Anda di halaman 1dari 21

I.

MAKSUD DAN TUJUAN

A. Untuk menganalisa adanya zat - zat yang dapat mempengaruhi proses basah tekstil
dengan pengujian pengendapan.
B. Untuk mengetahui derajat alkalinitas suatu air proses dengan menggunakan cara titrasi
asidimetri.
C. Melunakkkan/ penghapusan ion – ion penyebab kesadahan dalam air, yang
terutama disebabkan oleh ion Ca2+ dan Mg2+.
D. Mengetahui Jumlah kandungan besi dengan cara spektrofometri.

II. TEORI DASAR

Air Untuk Industri Tekstil


Pada industri tekstil terutama untuk proses pencelupan sampai dengan penyempurnaan
tekstil yang dikenal dengan bagian finishing (finishing department) , diperlukan air yang
cukup banyak.
Untuki memenuhi kebutuhan air proses pada bagian finishing umumnya digunakan air dari
sumber alam misalnua air sungai , danau dan sumur . Air dari sumber alam ini mengandung
zat yang beraneka ragam jenis maupun jumlah ion-ion dan kotoran-kotoran yang terkandung
didalamnya , tergantung dari sumbernya.
Untuk keperluan proses pada bagian finishing , air yang digunakan memerlukan persyaratan
tertentu , karena adanya ion-ion dan kotoran yang terkandung didalamnua , tergantung dari
sumbernya .
Untuk keperluan proses pada bagian finishing , air yang digunakan memerlukan persyaratan
tertentu , karena adanya ion-ion yang biasanya dapat mempengaruhi hasil-hasil proses.
Kotoran-kotoran dan ion-ion yang biasanya berpengaruh diantaranya adalah :
a. Warna dan kekeruhan
Warna air biasanya dikarenakan zat-zat organic yang terlarut dan berikatan dengan
besi dan mangan , sedang kekeruhan disebabkan oleh partikel yang tersuspensi ,baik
berasal dari bahan organik maupun nonorganik , misalnya kotoran tumbuhan ,
Lumpur dan sebagainya.
b. Derajat keasaman /PH.
PH merupakan kadar asam atau basa didalam larutan dengan melihat konsentrasi
Hidrogen (H + ).
Suasana asam dalam air akan mempengaruhi beberapa proses dan akan merusak
beberapa jenis bahan tekstil seperti selulosa .
Suasana alkali misalnya NaOH akan merusak pipa logam , menyebabkan kerapuhan
yang dikenal dengan istilah kerapuhan kostik.
c. Alkalinitas
Alkalinitas dalam air alam sebagiuan besar disebabkan oleh adanya bikarbonat dan
sisanya oleh karbonat dan hidroksida .
Jika kadar dan alkalinitas terlalu tinggi akan menyebabkan karat-karat pada pipa
Sehingga pada saat sehingga pada saat proses berlangsung karat-karat tadi akan
terbawa air dan menodai bahan tekstil.
Jika kadar alkalinitas terlalu rendah dan tidak seimbang dengan kesadahan dapat
menyebabkan kerak CaCO3 pada dinding pipa dan dinding ketel uap sehingga
tekanan menjadi lebih tinggi .
d. Besi
Garam –garam besi berpengaruh pada beberapa proses industri tekstil , pada proses
pemasakan dan pengelantangan , garam-garam besi selain dapat menyebabkan noda-
noda kuning coklat yang mengotori pada bahan tekstil juga dapat memperbesar
kerusakan bahan selulosa , karena logam-logam berat berfungsi sebagai katalis
dalam penguraian zat pengelantangan.
Senyawa besi juga dapat bereaksi dengan beberapa jenis zat warna ,sehingga dalam
proses pencelupan menghasilkan warna celupan yang tidak sesuai dengan yang tidak
dikehendaki.
e. Silikat
Adanya silikat dalam air proses adalah tidak dikehendaki , karena endapan silikat
murni sulit dihilangkan sehingga dapat menyumbat pipa –pipa dan melapisi dinding
ketel uap bertekanan tinggi.
f. Klorida
Kadar klorida yang terlalu tinggi akan merusak peralatan yang terbuat dari besi ,
Karena klorida bersifat korosif. Klorida banyak ditemukan di alam, kandungan
klorida di alam berkisar kurang dari 1 mg/l didalam air laut.
Air buangan industri sebagian besar menaikkan kadar klorida dalam air termasuk
manusia dan hewan membuang kotoran yang mengandung klorida dan nitrogen yang
cukup tinggi.
g. Zat organic
Adanya zat organic didalam air akan menyebabkan terjadinya bau dan warna yang
tidak dikehendaki dalam air. Zat organic dapat ditunjukkan dengan oksidasi dengan
Kalium Permanganat. Kalium Permanganat ini akan mengoksidasi zat organic ,hal
ini ditunjukkan dengan hilangnya warna ungu dari kalium permanganat.
h. Ion Sulfat
Sulfdat banyak terdapat dalam air alam, zat – zat organic didalam air alam dapat
menyebabkan sulfat tereduksi menjadi sulfida.
Ion sulfat dapat diendapkan oleh barium klorida dalam suasana asam menjadi barium
sulfat yang mempunyai bentuk kristal yang sama besar. Absorbansi dari
suspensi barium sulfat dapat ditentukan dengan spektrofometer pada panjang
gelombang 420 nm.

Alkalinitas
Alkalinitas adalah kemampuan air untuk menetralkan asam tanpa penurunan PH
larutan. Alalinitas evagian besar disebabkan oleh ion-ion karbonat (CO 3- ), bikarbonat
(HCO3-), hidroksida (OH) dan sebagainya . Alkalinitas dinyatakan dalam mgrek/liter
atau mgram CaCO3 /Liter.
Alkalinitas diperiksa dengan cara titrasi asam basa. Asam yang digunakan adalah
asam sulfat (H2SO4) dan HCl. Asam ini akan mengikat zat penyebab alkalinitas
sampai titik akhir titrasi tercapai.

Titik akhir titrasi dapat ditentukan oleh :


- Perubahan warna indicator pada titik akhir titrasi
- Perubahan nilai PH pada PH meter.
- Dari alklalinitas yang diperoleh dapat digunakan untuk menghitung kesadahan
jumlah dengan cara Wartha Pfeiffer.

Pelunakan Air Sadah


Maksud dari pelunakan disini adalah penghapusan ion-ion penyebab kesadahan
dalam air . Kesadahan air terutama disebabkan oleh ion-ion Ca 2+ dan Mg2+.
Air sadah akan mengendapkan sabun, akibatnya penggunaan sabun akan lebih
banyak . Selain itu akan merusak beberapa jenis zat zat warna pada proses
pencelupan, kelebihan ion Ca2+ serta ion CO32- juga akan mengakibatkan kerak pada
dinding ketel uap yang disebabkan oleh endapan Kalsium Karbonat.

Beberapa proses untuk pelunakan air sadah adalah :


A. Cara pemanasan: cara ini hanya dapat menghilangkan kesadahan sementara yang
disebabkan bikarbonat-bikarbonat dari ion kesadahan.
B. Cara pengendapan : Cara ini merupakan cara merupakan cara yang paling murah
yang dapat mengendapkan kesadahan total. Pada cara ini garam-garam kalsium
dan magnesium penyebab kesadahan diendapapkan sebagai karbonat-karbonat .
Sebagai zat pengendap dipakai campuran Na 2CO3 dan Ca(OH)2 atau campuran
NaOH dan Ca(OH)2.
C. Cara penukar ion : Cara ini sangat mahal tetapi efisiensi cukup tinggi dipakai
untuk penyediaan air ketel . Pada cara ini kalsium dan magnesium yang
terkandung dalam air didesak dan diikat oleh senyawa penukar ion.

III. REAKSI

Kandungan Klorida
HCL + AgNO3 AgCl
Kandungan Sulfat
SO4- + BaCl2 BaSO4 + 2 Cl-

Alkalinitas Air dan kesadahan cara Wartha Pfeifer :


OH- + H+ H2O titik akhir terletak pada PH 8,3
2- +
CO 3 +H HCO3
- +
HCO3 + H H2O + CO2 terjadi pada PH 4,5

Pada saat titik akhir titrasi pertama , yaitu PH 8,3 dikenal dengan nilai P, untuk
mencapai titik akhir ke 2 yaitu pada PH 4,3 , yang dikenal dengan nilai M.
Jadi pada saat tercapai nilai P pada PH 8,3 :
OH - + H + H2O nilai P menunjukkan OH- dan ½ CO3 = (HCO3-)

Pelunakan Air Sadah

Pengendapan dengan campuran Na2CO3 dan Ca(OH)2 :


Ca(HCO3)2 + Ca(OH)2 2 CaCO3 + 2 H2O
Mg(HCO3)2 + Ca(OH)2 CaCO3 + Mg(OH) + H2O
MgCl2 + Ca(OH)2 Mg(OH)2 + CaCl 2
MgSO4 + Ca(OH)2 Mg(OH)2 + CaSO4
CO2 + Ca(OH)2 CaCO3 +H2O
FeCl 2 + Ca(OH)2 2 Fe(OH)2 + CaCl2
FeCl 3 + Ca(OH)2 2 Fe(OH)3 + 3 CaCl3
MnSO4 + Ca(OH)2 Mn(OH)2 CaSO4
Al2(SO4)3 + 3 Ca(OH)2 2 Al(OH)3 + 3 CaSO4
CaCl 2 + Na2CO3 CaCO3 + NaCl
CaSO4 + Na2CO3 CaCO3 + Na2SO4

Pengendapan dengan campuran Na2CO3 dan NaOH :


(CaCO3)2 + 2 NaOH CaCO3 + Na2CO3 + 2 H2O
(MgCO3)2 + 4 NaOH Mg(OH)2 +Na2CO3 + 2 H2O
MgSO4 + 2 NaOH Mg(OH)2 + 2 Na2 SO4
MgCl2 + 2 NaOH Mg(OH)2 + 2 NaCl
CO2 + 2 NaOH Na2CO3 + H2O
FeCl2 + 2 NaOH Fe(OH)2 + 2 NaCl
FeCl3 + 3 NaOH Fe(OH)3 + 3 NaCl
MnSO4 + 2 NaOH Mn(OH)2 + Na2SO4
CaSO4 + Na2CO3 CaCO3 + 2 NaCl

IV. CARA KERJA

- Pemeriksaan Kualitatif Air Untuk Proses Industri Tekstil


Silikat
Pada 2 ml air contoh didalam tabung reaksi :
- Ditambahkan 2 - 3 tetes HCl 4 N ( sebagai pengasam )
- Dimasukkan 2 – 3 tetes ammonium amolibdat 5%.
Jika perlu dipanaskan sebentar , kemudian didinginkan.. Jika larutan berwarna kuning
berarti mengandung silikat.
Dillakukan uji penentuan (karena phospat menunjukkan hasil yang sama ) yaitu:
-Beberapa tetes larutan pereaksi bekas uji diletakkan dalam pinggan porselen.
-1 Tetes benzidine dan 1 tetes Na Asetat ditambahkan.
Jika terdapat lapisan bertwarna biru menunjukkan adanya silikat.

Klorida
Pada 2 ml air contoh didalam tabung reaksi :
- Ditambahkan 2 –3 tetes HNO 3 4 N (sebagai pengasam).
- Dtambahkan 2-3 tetes AgNO 3 0,1 N.
Jika terjadi endapan putih yang larut dalam amoniak berarti contoh uji mengandung
Klorida .
Calsium
Pada 2 ml air contoh uji :
- Diasamkan dengan 2 – 3 tetes asam asetat 10 %.
- Ditetesi Amonium Oksalat 4 % sebanyak 5 tetes.
Jika timbul endapan putih menunjukkkan adanya ion Ca 2+.

Magnesium
Pada 2 ml air contoh uji :
- Ditambahkan10 tetes quinalizarin alk. Akan timbul warna merah.
- Ditambahkan 5 tetes NaOH 10 % sehingga warna merah akan berubah jadi biru ungu.
- Didihkan sebentar , lalu dibiarkan menjadi dingin .
Timbulnya endapan biru yang terpisah menunjukkan adanya ion Mg 2+.

Aluminium
Pada 2 ml air contojh uji :
- Diasamkan dengan 2 ml HCl 1 N
- Ditambahkan 3 ml amonioum asetat 3 N .
- Ditambahkan 3 tetes Aluminon , kemudian diaduk.
Timbulnya endapan merah terang menunjukkan adanya ion Al 3+.

Zat organik
Pada 2 ml air contoh uji
- Diasamkan dengan 5 tetes H2SO4 10 %.
- Ditambahkan 4 tetes KMnO4 0,01 N.
Adanya zat organik ditunjukkan dengan hilangnya warna KmnO4.

Analisa Kandungan Sulfat dalam air


-100 ml air contoh dipipetkedalam Erlenmeyer 250 ml
-Ditambahkan pereaksi kondisi 5 ml
-Dokocok dengan pengaduk magnet , lalu ditambahkan 8-10 gram kristal BaCl 2

-Dikocok dengan cepat selama 1 menit, segera diukur dengan alat spektrofometer
pada panjang gelombang 420 nm
-Pengukuran setelah 3 menit tetapi tidak melebihi 10 menit

Analisa Klorida dalam air


- 100 ml contoh air dipipet kedalam Erlenmeyer.
- Jika suspensi air berwarna, ditambahkan suspensi Al(OH) 3 ,kemudian dikocok dan
dibiarkan mengendap kemudian disaring dan dibiarkan mengendap kemudian
disdaring dan dicucci campurkan filtrat dengan air cucian.
- PH diatur pada kondisi 7-10 dengan penambahan H 2SO4 atau NaOH.
- Ditambahkan indikatorkaliumkromat 3 tetes.
- Dititrasi dengan AgNO3 sampai timbul endapan berwartna merah kekuningan.

- Analisa Alkalinitas air dan Kesadahan cara Wartha Pfeifer


a.Alkalinitas PP.
- 25 ml contoh uji dipipet kedalamerlenmeyer.
- Ditambahkan 2 tetes indicator PP kedalam Erlenmeyer.
- Dititar dengan larutan HCl 0,1 N sampai larutan tidak berwarna.

b. Kesadahan jumlah Wartha Pfeifer (P’)


- Air sisa penetapan alkalinitas didihkan untuk menghilangkan CO2 . Kemudian
ditambahkan lindi soda sebanyak 25 ml dan didihkan lagi selama 10 menit.
- Diencerkan dengan air suling sampai 100 ml , kemudian disaring dengan kertas
saring.
- Filtrat dititrasi dengan HCl 0,1 N dengan menggunakan indicator PP sampai tidak
berwarna.
- Dilakukan titrasi blanko untuk 25 ml lindi soda dengan cara yang sama.

c.Alkalinitas M
- 25 ml contoh uji dipipet kedalamerlenmeyer.
- Ditambahkan 2 tetes indicator MO kedalam Erlenmeyer.
- Dititar dengan larutan HCl 0,1 N sampai larutan orange ( merah sindur )
d. Kesadahan jumlah Wartha Pfeifer (M’)
- Air sisa penetapan alkalinitas didihkan untuk menghilangkan CO2 . Kemudian
ditambahkan lindi soda sebanyak 25 ml dan didihkan lagi selama 10 menit.
- Diencerkan dengan air suling sampai 100 ml , kemudian disaring dengan kertas
Saring.
- Filtrat dititrasi dengan HCl 0,1 N dengan menggunakan indicator MO sampai
berwarna orange .
- Dilakukan titrasi blanko untuk 25 ml lindi soda dengan cara yang sama.

- Penetapan Kesadahan
a.Penetapan kesadahan total
- 25 ml contoh uji dipipet kedalam Erlenmeyer .
- Ditambahkan 1 ml larutan buffer PH 10 dan 2ml KCN 5%.
- Lalu tambahkan 3-4 tetes EBT, larutan menjadi merah.
- Segera dititar dengan larutan EDTA 0,01 M sampai tepat berubah menjadi biru.
b. Penetapan kesadahan Ca
-50 ml contoh uji dipipet kedalam Erlenmeyer .
- lalu tambahkan NaOH 4N sebanyak 1 ml ,dan kemudian tambahkan2 ml KCN 5% .
- Ditambahkan indicator murexid , lalu larutan menjadi merah.
- Segera dititar dengan larutan EDTA 0,01 M sampai larutan tepat berubah menjadi
ungu.

- Pelunakan Air Sadah


a. Cara Pengendapan dengan Ca(OH)2 dan Na2CO3
- Kebutuhan Soda Kapur dan Soda Ash dihitung sesuai kebutuhan .
- 100 ml air contoh uji dipipet kedalam piala gelas .
- Soda ash dan soda kapur sesuai dengan kebutuhan , dimasukkkan kedalam piala
gelas.
- Larutan didihkan selama 15-30 menit, kemudiaN disaring dengan kertas saring
barit.
- Saringan dianalisa kesadahan sisanya dengan cara kompleksometri.

b. Cara Pengendapan dengan NaOH dan Na2CO3


- Kebutuhan soda kostik dan soda ash dihitung sesuai kebutuhan
- 100 ml air contoh dipipet kedalam piala gelas 500 ml
- Soda kostik dan soda ash yang telah dihitung dimasukkan kedalam piala gelas .
- Larutan didihkan selama 15 – 30 menit, akan terjadi endapan .
- Larutan yang telah ada emdapannya didinginkaan, kemudian disaring dengan
kertas saring barit.
- Saringan dianalisa kesadahan sisanya dengan cara kompleksometri.

c. Cara Penukar Ion


- 100 ml air contoh dimasukkan kedalam piala gelas.
- Air contoh terssbut dialirkan melalui tabung yang berisi resin penukar ion dan
ditampung kedalam Erlenmeyer 250 ml.
- Dikerjakan 3 kali aliran melalui tabung yang berisi resin penukar ion.
- Larutan yang telah dialirkan melalui tabung resin dianalisa kesadahannya secara
kompleksometri .

Uji Kadar Besi

1.Total Besi
- masukkan 50 ml contoh uji kedalam Erlenmeyer
- lalu tambahkan 2 ml HCl pekat , kemudian panaskan sampai mendidih .
- kemudian dinginkan ,lalu tambahkan 2ml Hidroksil amin
- masukkan kedalam labu ukur , buffer asetat 10 ml + 1 ml Phaenoftalen.

setelah itu contoh uji diperiksa absorbansinya dengan alat spektrofometer pada panjang
gelombang 510 nm.
2.Besi Terlarut
- saring contoh uji dengan kertas saring barit. Sebanyak 50 ml
- kemudian selanjutnya dikerjakan seperti pada total besi.

3.Ion Fero
- ambil 50 ml contoh uji sebanyak 50 ml , kemudian masukkan kedalam Erlenmeyer
dengan tutup asah.
- lalu tambahkan 2 ml HCl pekat kedalam Erlenmeyer.
- selanjutnya dikerjakan sama seperti pada besi total.

V. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN

a.Alat-alat yang digunakan :


1. tabung - tabung reaksi
2. erlenmeyer 250 ml
3. pipet volume 25 ml dan 10 ml
4. pipet tetes
5. corong gelas
6. biuret 100 ml
7. piala gelas 500 ml
8. kertas saring barit
9. tabung resin penukar ion
10. gelas ukur dan labu ukur
11. spektrofotometer
12. kasa & pembakar bunsen
b. Bahan/yang dipakai :
1. Air contoh uji
2. HCl 4 N dan HCl 1 N
3. Amonium molibdat 5 %
4. Benzidine
5. Na Asetat
6. HNO3 4 N
7. AgNO3 0,1 N
8. Asam asetat 10 %
9. Asam sulfat 10 %
10. Amonium oksalat 4 %
11. Amonium asetat 3 N
12. Quinalizarin alkohol
13. NaOH 10 %
14. NaOH 4 N
15. Aluminon
16. KMnO4 0,01 N
17. K3Fe(CN)6
18. KCNS
19. BaCl2 0.5 N
20. K2Cr2O4
21. MgO
22. AgNO3 0,01 N
23. Indikator PP
24. Indikator MO
25. murexid
26. Lindi soda
27. Buffer pH 10
28. KCN 5 %
29. EBT
30. EDTA 0,01 N
31. Ca(OH)2
32. Na2CO3
33. pereaksi kompleksometri
34. Resin penukar ion
35. Aquades

VI. DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

Analisa kualitatif air proses untuk industri tekstil


PH air contoh = 6,5
Kwalitatif
Kandungan silikat = -
Kandungan Klorida =+
Kandungan Kalsium =+
Kandungan Magnesium =+
Kandungan Aluminium =+
Zat Organik =+
Kandungan Besi =-
Kandungan Sulfat =-
Kwantitatif
Kadar Klor :
Rata – rata ml titrasi = 4,10 ml
Kadar Klor = ml x N x P x BE
= 4,10 x 0,01 x (1000/25) x 35,5
= 58,22 mg/l
Kadar zat organic:
Rata- rata ml titrasi = 1,.00 ml
Kadar zat organic = ml x N x fp
= 1,00 x 0,01 x ( 1000/25 )
= 0,4 mgrek/l
Analisa alkalinitas air dan kesadahan cara Wartha Pfeiffer
a. Alkalinitas PP :
Ml titrasi = 0 ml
Alkalinitas pp = ml x N HCl x fp
= 0 x 0,1 x ( 1000/25 x100/25 )
= 0 mgrek/L
b. Alkalinitas = ml HCl x N HCl x fp
rata-rata titrasi = 0,9 ml
Alkalinitas M = 0,9 x 0,1 x 40
c.kesadahan jumlah P = ( blanko – ml c.u. ) x N HCl x fp
rata-rata titrasi = 50 ml
Kesadahan jumlah P = ( 115 – 50 ) x 0,1 x 40
= 260 mgrek/l
d.Kesadahan jumlah M = (blanko – c.u. ) x n HCl x fp
rata- rata titrasi = 104 ml
Kesadahan jumlah M = ( 160 – 104 ) x 0,1 x 40
= 224 mgrek / l
Titrasi blanko P’ = 115 ml
Titrasi blanko M’ = 160 ml
Karena P = 0 , maka alkalinitas hanya terdiri dari HCO 3-

Penetapan kesadahan total


a. Kesadahan Ca total = ml x M EDTA x fp
ml rata-rata titrasi = 8,0 x 0,01 x 1000/25
= 3,2 mmol/l
= 17,92odh
b. kesadahan Ca tetap = ml titrasi x M EDTA x fp x 5,6 0 dH
rata-rata ml titrasi = 2,0 ml
Kesadahan tetap = 2,0 x 0,01 x 1000/25 x 5,6 odh
= 4,5 o dh
c.Kesadahan Tetap = ml titrasi x m EDTA x fp
ml titrasi = 6,1 ml
kesadahan tetap = 6,1 x 0,01 x 400
= 2,44 mmol/l
= 13,66 odh
Kesadahan Ca tetap = ml x m EDTA x fp
Rata-rata ml titrasi = 4,15 ml
Kesadahan Ca tetap = 4,15 x 0,01 x 400 x 2,8
= 9,30 o dh
d..Kesadahan Mg total = Sadah Total – sadah Ca tetap
= 13.,66 – 9,30
= 9,16 odh
e.Kesadahan Mg total = kesadahan total – sadah Ca total
= 17,92 – 9,30
= 8,6 odh
f. Kesadahan Mg tetap = kesadahan tetap – Mg tetap
= 13,66 – 4,5
= 9,16 o dh
g.Na2CO3 = sadah tetap /2,8 o dh
= 13,66 /2,8
= 4,88 mgrek/l
= 261,08 mg/l
h.Dosis Na2CO3 = Ca tetap / 2,8 + Sadah sementara/2,8
= 4,5 /2,8 + 4,26 /2,8
= 1,6 - 1,52
= 0,88 mgrek/l
= 2,601 g/100 ml
i. CaO = sadah sementara /2,8 + Mg tetap/2,8
= 4,26 /2,8 + 9,18 / 2,8
= 134,4 mg/l
= 1,344 g/ 100 ml

h. NaOH = sadah sementara /2,8 + Mg tetap /2,8


= 4,26 / 2,8 + 9,18 / 2,8
= 1,52 + 3,27
= 4,79 x 56/2
= 134,12 mg/l
= 1,344 g/100 ml

Pelunakan Air Sadah


Cara Pengendapan Soda -Kapur
Kebutuhan soda ash :
= 4,87 mg/l x (106/2 )
= 258,56 mg/l
= 25,86 mg/100 ml
yang dipipet = 12,93 ml
Kebutuhan soda kapur:
= 4,8 x ( 56/2 )
= 134,4 mg./l
= 13,44 mg/ 100 ml
yang dipipet = 6,72 ml

Kesadahan sisa = ml x 0,01 x fp x 5,6 odh


Rata-rata ml titrasi kesadahan sis = 1,1 ml
Kesadahan sisa = 1,1 x 0,01 x 400 x 5,6
= 1,2544 odh
Pengurangan kesadahan : Sadah awal – sadah sisa
o
Sadah total awal = 17,92 dh
o
Sadah total akhir = 1,254 dh

% Pengurangan kesadahan =
= 17,92 – 1,2544 x 100 %
17,92
= 93 %

Cara pengendapan Soda – soda kostik


Ml titrasi kesadahan sisa = 0,45 ml
Kesadahan total awal = 17,92 odh
Kesadahan total sisa = 0,45 x 0,01 x (1000/100 ) x 5,6 odh
= 0,252 odh
% Pengurangan kesadahan = 17,92 - 0,252 x 100%
17,92
= 98,5 %

Cara Penukar Ion :


Kesadahan total awal = 17,92 o dh
Rata – rata ml titrasi sisa = 0,20 ml
Kesadahan total sisa = 0,20 x 0,01 x ( 1000/100) x 5,6 o dh
= 0,112 o dh
% Pengurangan kesadahan sisa :
= 17,92 – 0,112
17,92
= 99,4 o dh

Pengujian Kadar Besi

Y = 0,1433 X + 0,0721
Y = Absorbansi
X = Konsentrasi contoh uji

a. Total Besi
Y = 1,500
X = 1,500 – 0,0721
0,1433
= 9,96 mg/l
b. Besi terlarut
Y = 1,38
X = 1,380 – 0,0721
0,1433
= 9,127 mg/l

c. Ion Fero
Y = 1,25
X = 1,250 – 0,0721
0.1433
= 8,24 mg/l

VI. DISKUSI

Pada pengujian secara kualitatif diperoleh hasil bahwa air contoh uji mengandung
klorida , kalsium, dan magnesium. Ketiga ion – ion itu adalah penyebab kesadahan
didalam air , yang menyebabkan terganggunya proses basah tekstil. Sehingga air
contoh tersebut harus dilakukan proses pelunakan sebelum dapat dipakai sebagai air
proses basah tekstil harus dilakukan pelunakan .
Setelah dilakukan proses analisa kandungan kesadahan yang lebih lanjut , diperoleh data
bahwa kesadahan total air contoh itu adalah jauh melebihi standar maksimal air proses
basah tekstil , yaitu sampai 17,92 o dh . Hasil ini berarti jika air ini digunakan dalam
proses basah tekstil akan mengganggu kelanjutan proses ataupun reaksi yang terjadi
dalam pencelupan, pengelantangan dan bahkan penyempurnaan.
Untuk itu perlu dilakukan proses pelunakan dengan maksud agar air contoh tersebut
dapat digunakan dalam proses basah tekstil maupun sebagai air untuk pengisi ketel
uap. Dalam pelunakan kesadahan dengan menggunakan cara soda kapur , hasil
kesadahan berkurang sampai kurang dari 1 o dh , begitu juga dengan menggggunakan
cara soda- soda didapat hasil yang sedikit lebih baik dibandingkan dengan cara soda
kapur. Diantara kedua cara pengendapan tadi cara soda –soda menghasilkan
hasil yang lebih baik, tetapi karena harga Soda Kostik jauh lebih mahal daripada harga
kapur , maka sebaiknya dipilih cara soda kaopur yang harganya akan lebih murah tetapi
Hasilnnya tidak akan terlalu jauh berbeda . Sedangkan cara penukar ion yang
digunakan sebagai pelunakan kesadahan air yang terakhir, memberikan hasil pelunakan
yang paling baik baik dibandingkan dua cara pengendapan diatas. Hasil pelunakan
dengan menggunakan penukar ion menghasilkan kesadahan yang hanya 0,112 o dh, hal
ini berarti hasilnya bisa dipakai untuk air proses basah tekstil maupun, untuk air pengisi
ketel uap. Tetapi karena harga resin penukar ion yang jauh lebih mahal
dibandingkan harga kapur dan soda ash dan kostik, maka cara penukar ion ini tidak akan
efisien untuk pelunakan secara besar-besaran, selain itu resin penukarion inicepatjenuh
sehingga perlu sering serinh diregenerasi.
Selain analisa secara pengendapan , dilakukan pula cara spektrofometri untuk
menganalisa kadar besi dalam air. Analisa ini menggunakan pembacaan warna dalam
suatu spektrofometer dengan panjang gelombang tertentu. Analisa ini akan
menghasilkan suatu ketelitian yang cukup akurat, tetapi memerlukan biaya yang besar
untuk pengadaan alatnya itu sendiri.

VII. KESIMPULAN

Dari hasil analisa kualitaitif contoh air proses untuk industri tekstil, diperoleh data bahwa
air tersebut mengandung ion –ion :
- Klorida
- Kalsium
- Magnesium
- Aluminium
- Zat Organik
Kadar ion Klorida = 58,22 mg /l
Kadar zat organic = 0,4 mgrek/kl

Analisa Alkalinitas dan kesadahan cara Wartha Pfeiffer :


- alkalinitas P~ = 0 mgrek /l
- Alkalinitas M~ = 3,6 mgrek/l
- Kesadahan jumlah P~= 260 mgrek /l
- Kesadahan jumlah M~= 224 mgrek/l
Karena didapat alkalinitas P~ = 0 , maka dapat diambil kesimpulan bahwa penyebab
kesadahan hanya karena HCO3 - .

Penetapan kesadahan total :


- Kesadahan total = 17,92 o dh
- Kesadahan tetap = 13,66 odh
- Kesadahan Ca tetap = 4,5 o dh
- Kesadahan Mg total = 8,6 odh
- Na2CO3 = 2,61 g/100 ml
- CaO = 0,141 g/100ml
- NaOH = 0,202 g/ 100 ml
Pelunakan Air Sadah ;
a. Cara pengendapan soda-kapur
Dosis soda ash = 25,856 mg/100 ml
Dosis CaO = 6,72 mg/100 ml
Kesadahan sisa = 1,2544 o dh
% Pengurangan kesadahan = 93 %
b. cara pengendapan soda-soda
Dosis NaOH = 13,44 mg/100 ml
Dosis Na2CO3 = 25,86 mg/100 ml
Kesadahan sisa = 0,252 o dh
% Pengurangan kesadahan = 98,5 %
c. Cara penukaran ion
Kesadahan sisa = 0,112 o dh
% Pengurangan kesadahan =99,4 %
Dilihat dari hasil diatas yang menunjukkan besarnya pengurangan kesadahan oleh cara
penukaran ion yang mencapai 99,4 % , memperlihatkanhasil terbaik didapat oleh cara
penukar ion.
Pengujian kadar Besi
a.Absorbansi total besi = 1,500 nm
Kadar total besi = 9,9 mg/l
b.Absorbansi besi terlarut = 1,380 nm
Kadar besi terlarut = 9,127 mg/l
c. Absorbansi ion Fero = 1,250 nm
Kadar ion Fero = 8,24 mg/l

VIII. DAFTAR PUSTAKA


-Noerati K. , S. Teks.,M.T. , Penuntun Praktikum Zat Pembantu Tekstil 2, Sekolah
Tinggi Teknologi Tekstil Bandung.
-Dr. Isminingsih G. , S. Teks. , M.Sc. , Diktat Transparant ZPT 2 , Sekolah Tinggi
Teknologi Tekstil , Bandung.

Anda mungkin juga menyukai