Anda di halaman 1dari 8

BAB II

DESKRIPSI PROSES

2.1 Spesifikasi Bahan Baku dan Produk


2.1.1 Spesifikasi Bahan Baku
a. Ammonia

Wujud : cair pada 11,5 atm dan 30oC


Kenampakan : cair, tidak berwarna
Kadar NH3 minimum : 99,5% berat
Kadar air maksimum : 0,5% berat

Densitas (69 atm dan 30oC) : 0,5923 gram/cc


(PT kaltim)
b. Karbon dioksida

Wujud : cair pada 69 atm dan 30oC


Kenampakan : gas, tidak berwarna
Kadar CO2 : 99,5% berat
Kadar air : 0,5% berat

Densitas (69 atm dan 30oC) : 1,019 gram/cc


(PT Krakatau Steel)
2.1.2 Spesifikasi produk
a. Urea Prill

Wujud : padat pada 30oC


Kenampakan : prill, warna putih
Kadar nitrogen minimal : 46% berat
Kadar air maksimum : 0,3% berat
Kadar biuret maksimum : 0,5% berat
Kemurnian produk : 99,3% berat
Ukuran mesh : 18 US mesh

(PT Pupuk Sriwidjaja)

2.2 Sifat Fisika dan Kimia Bahan Baku dan Produk


A. Sifat Fisis dan Kimia Bahan Baku
1. Ammonia
a. Sifat Fisis
Rumus Molekul : NH3
Berat Molekul : 17,03

Titik Didih (oC) : -33,35


Titik Beku (oC) : -77,7
Suhu Kritis (oC) : 133,0
Tekanan Kritis (kPa) : 11,425
Panas Spesifik (J/Kg.K)

Pada 0oC : 2097,2


Pada 100oC : 2226,2
Pada 200oC : 2105,6
Panas Pembentukan (BTU/lbmol)
Pada 0 K : -39,222
Pada 298 K : -46,222
Kelarutan dalam air (% berat)

Pada 0oC : 42,8


Pada 20oC : 33,1
o
Pada 40 C : 23,4
o
Pada 60 C : 14,1
Specific Gravity

Pada -40oC : 0,690


Pada 0oC : 0,639
Pada 40oC : 0,580
(Pubchem, 2004)

b. Sifat Kimia
Pada tekanan atmosferik, terjadi dissosiasi ammonia dimulai pada kisaran
suhu 450-500oC, sedangkan dengan adanya katalis, dissosiasi ammonia dimulai
pada suhu 300oC dan hampir sempurna pada kisaran suhu 500-600oC, namun
masih ada ammonia yang tersisa.
Oksidasi pada suhu tinggi adalah satu dari reaksi penting yang dapat
menghasilkan nitrogen dan air. Gas ammonia di oksidasi menjadi nitrogen dan
air menggunakan banyak oksida yang dipanaskan sampai suhu tinggi dengan
sedikit oksida logam positif.
2 NH3 + 2 KMnO4 2 KOH + 2 MnO2 + N2
Reaksi ammonia dengan klorin dapat dianggap juga sebagai reaksi
oksidasi
8 NH3 + 3 Cl2 N2 + 6 NH4Cl
Dengan katalis platina-rhodium, ammonia dapat teroksidasi menjadi
oksida nitrit dan air sampai menjadi asam nitrit.
4 NH3 + 5 O2 4 NO + 6 H2O 2 NO + O2
2 NO2 3 NO2 + H2O 2 HNO3 + NO
Netralisasi dengan asam sangat komersial. Tiga jenis pupuk, seperti
ammonium nitrat, ammonium sulfat, dan ammonium fosfat dibuat dari
ammonia. Reaksi ammonia dengan air bersifat reversibel.
NH3 + H2O NH4OH NH4+ + OH-
Dengan peningkatan suhu kelarutan ammonia menurun. Ada indikasi
bahwa ammonia terdapat di dalam air dalam bentuk senyawa NH3.H2O dan 2
NH3.H2O bukan sebagai molekul NH4OH.
Campuran ammonia juga bereaksi dengan logam hidroksida dari campuran
garam dan membentuk ion kompleks dalam ammonia cair berlebih. Sebagai
contoh dengan larutan CuSO4 membentuk cupprichydroxide yang mana
endapan pertama dilarutkan dalam larutan ammonia berlebih yang
menyebabkan terbentuknya cupprammonium compleks dan ion
tettraminecopper (II).
CuSO4 + 2 NH3.H2O Cu(OH)2 + (NH4)2SO4
Cu(OH)2 Cu2+ + 2 OH-
4 NH3 + Cu2+ [Cu(NH3)4]2+
Pottasium dilarutkan dalam ammonia cair, tetapi nilai konversi yang kecil
dari metallic pottasium menjadi metallic amid membutuhkan waktu beberapa
hari. Dengan menggunakan teknik yang sama padatan putih sodium amid dapat
dibentuk.
2 Na + 2 NH3 2 NaNH2 + H2
Pemanasan metallic lithium dalam arus gas ammonia dapat menyebabkan
terbentuknya lithium amid yang mana dapat juga dibentuk dari ammonia cair
dan lithium dengan penambahan platinum black. Amid dari logam alkali dapat
juga dibentuk dari reaksi dekomposisi rangkap dari ammonia cair.
NaI + KNH2 NaNH2 + KI
Pemanasan ammonia dengan logam aktif berlebih seperti magnesium dapat
menghasilkan nitrit. Nitrit dari kalsium, strontium, dan barium dibentuk dengan
memanaskan amid secara berturutturut.
3 Mg + 2 NH3 Mg3N2 + 3 H2
Reaksi halogen dengan ammonia, klorin, atau bromin melepaskan nitrogen
dari ammonia berlebih dan menghasilkan garam. Substitusi mungkin terjadi
pertama kali dimana menghasilkan kombinasi trihalida dengan melepaskan
molekul lain dari ammonia untuk ditukar, sebagai contoh NCl3.NH3. Senyawa
ini sangat tidak stabil dan terdekomposisi dalam penambahan ammonia
berlebih untuk menghasilkan garam ammonia dan nitrogen.
NCl3.NH3 + 3 NH3 N2 + 3 NH4Cl
Senyawa iodin lebih stabil dan memisahkan nitrogen tri iodida (NI3.NH3),
terdekomposisi ketika terekspose oleh cahaya saat penambahan ammonia.
Dengan garam ammonia terkadang reaksinya berbeda. Klorin menggantikan
hidrogen dan nitrogen klorida memisahkan seperti minyak yang mana
memungkinkan terjadinya dekomposisi yang besar.
NH4Cl + 3 Cl2 NCl3 + 4 HCl
Hidrogen dari garam ammonia tidak digantikan oleh bromin dan iodin tetapi
kombinasi dengan garam membentuk ammonia perhalida. Sejumlah perhalida
diketahui dan salah satu yang paling stabil adalah ammonium tetra kloro iodida
(NH4ICl4). Ammonia bereaksi dengan klorin dalam larutan dilute untuk
menghasilkan kloramin, reaksi penting dalam pemurnian air. Tergantung dari
nilai pH air baik monokloramin, NH2Cl, atau dikloramin, NHCl2 terbentuk.
NH4Br + Br2 NH4Br3
Ammonia bereaksi dengan gas fosfor pada pemanasan tinggi untuk
menghasilkan nitrogen dan phosphine.
2 NH3 + 2 P 2 PH3 + N2
Gas sulfur dan ammonia bereaksi untuk menghasilkan ammonia sulfida dan
nitrogen. Sulfur juga bereaksi dengan cairan ammonia anhidrat untuk
menghasilkan nitrogen sulfida.
10 S + 4 NH3 6 H2S + N4S4
Ammonia dan karbon pada pemanasan tinggi menghasilkan ammonia
sianida. Ammonia membentuk sejumlah senyawa gabungan seperti
ammoniates (CaCl2.6NH3 dan CuSO4.4NH3) dan sejumlah hidrat
(CaCl2.6H2O dan CuSO4.4H2O). Kelarutan dalam air dari banyak komponen
terkadang sedikit berbeda dari kelarutan garam itu sendiri seperti contohnya
silver chloride (AgCl) lebih banyak tidak larut dalam air daripada
[Ag(NH3)2]Cl yang lebih mudah larut. Untuk itu silver chloride dilarutkan
dalam campuran ammonia.
Reaksi serupa terjadi dengan garam lain yang tidak larut seperti silver
phosphate dan cupprous chloride. Larutan encer dari ammonia juga melarutkan
beberapa oksida yang tidak larut dan hidroksida seperti silver oksida dan
copper hidroksida. Reaksi ini dapat digunakan pada analisa kimia. Beberapa
amine dapat menghasilkan kristalin khusus seperti cobalt, promium, dan
platinum.
Industri besar mementingkan reaksi ammonia dan karbon dioksida untuk
menghasilkan ammonia karbamat yang mana terdekomposisi menjadi urea dan
air.

2 NH3 + CO2 NH2CO2NH4


NH2CO2NH4 NH2CONH2 + H2O
2. Karbon Dioksida
a. Sifat Fisis
Rumus Molekul : CO2
Berat Molekul : 44,01
Titik Sublimasi (oC, 1 atm) : -78,5
Suhu Kritis (oC) : 31,1
Tekanan Kritis (kPa) : 734
Densitas Kritis (gr/l) : 467
Panas Laten Penguapan (J/gr) : 348
Densitas gas (0oC,1 atm) (gr/l) : 1,976
Densitas cairan (0oC,1 atm) (gr/l) : 914
Viskositas (cP) : 0,015
Panas Pembentukan (25oC ) (J/mol) : 393,7
(Pubchem, 2005)
b. Sifat Kimia
Karbon dioksida adalah produk oksidasi akhir dari karbon sangat
tidak reaktif pada suhu biasa. Terkadang dalam larutan air membentuk
asam karbonat, H2CO3 yang mana membentuk garam dan bereaksi lemah
dengan asam. Konstanta primer ionisasinya adalah 3,5x10-7 pada suhu
18oC, sedangkan sekundernya adalah 4,4x1011 pada suhu 25oC. pH dari
larutan karbon dioksida jenuh bervariasi dari 3,7-3,2. Hidrat padat
(CO2.8H2O) memisahkan larutan encer dari karbon dioksida yang
didinginkan pada tekanan tinggi. Meskipun karbon dioksida sangat stabil
pada suhu biasa ketika dipanaskan diatas 1700oC reaksinya bergerak lebih
besar ke kanan sebesar 15,8% pada 2227oC.
2 CO2 2 CO + O2
Reaksi ini juga bergerak ke kanan untuk mengurangi kelebihan
paparan sinar ultraviolet dan muatan listrik. Karbon dioksida juga
dikurangi dengan beberapa cara, cara yang paling terkenal adalah reaksi
dengan hidrogen.
CO2 + H2 CO + H2O
Karbon dioksida dapat juga dikurangi dengan berbagai jenis
hidrokarbon katalitik dan dapat juga menggunakan karbon itu sendiri pada
temperatur tinggi. Reaksi tersebut dapat meningkatkan pembakaran dan
produksi karbon monoksida.
CO2 + C 2 CO
Reaksi karbon dioksida dengan ammonia pada stage pertama dari
pembentukan urea adalah untuk membentuk ammonium karbamat.
CO2 + 2 NH3 NH2COONH4
Ammonium karbamat kehilangan molekul air untuk produksi urea
(CO(NH2)2). Secara komersial reaksi ini sangat penting untuk
memproduksi urea dalam bentuk pupuk dan plastik.
B. Sifat Fisik dan Kimia Produk
1. Produk urea
a. Sifat fisik
Rumus molekul : CO(NH2)2
Berat molekul (g/mol) : 60,056
Densitas (g/cm³) : 1,3230 pada 20oC
Titik lebur (oC) : 132,70
Kelarutan dalam air : 545 g/L pada 25oC
Kelarutan lainnya : 10 g/L dalam 95% alkohol, 167 g/L dalam methanol,
500 g/L dalam gliserol
Panas Pembentukan (kJ/mol) : -197,28 pada 25oC
Panas Pelarutan dalam air (kJ/gr) : 251,21
Panas spesifik (cal/g °C) : 0,320 pada 20oC (Pubchem, 2004)
b. Sifat kimia
Urea tidak berbau, tidak berasa dan berwarna putih kristal pada suhu
kamar. Bila bercampur air, dapat terhidrolisis menjadi amonium karbonat
dan terdekomposisi menjadi amonia dan karbon dioksida. Daya racunnya
rendah, tidak mudah terbakar, dan tidak meninggalkan residu garam
setelah dipakai untuk tanaman. Pada tekanan atmosferik dan pada titik
leburnya urea terdekomposisi menjadi amonia, biuret, ammelide, dan asam
cyanuric. Biuret adalah hasil samping yang dihasilkan dari proses urea.
Jumlah biuret harus kurang dari 2% b/b dalam pupuk urea karena dapat
mengganggu pertumbuhan tanaman. Urea juga bersifat higroskopis
sehingga harus disimpan di tempat kering dan tertutup rapat.

Anda mungkin juga menyukai