Anda di halaman 1dari 8

PROSES PELUNAKAN AIR SADAH

JURNAL PRAKTIKUM

Diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktikum Pengolahan Air Proses dan Limbah
Industri

Dosen: Budi H, S.SiT., M.T.

Asisten Dosen: Eka O, S.ST., MT. // Andri S, AMd.

Oleh

ALIFAH APRILLIANI SURYAWAN

NPM 18020013

PROGRAM STUDI KIMIA TEKSTIL

POLITEKNIK STTT BANDUNG

2020
I. Maksud dan Tujuan

1.1. Maksud

Untuk mengetahui dan memahami bagaimana cara melakukan proses pelunakan air
sadah pada sampel.

1.2. Tujuan

Untuk mengetahui cara mengurangi kesadahan air proses dengan cara pelunakan
dengan menggunakan metode pemanasan, soda-soda, soda-kapur, dan penukar ion,
sehingga dapat diketahui cara pelunakan yang paling efektif.

II. Dasar Teori

2.1. Proses Pelunakan Air

Maksud pelunakan disini adalah menghilangkan ion-ion penyebab kesadahan dalam


air yaitu ion-ion Ca2+ dan Mg2+.
Air sadah akan mengendapkan sabun, akibatnya penggunaan sabun akan lebih
banyak. Selain itu akan merusak beberapa jenis zat warna pada proses pencelupan,
kelebihan ion Ca2+ serta ion CO32- juga akan mengakibatkan kerak pada dinding ketel uap
yang disebabkan oleh endapan kalsium karbonat.
Beberapa proses untuk pelunakan air sadah adalah :
1. Cara pemanasan
Cara ini hanya dapat menghilangkan kesadahan sementara yang disebabkan bikarbonat-
bikarbonat dari ion kesadahan.
2. Cara pengendapan
Cara ini merupakan cara yang paling murah yang dapat mengendapkan kesadahan total.
Pada cara ini garam-garam kalsium dan magnesium penyebab kesadahan diendapkan
sebagai karbonat-karbonat. Sebagai zat pengendap dipakai campuran Na2CO3 dan
Ca(OH)2 atau campuran NaOH dan Ca(OH)2 .
3. Cara penukar ion
Cara ini sangat mahal tetapi efisien cukup tinggi cocok dipakai untuk penyediaan air ketel.
Pada cara ini kalsium dan magnesium yang terkandung dalam air didesak dan diikat oleh
senyawa penukar ion.
Reaksi terjadi dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Pengendapan dengan campuran Na2CO3 dan Ca(OH)2
Ca(HCO3)2 + Ca(OH)2 2CaCO3 + 2H2O
Mg(HCO3)2 + Ca(OH)2 CaCO3 + Mg(OH)2 + 2H2O
MgCl2 + Ca(OH)2 Mg(OH)2 + CaCl2
MgSO4 + Ca(OH)2 Mg(OH)2 + CaSO4
CO2 + Ca(OH)2 CaCO3 + 2H2O
FeCl2 + Ca(OH)2 Fe(OH)2 + CaCl2
FeCl3 + Ca(OH)2 2Fe(OH)3 + 3CaCl2
MnSO4 + Ca(OH)2 Mn(OH)2 + CaSO4
Al2(SO4)3 + Ca(OH)2 2 Al(OH)3 + 3CaSO4
CaCl2 + Ca(OH)2 CaCO3 + NaCl
CaSO4 + Ca(OH)2 CaCO3 + Na2SO4

2. Pengendapan dengan campuran Na2CO3 dan NaOH


Ca(HCO3)2 + 2NaOH 2CaCO3 + Na2CO3 + 2H2O
Mg(HCO3)2 + 2NaOH Mg(OH)2 + Na2CO3 +2H2O
MgCl2 + 2NaOH Mg(OH)2 + 2 NaCl
MgSO4 + 2NaOH Mg(OH)2 + Na2SO4
CO2 + 2NaOH CaCO3 + H2O
FeCl2 + 2NaOH Fe(OH)2 + 2 NaCl
FeCl3 + 2NaOH 2Fe(OH)3 + 2 NaCl
MnSO4 + 2NaOH Mn(OH)2 + 2NaSO4
Al2(SO4)3 + 2NaOH 2 Al(OH)3 + 2NaSO4
CaCl2 + 2NaOH CaCO3 + 2NaCl
CaSO4 + 2NaOH CaCO3 + Na2SO4

2.2. Titrasi Kompleksometri

Titrasi kompleksometri atau kelatometri adalah suatu jenis titrasi dimana reaksi antara
bahan yang dianalisis dan titrat akan membentuk suatu kompleks senyawa. Kompleks
senyawa ini dsebut kelat dan terjadi akibat titran dan titrat yang saling mengkompleks. Kelat
yang terbentuk melalui titrasi terdiri dari dua komonen yang membentuk ligan dan tergantung
pada titran serta titrat yang hendak diamati. Kelat yang terbentuk melalui titrasi terdiri dari dua
komponen yang membentuk ligan dan tergantung pada titran serta titrat yang hendak diamati.
Titrasi kompleksometri ini pada titrannya digunakan larutan kompleksion (EDTA/
etilena diamin tetraasetat). Senyawa tersebut adalah suatu senyawa yang dapat membentuk
pasangan kimiawi secara ikatan kompleks dengan ion-ion kesadahan. Indikator yang dipakai
pada titrasi kompleksometri merupakan asam atau basa lemah organic yang dapat
membentuk ikatan kompleks dengan logam, dan warna senyawa tersebut berbeda dengan
warna indikator dalam keadaan bebas. Indikator yang sering digunakan adalah EBT
(Eriochrome Black T) sejenis indikator yang bewarna merah apabila berada dalam larutan
yang mengandung ion kalsium dan magnesium pada pH 10,0. Indikator yang lain adalah
Murexid (Eriochrome Blue Black R), suatu senyawa yang bewarna merah jika berada dalam
larutan yang mengandung ion kalsium saja.

2.3. NaOH (Natrium Hidroksida)

Natrium hidroksida (NaOH), juga dikenal sebagai soda kaustik, soda api, atau sodium
hidroksida, adalah sejenis basa logam kaustik. Natrium Hidroksida terbentuk dari oksida basa
Natrium Oksida dilarutkan dalam air. Natrium hidroksida membentuk larutan alkalin yang kuat
ketika dilarutkan ke dalam air. Ia digunakan di berbagai macam bidang industri, kebanyakan
digunakan sebagai basa dalam proses produksi bubur kayu dan kertas, tekstil, air minum,
sabun dan deterjen. Natrium hidroksida adalah basa yang paling umum digunakan dalam
laboratorium kimia.
Penggunaan dalam industri tekstil:
1. Untuk mengontrol nilai pH
2. Fiksasi pewarna-pewarna reaktif
3. Pewarnaan dengan Indigo dan Naftol
4. Proses pengelantangan dengan hidrogen peroksida
5. Sebagai zat penghilang kanji
6. Digunakan untuk proses pemasakan kain kapas, rayon dan poliester.
7. Proses merserisasi pada kain kapas
8. Proses pengurangan berat pada kain poliester
9. Penyempurnaan krep pada kain kapas, dll.

2.4. Na2CO3 (Natrium Karbonat)

Natrium karbonat (juga dikenal sebagai soda cuci dan soda abu), Na2CO3, adalah
garam natrium dari asam karbonat yang mudah larut dalam air. Natrium karbonat murni
berwarna putih, bubuk tanpa warna yang menyerap embun dari udara, punya rasa
alkalin/pahit, dan membentuk larutan alkali yang kuat.
Natrium karbonat berasal dari sumber alam, yaitu trona, yang terdapat malimpah di
Wyoming. Natrium karbonat juga dibuat dari NaCl menurut proses Solvay.
NaCl(aq) + CO2(g) + NH3(aq) +H2O(l) NaHCO3(s) + NH4Cl(aq)
NaHCO3 terurai pada pemanasan membentuk Na2CO3.
2NaHCO3(s) Na2CO3(s) + H2O(g) + CO2(g)
Kegunaan utama dari Na2CO3 adalah untuk pembuatan kaca (terutama kaca bejana).
Selain itu untuk membuat bahan-bahan kimia lainnya, industri pulp dan kertas, industri
detergen, dan bahan pelunak air.
2.5. Ca(OH)2 (Kapur)
Kalsium hidroksida adalah senyawa kimia dengan rumus kimia Ca(OH)2. Kalsium
hidrokida dapat berupa kristal tak berwarna atau bubuk putih. Kalsium hidroksida dihasilkan
melalui reaksi kalsium oksida (CaO) dengan air. Senyawa ini juga dapat dihasilkan dalam
bentuk endapan melalui pencampuran larutan kalsium klorida (CaCl2) dengan larutan natrium
hidroksida (NaOH).
Dalam bahasa Inggris, kalsium hidroksida juga dinamakan slaked lime, atau hydrated
lime (kapur yang di-airkan). Nama mineral Ca(OH)2 adalah portlandite, karena senyawa ini
dihasilkan melalui pencampuran air dengan semen Portland. Suspensi partikel halus kalsium
hidroksida dalam air disebut juga milk of lime (Bahasa Inggris:milk=susu, lime=kapur). Larutan
Ca(OH)2 disebut air kapur dan merupakan basa dengan kekuatan sedang. Larutan tersebut
bereaksi hebat dengan berbagai asam, dan bereaksi dengan banyak logam dengan adanya
air. Larutan tersebut menjadi keruh bila dilewatkan karbon dioksida, karena mengendapnya
kalsium karbonat. Karena kekuatan sifat basanya, kalsium hidroksida banyak digunakan
sebagai:
1. Flocculant pada air, pengolahan limbah, serta pengelolaan tanah asam.
2. Bahan alkali untuk menggantikan natrium hidroksida.
3. Pereaksi kimia.

2.6. Zeolit

Zeolit adalah senyawa zat kimia alumino-silikat berhidrat dengan kation natrium,
kalium dan barium. Secara umum, Zeolit memiliki melekular sruktur yang unik, di mana atom
silikon dikelilingi oleh 4 atom oksigen sehingga membentuk semacam jaringan dengan pola
yang teratur. Di beberapa tempat di jaringan ini, atom Silicon digantikan degan atom
Aluminium, yang hanya terkoordinasi dengan 3 atom Oksigen. Atom Aluminium ini hanya
memiliki muatan 3+, sedangkan Silicon sendiri memiliki muatan 4+. Keberadaan atom
Aluminium ini secara keseluruhan akan menyebababkan Zeolit memiliki muatan negatif.
Muatan negatif inilah yang menebabkan Zeolit mampu mengikat kation. Zeolit juga sering
disebut sebagai 'molecular sieve' / 'molecular mesh' (saringan molekuler)karena zeolit
memiliki pori-pori berukuran melekuler sehingga mampu memisahkan/menyaring molekul
dengan ukuran tertentu.
Zeolit mempunyai beberapa sifat antara lain : mudah melepas air akibat pemanasan,
tetapi juga mudah mengikat kembali molekul air dalam udara lembap. Oleh sebab sifatnya
tersebut maka zeolit banyak digunakan sebagai bahan pengering. Disamping itu zeolit juga
mudah melepas kation dan diganti dengan kation lainnya, misal zeolit melepas natrium dan
digantikan dengan mengikat kalsium atau magnesium. Sifat ini pula menyebabkan zeolit
dimanfaatkan untuk melunakkan air. Zeolit dengan ukuran rongga tertentu digunakan pula
sebagai katalis untuk mengubah alkohol menjadi hidrokarbon sehingga alkohol dapat
digunakan sebagai bensin.
Zeolit di alam banyak ditemukan di India, Siprus, Jerman dan Amerika Serikat. Bagian
Primary dari Zeolit adalah TO4 di mana T adalah Si atau Al.

2.7. Resin Penukar Ion

Resin adalah senyawa hidrokarbon terpolimerisasi sampai tingkat yang tinggi yang
mengandung ikatan-ikatan hubung silang (cross-linking) serta gugusan yang mengandung
ion-ion yang dapat dipertukarkan. Penukar ion adalah elektrolit yang larut dalam air yang
dapat menukar ion dengan elektrolit terlarut
Pertukaran ion didefinisikan sebagai pertukaran ion yang reversibel antara fase padatan dan
fase cair yang dalam struktur padatan tidak ada perubahan tetap. Padatan adalah bahan
penukar ion, sedangkan ion dapat merupakan zat aktif. Apabila digunakan sebagai suatu
pembawa zat aktif, bahan penukar ion memberikan suatu cara untuk mengikat zat aktif pada
matriks polimer tak larut dan dapat secara efektif menutup rasa dan arome zat aktif yang akan
diformulasikan menjadi tablet kunyah.
Resin penukar ion adalah suatu jaringan polimer yang mempunyai gugus fungsi ionik.
Ion adalah partikel bermuatan listrik. Berdasarkan muatan listriknya, ada dua jenis ion yaitu
ion bermuatan positif dan ion bermuatan negatif. Ion bermuatan positif disebut kation
sedangkan ion bermuatan negatif disebut anion.

2.7.1. Penggunaan Resin Penukar Ion

1. Untuk menghilangkan ion


Untuk menghilangkan ion-ion keseluruhannya, air tersebut dapat dialirkan melalui
penukar kation, kemudian dialirkan melalui penukar anion, yang akan menghilangkan semua
anion dan diganti dengan ion hidroksida. Bila kedua resin tersebut (kation dan anion) dijadikan
satu, penghilangan kedua jenis ion tersebut sekaligus dapat dikerjakan.
2. Mengkonsentrasikan komponen berkadar kecil
Ion-ion yang jumlahnya kecil (trace element) dapat dikonsentrasikan dengan penukar ion.
Setelah ion solut terikat dalam kolom, kemudian dielusi dengan jumlah eluen yang kecil.
3. Pemisahan asam-asam amino
Pada suatu pH, Asam-asam amino dapat dipisahkan menjadi tiga golongan berdasarkan
titik isoelektrisnya. Dengan demikian campuran asam-asam amino dapat dipisahkan dalam
suatu aliran fase mobil dengan secara gradual dengan merubah pH untuk elusi (gradient
elution). Perubahan pH sering dikombinasikan dengan perubahan suhu.
III. Percobaan

3.1. Alat dan Bahan


3.1.1. Alat:
1. Piala gelas 500mL
2. Erlenmeyer 250mL
3. Buret
4. Tabung resin
5. Penangas air
6. Ball filler
3.1.2. Bahan:
1. Air proses sampel
2. Ca(OH)2
3. Na2CO3
4. NaOH
5. Zeolit
6. Wofatit

7. Pereaksi kompleksometri

3.2. Cara Kerja

1. Cara Pemanasan
• Hitung kebutuhan soda kapur dan soda ash sesuai dengan kebutuhan
• Pipet 100 ml air contoh kedalam piala gelas
• Masukan soda ash dan soda kapur
• Didhkan selama 15-30 menit
• Dinginkan kemudian saring endapan
• Titrasi filtrate nya menggunakan edta menggunakan cara kompleksometri.

2. Cara Pengendapan Dengan Ca(OH)2 dan Na2CO


• Hitung kebutuhan naoh dan Na2CO3 sesuai dengan kebutuhan
• Pipet 100 ml air contoh kedalam piala gelas
• Masukan naoh dan Na2CO3
• Didhkan selama 15-30 menit
• Dinginkan kemudian saring endapan
• Titrasi filtrate nya menggunakan EDTA menggunakan cara kompleksometri.

3. Cara Penukar Ion


• masukan 100 ml air contoh uji kedalam piala gelas
• alirkan air contoh uji uji tersebut melalui tabung yang berisi resin penukar ion dan
tampung kedalam Erlenmeyer
• kerjakan 2x aliran melalui tabung yang berisi resin penukar ion
• larutan yang telah dialirkan melalui tabung resin dianalisis kesadahan nya secara
kompleksometri.

IV. Perhitungan

4.1. Kebutuhan Na2CO3 dan Ca(OH)2

(Na2CO3) = (CaCl2) + (CaSO4) + (MgCl2) + (MgSO4) + (L)


(𝑠𝑎𝑑𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝 ˚𝑑𝐻)
= 2,8
+ (L)

(Ca(OH)2) = (Ca(HCO3)2) + (Mg(HCO3)2) + (MgCl2) + (MgSO4) + (CO2) + (L)


(𝑠𝑎𝑑𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑚𝑒𝑛𝑡𝑎𝑟𝑎 ˚𝑑𝐻)
= + (Mg Tetap) + (CO2) + (L)
2,8

4.2. Kebutuhan NaOH dan Na2CO3

(Na2CO3) = (CaCl2) + (CaSO4) - (Ca(HCO3)2) - (Mg(HCO3)2) – (CO2)


(𝑠𝑎𝑑𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑚𝑒𝑛𝑡𝑎𝑟𝑎 ˚𝑑𝐻)
= (Ca tetap) - - (CO2)
2,8

(NaOH) = (Ca(HCO3)2) + (Mg(HCO3)2) + (MgCl2) + (MgSO4) + (CO2) + (L)


(𝑠𝑎𝑑𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑚𝑒𝑛𝑡𝑎𝑟𝑎 ˚𝑑𝐻)
= + (Mg Tetap) + (CO2) + (L)
2,8

Anda mungkin juga menyukai