KELOMPOK 2 :
UNIVERSITAS JAYABAYA
TUGAS
1
1
I. Pendahuluan
Hidrogen peroksida (H2O2) adalah cairan bening, sedikit lebih kental daripada air,
yang merupakan oksidator kuat. Senyawa ini ditemukan oleh Louis Jacques Thenard pada
tahun 1818. Sebagai bahan kimia anorganik dalam bidang industri, teknologi yang
digunakan untuk hidrogen peroksida adalah auto oksidasi anthraquinone. Dengan ciri
khasnya yang berbau khas keasaman dan mudah larut dalam air, dalam kondisi normal
(ambient) kondisinya sangat stabil dengan laju dekomposisi kira-kira kurang dari 1% per
tahun.
Bahan baku pembuatan hidrogen peroksida adalah gas hidrogen (H2) dan gas oksigen
(O2). Teknologi yang banyak digunakan di dalam industri hidrogen peroksida adalah auto
oksidasi Anthraquinone.
Salah satu keunggulan hidrogen peroksida dibandingkan dengan oksidator yang lain
adalah sifatnya yang ramah lingkungan. Ia tidak meninggalkan residu, hanya air dan
oksigen. Kekuatan oksidatornya pun dapat diatur sesuai dengan kebutuhan. Sebagai
contoh dalam industri pulp dan kertas, penggunaan hidrogen peroksida biasanya di
kombinasikan dengan NaOH atau soda api. Semakin basa, maka laju dekomposisi
hidrogen peroksida pun semakin tinggi
Karena hidrogen peroksida adalah oksidator yang kuat, bahan ini dimanfaatkan
manusia sebagai bahan pemutih (bleach), disinfektan, oksidator, dan sebagai bahan
bakar roket.
Hidrogen Peroksida adalah bahan pemutih yang paling tepat dan efisien untuk tekstil.
Hidrogen peroksida dijual bebas, dengan berbagai merek dagang dalam konsentrasi rendah
(3-5%) sebagai pembersih luka atau sebagai pemutih gigi (pada konsentrasi terukur).
Dalam konsentrasi agak tinggi (misalnya merek dagang Glyroxyl®) dijual sebagai
pemutih pakaian dan disinfektan. Penggunaan hidrogen peroksida dalam kosmetika dan
makanan tidak dibenarkan karena zat ini mudah bereaksi (oksidan kuat) dan korosif.
Hidrogen Peroksida juga dipergunakan untuk membersihkan air limbah yang tercemar
polusi seperti : Hidrogen Sulfida (H2S), Phenilics, Cyanides, dan unsur lain yang terdapat
dalam limbah air[1].
Kebutuhan industri akan hidrogen peroksida terus meningkat dari tahun ke tahun.
Besarnya permintaaan komoditi hidrogen peroksida di Indonesia selama tahun 2013-2017
dapat dilihat tabel 3.1. (Badan Pusat Statistik). Meningkatnya kebutuhan hidrogen
peroksida tiap tahun ini disebabkan pertumbuhan industri kecil, pulp dan kertas serta
industri lainnya yang menggunakan hidrogen peroksida sebagai bahan baku maupun
bahan penunjang. Sampai saat ini Indonesia masih melakukan impor untuk menutupi
kebutuhan di dalam negeri[2]. Oleh karena itu pabrik hidrogen peroksida ini layak didirikan
di Indonesia dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan mengurangi
impor dari negara lain sehingga meningkatkan pendapatan negara dari sektor industri.
II. Bahan Baku dan Produk
-Dengan bantuan katalis hidrosulfurisasi dapat memecah ikatan karbon dan sulfur.
RSH (mercaptan) + H2 H2S + RH
RSR (sulfida) + 2H 2H2R + RH + R’H
C4H4S (thiopene) + 4H2 H2S + C4H10
-Dapat bereaksi dengan CO membentuk metana pada suhu 400oC
2. Udara
A. Sifat fisis
Tabel 1.4. Sifat fisis Udara
3
No. Sifat Gas N2 O2
1 Berat molekul (gr/mol) 28,02 32
2 Kenampakan gas gas
tidak berwarna tidak berwarna
tidak berbau tidak berbau
3 Spesifik Gravity 12,5 1,7
4 Melting Point -209,89 -214,8
5 Titik Didih (oC) -195,8 -18,3
6 Titik Kritis (K) 126,1 154,58
7 Tekanan Kritis (bar) 33,5 49,8
8 Volume Kritis (cm3/mol) 90,1 73,4
9 Liquid densitas (gr/cm3) 805 1149
(Perry, 6ed Edition)
Sifat Kimia
- O2 bereaksi dengan semua elemen kecuali He,Ne, dan Ar.
- Jika direaksikan dengan bahan bakar / petroleum oil, natural gas/batu bara akan
dihasilkan panas , CO2, H2O serta residu dari udara.
( Perry, 6ed Edition)
3. 2-Ethyl Anthraquinone
- Rumus Molekul : C16H12O2
- Berat Molukul : 236 gr/grmol
- Wujud : granular
- Kenampakan : kuning
- Kemurnian : 98% (min)
- Impuritas (H2O2) : 2% (maks)
- Titik Leleh : 286⁰C
- Titik Didih : 377⁰C
4
- Berat molekul : 46
- Titik lebur (⁰C) : 2200
- Titik lebur (⁰C) : 1555
- Densitas (gr/cm3) : 3,357
2.3 Produk
Hidrogen Peroksida
a. Sifat Fisis
- Rumus Molekul : H2O2
- Berat Molekul : 34 gr/grmol
- Melting point (⁰C) : -0,41
- Titik Didih (⁰C) : 150oC
- Densitas (25⁰C, gram/ml) : 1,4425
- Viscositas (20⁰C, Cp) : 1,245
- Surface Tension (20⁰C, dyne/cm) : 80,4
- Panas pembentukan (J/g) : 367,52
- Kapasitas panas (25⁰C, J/g.K) : 2,628
- Konstanta disosiasi (20⁰C) : 1,78 x 10-12
- Konduktivitas termal (25⁰C, Ωcm-1) : 4 x10-7
b. Sifat kimia
- H2O2 dapat mereduksi senyawa logam (II) peroksida
M (OH)2 + H2O2 → M O2 + 2 H2O
Dapat terdekomposisi membentuk air dan O2
H2O2 → H2O
- H2O2 pekat dapat bereaksi dengan hidrasin hidrat membentuk nitogen dan air
disertai ledakan.
H2O2 + NH2NH2.2H2O → N2 + 5 H2O
- H2O2 dapat mereduksi senyawa oksida
AgO + H2O2 → 2 Ag + H2O + O2
2 MnO-4 + 5 H2O2 + 6 H+ → 2Mn2+ + 8 H2O + 5 O2
III. Deskripsi Proses
JUMLAH
TAHUN
(Kg)
2013 19727862
2014 20554013
2015 20646548
2016 21636777
2017 29991408
(www.bps.go.id)
6
Data Impor Hidrogen Peroksida Tahun 2013-2017
2013 3982858
2014 368571
2015 1519616
2016 2898507
2017 5345987
(www.bps.go.id)
Referensi
1.^http://chibby4ntipaties.blogspot.co.id/2012/09/proses-pembuatan-hidroge peroksida.html
(1 Maret 2018, 19:30 WIB)
7
TUGAS
2
8
I. Penentuan Kapasitas Pabrik
9
Tabel 3.3 Produsen Hidrogen Peroksida di Amerika Serikat
No. Pabrik Lokasi Pabrik Kapasitas (ton/th)
1 Chempprox Becancour, P.Q. 30000
2 Degusa Theodore, Alabama 75000
3 Du Pont Memphis, Tennese 64000
Gibbsons, Ont. 36000
Gibbsons.Alta 36000
4 Columbus,
Eka Nobel Mississipi 35000
5 FMC Bayport, Texas 43000
Prince george, B.C. 41000
Santa Clara,
Mexico 10000
Spring hill, W.Va. 38000
6 Muskogee,
Fort Howard Oklahoma 3000
7 Logview,
Solvay Interox Washington 50000
(Kirk, K.E & Othmer, vol. 13, 2000)
Berdasarkan data dari tabel 3.1. dilakukan regresi linear untuk untuk
memperkirakan kebutuhan impor hidrogen peroksida di Indonesia pada tahun 2020.
Dari grafik didapatkan persamaan garis lurus yaitu Y = 2160985,60X + 22511321,60 dimana
X adalah tahun yang dihitung dari tahun 2013 sampai tahun yang akan dihitung, sedangkan Y
adalah kebutuhan impor hidrogen peroksida pada tahun tertentu dalam satuan kg.
Perkiraan impor hidrogen peroksida dari tahun 2013 hingga tahun 2020 dapat dilihat pada
tabel 3.3 sebagai berikut :
Dari tabel 3.4 dibuat grafik perkiraan impor hidrogen peroksida dari tahun 2013 hingga tahun
2020 yang ditunjukkan dalam Gambar 3.2.
Gambar 3.2 Grafik Perkiraan Impor Hidrogen Peroksida Tahun 2013 – 2020
Untuk perkiraan impor hidrogen peroksida setelah pabrik beroperasi dari tahun 2020 hingga
tahun 2030 dapat dilihat pada tabel 3.4.
Tabel 3.5 Perkiraan Impor Hidrogen Peroksida Pada Tahun 2020 – 2030
TAHUN x Y (kg)
2020 5 33316250
2021 6 35477235
11
2022 7 37638221
2023 8 39799206
2024 9 41960192
2025 10 44121178
2026 11 46282163
2027 12 48443149
2028 13 50604134
2029 14 52765120
2030 15 54926106
Berdasarkan tabel 3.5 diatas maka dibuat grafik perkiraan impor hidrogen peroksida 10 tahun
mendatang setelah pabrik beroperasi.
Perkiraan Impor Hidrogen Peroksida
Tahun 2020-2030
Gambar 3.3 Grafik Perkiraan Impor Hidrogen Peroksida Tahun 2020 – 2030
Referensi
12
2. ^https://eprints.uns.ac.id/2457/1/62801506200903441.pdf (1 Maret 2018, 18.30 WIB)
13
TUGAS
3
V. Deskripsi Proses
14
Oksidasi parsial dari alkohol primer atau sekunder dalam fase liquid atau uap
menghasilkan hidrogen peroksida dan aldehid atau keton dengan yield yang tinggi.
Reaksi berlangsung pada suhu 70 - 160oC dan tekanan 10 – 20 atm. Gas oksigen dari
udara dilewatkan menembus alkohol sekunder pada bagian bawah kolom oksidator,
biasanya alkohol sekunder yang sering digunakan. Reaksi yang terjadi adalah sebagai
berikut :
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
(CH3)2CHOH + O2 → H2O2 + CH3COCH3
Suhu diatas 70oC diperlukan agar menghasilkan laju yang baik dan tekanan
dari sistem dijaga setidak-tidaknya sama dengan tekanan uap dari fase liquid pada
suhu reaksi yang digunakan, sebab laju oksidasi alkohol sangat terpengaruh terhadap
jumlah asam organik yang ada dalam bentuk liquida, sehingga akumulasi dari jumlah
asam yang cukup dapat menyebabkan reaksi tidak terkontrol bila konsentrasi hidrogen
peroksida tinggi.
Hasil campuran yang berisi alkohol yang tidak terpakai, hasil keton dan
hidrogen peroksida kemudian dipisahkan dengan falling film evaporator, dimana
bahan organik dan air melalui bagian atas kolom dan hidrogen peroksida berada
dibagian bawah kolom, pada kolom ditambahkan air yang cukup sehingga konsentrasi
hidrogen peroksida dibawah 50% untuk menjaga terjadinya ledakan akibat pengaruh
panas dan konsentrasi hidrogen peroksida yang mengandung bahan bahan organik
lainnya. Selanjutnya hidrogen peroksida dimurnikan dengan ekstraksi counter current
dan dilanjutkan menuju ion exchanger untuk menghasilkan hidrogen peroksida murni
dalam konsentrasi yang sesuai dengan kebutuhan.
Hidrogenasi
Didalam hidrogenator anthraquinon dilarutkan dalam sebuah pelarut atau
campuran pelarut yang disebut larutan kerja, dengan adanya katalis dan gas hidrogen
pada tekanan parsial yang tinggi dan suhu dibawah 100oC terjadi reaksi sebagai
berikut:
C16H12O2(L) + H2(g) C16H12(OH)2 (L)
15
Derajat hidrogenasi umumnya dibatasi sekitar 50% untuk meminimasi reaksi
sekunder. Laju hidrogenasi dijaga konstan secara periodik atau mengubah katalis atau
dengan mengontrol tekanan parsial hidrogen (laju tidak dipengaruhi pada tekanan
hidrogen yang lebih dari 405 Kpa). (Mc.ketta, J, vol.27,1987)
Oksidasi
Larutan kerja yang telah di pisahkan dari katalis dibawa menuju oksidizer
dimana anthraquinol dioksidasi dengan gas oksigen pada suhu 40-70 oC, biasanya
yang dipakai udara untuk membentuk anthraquinon beserta hidogen peroksida (5-6
gram/liter) secara serentak seperti yang ditunjukkan dibawah ini:
C16H12 (OH)2(L) + O2 (g) C16H12O2(L) + H2O2(L)
Recovery Hidrogen Peroksida
Hidrogen peroksida kemudian diekstraksi dari larutan anthraquinon sedangkan
ekstrak larutan anthraquinon dikembalikan menuju hidrogenator yang berfungsi
sebagai larutan kerja, Selanjutnya hidrogen perksida dimurnikan dan dikonsentrasikan
menurut kebutuhan. Yield hidrogen persiklus proses sangat tinggi.
Larutan Kerja ( Working solution)
Bahan kimia dari suatu sistem termasuk dalam larutan organik yang membawa
quinon/hidroquinon melalui reaksi hidrogenasi dan oksidasi, serta melalui seluruh
langkah ekstraksi disebut larutan kerja. Larutan kerja harus stabil secara kimia melalui
seluruh proses. Larutan kerja selalu terdapat diantara proses selama umur pabrik,
hanya diganti sedikit dengan make up untuk pembilasan dan kehilangankehilangan.
Quinon murni, hidroquinon murni dan bahan –bahan yang berhubungan dalam proses
berada dalam keadaan padat pada temperatur kamar, tetapi komposisi larutan kerja
dipilih sehingga batasan kelarutan dari padatan dalam pelarut tidak melebihi batasan
kelarutan. Larutan organik selalu homogen setiap waktu, dengan tanpa solid atau fasa
liquid kedua dalam setiap titik pada proses komersial. (Mc. Ketta, vol.27,1987).
TINJAUAN PROSES
1. Tahap Hidrogenasi
Umpan segar hidrogen dengan kandungan N2 sebagai inert 2 % mol dicampur
dengan gas hidrogen pada aliran recycle dan dibatasi jumlah N2 5% mol. Umpan
masuk ke reaktor hidrogenasi pada suhu 40⁰C dan tekanan 4 atm. Umpan cair
yang berupa working solution yang terdiri dari 2-etil anthraquinon yang dilarutkan
dalam benzene direaksikan dalam reaktor hidrogenasi yang berupa reaktor dengan
katalis paladium.
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
C16H12O2(L) + H2(g) → C16H12(OH)2 (L)
2. Tahap Oksidasi
16
Hasil reaksi yang berupa tetrahidroanthraquinone (C16H12(OH)2) kemudian
direaksikan dengan O2 di dalam reaktor oksidasi pada tekanan 4 atm dan suhu 40
⁰C.
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
C16H12 (OH)2(L) + O2 (g) → C16H12O2(L) + H2O2(L)
3. Tahap Ekstraksi
Hidrogen peroksida yang masih tercampur working solution kemudian dipisahkan
dimenara ekstraksi.
4. Tahap Distilasi
Hidrogen peroksida yang masih tercampur air dimurnikan dalam menara distilasi
untuk mendapatkan kemurnian yang diinginkan.
Tabel 3.1 Perbandingan Tiga Cara Macam Proses Untuk Pembuatan Hidrogen Peroksida
2-Etil Anthraquinone
Kebutuhan Bahan Baku 2-Propanol Mudah didapat
diimpor dari Cina
Reaktor Hidrogenasi
Reactor Reaktor Oksidasi
Reaktor Oksidasi
Hasil Samping
17
Masalah penanganan Ekstrak larutan
produk samping (Aseton) anthraquinon dikembalikan
Kondisi Reaksi Reaksi berlangsung lambat Reaksi berlangsung lambat
18
Gambar 3.1 Diagram Alir Proses Autooksidasi alkohol sekunder
19
PEMILIHAN PROSES
Berdasarkan perbandingan diatas maka pada pra rancangan pabrik hidrogen peroksida
ini dipilih proses pembuatan dengan proses autooksidasi anthraquinon. Proses ini
dipilih karena memiliki berbagai keuntungan sebagai berikut:
1. Konversi yang dihasilkan lebih tinggi yaitu 95%
2. Tekanan dan suhu lebih kecil dibanding proses lain
3. Residen time relatif lebih cepat
4. Proses yang paling banyak digunakan dalam industri sehingga memudahkan
pencarian referensi
5. Kondisi operasi yang mendekati lingkungan sehingga hemat energi. Proses
hidrogenasi anthraquinon dapat dilakukan dengan tekanan 2 atm dan kisaran suhu
40-70 ⁰C.
6. Raw material availability yang baik. Untuk pengoperasian pabrik di Indonesia
hanya diperlukan impor anthraquinon sebagai bahan baku.
20
TUGAS
4
23
Alat-alat proses :
4.1.1 Tangki Penyimpan 2 Ethyl Anthraquinone (hopper)
4.1.4 Mixer
24
4.1.6 Reaktor Oksidasi
4.1.8 Dekanter
25
4.1.16 Separator
26