LAPORAN
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah praktikum Pengolahan Air
Proses dan Limbah Industri
Oleh :
Nanda Mutiara Sopandi
NPM 17020062
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui adanya kandungan ion-ion tertentu, zat organik atau yang
lainnya sebelum dilakukan analisis kuantitatif
1 Kekeruhan 2,00
2 Warna 5,00
3 Besi 0,10
4 Mangan 0,05
9 Alkalinitas 75,00
11 Silikat 11,00
12 Sulfat 100,00
13 Klorida 100,00
14 Kalsium 10,0
15 Magnesium 5,0
16 Bikarbonat 200,00
III. Percobaan
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
1) Tabung reaksi
2) Rak tabung reaksi
3) Penjepit
4) Penangas air
5) Batang pengaduk
3.1.2 Bahan
1. Analisis kualitatif Ca2+ 4. Analisis kualitatif Fe3+
- CH3COOH 10% - HCl
- Ammonium oksalat - Kalium ferosianida
2. Analisis kualitatif Mg2+ - KCNS
- Quinalizarin-alkali 5. Analisis kualitatif Al3+
- NaOH 10 % - Natrium asetat
3. Analisis kualitatif Fe2+ - Aluminon
- HCl 6. Analisis kualitatif Mn2+
- Kalium ferisianida - H2SO4 4N
- KIO4 padat
7. Analisis kualitatif SiO2 - AgNO3 0,1 N
- HCl 9. Analisis kualitatif SO42-
- Ammonium molibdat 5% - HCl 4N
- Benzidine - BaCl2 0,5N
- Natrium asetat 10. Analisis kualitatif zat
8. Analisis kualitatif Cl- organic
- HNO3 4N - H2SO4 10%
- KMnO4 0,01 N
2) Magnesium (Mg2+)
- 2 ml contoh air dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
- Tambahkan 5-10 tetes Quinalizarin alkali sampai warna merah.
- Tambahkan 5 tetes NaOH 10% berubah menjadi biru ungu, kemudian
dipanaskan.
Jika terdapat endapan biru berarti contoh uji mengandung magnesium, atau
pada 2 ml air contoh di dalam tabung reaksi :
- Ditambahkan NaOH 10%.
- Ditambahkan 5 tetes magneson, kemudian dipanaskan.
Jika terdapat endapan biru terpisah maka air contoh mengandung
magnesium.
3) Besi (Fe)
(1) Ferro (Fe2+)
- 1 ml air contoh dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
- Ditambahkan 1 tetes HCl sebagai pengasam.
- Ditambahkan 2-3 tetes K3Fe(CN)6 (Kalium Ferrisianida)
Jika terdapat endapan yang berwarna biru turnbull berarti air mengandung
Fe2+.
(2) Ferri (Fe3+)
- 1 ml air contoh dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
- Ditambahkan 1 tetes KCNS.
Jika berwarna merah, air contoh mengandung Fe3+.
Dilakukan uji penentuan pada air contoh yang baru di dalam tabung reaksi:
- Ditambahkan 1 ml HCl (sebagai pengasam).
- Ditambahkan 2-3 tetes K4Fe(CN)6 (Kalium Ferrosianida).
Jika timbul endapan biru berarti terdapat ion Fe3+.
4) Aluminium (Al3+)
- 2 ml air contoh dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
- Ditambahkan 2-3 tetes Natrium Asetat.
- Ditambahkan 2-3 tetes Aluminon.
Jika warna larutan menjadi merah terang, maka air contoh mengandung
Aluminium.
5) Mangan (Mn2+)
- 2 ml air contoh dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
- Ditambahkan 2-3 tetes H2SO4 4 N.
- Ditambahkan sedikit KIO4 padat (bubuk), kemudian dipanaskna.
Jika warna air berubah menjadi violet, maka air contoh mengandung
mangan.
6) Silikat
- 2 ml air contoh dimasukkan dalam tabung reaksi.
- Ditambahkan 2-3 teteas HCl 4 N (sebagai pengasam).
- Dimasukkan 2-3 tetes Ammonium Molibdat 5%, dipanaskan sebebntar
kemudian didinginkan.
Jika larutan berwarna kuning berarti mengandung silikat.
Dilakukan uji penentuan (karena phosfat menunjukkan hasil yang sama)
dengan cara :
- Beberapa tetes larutan pereaksi bekas uji diletakkan dalam pinggan
porselen.
- Ditambahkan 1 tetes Benzidine.
- Ditambahkan 1 tetes Natrium asetat.
Jika terdapat lapisan berwarna biru menunjukkan adanya silikat.
7) Klorida (Cl-)
- 2 ml air contoh dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
- Ditambahkan 2-3 tetes HNO3 4 N (sebagai pengasam).
- Ditambahkan 2-3 tetes AgNO3 0,1 N.
Jika terdapat endapan putih yang larut dalam amoniak berarti contoh uji
mengandungklorida.
8) Sulfat (SO42-)
- 2 ml air contoh dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
- Ditambahkan 5 tetes HCl 4 N.
- Ditambahkan 5 tetes BaCl2.
Jika terjadi endapan (kekeruhan) putih, berarti contoh uji mengandung
sulfat.
9) Zat Organik
- 2 ml air contoh dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
- Ditambahkan 5 tetes asam sulfat 10%.
- Dipanaskan samapi 70 0C.
- Ditambahkan 4 tetes KMnO4.
Jika warna KMnO4 hilang, maka air contoh mengandung zat organik.
V. Pembahasan
Pada praktikum kualitatif ini dilakukan untuk mengetahui kandungan apa
saja yang ada dalam air sampel. Pada pengujian ini hasil yang didapatkan hanya
sebatas data kualitatif, yaitu hanya mengetahui jenis kandungannya saja tanpa
mengetahi kadar kandungan yang ada didalamnya.
Zat atau kandungan ion yang biasanya ada didalam air antara lain Kalsium
(Ca2+), Magnesium (Mg2+), Besi (Fe) didalamnya ada Fe2+ dan Fe 3+, Alumunium
(Al3+), Mangan (Mn2+), Silikat (SiO2), Klorida (Cl-), Sulfat (SO42+) dan Zat
organik. Semua zat tersebut dapat mengakibatkan kerugian dan kerusakan pada
pipa-pipa serta ketel, seperti kandungan Ca2+ dan Mg2+ yang berikatan dengan Cl-
dan SO42- akan membentuk sadah sementara, dimana ion-ion tersebut dapat
mengendapkan sabun, mengurangi daya pembersihan, dan menyebabkan kerak
CaCO3 dan Mg(OH)2 pada pipa-pipa serta ketel uap. Ion besi seperti ferro (Fe 2+)
dan ferri (Fe3+) dapat menyebabkan noda-noda kuning kecoklatan. Besi akan
teroksidasi menjadi Fe3+ ⭢ endapan Fe2O3 akan menjadi feri sehingga lama
kelamaan akan menimbulkan bintik-bintik yang menyebabkan noda kekuningan
pada kain dan dapat merusak mesin. Silikat juga akan menimbulkan kerak pada
dinding logam, aluminium akan membentuk aluminium silikat jika berikatan
dengan ion silikat dan zat organik akan menimbulkan bau dan warna yang tidak
dikehendaki.
Pada hasil pengujian yang telah dilakukan diketahui bahwa sampel air
contoh yang diuji secara kualitatif mengandung ion Silikat (SiO2), Klorida (Cl-),
Sulfat (SO42+).
VI. Kesimpulan
Setelah melakukan analisis kualitatif pada sampel uji didapatkan data bahwa
sampel mengandung ion Silikat (SiO2), Klorida (Cl-), Sulfat (SO42+).
ANALISIS KUANTITATIF SULFAT DALAM AIR
1.2 Tujuan
Menentukan kadar sulfat dalam air dengan alat ukur spektrofotometer
III. Percobaan
III.1 Alat dan Bahan
3.3.1 Alat 1) Air contoh uji
1) Pengaduk magnet 2) Pereaksi
2) Erlenmeyer 250 ml 3) BaCl2 100 μq SO4/100 ml
3) Spektrofotometer 4) Pereaksi Kondisi
4) Pipet volume 10 ml 5) 50 ml gliserol, 30 ml HCl
5) Gelas ukur pekat, 300 ml air destilasi,
6) Labu ukur 100 ml 100 ml etanol 95% atau
7) Cuvet isopropilalkohol dan 75 g
NaCl.
3.3.2 Bahan
● Pembacaan Spektrofotometer :
Dilakukan pada panjang gelombang 420 nm setelah 2-10 menit.
- Spektrofotometer dinyalakan dengan benar.
- Panjang gelombang diatur pada 420 nm.
- Contoh uji disiapkan pada rak tabung.
- Setelah 2 menit, contoh uji dipasangkan pada alat spektrofotometer.
Contoh uji yang telah melewati waktu 10 menit tidak boleh diujikan.
V1 x 100 = 50 x 10 V1 x 100 = 50 x 20
V1 = 5 mL V1 = 10 mL
⮚ Persamaan Regresi :
Y = ax + b
n ( ΣXY )−( ΣX )(ΣY )
a=
n ( Σ X )−¿ ¿
2
( ΣY ) ( Σ X 2 )−( ΣX ) (ΣXY )
b=
n ( Σ X 2) −¿ ¿
Tabel 4.1 Data hasil Spekro pada panjang gelombang maksimum = 420 nm
Konsentrasi (X) Absorbansi (Y) X2 XY
0 0 0 0
5 0,746 25 3,73
10 1,044 100 10,44
⮚ Perhitungan Manual :
5 ( 62,135 )−( 50 ) ( 4,505) ( 4,505 ) ( 750 )−( 50 ) (62,135)
a = b =
5 ( 750 )−¿¿ 5 ( 750 )−¿ ¿
310,675−225,25 3378,75−3106,75
a = b =
3750−2500 3750−2500
85,5 272
a = b =
1250 1250
a = 0,0684 b = 0,2176
Maka :
Y = 0,0684x + 0,2176
⮚ Kurva Standar
1.5
f(x) = 0.06834 x + 0.2176
1 R² = 0.905500760019853
0.5
0
0 5 10 15 20 25
Konsentrasi (ppm)
V. Pembahasan
Pada praktikum analisis kuantitatif sulfat dalam air ini dilakukan dengan
cara mengukur kadar menggunakan alat ukur spektrofotometer pada panjang
gelombang maksimal 420 nm. Pengujian dilakukan secara cepat tidak lebih dari
10 menit hal ini sesuai dengan yang telah dijelaskan pada dasar teori diatas
dimana apabila pegujian dilakukan lebih dari 10 menit dikhawatirkan akan terjadi
endapan BaCl2 yang dapat mengganggu hasil pengukuran.
Sebelum dilakukan pengukuran pada contoh uji, maka dibuat dahulu larutan
standar sulfat untuk menentukan persamaan regresi yang didapat agar
memudahkan untuk menghitung kadar sulfat tersebut. Larutan standar sulfat ini
dibuat dengan konsentrasi 0; 5 ml/L; 10 ml/L; 15 ml/L dan 20 ml/L. Sehingga
didapat persamaan regresi yaitu y = 0,068x + 0,217.
Setelah dilakukan pengukuran contoh uji pada panjang gelombang
maksimal 420 nm didapat nilai absorbansinya sebesar 0,433 A. Sehingga setelah
dilakukan perhitungan menggunakan persamaan regresi, didapat kadar sulfat pada
contoh uji yaitu sebesar 3,17 mg/L (ppm). Hasil pengukuran tersebut ada pada
rentang larutan standar sulfat dari 0 sampai 5 mg/L sebagai berikut :
Kurva Kalibrasi Larutan
Standar
Absorbansi (A) 2
1.5
f(x) = 0.06834 x + 0.2176
1 R² = 0.905500760019853
0.5
0
0 5 10 15 20 25
Konsentrasi (ppm)
VI. Kesimpulan
Setelah dilakukan praktikum analisis kuantitatif sulfat dalam air, didapatkan
kadar kandungan sulfat pada contoh uji yaitu 3,17 mg/L, sehingga air tersebut
dapat dikatakan baik digunakan unuk air proses tekstil.
ANALISIS KUANTITATIF KANDUNGAN KLORIDA DALAM AIR
1.2 Tujuan
Menentukan kadar klorida yang ada didalam air
VI. Kesimpulan
Setelah dilakukan praktikum, didapatkan kadar kandungan klorida dalam air
contoh uji yaitu sebesar 55,025 mg/L, sehingga masih bisa dikatakan baik untuk
dijadikan air proses tekstil.
PENETAPAN KADAR BESI (Fe) DALAM AIR
1.2 Tujuan
Menentukan kadar kandungan besi (Fe) didalam air
NaFe2O2
(Na-Ferit yang larut)
Fe2O3 + Na2CO3 NaFe2O2 + CO2
III. Percobaan
III.1 Alat dan Bahan
2.2.1 Alat
1) Pengaduk magnet 2.2.2 Bahan
2) Erlenmeyer 250 ml 1) Air contoh uji
3) spektrofotometer 2) Pereaksi
4) Pipet volume 10 ml 3) KCNS
5) Gelas ukur 4) HNO3
6) Labu ukur 100 ml
7) Cuvet
III.2 Cara Kerja
1) 5 ml air contoh dipipet dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer 100 ml.
2) Ditambahkan 5 ml H2SO4 dan KCNS 4 ml.
3) Dikocok dengan cepat selama 1 menit.
4) Diukur menggunakan alat spektrofotometer pada panjang gelombang 510
nm.
5) Pengukuran setelah 3 menit tetapi tidak melebihi 10 menit.
Pembacaan Spektrofotometer
1) Spektrofotometer dinyalakan dengan benar.
2) Panjang gelombang diatur pada 510 nm.
3) Contoh uji disiapkan pada rak tabung.
4) Setelah 2 menit, contoh uji dipasangkan pada alat spektrofotometer.
5) Contoh uji yang telah melewati waktu 10 menit tidak boleh diujikan.
V1 x 100 = 50 x 20 V1 x 100 = 50 x 40
V1 = 10 mL V1 = 20 mL
⮚ Persamaan Regresi :
Y = ax + b
n ( ΣXY )−( ΣX )(ΣY )
a=
n ( Σ X )−¿ ¿
2
( ΣY ) ( Σ X 2 )−( ΣX ) (ΣXY )
b=
n ( Σ X 2) −¿ ¿
Tabel 4.1 Data hasil Spekro pada panjang gelombang maksimum = 500 nm
Konsentrasi (X) Absorbansi (Y) X2 XY
0 0 0 0
⮚ Perhitungan Manual :
5 ( 4,73 )−( 100 )(0,17) ( 0,17 ) ( 3000 )−( 100 ) ( 4,73)
a = b =
5 ( 3000 ) −¿ ¿ 5 ( 3000 )−¿ ¿
23,65−17 510−473
a = b =
15000−10000 15000−10000
6,65 27
a = b =
500 500
a = 0,0013 b = 0,0074
Maka :
Y = 0,0013x + 0,0074
⮚ Kurva Standar
0.08
Absorbansi (A)
0.06
f(x) = 0.00133 x + 0.0074
0.04 R² = 0.922262773722628
0.02
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
Konsentrasi (ppm)
0.08
Absorbansi (A)
0.06
f(x) = 0.00133 x + 0.0074
0.04 R² = 0.922262773722628
0.02
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
Konsentrasi (ppm)
VI. Kesimpulan
Setelah dilakukan praktikum penetapan kadar besi (Fe) dalam air,
didapatkan nilai kadar kandungan besi sebanyak 7,22 mg/L. Kadar besi ini terlalu
tinggi dan tidak baik digunakan untuk air proses tekstil.
ANALISIS ALKALINITAS AIR
1.2 Tujuan
Menentukan kadar alkalinitas (OH-, CO32-, HCO3-) didalam air
Pada titik akhir titrasi pertama yaitu pH 8,3 dikenal dengan nilai P (dari
Phenolpthalin) untuk mencapai titik akhir ke-2 yaitu pada pH 4,3 dikenal dengan
nilai M (dari metal). Jadi pada saat tercapai nilai P pada pH 8,3
OH- + H+ H2O
2. Alkalinitas MO
OH- + HCl + MO 🡪 H2O + Cl-
CO3- + 2HCl + MO 🡪 H2O + 2 Cl- + CO2
HCO3- + HCl + MO 🡪 H2O + Cl- + CO2
Jika dalam air hanya terdapat karbonat, bikarbonat dan hidroksida maka
unsur alkalinitas dapat ditentukan dengan bantuan tabel dibawah ini:
Perhitungan mencari kadar unsur alkalinitas
Hasil OH- CO3 2- HCO3-
P=0 M - -
2P > M 2P – M 2 ( M – P) -
2P = M - 2P -
2P < M - 2P M – 2P
P=0 - - M
Catatan: alkalinitas hanya terdiri dari CO3, HCO3, dan OH
P = alkalinitas PP
M = alkalinitas MO
III. Percobaan
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat 3.1.2 Bahan
1) Pipet volume 25 ml 1) Air contoh uji
2) Erlenmeyer 250 ml 2) Indikator PP
3) Buret 50 ml 3) Indikator MO
4) H2SO4 0,02 N
3.2.2 Alkalinitas M
1) 25 ml air contoh dipipet dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer.
2) Ditambahkan 2 tetes indikator MO ke dalam erlenmeyer.
3) Larutan dititrasi dengan larutan H2SO4 0,02 N sampai berwarna orange
(sindur).
IV. Data Pengamatan dan Perhitungan
⮚ Data hasil titrasi :
Titrasi P =0
Titrasi M 1 = 0,5 mL
Titrasi M 2 = 0,6 mL
Rata-rata titrasi M = 0,55 mL
V. Pembahasan
Alkalinitas merupakan suatu kapasitas air untuk menahan pH atau untuk
menetralkan asam tanpa penurunan pH larutan. Alkalinitas sebagian besar
disebabkan oleh ion-ion karbonat, bikarbonat dan hidroksida. Ketika ion-ion
HCO3-, CO32- dan OH- terdapat dalam air, maka akan bereaksi dengan ion
hidrogen (H+) sehingga menurunkan keasaman dan menaikkan pH, selain itu
dapat juga menyebabkan kerak pada pipa dan kerak karbonat pada dinding ketel
uap.
Harga alkalinitas tinggi tidaklah dikehendaki untuk air umpan boiler karena
dapat menimbulkan pembusaan yang dapat menimbulkan perapuhan konstruksi
boiler dan korosi. Sehingga dalam syarat dan standar air untuk proses tekstil
maksimal mengandung alkalinitas sebanyak 75 mg/L.
Pada saat praktikum dilakukan pengujian dengan cara titrasi asam basa, atau
alkalinitas PP dan alkalinitas M. Pembedanya yaitu ada pada indikator yang
digunakan, alkalinitas PP menggunakan indikator PP dan alkalinitas M
menggunakan indikator MO, keduanya dititar dengan H2SO4 0,02 N sampai titik
akhir titrasi tertentu. Sistem dari titrasi ini yaitu dengan melanjutkan proses titrasi,
dimana pertama-tama contoh uji dipipet sebanyak 25 ml kemudian ditetesi
indikator PP, bila air berubah warna menjadi biru maka air tersebut dititar dengan
H2SO4, namun bila tidak terjadi perubahan warna dilanjutkan penetesan indikator
MO untuk kemudian dititar oleh H2SO4.
Setelah dilakukan praktikum didapat hasil pada alkalinitas P = 0 karena
tidak terjadi perubahan warna, kemudian dilanjutkan dengan alkalinitas M,
didapatkan hasil titrasi yaitu sebesar 0,55 ml (rata-rata titrasi). Sehingga pada
perhitungannya didapatkan kandungan HCO3- saja sebanyak 26,84 mg/L. Nilai
alkalinitas contoh uji ini lebih kecil dari nilai alkalinitas standar air untuk proses
tekstil. Oleh sebab itu air sampel dapat digunakan untuk proses tekstil.
VI. Kesimpulan
Setelah dilakukan praktikum didapatkan nilai alkalinitas sebesar 26,84 mg/L
dengan kandungan HCO3- didalamnya. Sehingga air tersebut dapat digunakan
untuk proses tekstil.
ANALISIS KESADAHAN (Ca dan Mg) DENGAN CARA
KOMPLEKSOMETRI
1.2 Tujuan
Menentukan kadar sadah total, sadah sementara dan sadah tetap dengan cara
kompleksometri
III. Percobaan
III.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat 3.1.2 Bahan
1) Erlenmeyer 250 ml 1) Larutan EDTA (titran) 0,01 M
2) Gelas ukur 100 ml 2) Larutan buffer pH 10
3) Pipet volume 25 ml 3) Indikator EBT
4) Buret 4) Indikator Murexid
5) Corong 5) KCN 5%
6) NaOH 4N
V. Pembahasan
Kesadahan dalam air timbul karena adannya garam-garam kalsium (Ca 2+)
dan magnesium (Mg2+) yang dapat mengganggu proses basah tekstil, sehingga
keberadaannya sangat tidak diinginkan, adapun syarat maksimal kesadahan untuk
air proses tekstil yaitu sebesar 3odH sedangkan air untuk boiler harus 0 atau tidak
mengandung sadah sama sekali.
Kesadahan ini dapat dibagi kedalam dua jenis, yaitu sadah sementara dan
sadah tetap. Sadah sementara merupakan sadah yang terbentuk karena adanya ion
Ca2+ dan Mg2+ yang berikatan dengan HCO3-, ssedangkan sadah tetap terbentuk
karena adanya ion Ca2+ dan Mg2+ yang berikatan dengan CO32-, SO42- dan Cl-.
Pada praktikum ini dilakukan untuk mencari kadar dari masing-masing
sadah, baik sadah total, sadah sementara, sadah tetap, sadah Ca dan sadah Mg.
Untuk penetapan kesadahan total dilakukan dengan cara menambahkan larutan
buffer, KCN 5% dan indikator EBT pada 25 ml larutan air sampel kemudian
dititar oleh EDTA 0,01 M sampai berwarna biru. Didapatkan hasil titrasi setelah
praktikum yaitu sebesar 2,2 ml (hasil rata-rata titrasi), sehingga didapatkan kadar
sadah totalnya sebesar 12,32odH. Nilai kesadahan yang sangat tinggi, oleh sebab
itu harus dilakukan pelunakan pada air sampel tersebut. Penetapan kesadahan Ca
juga dilakukan dengan cara 25 ml air sampel ditambahkan NaOH 4 N, KCN 5%
dan indikator murexid yang dapat menghilangkan Mg2+ sehingga didapat ion Ca2+
saja setelah dititar oleh EDTA 0,01 M. Hasil titrasi yang didapatkan setelah
dilakukan praktikum yaitu sebesar 1,15 ml (hasil rata-rata titrasi), sehingga nilai
kesadahan Ca setelah dihitung yaitu sebesar 6,44odH. Karena sadah sementara
dapat dihilangkan dengan cara pemanasan, maka agar didapatkan kadar sadah
tetap dan sadah Ca tetap dilakukanlah sistem pemanasan terlebih dahulu pada air
sampel sebelum dilakukan titrasi kompleksometri, sehingga pada air sampel
tersebut hanyalah tersisa sadah tetapnya saja. Untuk penetapan kadar sadah tetap
diakukan smaa dengan titrasi untuk penetapan sadah total, dan didapatkan ml hasil
titrasi yaitu sebesar 0,95 ml (hasil rata-rata titrasi), sehingga didapatkan nilai
kesadahan tetap sebesar 5,32odH. Sedangkan untuk penetapan kadar Ca tetap
dilakukan dengan cara titrasi yang sama dengan penetapan sadah Ca, dan
didapatkan hasil titrasi yang telah dilakukan sebanyak 0,5 ml (hasil rata-rata
titrasi), sehingga didapatkan pula kadar kesadahan Ca tetap sebesar 2,8 odH. Nilai
kesadahan yang lainnya didapatkan dengan cara perhitungan dengan data
kesadahan yang ada diatas. Sehingga didapatkan nilai kesadahan sementara =
7odH; kesadahan Ca sementara = 3,64odH; kesadahan Mg = 5,88odH; kesadahan
Mg tetap = 2,52odH dan kesadahan Mg sementara = 3,36odH.
VI. Kesimpulan
Setelah dilakukan praktikum, didapatkan data nilai kesadahan air yaitu :
● Kesadahan Total = 12,32odH
● Kesadahan Tetap = 5,32odH
● Kesadahan Sementara = 7odH
● Kesadahan Ca = 6,44odH
● Kesadahan Ca Tetap = 2,8odH
● Kesadahan Ca Sementara = 3,64odH
● Kesadahan Mg = 5,88odH
● Kesadahan Mg Tetap = 2,52odH
● Kesadahan Mg Sementara = 3,36odH
PELUNAKAN AIR
1.2 Tujuan
Menghilangkan ion-ion penyebab kesadahan dalam air yaitu ion-ion Ca dan
Mg
Pengendapan soda-soda
Ca(HCO3)2+ 2NaOH CaCO3 + Na2CO3 + 2H2O
Mg(HCO3)2+ 4NaOH Mg(OH)2 + Na2CO3 + 2H2O
MgCL2+ 2NaOH Mg(OH)2 + Na2SO4
MgSO4+ 2NaOH Mg(OH)2 + CaSO4
CO2+ 2NaOH CaCO3 + H2O
FeCl2+ 2NaOH Fe(OH)2 + CaCl2
FeCl3 + 2NaOH 2Fe(OH)3 + 3CaCl2
MnSO4+2NaOH Mn(OH)2 + CaSO4
Al2(SO4)3+ 6NaOH 2Al(OH)3 + 3CaSO4
CaCl2+ Na2CO3 CaCO3 + 2NaCl
CaSO4+ Na2CO3 CaCO3 + Na2SO4
Gambar 2.1 Pengolahan Air Proses Di Industri
III. Percobaan
III.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
a. Cara pemanasan c. Cara pengendapan dengan
1) Piala gelas 500 ml soda-kapur
2) Erlenmeyer 250 ml 1) Piala gelas 500 ml
3) Buret 2) Erlenmeyer 250 ml
4) Pipet volume 10 ml 3) Buret
5) Corong 4) Pipet volume 10 ml
6) Kertas saring 5) Corong
6) Kertas saring
3.1.2 Bahan
a. Cara pemanasan
1) Air contoh uji
b. Cara pengendapan soda- c. Cara pengendapan soda-soda
kapur 1) Air contoh uji
1) Air contoh uji 2) Na2CO3
2) Na2CO3 3) NaOH
3) Ca(OH)2 4) Pereaksi kompleksometri
4) Pereaksi kompleksometri
b. Kebutuhan Soda-Kapur
NaOH
V1 x 2000 =100 x 75,22
2000V1 = 7522
V1 = 3,76 ≈ 3,8 mL
b. Efisiensi Soda-Kapur
Kadar = mL titrasi x M EDTA x Fp x 5,6
1000
= 0,2 x 0,01 x x 5,6
10
= 1,12 odH
Sadah total awal−sadah total akhir
Efisiensi = x 100%
sadah total awal
12,32−1,1,2
= x 100%
12,32
= 90,90%
c. Efisiensi Zeolit
Kadar = mL titrasi x M EDTA x Fp x 5,6
1000
= 2,4 x 0,01 x x 5,6
10
= 13,44 odH
Sadah total awal−sadah total akhir
Efisiensi = x 100%
sadah total awal
12,32−13,44
= x 100%
12,32
= -9,09%
d. Efisiensi Wolfatit
Kadar = mL titrasi x M EDTA x Fp x 5,6
1000
= 0,2 x 0,01 x x 5,6
10
= 1,12 odH
Sadah total awal−sadah total akhir
Efisiensi = x 100%
sadah total awal
12,32−1,1,2
= x 100%
12,32
= 90,90%
V. Pembahasan
Pelunakan air dilakukan untuk menghilangkan ion-ion penyebab kesadahan
dalam air yaitu ion Ca2+ dan Mg2+. Ada beberapa cara untuk melakukan pelunakan
air, dan salah satunya yaitu kompleksometri. Metode kompleksometri ini
dilakukan dengan menitrasi air sampel dengan EDTA. Pelunakan air yang
dilakukan ini juga menggunakan cara soda-soda, soda-kapur dan penukar ion
(cara zeolit dan wolfatit).
Sebelum dilakukan titrasi, untuk yang menggunakan cara soda-soda dan
soda-kapur air sampel dipanaskan terlebih dahulu dengan penambahan Na 2CO3
dan Ca(OH)2 untuk cara soda-soda, sedangkan cara soda-kapur air sampel
dipanaskan dengan penambahan NaOH dan Na2CO3 yang telah dihitung terlebih
dahulu kebutuhannya.
Setelah dipanaskan air sampel didinginkan kemudian disaring dan dipipet
sesuai kebutuhan juga ditambahkan larutan buffer, KCN 5% dan EBT untuk
kemudian dititar oleh EDTA. Pada cara soda-soda didapatkan kadar kesadahan air
setelah perhitungan yaitu sebesar 1,68odH, sehingga efisiensi kesadahan yang
didapatkan dengan cara soda-soda yaitu sebesar 86,36%, sedangkan dengan cara
soda-kapur kadar kesadahannya menjadi 1,12odH, sehingga efisiensinya tercapai
sebesar 90,90%. Perbedaan antara cara soda-soda dan soda-kapur tidak
memperlihatkan perbedaan yang cukup jauh, namun lebih baik menggunakan cara
soda-kapur.
Berbeda dengan cara penukar ion (Wolfatit dan Zeolit) yaitu air sampel
hanya dialirkan tiga kali pada tempat yang telah disediakan yang masing-masing
didalamnya telah diisi resin wolfatit dan zeolit. Setelah dialirkan, air sampel
tersebut dipipet masing-masing sebanyak 10 ml lalu ditambahkan larutan buffer,
KCN 5% dan indikator EBT untuk kemudian dititar oleh EDTA. Pada penukar
ion cara resin wolfatit didapatkan nilai kesadahan air sampel menjadi 1,12odH
sehingga efisiensi yang dicapainya yaitu sebesar 90,90%, sedangkan pada penukar
ion cara zeolit kesadahan yang didapatkan menjadi 13,44odH, nilai ini menjadi
lebih besar daripada kadar kesadahan total airnya yaitu sebesar 12,32 odH,
sehingga efiseinsinya tidak tercapai. Hal ini terjadi dikarenakan mengingat zeolit
berupa batuan mendidih, yang diolah dan diambil dari alam dan berisi ion-ion
logam, biasanya alkali atau alkali tanah dan molekul air yang dapat bergerak
bebas. Sehingga kemungkinan ada juga ion Ca2+ dan Mg2+ didalamnya yang
belum terolah optimum meski telah dilakukan regenerasi dengan NaCl jenuh
sekali pun, selain itu hal ini dapat terjadi juga karena pada saat penetapan air
sampel, zeolit telah digunakan oleh air sampel lain dan kemungkinan belum
dilakukan regenerasi dengan NaCl sehingga kandungan Ca2+ dan Mg2+ dari air
sampel lain tertambahkan pada air sampel yang diuji.
Sehingga dari cara-cara diatas menunjukan pelunakan air yang paling baik
dilihat dari nilai efisiensi yang didapatkannya yaitu menggunakan cara soda-kapur
dan penukar ion cara resin wolfatit. Namun lebih baik dan lebih sederhana lagi
dengan cara penukar ion cara wolfatit
VI. Kesimpulan
Setelah dilakukan praktikum didapatkan data efisiensi hasil pelunakan air
dengan cara soda-kapur dan cara penukar ion resin wolfatit menunjukan nilai yang
paling baik, yaitu dengan nilai yang sama sebesar 90,90% sedangkan cara soda-
soda yaitu sebesar 86,36%.
DAFTAR PUSTAKA
Rahayu., S.Teks., M.T., Hariyanti dan Budi Handoko., S.ST., M.T. 2006. Bahan
Ajar Praktikum Air Proses dan Limbah Industri. Bandung: Sekolah Tinggi
Teknologi Tekstil.
Kemal. Noerati. 2004. Diktat Praktikum Kualitas Air Proses dan Air Limbah
Industri Tekstil. Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil. Bandung.
Noerati K. , S. Teks.,M.T. 2004. Penuntun Praktikum Zat Pembantu Tekstil 2.
Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil. Bandung.
Noerati K., S. Teks.,M.T. 2004. Diktat Praktikum Kualitas Air Proses Dan Air
Limbah Industri Tekstil. Sekolah Tinngi Teknologi Tekstil. Bandung.
Dr. Isminingsih G. , S. Teks. , M.Sc. Diktat Transparant ZPT 2. Sekolah Tinggi
Teknologi Tekstil. Bandung.
Dr. Isminingsih G. , S. Teks. , M.Sc. 2008. Persyaratan Air Proses, Pelunakan
Air dan Contoh Soal. Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil. Bandung.
Sunarya, Risa Rahmawati. 2009. Zeolit. Tersedia : http://www.chem-is-try.org
/artikelkimia/kimia_anorganik/fakta-tentang-zeolit/ [Daring]. (06 Oktober
2019).
Saito, Taro. 2009. Unsur Non Logam. Tersedi : http://www.chem-is-try.org/
materikimia/kimia-anorganik-universitas/kimia-unsur-non-logam/silikon-
oksida-aluminosilikat-dan-zeolit/ [Daring]. (06 Oktober 2019).
Sitompul, Hamonangan Reksodiputro,. 2009. Zeolit. Tersedia : http://hamonangan
rsespanola.wordpress.com/2009/05/30/zeolit-sebagai-mineral-serba-guna/
[Daring]. (06 Oktober 2019).
Silvi. 2007. Air Proses. Tersedia : https://ml.scribd.com/doc/72904532/Utilitas-
Air-Proses [Daring]. (06 Oktober 2019).