Anda di halaman 1dari 19

A.

Pengertian Urea Formaldehyde


Urea formaldehid adalah senyawa hasil dari proses kondensasi antara urea
dan formaldehid serta termasuk ke dalam jenis resin polymer. Urea formaldehid
merupakan resin yang memiliki sifat tidak mudah larut serta memiliki ketahanan
terhadap keasaman dan kebasaan. Perusahaan ataupun konsumen yang
memanfaatkan urea formaldehid sebagai main raw material dan juga support raw
material terus meningkat. Urea formaldehid sering dipakai dalam banyak aplikasi
seperti bahan perekat (61%), papan memiliki densitas sedang (27%), peningkat
ketahanan kayu (5%) dan laminate (7%) pada produk mabel serta jenis produk
lainnya. Proses pembuatan urea formaldehid diawali dengan menguapkan metanol
sebagai umpan di reaktor fixed bed multitube yang direaksikan dengan udara untuk
menghasilkan formaldehid dengan bantuan katalis iron molybdenum oxide.
(Alfian.2018.Vol 4 No 1)

B. Spesifikasi Bahan Baku dan Produk


Bahan Baku
➢ Metanol
A. Sifat Fisik
• Rumus molekul : CH3OH
• Berat molekul : 32,042 g/gmol
• Kondisi fisik : cair (fluida)
• Warna : tak berwarna
• Bau : alkohol
• Titik cair/titik beku : -97,8℃
• Titik didih awal dan rentang didih : 64,7℃ pada 1,013 hPa
• Titik nyala : 9,7℃ pada 1,013 hPa
• Batas eksplosi bawah : 5,5 vol%
• Batas eksplosi atas : 44 vol%
• Tekanan uap air : 169,3 hPa pada 25℃
• Densitas : 0,79 g/cm3
• Densitas uap air : 1,11 (udara = 1)
• Kelarutan air : larut dalam proporsi apapun
• n-oktanol/air : -0,77 (ECHA)
• Kekentalan dinamis : 0,6 mPa s pada 20℃
• Indeks reaktif : 1,329

1
2

(carlroth.com)

B. Sifat Kimia
Metanol merupakan gugus alkohol alifatik yang hanya
memiliki satu atom karbon. Reaksi-reaksi dari metanol melibatkan
gugus hidroksil seperti contohnya yaitu reaksi esterifikasi, adisi,
oksidasi, dehidrogenasi dan penggantian gugus hidroksil.

➢ Udara

Udara merupakan campuran gas yang terdiri dari oksigen, nitrogen


dan argon serta gas-gas lainnya dengan jumlah yang relatif kecil.
Kandungan udara dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Kandungan Udara (Stern C Arthur, 1976)

Kandungan % Volume Ppm

Nitrogen 78,08 780.800

Oksigen 20,95 209.500

Argon 0,934 9.340

Karbondioksida 0,0314 3141

Neon 0,00182 18

Helium 0,000524 5

Metana 0,0002 2

Krypton 0,000114 1
3

A. Sifat Fisik

Sifat fisik beberapa komponen udara seperti Nitrogen, Oksigen, dan


Argon dapat dilihat pada table 2.2

Tabel 2.2 Sifat Fisik Kandungan Udara (Sheve, 1956 & Yaw’s, 1999)

Sifat Fisik Nitrogen Oksigen Argon

Rumus molekul N2 O2 Ar

Berat molekul. 28.013 31,99 39,948


g/mol

Densitas gas (0oC,1 1,2505 1,42929 1,7828


atm), kg/m3

Volume jenis (0oC, 0,799 0,7 0,56


atm), m3/kg

Titik didih. ℃ -195,8 -182,98 -185,87

Suhu kritis, ℃ 147,05 118,57 122,29

Tekanan kritis, bar 33,94 50,43 49,98

B. Sifat Kimia
Sifat kimia beberapa komponen udara antara lain meliputi hal-hal
di bawah ini:
a. Oksigen merupakan unsur yang sangat aktif. Meskipun tidak
terbakar, tetapi oksigen membantu pembakaran dan bergabung
langsung maupun tidak langsung dengan semua senyawa kecuali
helium, neon dan argon.
b. Oksigen bersama dengan gas asetilena untuk mengelas baja
sedangkan oksigen cair bersama dengan hidrogen cair digunakan
sebagai bahan bakar roket untuk mendorong pesawat ruang
angkasa. Oksigen juga digunakan dalam berbagai industri kimia
untuk mengoksidasi macam-macam zat.

c. Nitrogen merupakan zat yang sulit bereaksi dengan unsur lain


karena energi ikatan N dengan N sangat besar, tidak mudah
terbakar dan tidak membantu pembakaran.
4

d. Nitrogen bereaksi dengan logam aktif seperti kalsium, natrium dan


magnesium.
e. Nitrogen bereaksi dengan gas hidrogen pada suhu 400-600oC dan
tekanan 200-600 atm membentuk ammonia.
f. Argon termasuk golongan gas mulia, yang sama sekali tidak reaktif
secara kimia.

➢ Urea

A. Sifat Fisik
Rumus molekul : CO(NH2)2
Berat molekul : 60,06 g/gmol
Bentuk : kristal tetragonal berwarna putih
Titik lebur : 132,7℃ pada 1 atm
Panas pembakaran : 2531 kal/g
Indeks refraksi : 1,484
Panas peleburan : 251 J/g
Panas pelarutan dalam air : -57,8
kal/g
Energi Gibbs : -47120 kal/mol pada 25℃
Densitas : 1,33 g/cm3
Panas spesifik : 0,32 kal/g℃

B. Sifat Kimia

a. Dengan pemanasan

Urea akan melepaskan ammonia, ammonium sianida


(NH4OCN) dan biuret (CONH2)2NH apabila dipanaskan diatas
titik leburnya yaitu pada suhu 150-160℃.

2CO(NH2)2 → NH3 +(CONH2)2

b. Hidrolisa
Urea yang dihidrolisis akan menghasilkan asam dan
ammonia. Hidrolisis dipercepat menggunakan asam atau basa,dan
terjadi juga apabila ada enzim urease. Organisme tertentu dalam
tanah juga menyebabkan hidrolisa urea membentukammonium
karbonat. CO(NH2) + 2H2O → 2NH3 + OC(OH)2 (H2O + CO2)
c. Urea bereaksi dengan alkohol menghasilkan urethane
5

CO(NH2)2 + ROH → NH2COR + NH3

d. Reaksi dengan formaldehid


Terjadi hidroksi metil urea (metilol urea) dan dimetilolurea
dalam larutan asam.

CO(NH2)2 + CH2O → NH2CONHCH2OH


Metilol urea NH2CONHCH2OH + CH2O →
CO(NHCH2OH)2
Dimetilol urea Selanjutnya akan terbentuk resin
2CO(NHCH2OH)2 → nH2O + HOCH2NHCO –
NH(CH2NHCONH)N – CH2NHCONH2

Produk

➢ Urea Formaldehid

A. Sifat Fisik
Wujud : cairan
Indeks refraksi : 1,54-1,56
Spesific gravity : 1,32 g/cm3 pada 50℃
Panas spesifik : 0,4 kal/g
Densitas : 1,46 g/cm3 pH : 7-8
Titik beku : -20-(-30) ℃

(Meyer, 1979)
6

C. Uraian Proses
Proses pembentukan formaldehid dari metanol dan udara dibagi
menjadi tiga tahap, yaitu:

Tahap Penyiapan Bahan Baku

Langkah penyiapan bahan baku dimaksudkan untuk:


a. Mengkondisikan tekanan umpan sehingga sesuai kondisi reactor.
b. Mengubah fase metanol menjadi gas di dalam alat vaporizer.
c. Mengkondisikan suhu umpan metanol dan oksigen sehinggasesuai
dengan kondisi reactor.
d. Melarutkan urea dalam air di dalam mixer.

Bahan baku metanol diambil dari tangki penyimpanan pada kondisi


cair dengan suhu ruangan, tekanan 1,3 atm dan air dengan rasio 99,85 :
0,15. Pada alat vaporizer, methanol yang bercampur dengan air diubah
fase dari bentuk cair ke gas pada suhu didih 69 °C. Jenis vaporizer yang
digunakan adalah ketel (80% teruapkan). Panas yang dipakai vaporizer
berasal dari pendingin reactor untuk menghemat biaya operasi. Bahan
baku kedua didapat dari udara lingkungan sekitar dengan suhu 35 °C.
Selanjutnya umpan uap metanol dan udara dicampur pada arus
pencampuran bersamaan dengan arus recycle dari hasil atas absorber
(AB).
Untuk memenuhi kondisi operasi reactor, maka gas umpan
dilewatkan ke dalam HE (heat exchanger)-01 dengan keluaran suhu
mencapai 200°C dan HE (heat exchanger)-02 untuk menaikkan suhunya
hingga mencapai 230 °C.
Bahan baku ketiga sekaligus sebagai larutan absorben adalah urea,
diambil dari s i l o ( tangki penyimpanan urea) pada kondisi padat suhu
28 °C dan tekanan 1,3 atm. Pada alat mixer, urea dilarutkan dengan air
untuk mendapatkan larutan urea yang akan digunakan sebagai larutan
penyerap pada absorber.

Tahap Pembentukan Formaldehid

Pada tahap ini umpan metanol dan oksigen yang telah


dikondisikan akan bereaksi di dalam reactor. Reaksi oksidasi metanol
7

menghasilkan formaldehid pada reactor berlangsung dalam fase gas pada


suhu 200 – 290 °C dan tekanan 1,3 atm. Katalis yang digunakan adalah
iron molybdenum oxide yang memiliki masa aktif sampai dengan 18
bulan.

Reaksi oksidasi metanol merupakan reaksi eksotermis, sehingga


selama reaksi berlangsung akan dilepas sejumlah panas. Kenaikkan suhu
tidak diinginkan dan dibutuhkan medium pendingin untuk menyerap
panas selama reaksi berlangsung. Medium pendingin adalah dowtherm A
yang dialirkan melalui cangkang (shell). Pendingin akan mempertahankan
kondisi operasi reactor pada suhu 200-290 °C dengan tekanan 1,3 atm.

Berikut reaksi utama pada reactor :

CH3OH (g) + 1⁄2 O2 (g) HCHO (g) + H2O (g)

Selain reaksi tersebut juga akan terjadi reaksi samping pembentukan CO.

Pada kondisi operasi, konversi metanol pada reactor 97,5%dapat


terpenuhi dengan baik. Suhu sangat memengaruhi konversi yang
terbentuk. Oleh karena itu medium pendingin sangat berperan penting
untuk mencapai konversi yang diinginkan

Tahap Pemurnian Produk

Tahap pemurnian produk adalah memisahkan formaldehid dari gas


O2, N2 dan hasil samping untuk diambil sebagai produk bawah, sedangkan
sisanya dikembalikan ke reactor dan dibuang.

Pada HE (heat exchanger)-02, panas dari produk reactor (290 °C)


akan dimanfaatkan untuk memanaskan gas umpan reactor sampai suhu 200
°C dan gas produk keluar HE (heat exchanger)- 02 pada suhu 231 °C dan
selanjutnya akan didinginkan kembali. Produk reactor dimasukkan ke
absorber pada suhu 70 °C dan tekanan 1,3 atm melaui HE-03 untuk
menurunkan suhu menjadi 93,2 °C. Formaldehid dipisahkan dari gas
produk reactor pada alat pemisah absorber dengan pelarut larutan urea
pada suhu masuk 70°C. Larutan urea masuk dari atas pada top bed untuk
mengurangi uap formaldehid yang tidak terserap pada bed utama (bottom
bed). Gas yang tidak terserap oleh absorber sebagian dikembalikan ke
reactor dan sisanya keluar lewat purging dengan perbandingan recycle dan
8

purging 4:1. Keluaran Formaldehid dari absorber terlebih dahulu


didinginkan melalui HE-05 untuk masuk ke dalam tangki penyimpanan
produk dengan suhu yang diinginkan ialah 40°C dan tekanan 1,3 atm.

D. Neraca Massa
Produk : Urea Formaldehyde Concentrate 85%
(wt/wt)

Kapasitas : 1.150.000 ton/tahun


Satu tahun produksi : 300 hari
Waktu satu hari operasi : 24 jam
Basis perhitungan : 1 (satu) jam operasi
Satuan arus : 145.202 kg/jam

A. Neraca Massa di Vaporizer

Tabel 3.1 Neraca Massa di Vaporizer

Senyawa Input Output

Arus 2a Arus 2c Arus 2b

CH3OH 118.241,608 94.593,2863 23.648,3217

H2O 177,62875 142,103 35,52575

O2 - - -

N2 - - -

HCHO - - -

CO - - -

CO(NH2)2 - - -

118.419,23675 94.735,3894 23.683,84735


Total
118.419,23675 118.419,23675
9

B. Neraca Massa di Tee-01

Tabel 3.2 Neraca Massa di tee-1

Input Output
Senyawa
Arus 1 Arus 2c Arus 11 Arus 3

CH3OH
- 94.593,2863 1.681,557 2.406,871

H2O
- 142,103 189.788,896 243.154,140

O2
59.081,946 - 47.089,952 58.862,439

N2
194.478,073 - 777.912,29 972.390,363

HCHO
- - 704,01 88.001,224

CO
- - 2.628,303 3.285,379

CO(NH2)2
- - -
253.560,019 94.735,3894 1.019.805,01 1.368.100,417
Total
1.368.100,417 1.368.100,417
10

C. Neraca Massa di Reaktor

Tabel 3.3 Neraca Massa di Reaktor

Input Output
Senyawa
Arus 3 Arus 4

CH3OH
96.274,84 2.406,87

H2O
189.931,00 243.154,14

O2
106.171,898 58.862,44

N2
972.390,36 972.390,36

HCHO
704,010 88.001,22

CO
2.628,303 3.285,8

CO(NH2)2
- -

Total
1.368.100,42 1.368.100,42
11

D. Neraca Massa di Absorber

Tabel 3.4 Neraca Massa di Absorber

Input Output

Senyawa
Arus 4 Arus 7 Arus 9
Arus 8

CH3OH
2.406,871 - 304,9242 2.101,947

H2O
243.154,140 15.557,36 21.475,38 237.236,120

O2
58.862,439 - - 58.862,439

N2
972.390,363 - - 97.2390,363

HCHO
88.001,224 - 87.121,21 880,012

CO
3.285,379 - - 3.285,379

CO(NH2)2
- 36.300,51 36.300,51 -

1.368.100,417 51.857,86 145.202 1.274.756,261


Total

1419958,281 1419958,281
12

E. Neraca Massa di tee-2

Tabel 3.5. Neraca Massa di tee-2

Input Output
Senyawa
Arus 9 Arus 10 Arus 11
CH3OH 2.101,9469 420,38 1.681,557
H2O 237.236,120 47.447,2241 189.788,896
O2 58.862,44 11.772,488 47.089,951
N2 972.390,363 194.478,072 777.912,290
HCHO 880,012 176,002 704,009
CO 3.285,38 657,076 2.628,303
CO(NH2)2
1.274.756,261 254.951,252 1.019.805,0089
Total
1.274.756,261 1274756,261

F. Neraca Massa di Mixer

Tabel 3.6 Neraca Massa di Mixer

Input Output
Senyawa
Arus 5 Arus 6 Arus 7
CH3OH - - -
H2O 182,4145982 15.374,945 15.557,36
O2 - - -
N2 - - -
HCHO - - -
CO - - -
CO(NH2)2 36.300,50505 - 36.300,51
Total 36.482,920 15.374,945 51.857,864
51.857,864 51.857,864
13

G. Neraca Massa Keseluruhan

Tabel 3.7 Neraca Massa Keseluruhan

Input Output
Senyawa
Arus 1 Arus 2c Arus 5 Arus 6 Arus 8 Arus 10

CH3OH
- 94.593,29 - - 304,924 420,389

H2O
- 142,103 182,4145982 15.374,945 21.475,379 47.447,2

O2
59.081,946 - - - - 11.772,5

N2 194.478,07 - - - - 194.478

HCHO
- - - - 87.121,212 176,002

CO - - - - - 657,08

CO(NH2)2 - - 36.300,50505 - 36.300,505

Total 253.560,02 94.735,389 36.482,920 15.374,945 145.207,024 254.951,252


400153,272 400153,272
14

E. Neraca Panas

Basis perhitungan : 1 (satu) jam operasi


Satuan arus : kg/jam

A. Neraca Panas di Vaporizer

Tabel 3.8 Neraca Panas di Vaporizer

Komponen Input Output


Kj/jam Kj/jam
∆H2a 5.209.203,035 -

∆H 2 - 109.070.593,7

Q pemanas -
106.687.123,5

∆H 2b 2.825.732,77
-

TOTAL 111.896.326,5 111.896.326,5

B. Neraca Panas di tee-1

Tabel 3.9 Neraca Panas di tee-1

Komponen Input Output


∆H 1 3186765,44 -

∆H 2 109.070.593,7 -

∆H 11 54438779 -
-
∆H 3 3.303.592,75

TOTAL 3.303.592,75 3.303.592,75


15

C. Neraca Panas di Reaktor

Tabel 3.10 Neraca Panas di Reaktor

Komponen Input Output


∆H 3 3.303.592,75 -

∆H 4 - 3.076.401,231

Qpendingin -
464.709.591

∆H reaksi 464.709.590,9
-
TOTAL 782.224.646,7 782.224.646,7

D. Neraca Panas di Mixer


Tabel 3.11. Neraca Panas di Mixer

Komponen Input Output


∆H 5 26.766.442,26 -

∆H 6 254.879,59 -

∆H 7 - 18.155.972,38

∆H pelarutan -
8.865.349,47
TOTAL 27.021.321,86 27.021.321,86
16

E. Neraca Panas di Absorber

Tabel 3.12. Neraca Panas di Absorber

Komponen Input Output


∆H 4 67.667.250,2 -

∆H 7 190.144.188,3 -

∆H 8 - 246.160.404,9

∆H 9 - 66.288.242,62

∆H pelarutan 54.637.209,01 -
TOTAL 312.448.647,5 312.448.647,5

F. Neraca Panas di tee-2

Tabel 3.13. Neraca Panas di Tee-2

Komponen Input Output


∆H 9 664288242,62 -

∆H 10 - 13257648,52

∆H 11 - 53030594,09

TOTAL 66288242,62 66288242,62


17

G. Neraca Panas Keseluruhan

Tabel 3.14. Neraca Panas Keseluruhan

Komponen Input Output


∆H udara 302,031.75 -
∆H metanol 386,275.94 -
∆H air 15,246.27 -
∆H urea 26.766.442,27 -
∆H reaksi 464.709.590,86 -

Qpendingin - 464.709.590,86

Qvaporizer 111.896.326,49 -

∆H pelarutan - 8865.349,475
Qpurging - 66.288.242,62

∆H produk - 246.160.404,9

QHE-01 207.785.125,83 -

QHE-02 45.711.564,05 -

QHE-03 171.979.076,82 -
QHE-04 - 36.268.453,32
- 181.565.550,33
QHE-05
- 61.878.178,72
QHE-06
-
54.637.209,01
Qpenyerapan
TOTAL 1.084.188.889,29 1,084,188,889.29
18

F. Spesifikasi Peralatan Proses


Reaktor
Tabel 3.15 Spesifikasi Reaktor

Identifikasi

Nama Alat : Reaktor


Tipe : Fixed Bed Multitube
Kode Alat :R
Jumlah : 1 buah
Fungsi : Mereaksikan metanol dan oksigen menghasilkan
formaldehid
Data Desain
Kondisi Operasi :- Suhu Umpan : 230oC
- Suhu Produk : 237,75oC
- Tekanan : 1,3 atm
- Pengendali Panas : Downtherm A
Jumlah tube, Nt : 100.456 buah
Layout tube : Triangular pitch
Volume reactor, VR : 44,9 m3
Dimensi reactor : HR : 6,70 m
Ketebalan : 0,375 in
Material : Carbon steel SA 283 Grade C

Anda mungkin juga menyukai