PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pentaerythritol ditemukan oleh Tollens pada tahun 1882, sebagai hasil dari
reaksi antara formaldehyde tak murni dengan Barium Hidroksida. Penelitian
berikutnya dilakukan oleh Tollens dan Wiqard yang kemudian diambil suatu
kesimpulan bahwa impuritas tersebut adalah acetaldehyde yang telah mengalami
reaksi kondensasi dengan formaldehyde pada kondisi alkalis, untuk membentuk
pentaerythritol dari formaldehyde, acetaldehyde dan NaOH.
1. Formaldehyde
Sifat Fisis :
Rumus Molekul : CH2O
Berat Molekul : 30 g/gmol
Fase Penyimpanan : cair
Warna : bening
Titik didih : 96 oC
Titik cair : -15 oC
Kelarutan dalam air : mudah larut dalam air
Sifat Kimia :
Dapat terdekomposisi menjadi CO dan H2
Larut dalam air, alkohol, dan pelarut polar lain
Dapat membentuk CH3OH melalui proses hidrogenasi
Pada temperature 80-100 oC relatif stabil tetapi perlahan
lahan akan terjadi polimerisasi pada temperature rendah.
Dapat teroksidasi membentuk CO2, H2O, dan asam formiat
(Perry, 1997)
2. Acetaldehyde
Sifat Kimia :
Reaksi Oksidasi :
Reaksi oksidasi acetaldehyde fase cair dengan oksigen merupakan reaksi
yang sangat penting dalam suatu industri. Kebanyakan asam asetat d
iproduksi dengan cara ini.
Reaksi reduksi :
Reaksi reduksi menjadi alkohol sangat mudah terjadi. Banyak sekali jenis
katalis yang dapat digunakan diantaranya platina, asam kloroplatinat,
nikel, dan palladina.
Reaksi Polimerisasi :
Sedikit asam mineral akan mengiristalkan trimerisasi menjadi
paraldehid pada suhu kamar. Jika acetaldehyde ditritasi dengan HCl
kering pada suhu rendah maka meta acetaldehyde berubah kembali
menjadi acetaldehyde dan paraldehid dengan membiarkannya pada
suhu 60 – 65oC selama beberapa hari. Peristiwa ini dinamakan
dipolimerisasi.
(Perry, 1997)
3. Natrium Hidroksida
(Perry, 1997)
Sifat kimia :
bereaksi juga dengan asam lemak bentuk gas seperti H2S, SO2 dan
5. CO2+2NaOH → Na2CO3+H2O
aluminat
(Ullman’s, 1988)
4. Asam Formiat
Sifat fisis:
Sifat Kimia :
kristal putih, tidak berbau, non higroskopis, non volatile dan stabil di
udara.
Sifat Fisis :
Sifat Kimia :
Reaksi Oksidasi
diatas 400oC.
2. Rekasi Nitrasi
30oC.
drying oil atau asam lemak yang secara luas digunakan sebagai campuran
dan mempunyai kekerasan yang baik, awet, dan tahan terhadap air dan alkali.
cat, pernis, tinta cetak, pelapis lantai dan bahan perekat lainnya.
(Kirk Othmer,1998)
1.4 PENENTUAN KAPASITAS RANCANGAN PABRIK
Di dalam penentuan kapasitas produksi, faktor – faktor yang harus
dipertimbangkan adalah antara lain jumlah konsumsi produk, pasokan bahan
baku yang akan digunakan, dan kapasitas produksi pada titik Break Even Point
( BEP ), maka dilakukan analisa untuk mendapatkan kapasitas produksi
perancangan
Kebutuhan Pentaeritritol di Indonesia cenderung mengalami
peningkatan. Konsumsi Pentaeritritol dalam negeri dapat diketahui data impor
Pentaeritritol yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik ( BPS ) sebagai berikut:
R² = 0,254
beberapa tahun yang akan datang, maka dapat digunakan persamaan garis lurus
y = ax + b ... (1)
impor pentaeritritol di Indonesia pada tahun 2023 atau tahun ke-12 adalah :
y = (91,049x12) + 4909,6
y = 6002,188 ton/tahun
sendiri tanpa bergantung pada negara lain. Selain itu, pendirian pabrik ini juga
negara Indonesia. Dalam artian, pendirian pabrik ini diharapkan dapat menekan
d. Tenaga Kerja
Jawa berpenduduk padat sehingga penyediaan tenaga kerja kasar,
menengah, dan ahli dapat terpenuhi dari masyarakat sekitar.
1. Formaldehyde
Sifat Fisis :
Rumus Molekul : CH2O
Berat Molekul : 30 g/gmol
Fase Penyimpanan : cair
Warna : bening
Titik didih : 96 oC
Titik cair : -15 oC
Kelarutan dalam air : mudah larut dalam air
(Perry, 1997)
2. Acetaldehyde
Acetaldehyde merupakan cairan yang tidak berwarna dengan bau
yang tajam dan memiliki sifat yang mudah terbakar.
Sifat fisis :
Rumus Molekul : CH3CHO
Berat Molekul : 44 g/gmol
Densitas : 0,778 g/cm3
Titik didih : 20,6 oC
Titik lebur : -123,5 oC
Panas pembakaran : 563,5 kJ/mol
Viskositas : 0,02456 cP
Kelarutan : Tak terbatas baik dalam air, alkohol atau eter.
(Perry, 1997)
3. Natrium Hidroksida
Natrium Hidroksida lebih dikenaldengan nama, kaustik soda yang
(Perry, 1997)
4. Asam Formiat
Sifat fisis:
1. Pentaerythritol
Pentaerythritol merupakan senyawa polyhridic alcohol, berbentuk
kristal putih, tidak berbau, non higroskopis, non volatile dan stabil di
udara.
Sifat Fisis :
Rumus molekul : C5H12O4
4F + A + N → P + NF
dimana, F = formaldehida, A = asetaldehida, N = sodium hidroksida, P =
pentaeritritol, dan NF = sodium format.
22800
k = 1,82 x 1017 exp (− ) L2mol-2jam-1
𝑅𝑇
dengan :
A = frekuensi faktor
E = energi aktifasi (cal/mol)
R = konstanta gas (1,987 cal/mol.K)
T = Suhu (K)
22800
k=A.e-E /RT = 1,82 x 1017 (e − ) L2mol-2jam-1
𝑅𝑇
22800
k = 1,82 x 1017 (e − 1,987 𝑥 318𝐾 ) L2/mol2.jam
air di dalam mixer dengan suhu 30oC dan tekanan 1 atm. Hasil pelarutan
bersama dengan asetaldehida dan formaldehida pada suhu 45oC dan tekanan
format pada suhu 45oC dan tekanan 2 atm, reaksi dilakukan hingga natrium
suhu 105oC dan tekanan 1 atm. Hasil atas evaporator adalah formaldehida,
asetaldehida dan air dalam bentuk uap, sedangkan hasil bawah evaporator
adalah pentaeritritol dalam bentuk larutan dan sodium format dalam bentuk
proses ini berlangsung pada suhu 45oC dan tekanan 1 atm. Kemudian larutan
akan dikeringkan dalam rotary dryer pada suhu 100oC dan tekanan 1 atm.
BAB III
DAFTAR PUSTAKA
B. Tollens. First published: July 1882 Full publication history; DOI: ... 2006;
Version of record online: 28 January 2006; Manuscript Received: 10
July 1882.
Faith, W.L., and Keyes, D.B., 1961, “Industrial Chemical”, John Wiley and Sons,
Inc., New York