Anda di halaman 1dari 21

ANALISA EFISIENSI TURBIN GENERATOR

PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI

PROPOSAL SKRIPSI

UNIVERSITAS JAYABAYA

Diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik

OLEH :
DHANU ABRIANTO
2019710150159

FAKULTAS TEKNOLOGI
INDUSTRI PROGRAM STUDI
TEKNIK MESIN

JAKARTA

JANUARI 2021

i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Tugas Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik
yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : Dhanu Abrianto

No. Pokok 2019710150159

Tanda Tangan :

Tanggal :

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Proposal Tugas Skripsi ini diajukan oleh :

Nama : Dhanu Abrianto

No. Pokok 2019710150159

Program Studi : Teknik Mesin

Judul Skripsi : Analisa Efisiensi Turbin Generator Pada Pembangkit Listrik Tenaga
Panas Bumi

Telah diperiksa oleh dosen pembimbing sebagai bagian persyaratan yang


diperlukan untuk mendaftar Proposal Tugas Skripsi pada Program Studi
Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Jayabaya

Disetujui di Jakarta
Tanggal :

Pembimbing

(Ir. Agus Budi Djatmiko, M.T.)

iii
PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan Skripsi ini. Penulisan Skirpsi ini
dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana
Teknik Jurusan Teknik Mesin pada Fakultas Teknologi Industri Universitas
Jayabaya. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit
bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan
terima kasih kepada :

(1) Ir. Agus Budi Djatmiko, M.T. selaku dosen pembimbing yang telah
menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam
penyusunan skirpsi ini;
(2) Orang tua dan keluarga saya yang telah memberikan bantuan dukungan
material dan moral; dan
(3) Sahabat yang telah banyak membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata, penulis beharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa
manfaat bagi pengembangan ilmi teknik Mesin

Jakarta, 30 Januari 2021

Penulis

iv
ABSTRAK

Turunnya nilai efisiensi dari turbin generator akan mengakibatkan kerja yang dihasilkan
juga berkurang. Dalam memaksimalkan efisiensi tersebut, maka diperlukan analisa kerja
aktual terhadap kerja ideal yang dihasilkan dari turbin uap.Untuk mendukung Tugas
Akhir dan kajian yang akan dilakukan, maka dapat dilakukan beberapa metode
pelaksanaan, antara lain : Pendahuluan yaitu dengan cara menelaah literatur yang
berhubungan dan bersesuaian baik literatur dari perusahaan maupun dari luar perusahaan,
Pengambilan data yaitu data yang diambil dari penyampaian materi yang diberikan oleh
dosen pembimbing lapangan, dan Pengolahan data yaitu data yang didapatkan kemudian
diolah dan dianalisis. Nilai entalpi yang didapat melalui pendekatan isentropis adalah
sebesar 2105,170 kJ/kg. Besar daya yang dihasilkan dari turbin ialah sebesar 60,305 MW,
sedangkan efisiensi turbin yang dihasilkan sebesar 86,665 %. Beberapa faktor yang
mempengaruhi efisiensi turbin antara lain adalah suhu dan tekanan uap yang masuk
turbin. Semakin tinggi suhu dan tekanan uap masuk maka efisiensi akan semakin tinggi,
faktor yang paling berpengaruh terhadap efisiensi turbin adalah adanya perpindahan
panas dari sistem ke lingkungan atau sebaliknya. Bila seluruh komponen PLTP memiliki
efisiensi yang tinggi, maka Performance PLTP dikatakan tinggi sehingga biaya operasi
PLTP juga semakin rendah. Karena terjadinya Performance PLTP turun, berarti PLTP
memerlukan lebih banyak bahan utama atau gas untuk menghasilkan output energi listrik
sesuai desain. Akibatnya biaya operasi menjadi semakin tinggi.
Kata Kunci : Efisiensi, Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP),
Performance , Tekanan Uap, Turbin

v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................................................i

HALAMAN ORISINALITAS..........................................................................................ii

LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................................iii

PRAKATA.........................................................................................................................iv

ABSTRAK...........................................................................................................................v

DAFTAR ISI......................................................................................................................vi

DAFTAR GAMBAR........................................................................................................vii

DAFTAR SIMBOL.........................................................................................................viii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1

Latar Belakang.....................................................................................................1

IdentifikasiMasalah..............................................................................................2

Perumusan Masalah.............................................................................................2

Tujuan .................................................................................................................2

Manfaat................................................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................4

2.1 Penegertian Umum PLTP.....................................................................4

2.2 Pengertian Turbin..................................................................................5

2.3 Komponen Turbin................................................................................6

2.4 Siklus Uap Kering................................................................................6

2.5 Hukum I dan II Termodinamika...........................................................8

2.6 Proses Ekspansi Turbin........................................................................9

2.7 Efisiensi Turbin Uap............................................................................11

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
vi
DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

Gambar 2.1 Turbin Uap.................................................................................6

Gambar 2.2 Diagram T-S untuk sistem konversi uap kering........................7

vii
DAFTAR SIMBOL

HF : Saturated Fluid Enthalpy

HG : Saturated Gas Enthalpy

K : Kelvin

KG : Kilo Gram

KJ : Kilo Joule

KW : Kilo Watt

m : Laju alir massa uap

MW : Mega Watt

SF : Saturated Fluid Entropy

SG : Saturated Gas Entropy

viii
1

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kebutuhan energy merupakan factor penting yang sangat menunjang bagi

kehidupan masyarakatdi dunia. Salah satu energy yang dimaksud adalah energy

listrik. Panas bumi merupakan sumberdaya terbarukan yang dapat digunakan untuk

membantu kebutuhan akan energy listrik yang semakin hari semakin meningkat.

Potensi panas bumi di Indonesia merupakan salah satu yang terbesar yaitu sekitar

40% sumber cadangan panas bumi di dunia. Namun, upaya untuk eksploitasi dan

eksplorasi masih kurang dikembangkan. Pemanfaatan energy ini di Indonesia baru

mencapai 4%, sangat tertinggal dengan negara lain yang memiliki potensi lebih

kecil dari Indonesia seperti Amerika Serikat, Filipina, dan Islandia. (Saptadji,2005)

PLTP dirancang untuk menghasilkan output berupa energy listrik dalam

besaran tertentu. Bila seluruh komponen PLTP memiliki efisiensi yang tinggi maka

unjuk kerja PLTP tersebut dapat dikatakan tinggi. Efisiensi juga berpengaruh pada

biaya operasi, semakin tinggi efisiensi maka biaya operasiakan semakin kecil.

Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi sudah cukup banyak dibangun di

Indonesia, setiap PLTP dirancang sedemikian rupa agar menghasilkan efisiensi

yang semaksimal mungkin. Semakin tinggi efisiensi berarti konversi energi yang

terjadi semakin bagus.

Pada kondisi ideal energy panas dapat diubah seluruhnya menjadi energy

mekanik. Namun pada kenyataanya hal ini hamper tidak mungkin dapat tercapai

mengingat banyaknya terjadi kerugian berupa energi yang terbuang keluar sistem.

Kerugian tersebut juga dapat terjadi pada turbin dilihat dari beberapa factor seperti

kerja alat yang bersifat irreversible dan proses bersifat non-adiabatis sehingga

terdapat sejumlah panas yang dibuang ke lingkungan.


2
Turunnya nilai efisiensi dari turbin akan mengakibatkan kerja yang

dihasilkan juga berkurang. Dalam memaksimalkan efisiensi tersebut, maka

diperlukan analisa kerja aktual terhadap kerja ideal yang dihasilkan dari turbin uap.

Efisiensi yang dihitung oleh penulis skripsi ini adalah efisiensi Turbin, dimana

Efisiensi turbin merupakan parameter yang menyatakan derajat keberhasilan

komponen atau system turbin mendekati desain atau proses ideal dengan satuan

(%).Setelah mengetahui persentase dari efisiensi turbin generator, apabila hasil

dibawah 60% maka perlu dilakukannya maintenance dan jika hasil diatas 60%

artinya performa turbin generator dalam kondisi baik. Untuk mengetahui

bagaimana performansi turbin dan generator di PLTP, maka dilakukan studi oleh

penulis skripsi dengan judul Efisiensi Turbin Generator pada PLTP.

Identifikasi Masalah

Efisiensi turbin merupakan parameter yang menyatakan derajat

keberhasilan komponen atau system turbin mendekati desain atau proses

ideal dengan satuan (%).Setelah mengetahui persentase dari efisiensi turbin

generator, apabila hasil dibawah 60% maka perlu dilakukannya maintenance

dan jika hasil diatas 60% artinya performa turbin generator dalam kondisi

baik.

Perumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dianalisis pada penilitian ini adalah :

1. Bagaimana proses produksi powerplant PLTP ?


2. Bagaimana hasil perhitungan efisiensi turbin generator pada PLTP?

Tujuan Penelitian

1. Mengetahui nilai Entalpi dengan menggunakan pendekatan Isentropis (h6).

2. Mengetahui besarnya daya turbin yang dibutuhkan dan nilai efisiensi turbin.

3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi turbin.


3
Manfaat

1. Menghasilkan data analisa efisiensi turbin generator pada PLTP.

2. Mengetahui proses yang ada di powerplant PLTP.

3. Dapat mengaplikasikan keilmuan mengenai teknik mesin yang diperoleh dibangku kuliah

dalam penulisan skripsi.

4. Memberikan kontribusi yang positif dalam bidang pendidikan sebagai media

pembelajaran tentang analisa efisien turbin generator.

5. Memberikan data yang dapat digunakan oleh perusahaan sebagai bahan pertimbangan.
4

BAB II
DASAR TEORI

2.1 Pengertian Umum Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTP)

Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi adalah pembangkit listrik yang

menggunakan panas bumi sebagai sumber energinya. Secara sederhana, Pembangkit Listrik

Tenaga Panas Bumi (PLTP) adalah tenaga listrik yang dihasilkan dari gerak turbin yang

digerakkan oleh panas bumi. Cara pemanfaatannya adalah dengan membuat sumur yang

kedalamannya mencapai titik panas bumi, lalu panas tersebut dialirkan ke lokasi turbin untuk

menggerakkan turbin. PLTP dirancang untuk menghasilkan output berupa energi listrik dalam

besaran tertentu. Bila seluruh komponen PLTP memiliki efisiensi yang tinggi maka unjuk kerja

PLTP tersebut dapat dikatakan tinggi. Efisiensi juga berpengaruh pada biaya operasi, semakin

tinggi efisiensi maka biaya operasi akan semakin kecil.

Meskipun tergolong ramah lingkungan, namun beberapa hal perlu dipertimbangkan

apabila pembangkit listrik tenaga panas bumi ingin dikembangkan sebagai pembangkit dengan

skala besar. Beberapa parameter yang harus dipertimbangkan adalah kandungan uap panas dan

sifat fisika dari uap panas di dalam reservoir dan penurunan tekanan yang terjadi sebagai akibat

digunakannya uap panas di dalam reservoir.

Apabila semua aspek tersebut dapat ditangani, tidak tertutup kemungkinan bahwa

pembangkit ini akan dapat diaplikasikan secara meluas. Pembangkit listrik tenaga panasbumi

(PLTP) juga punya beberapa pengaruh yang kurang menguntungkan pada lingkungan dan harus

diminimalisasi, antara lain : polusi udara, polusi air, polusi suara, dan penurunan permukaan

tanah.

Prinsip kerja PLTP sama saja dengan PLTU. Hanya saja yang digunakan pada PLTP

adalah uap panas bumi yang telah dipisahkan dari air, yang berasal langsung dari perut bumi.

Karena itu PLTP biasanya dibangun di daerah pegunungan dekat gunung berapi. Biaya

operasional PLTP juga lebih murah dibandingkan dengan PLTU, karena tidak perlu membeli

bahan bakar, namun membutuhkan biaya investasi yang cukup besar untuk biaya eksplorasi dan
5

pengeboran perut bumi.

Pengeboran dilakukan di atas permukaan kantong uap di perut bumi, tepatnya, di atas

lapisan batuan yang keras di atas penggerak generator, hingga uap dari dalam akan menyembur

keluar.

Namun ada dampak yang tidak menguntungkan dari uap yang menyembur keluar ini.

Uap yang keluar dari sumur sering mengandung berbagai unsur kimia yang terlarut dalam bahan-

bahan padat sehingga uap itu tidak begitu murni. Zat-zat pengotor antara lain Fe, Cl, SiO2, CO2,

H2S dan NH4. Pengotor ini akan mengurangi efisiensi PLTP, merusak sudu-sudu turbin dan

mencemari lingkungan.

Setelah menggerakan turbin, uap akan diembunkan dalam kondensor menjadi air dan

disuntikan kembali ke dalam perut bumi menuju kantong uap. Jumlah kandungan uap dalam

kantong uap ini terbatas, karenanya daya PLTP yang sudah maupun akan dibangun harus

disesuaikan dengan perkiraan jumlah kandungan tersebut.

Untuk membangkitkan listrik dengan panasbumi dilakukan dengan cara mengebor

tanah di daerah yang berpotensi untuk membuat lubang gas panas yang akan dimanfaatkan untuk

memanaskan ketel uap (boiler) sehingga uapnya bisa menggerakkan turbin uap yang tersambung

ke Generator.

Panas bumi yang mempunyai tekanan tinggi dapat langsung memutar turbin generator,

setelah uap yang keluar dibersihkan terlebih dahulu. Pembangkit listrik tenaga panas bumi

termasuk sumber energi terbarukan.” (NM Saptadji,2001:150)

2.2 Pengertian Turbin

Turbin adalah suatu alat atau mesin penggerak dimana energi fluida kerja digunakan

untuk memutar roda turbin. Turbin terdiri dari 2 bagian yaitu rotor (bagian yang berputar/ roda

turbin) dan stator (bagian yang tidak berputar/ rumah turbin). Roda turbin terletak di dalam

rumah turbin dan roda turbin akan memutar bebannya (generator, baling-baling, atau mesin

lainnya). Jenis fluida yang digunakan untuk menggerakan turbin antara lain air, uap, dan gas.

Turbin uap terdiri dari sebuah cakram yang dikelilingi sudu-sudu. Sudu-sudu ini

berputar karena tekanan dari uap. Setelah melewati turbin, tekanan dan temperatur uap yang

semula tinggi akan menurun. Uap keluar turbin akan dikondensasikan dalam kondenser dan

didinginkan di cooling tower. (Bernard, D. 1982).


6

Gambar 2.1 Turbin Uap Unit 3&4

(Sumber : Doc. Lapangan PLTP PT. Pertamina Geothermal Energy Ulubelu)

2.3 Komponen Turbin

Komponen – komponen yang terdapat pada turbin antara lain :

1. Bearing (bantalan)

Bearing atau bantalan berfungsi untuk menahan gaya, yang dibedakan menjadi journal

bearing yang berfungsi untuk menahan dan menumpu gaya radial rotor dan thrusht

bearing untuk menahan gaya aksial rotor.

2. Blade (sudu)

Sudu atau blades, terbagi menjadi dua jenis yaitu moving dan stationary blades yang

terbentuk T-Shaped legs. Pada bagian terluar terdapat 2 moving blades untuk mencegah

erosi dari uap yang terkandung air.

3. Lube Oil System

Lube oil atau minyak pelumas berfungsi sebagai pelumas dan pendingin turbin dan

bantalan (bearing) generator, selain itu digunakan pula untuk sistem kontrol.

4. Tuning Gear

Tuning Gear berfungsi untuk pemutaran poros turbin pada saat start dan shut down

agar poros turbin tidak melengkung karena panas yang tidak merata. Putaran turning gear pada

saat memutar poros adalah 5 rpm. .” (NM Saptadji,2001:160)

2.4 Siklus Uap Kering

Sistem konversi fluida uap kering merupakan sistem konversi yang paling sederhana

dan paling murah. Uap kering langsung dialirkan menuju turbin kemudian setelah dimanfaatkan

dialirkan ke kondensor (condensing turbine).


7

Gambar 2.2 Diagram T-S untuk sistem konversi uap kering

(Sumber : DiPpo.Ronald,2008:145)

Titik 1 fasa fluida panas bumi berupa uap sedangkan pada titik 2 fluida berupa dua fasa.

Proses yang dijalani fluida dari titik 1 ke titik 2 dianggap proses isentropik sehingga entropi pada

titik 1 sama dengan entropi pada titik 2. Laju alir masa uap yang di butuhkan untuk memasok

PLTP berkapasitas P ditentukan dengan menggunakan persamaan berikut :

……………………….Persamaan 2.1

Dimana:

ṁ = laju alir masa uap (kg/s) Pt = daya listrik (kW)

ɳ = effisiensi turbin (%)

h1 = entalpi pada masukan turbin (kJ/kg)

h2S = entalpi pada keluaran turbin kondisi ideal (kJ/kg)

h2 = entalpi pada keluaran turbin kondisi aktual (kJ/kg)

Sesuai dengan diagram T-s di atas pada proses ini terjadi proses isobarik atau tekanan

konstan. Dalam proses ini dapat diketahui nilai X (kualitas fraksi kekeringan) yaitu dengan

rumus :

………………………………..….Persamaan 2.2

Dimana :

X = Kualitas Uap (%)

Sn = Entropi uap masuk turbin (kJ/kg◦K)

Sg2 dan Sf = Entropi uap masuk kondensor (kJ/kg◦K)


8

Dengan diketahui nilai dari X2 (kualitas fraksi kekeringan) maka dapat dihitung nilai h2s

yaitu dengan rumus :

…………………………..…Persamaan2.3

Keterangan :

hn = Enthalpy After Turbine (Kj/Kg)

x = Kualitas Uap

hg = Saturated Gas Enthalpy (Kj/Kg)

hf = Saturated Fluid Enthalpy (Kj/Kg)

Proses yang dijalani fluida dari titik 1 ke titik 2 dianggap proses isentropik sehingga

entropi pada titik 1 sama dengan entropi pada titik 2, sehingga S1 = S2 dimana S1 adalah entropi

uap pada tekanan masuk turbin.

2.5 Hukum I dan II Termodinamika

Hukum pertama termodinamika dinyatakan sebagai: “Energi tidak bisa dibuat atau

dimusnahkan, namun bisa dirubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya”. Sesuai dengan hukum ini,

energi yang diberikan oleh kalor mesti sama dengan kerja eksternal yang dilakukan ditambah

dengan perolehan energi dalam karena kenaikan temperatur. Jika kalor diberikan kepada sistem,

volume dan suhu sistem akan bertambah (sistem akan terlihat mengembang dan bertambah

panas). Sebaliknya, jika kalor diambil dari sistem, volume dan suhu sistem akan berkurang

(sistem tampak mengerut dan terasa lebih dingin). Prinsip ini merupakan hukum alam yang

penting dan salah satu bentuk dari hukum kekekalan energi. (Fadlilah dan Joo, 2014)

Secara matematis, Hukum I Termodinamika dituliskan sebagai:

Q = W + ∆U

Dimana Q adalah kalor, W adalah usaha, dan ∆U adalah perubahan energi dalam. Tapi

rumus itu berlaku jika sistem menyerap kalor Q dari lingkungannya dan melakukan kerja W pada

lingkungannya.

Hukum termodinamika kedua menyebutkan bahwa adalah tidak mungkin untuk

membuat sebuah mesin kalor yang bekerja dalam suatu siklus untuk mengubah energi panas

yang diperoleh dari suatu reservoir pada suhu tertentu seluruhnya menjadi usaha mekanik.
9

Hukum kedua termodinamika mengatakan bahwa aliran kalor memiliki arah yaitu dari panas ke

dingin dan tidak semua proses di alam semesta adalah reversible (dapat dibalikkan arahnya).

Maka dari itu tidak mungkin membuat sebuah mesin kalor untuk mengubah panas seluruhnya

menjadi kerja atau dengan kata lain memiliki efisiensi 100%. (Nugroho dkk, 2013)

Sebuah mesin kalor dapat di karakteristikkan sebagai berikut:

a. mesin kalor menerima panas dari sumber bertemperatur tinggi (energi matahari, bahan bakar,

reaktor nuklir, dll).

b. mesin kalor mengkonversi sebagian panas menjadi kerja.

c. mesin kalor beroperasi dalam sebuah siklus.

2.6 Proses Ekspansi Turbin

Secara umum, efisiensi didefinisikan sebagai perbandingan antara output terhadap

input dalam suatu proses. Efisiensi merupakan salah satu persamaan yang penting dalam

termodinamika untuk mengetahui seberapa baik konversi energi atau proses transfer terjadi.

(Boles, Cengel. 2005:78)

PLTP dirancang untuk menghasilkan output berupa energi listrik dalam besaran

tertentu untuk sejumlah input. Bila seluruh komponen PLTP memiliki efisiensi yang tinggi, maka

performance PLTP tersebut dikatakan tinggi sehingga biaya operasi PLTP juga semakin rendah.

Seandainya karena suatu sebab performance PLTP turun, berarti PLTP memerlukan lebih banyak

bahan utama atau gas untuk menghasilkan output energi listrik sesuai desain. Akibatnya biaya

operasi menjadi semakin tinggi. Idealnya, kita menghendaki agar energi panas (input) dapat

diubah seluruhnya menjadi energi listrik (output). Pada kenyataannya, hal ini tidak mungkin

dapat dilaksanakan karena adanya berbagai kerugian (losses) yang terjadi hampir di setiap

komponen PLTP. Akibat kerugian-kerugian tersebut, maka energi listrik yang dihasilkan PLTP

selalu lebih kecil dari energi panas yang masuk ke sistem PLTP.

Efisiensi turbin merupakan parameter yang menyatakan derajat keberhasilan komponen

atau sistem turbin mendekati desain atau proses ideal dengan satuan (%).

Kerja yang dihasilkan oleh turbin per unit massa uap yang mengalir melaluinya

dijelaskan dengan :

…………………………....................Persamaan 2.4
10

Keterangan :

Wt = Kerja Turbin

h4 = Entalpi pada masukan turbin (kJ/Kg)

h5 = Entalpi pada keluaran turbin (kJ/Kg)

Daya yang dikembangkan oleh turbin yaitu :

…………………………...............Persamaan 2.5

Keterangan :

P = Daya Turbin

W = Kerja Turbin

= Laju alir masa uap (Kg/s)

Daya listrik kotor akan sama dengan daya turbin kali efisiensi generator, yaitu :

………………………………...……...............Persamaan 2.6

Keterangan :

Pe = Daya Listrik Gross

Pt = Daya Turbin

ɳg = Efisiensi Generator (%)

Pada proses ini fluida dengan fasa uap masuk kedalam turbin untuk malakukan kerja.

Kerja ideal turbin akan dihasilkan apabila turbin beroperasi secara adiabatik dan reversibel, yaitu

pada entropi konstan atau isentropis. Sehingga efisiensi isentropis turbin dapat ditentukan dengan

membandingkan antara kerja turbin aktual dengan kerja isentropis seperti dibawah ini :

………………………...……...............Persamaan 2.7

Keterangan :

ɳturbine = Efisiensi Turbin (%)

h5s = Entalpi pada keluaran turbin pada kondisi ideal (kJ/Kg)

Atau Efisiensi Isentropis dapat dihitungkan menggunakan persamaan 2.6 dan persamaan 2.7 dari

nilai power generator dibandingkan dengan power isentropis, yaitu:

………………...……...............Persamaan 2.8
11

Keterangan :

= Efisiensi Generator (%)

Pgen = Daya Generator (MW)

Pturbin = Daya Turbin (MW)

2.7 Efisiensi turbin uap

Besarnya kerugian didalam turbin akan mempengaruhi efisiensinya. Kerugian

yang besar berarti efisiensinya rendah. Faktor-faktor penyebab kerugian didalam turbin

diantaranya :

1) Kerugian pada moving blades.

2) Kerugian pada uap meninggalkan moving blades.

3) Kerugian Gesekan.

4) Kerugian Celah (Clearance Loss).

5) Kerugian akibat kebasahan uap.

6) Kerugian akibat kecepatan uap keluar turbin.

7) Kerugian luar (External Loss).


DAFTAR PUSTAKA

DiPippo, R. 2008. Geothermal Power Plants: Principles, Applications, Case

Studies and Environmental Impact. 2nd Ed. Waltham: Elsevier.

Musa, La ode., Rahman, Abdul, dkk. 2019. Analisis Performasi Turbin dan Generator di PLTP

Lahedong Unit 1 Tomohon. Sinergi 2019, Volume 17 (1):25-36.

Saptadji, N.M. 2001. Teknik Panas Bumi. Bandung: InstitutTeknologi Bandung.


BIODATA PENULIS

Nama : Dhanu Abrianto

NPM 2019710150159

Tempat / Tanggal Lahir : Jakarta, 01 Juni 1997

Status : Belum Menikah

Pekerjaan : Karyawan Swasta

Alamat Asal : Jl. Rsn Dakota 10A/406 Rt.010/Rw.011 Kebon


Kosong, Kemayoran, DKI Jakarta, 10630.

Telp 089661144394

Motto : Lihatlah kedepan jangan kebelakang

Riwayat Pendidikan

1. Akamigas Balongan Indramayu 2016 - 2019


2. SMA Negeri 14 Bekasi 2012 - 2015

Pengalaman keikutsertaan dalam penelitian / pertemuan ilmiah / seminar nasional /


internasional :

1. English Village (Indramayu, 2016 - 2017)


2. Seminar Inspiring Talk ”Self Preparation To Get Involved in Oil and Gas Industri”
(Indramayu, 30 Oktober 2016 )
3. Seminar “Safety Process” with Japan Okayama University (Indramayu, 29 November
2016 )
4. Petrotetion “Petroleum Test Simulation” (Indramayu, 13 April 2018)
5. EOR Seminar And Case Study (Indramayu, 13–14 Mei 2018)

Anda mungkin juga menyukai