volt)
416
416
416
416
416
416
416
416

Arus
Masukan
(Ampere)
1.832
1.836
1.840
1.846
1.852
1.870
1.950
2.020

Daya
Masukan
(Watt)
1318.454
1321.332
1324.211
1328.529
1332.847
1345.802
1403.376
1453.754

Pada Tabel II terlihat bahwa daya masukan yang diserap


oleh motor semakin bertambah seiring dengan kenaikan
kecepatan putar. Hal ini disebabkan oleh semakin besarnya
arus yang ditarik oleh motor seiring dengan kenaikan
putaran motor tersebut. Untuk menaikkan putaran motor
maka dibutuhkan tambahan torsi, sehingga arus listrik yang
diserap motor menjadi lebih besar. Selisih daya masukan
motor saat berbeban dengan saat tanpa beban merupakan
daya pada shaft generator.
TABLE III
DAYA MASUKAN PADA SHAFT

Kecepatan
Putar
(rpm)
42
99
125
199
293
345
580
780

Daya
Masukan
Berbeban
(Watt)
415
415
415
415
415
415
415
415

Daya
Masukan
Tanpa Beban
(Watt)
1.830
1.832
1.835
1.838
1.840
1.843
1.852
1.890

Daya
Masukan Pada
Shaft (Watt)

Kecepatan
Putar
(rpm)
42
99
125
199
293
345
580
780

Daya
Masukan Pada
Shaft (Watt)
1313.849
1315.284
1317.438
1319.592
1321.028
1323.182
1329.643
1356.926

Torsi
Generator
(Nm)
1.047
0.583
0.517
0.429
0.385
0.626
1.214
1.185

Dari Tabel IV di atas, terlihat bahwa torsi awal generator


memang besar untuk dapat menarik daya masukan yang
besar. Selanjutnya torsi generator bergerak konstan dan
cenderung menurun seiring kenaikan kecepatan putar dan
kemudian meningkat kembali pada kecepatan di atas 345
rpm. Pantas saja pada daya masukan pada shaft pun
mengalami peningkatan yang cukup besar saat putaran di
atas 300 rpm karena torsinya yang juga mengalami
perubahan.
Untuk hasil pengujian karakteristik generator itu sendiri
dapat dilihat pada Tabel V berikut ini :
TABLE V
KARAKTERISTIK GENERATOR

Kecepatan
Putar (rpm)

Tegangan
(Volt)

42
99
125
199
293
345
580
780

0.000
3.040
4.973
8.500
10.300
10.850
10.910
10.980

Arus
(Ampere
)
0.000
0.000
0.000
0.000
0.450
0.786
2.330
3.100

Daya
(Watt)

Effisiens
i (%)

0.000
0.000
0.000
0.000
8.019
14.754
43.977
58.886

0.000
0.000
0.000
0.000
67.843
65.224
59.644
60.815

Terdapat tiga hubungan pada Tabel V di atas, yaitu


kecepatan putar terhadap tegangan, kecepatan putar
terhadap arus, dan kecepatan putar terhadap daya. Seiring
dengan meningkatnya kecepatan putar generator, maka
tegangan keluaran yang dihasilkan pun ikut bertambah
besar, dan akan bernilai konstan ketika tegangan keluaran
telah mencapai tegangan pengisian baterai. Grafiknya
dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

1313.849
1315.284
1317.438
1319.592
1321.028
1323.182
1329.643
1356.926

Pada Tabel III di atas dapat terlihat bahwa daya masukan


pada shaft generator mengalami kenaikan. Kenaikan daya
masukan ini hanya sedikit ketika kecepatan putar kurang
dari 300 rpm. Akan tetapi ketika kecepatan putar di atas
The 3rd National Conference on Industrial Electrical and Electronics (NCIEE) Proceedings ISBN : 978602-98211-0-9

4
Gambar 4. Grafik Hubungan Kecepatan Putar (rpm)
Terhadap Tegangan Generator Berbeban (Volt)
Sama halnya dengan tegangan, arus keluaran juga akan
bertambah seiring dengan meningkatnya kecepatan putar
generator. Bila tegangan keluaran generator belum
mencapai tegangan pengisian baterai maka arus yang
dihasilkan adalah nol. Akan tetapi setelah mencapai
tegangan pengisian baterai maka arusnya terus bertambah
seiring dengan meningkatnya kecepatan putar generator.
Grafiknya dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 5. Grafik Hubungan Antara Kecepatan Putar


Generator Terhadap Arus Keluaran Generator
Dikarenakan tegangan dan arus keluaran generator
bertambah seiring meningkatnya kecepatan putar generator,
maka daya yang dihasilkan pun juga ikut bertambah.
Bentuk grafiknya seperti pada gambar di bawah ini :

Gambar 6 Grafik Hubungan Antara Kecepatan Putar


Generator Terhadap Daya Keluaran Generator
Untuk effisiensi generator yang paling besar adalah
67,843% pada kecepatan putar 293 rpm. Effisiensi
generator cenderung mengalami penurunan ketika
kecepatan putar meningkat.
B. Hasil Pengujian Modul PLTB Direct Drive
TABLE VI
PENGUJIAN MODUL PLTB DIRECT DRIVE
Kecepatan
Angin v1
(m/s)

Kecepatan
Angin v2
(m/s)

Suhu (K)

Tekanan
Udara
(Pa)

Air
Density
(kg/m3)

Kecepatan
Putar
Turbin
(rpm)

Tegangan
(Volt)

Arus
(Ampere)

Daya
(Watt)

0.090
0.164

0.087

299.210

100900

1.175

0.000

0.000

0.000

0.151

299.300

100900

1.174

0.000

0.000

0.000

1.040

0.972

299.398

100900

1.174

0.000

0.000

0.000

2.148

1.923

299.400

100900

1.174

81

3.321

0.000

0.000

3.231

2.879

299.400

100900

1.174

122

4.915

0.000

0.000

4.476

3.983

299.400

100900

1.174

165

6.622

0.000

0.000

5.567

4.840

299.463

100900

1.174

197

8.196

0.000

0.000

6.973

6.098

299.500

100900

1.174

238

9.624

0.000

0.000

7.889

6.904

299.593

100900

1.173

258

9.981

0.239

4.124

9.026

8.102

299.639

100899

1.173

295

10.347

0.405

7.258

Dari Tabel VI di atas, terlihat bahwa turbin angin baru


dapat berputar pada kecepatan angin v1 sebesar 2,148 m/s.
Untuk tegangan keluaran generator, mengalami kenaikan
seiring dengan kenaikan kecepatan angin v1, tetapi arus
keluaran generator sebesar 0,239 Ampere baru akan
mengalir pada kecepatan angin v1 7,889 m/s, yaitu pada
saat tegangan keluaran generator berada pada tegangan
pengisian baterai sebesar 9,981 Volt. Pada saat kecepatan
angin 9,026 m/s modul PLTB direct drive ini hanya
berputar sebanyak 295 rpm menghasilkan tegangan 10,347
Volt, arus 0,405 Ampere dan daya sebesar 7,258 Watt.
Hasil yang kurang optimal ini tentunya tidak terlepas dari
putaran yang dihasilkan pada turbin angin yang hanya 295
rpm saja. Sedangkan bila dilihat pada Tabel V diketahui
bahwa apabila ingin mendapatkan daya yang besar maka
generator harus dapat berputar dengan kecepatan di atas
580 rpm.
Dengan menggunakan Persamaan (1), (2), (3), dan (4)
maka dapat dihitung berapa besar daya angin Pa, koefisien
daya angin Cp, daya turbin angin Pt dan torsi turbin angin
Tt. Berikut hasilnya dapat terlihat pada Tabel di bawah ini :

TABLE VII
PA, CP, PT, DAN TT PADA MASING-MASING KECEPATAN ANGIN V1 DAN
KECEPATAN PUTAR PLTB DIRECT DRIVE

v1
(m/s)
0.090
0.164
1.040
2.148
3.231
4.476
5.567
6.973
7.889
9.026

n
(rpm)
0
0
0
81
122
165
197
238
258
295

Pa
(Watt)
4,844 x 10-4
2,928 x 10-3
0,747
6,579
22,393
59,535
114,542
225,092
325,684
487,772

Cp
0,069
0,148
0,122
0,188
0,195
0,197
0,228
0,220
0,219
0,184

Pt
(Watt)
0.000
0.000
0.091
1.237
4.367
11.728
26.115
49.52
71.325
89.75

Tt
(Nm)
0
0
0
0,146
0,342
0,678
1,266
1,987
2,64
2,905

Dari Tabel VII di atas dapat terlihat bahwa seiring


dengan bertambahnya kecepatan angin maka daya angin
juga semakin besar. Sedangkan untuk nilai koefisien daya
turbin angin hanya berada di bawah 23% yaitu maksimal
hanya 22,8%. Ini menunjukkan bahwa turbin angin kurang
optimal dalam menangkap daya angin yang ada sehingga
daya turbin angin yang dibangkitkan pun tidak terlalu
besar. Untuk torsi turbin angin sendiri nilainya juga
bertambah seiring dengan bertambahnya kecepatan putar.
Bandingkan dengan data pada Tabel IV, untuk
mendapatkan putaran generator 295 rpm diperlukan daya
sebesar 11,819 Watt sedangkan pada PLTB direct drive
memerlukan daya sebesar 89,75 Watt.
TABLE VIII
EFFISIENSI GENERATOR PADA MODUL PLTB DIRECT DRIVE

Kecepatan
Angin v1
(m/s)
0.090
0.164
1.040
2.148
3.231
4.476
5.567
6.973
7.889

Kecepata
n Putar
(rpm)
0
0
0
81
122
165
197
238
258

Daya Turbin
Angin
(Watt)
0.000
0.000
0.091
1.237
4.367
11.728
26.115
49.52
71.325

Daya
Generato
r (Watt)
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
4.124

Effisiens
i (%)
0
0
0
0
0
0
0
0
5.782

The 3rd National Conference on Industrial Electrical and Electronics (NCIEE) Proceedings ISBN : 978602-98211-0-9

5
9.026

295

89.75

7.258

8.807

Terlihat pada Tabel VIII di atas effisiensi generator


sangatlah kecil. Hanya 5 8 % saja pada kecepatan angin
7,889 dan 9,026 m/s. Hal ini dikarenakan putaran
maksimal turbin angin yang kurang dari 580 rpm sehingga
generator belum dapat menghasikan daya keluaran yang
besar.
C.Hasil Pengujian Modul PLTB Dengan Penambahan
Sprocket Rantai Roda Gigi Rasio 3:1
TABLE IX
PENGUJIAN MODUL PLTB DENGAN PENAMBAHAN SPROCKET RANTAI
Kecepatan
Angin v1
(m/s)

Kecepatan
Angin v2
(m/s)

Suhu (K)

Tekanan
Udara
(Pa)

Air
Density
(kg/m3)

Kecepatan
Putar
Turbin
(rpm)

Tegangan
(Volt)

Arus
(Ampere)

Daya
(Watt)

0,008
0,142

0,0075

300,600

100697

1,167

0,000

0,000

0,000

0,131

300,600

100700

1,167

0,000

0,000

0,000

1,017

0,923

300,600

100700

1,167

0,000

0,000

0,000

2,200

1,983

300,600

100700

1,167

0,000

0,000

0,000

3,360

3,004

300,583

100700

1,167

0,000

0,000

0,000

4.625

4,125

300,585

100700

1,167

0,000

0,000

0,000

5.890

5,212

300,600

100700

1,167

79

9,278

0,000

0,000

7.089

6,294

300,600

100700

1,167

85

10,020

0,193

3,338

8.428

7,502

300,620

100700

1,167

89

10,234

0,296

5,245

9.679

8,682

300,700

100700

1,167

97

10,445

0,399

7,205

10.819

9,725

300,800

100700

1,167

102

10,683

0,498

9,197

11.974

10,811

300,900

100700

1,167

110

10,878

0,618

11,63
1

Pada Tabel VIII tersebut, terlihat bahwa turbin angin


pada modul PLTB ini baru akan berputar pada kecepatan
angin v1 sebesar 5,89 m/s. Nilai ini jika dibandingkan
dengan modul PLTB direct drive merupakan hampir tiga
kali lipatnya (pada modul PLTB direct drive, turbin angin
baru dapat berputar pada v1 = 2,148 m/s). Ini merupakan
suatu resiko yang didapat dengan adanya penambahan
sprocket rantai roda gigi, karena penambahan hal tersebut
secara langsung akan menambahkan nilai torsi turbin angin
sehingga turbin angin akan menjadi lebih berat untuk
digerakkan. Seiring kenaikan putaran turbin angin,
tegangan keluaran generator juga bertambah besar
walaupun kenaikan hanya sedikit. Begitu pula dengan arus
keluaran
generator,
bertambah
seiring
dengan
meningkatnya putaran turbin angin. Karena modul ini
merupakan PLTB dengan penambahan sprocket rantai
roda gigi dengan rasio 3:1 maka putaran generator
merupakan tiga kali putaran turbin angin. Jadi apabila
turbin angin berputar sebanyak 110 rpm berarti pada shaft
generator berputar sebanyak 330 rpm. Pada modul PLTB
ini baru akan menghasilkan arus sebesar 0,193 Ampere,
tegangan 10,02 Volt dan daya 3,338 Watt pada kecepatan
angin v1 7,089 m/s dan turbin angin berputar sebanyak 85
rpm. Sedangkan daya maksimal yang dapat dihasilkan
adalah sebesar 11,631 Watt dengan tegangan sebesar
10,878 Volt dan arus 0,618 Ampere pada kecepatan angin
v1 sebesar 11,974 m/s dan turbin angin berputar sebanyak
110 rpm.
Seperti halnya pada PLTB direct drive, dengan
menggunakan Persamaan (1), (2), (3), dan (4) maka dapat
dihitung berapa besar daya angin Pa, koefisien daya angin
Cp, daya turbin angin Pt dan torsi turbin angin Tt pada
modul PLTB ini. Berikut hasilnya dapat terlihat pada Tabel
di bawah ini :
TABLE X

PA, CP, PT, DAN TT PADA MASING-MASING KECEPATAN ANGIN V1 DAN


KECEPATAN PUTAR PLTB DENGAN PENAMBAHAN SPROCKET RANTAI

v1
(m/s)
0,008
0,142
1,017
2,200
3,360
4,625
5,890
7,089
8,428
9,679
10,819
11,974

n
(rpm
)
0
0
0
0
0
0
79
85
89
97
102
110

Pa
(Watt)

Cp

Pt
(Watt)

Tt
(Nm)

3,378 x 10-7
1,811 x 10-3
0,662
6,697
23,846
62,205
128,496
223,942
376,254
569,934
794,92
1077,322

0,117
0,146
0,169
0,178
0,190
0,194
0,205
0,200
0,196
0,185
0,182
0,176

0
0
0,112
1,192
4,531
12,067
26,342
44,788
73,746
105,438
144,675
191,763

0
0
0
0
0
0
3,184
5,032
7,912
10,380
13,544
16,647

Dari Tabel X di atas dapat terlihat bahwa daya angin


bertambah seiring dengan bertambahnya kecepatan angin.
Sedangkan nilai koefisien daya turbin angin lebih kecil jika
dibandingkan dengan pada modul PLTB direct drive,
sehingga daya turbin angin yang dibangkitkan pun jelas
berkurang. Untuk torsi turbin angin sendiri nilainya juga
bertambah seiring dengan bertambahnya kecepatan putar.
Bila ditinjau kembali pada hasil torsi turbin angin direct
drive maka hasil torsi tersebut sangat jauh lebih besar.
Penambahan sprocket rantai roda gigi dengan rasio 3:1
terbukti memberikan andil yang sangat besar pada torsi
turbin angin. Menyebabkan turbin angin memerlukan daya
yang jauh lebih besar pula untuk membuatnya berputar.

TABLE XI
EFFISIENSI GENERATOR PADA MODUL PLTB DENGAN PENAMBAHAN
SPROCKET RANTAI

Kecepatan
Angin v1
(m/s)
0,008
0,142
1,017
2,200
3,360
4,625
5,890
7,089
8,428
9,679
10,819
11,974

Kecepata
n Putar
(rpm)
0
0
0
0
0
0
79
85
89
97
102
110

Daya Turbin
Angin
(Watt)
0
0
0,112
1,192
4,531
12,067
26,342
44,788
73,746
105,438
144,675
191,763

Daya
Generato
r (Watt)
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
3,338
5,245
7,205
9,197
11,631

Effisiens
i (%)
0
0
0
0
0
0
0
7,453
7,112
6,833
6,357
6,065

Dari Tabel XI terlihat bahwa effisiensi maksimal


generator hanya sebesar 7,453 % pada kecepatan angin v1
6,975 m/s. Dan kemudian mengalami penurunan seiring
dengan bertambahnya kecepatan angin. Dengan daya turbin
angin sebesar 191,763 Watt turbin angin hanya dapat
berputar sebanyak 110 rpm pada kecepatan angin 11,778
m/s yang artinya putaran yang didapat pada generator pun
hanya 330 rpm dan pada putaran tersebut generator belum

The 3rd National Conference on Industrial Electrical and Electronics (NCIEE) Proceedings ISBN : 978602-98211-0-9

6
dapat menghasilkan daya keluaran yang besar, sehingga
effisiensi generator sangatlah kecil.
IV. KESIMPULAN
Dari penelitian ini didapatkan beberapa kesimpulan di
antaranya sebagai berikut :
Pada data pengujian generator, dengan kecepatan putar
293 rpm menghasilkan tegangan 10,3 Volt, arus 0,4
Ampere, daya 8,019 Watt dengan effisiensi 67,843% dan
akan menghasilkan tegangan 10,98 Volt, arus 3,1
Ampere, daya 58,886 Watt dengan effisiensi 60,815%
pada putaran 780 rpm.
Pada data pengujian modul PLTB direct drive, turbin
angin baru berputar saat kecepatan angin 2,148 m/s
dengan putaran 81 rpm, menghasilkan tegangan 3,321
Volt dan arus 0 Ampere. Dengan kecepatan angin 7,889
m/s turbin angin berputar 258 rpm menghasilkan
tegangan 9,981 Volt, arus 0,239 Ampere, daya 4,124 Watt
dengan effisiensi 5,782% dan pada kecepatan angin
9,026 m/s turbin angin berputar 295 rpm menghasilkan
tegangan 10,347 Volt, arus 0,405 Ampere, daya 7,258
Watt dengan effisiensi 8,087%.
Dengan penambahan sprocket rantai roda gigi dengan
rasio 3:1 pada modul PLTB, turbin angin baru berputar
saat kecepatan angin 5,89 m/s dengan putaran 79 rpm,
menghasilkan tegangan 9,278 Volt dan arus 0 Ampere.
Dengan kecepatan angin 7,089 m/s turbin angin berputar
85 rpm menghasilkan tegangan 10,02 Volt, arus 0,193
Ampere, daya 3,338 Watt dengan effisiensi 7,453% dan
pada kecepatan angin 11,974 m/s turbin angin berputar
110 rpm, menghasilkan tegangan 10,878 Volt, arus 0,618
Ampere, daya 11,631 Watt dengan effisiensi 6,065%.
Karakteristik modul PLTB yang lebih baik dalam
pengisian baterai adalah modul PLTB dengan
penambahan sprocket rantai roda gigi dengan rasio 3:1
karena memerlukan kecepatan angin yang lebih rendah
untuk mulai melakukan pengisian baterai dibandingkan
dengan modul PLTB direct drive.

[13] Perdana, Pramudya Nur. 2012. Pembangkit Listrik Tenaga Bayu /


Angin (PLTB). Tersedia dari : http://jendeladenngabei.blogspot.com
(URL dikunjungi pada 17 April 2014)
[14] Priyatna, Angga. 2013. Analisa Perancangan Generator Sinkron
Magnet Permanen Putaran Rendah 2,5 kW Untuk Pembangkit Listrik
Tenaga Bayu Dengan Menggunakan Software Ansoft/Ansys Maxwell
RMxprt V.12 Di Uit Pelaksana Teknis Laboratorium AeroGasdinamika dan Getaran. Cilegon : Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa.
[15] Saputra, Deas R.A. 2014. Rancang Bangun Generator Sinkron
Magnet Permanen Kecepatan Rendah Untuk Sistem Pengisian
Baterai. Cilegon : Univesitas Sultan Ageng Tirtayasa.
[16] Setiawan, Roni. 2011. Pembangkit Listrik Tenaga Angin Sebagai
Sumber Energi Alternatif Di Parangtritis. Yogyakarta : Universitas
Negeri Yogyakarta.
[17] Stiebler, Manfred. 2008. Wind Energy System For Elecric Power
Generation. Berlin : Springer.
[18] Theraja, B.L. 1961. Electrical Technology. New Delhi
[19] Zuhal. 2000. Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka.
[20] Prisandi, Chatra Hagusta. 2011. Studi Desain Kumparan Stator Pada
Generator Sinkron Magnet Permanen Fluks Aksial Tanpa Inti Stator.
Depok : Universitas Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA
[1]
[2]

Achyanto, Djoko. 1997. Mesin-mesin Listrik. Jakarta: Erlangga.


Akbar, Muhammad Aji. 2014. Rancang Bangun Sudu Savonius
Sebagai Self Starting Turbin Angin Tipe Hybrid Darrieus Savonius.
Cilegon : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
[3] Al, Jorge Antonio Villar., Gabriel da Silva Simioni, and Joo Gilberto
Astrada Chagas Filho. 2010. Procedures Laboratory For Small Wind
Turbines Testing. Brazil : Pontifical Catholic University of Rio Grande
do Sul Porto Alegre.
[4] Al-Shemmeri, T. 2010. Wind Turbines. Ventus Publishing ApS.
[5] Andika, Markus Nanda,. Y. Teguh Triharyanto dan Ricky Octavianus
Prasetya. 2007. Kincir Angin Sumbu Horisontal Bersudu Banyak.
Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma.
[6] Asyari, Hasyim., Aris Budiman dan Nurmuntaha Agung Nugraha.
2010. Pemanfaatan Generator Induksi Sebagai Pembangkit Listrik
Angin Skala Rumah Tangga Di Mbulak Baru Kabupaten Jepara.
Surakarta : Universitas Muhammadiyah.
[7] Daryanto, Y. 2007. Kajian Potensi Angin Untuk Pembangkit Listrik
Tenaga Bayu. Yogyakarta : Balai PPTAGG UPT-LAGG.
[8] Djatmiko, Istanto W. 2010. Bahan Ajar Elektronika Daya.Yogyakarta :
Universitas Negeri Yogyakarta.
[9] Farret, Felix A., and M. Godoy Simoes. 2006. Integration Of
Alternative Sources Of Energy. New Jersey : John Waley & Sons, Inc.
[10] IEC 61400-12-1. 2005. Wind Turbine Generator Systems Part 12-1:
Power Performance Measurements of Electricity Producing Wind
Turbines.
[11] Nelson, Vaughn. 2009. Wind Energy : Renewable Energy And The
Environment. New York : CRC Press.
[12] Nugroho, Difi Nuary. 2011. Analisis Pengisian Baterai Pada Rancang
Bangun Turbin Poros Vertikal Tipe Savonius Untuk Pencatuan Beban
Listrik. Depok : Universitas Indonesia.

The 3rd National Conference on Industrial Electrical and Electronics (NCIEE) Proceedings ISBN : 978602-98211-0-9

Anda mungkin juga menyukai