WATER TREATMENT
DISUSUN OLEH :
KELAS :
5KB
INSTRUKTUR :
1
BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan dari semua proses pengolahan air yang ada adalah menghilangkan
kontaminan dalam air, atau mengurangi konsentrasi kontaminan tersebut sehingga
menjadi air yang diinginkan sesuai kebutuhan (pengguna akhir) tanpa merugikan
dampak ekologis.
1.3 Tujuan
Memahami definisi water treatment.
Memahami perlunya water treatment.
Menjelaskan parameter dalam Water Treatment.
2
Memahami proses pengolahan air.
BAB II
PEMBAHASAN
3
Water Treatment adalah suatu cara/bentuk pengolahan air dengan cara
cara tertentu dengan tujuan untuk mencapai hasil yang diharapkan sesuai
kebutuhan. Water Treatment Plant adalah sebuah sistem yang difungsikan untuk
mengolah air dari kualitas air baku (influent) yang kurang bagus agar
mendapatkan kualitas air pengolahan (effluent) standar yang di
inginkan/ditentukan atau siap untuk dikonsumsi.
a. Kontaminan gas
Beberapa kontaminan gas seperti karbondoksida, sulfur dioksida, oksigen, dan
lain-lain. Air yang mengandung gas-gas tersebut bersifat korosif dalam
reaksinya terbentuk senyawa asam yang kemudian bereaksi dengan peralatan
dari logam dengan reaksi sebagai berikut.
4
CO2 + H2O H2CO3 + Fe FeCO3 + H2
SO2 + O2 SO3
SO3 + H2O H2SO4 + Fe FeSO4 + H2
b. Kontaminan cair
Kandungan zat cair dalam air dapat berupa asam, seperti asam klorida (HCl),
asam sulfat (H2SO4) atau basa seperti ammonia cair (NH4OH), minyak/ lemak
yang berasal dari kebocoran air yang masuk ke dalam sistem. Kandungan asam
dan basa dalam air akan bersifat korosif.
c. Kontaminan padatan
Berdasarkan besarnya ukuran partikel padatan terlarut, maka kontaminan
padatan dikelompokkan menjadi 3 jenis, yaitu: padatan terlarut (TDS), padatan
tersuspensi (TSS), dan padatan sediment.
Padatan terlarut (TSS) terdiri dari senyawa organik dan anorganik yang larut
dalam air seperti kalsium karbonat, magnesium karbonat, kalsium sulfat,
magnesium sulfat, kalsium klorida, natrium silikat, dan lain-lain. Air yang
mengandung padatan terlarut sangat baik daya hantar listriknya.
Garam-garam kalsium dan magnesium menjadikan air bersifat sadah, dapat
menyebabkan kerak (CaCO3.CaSO4) dan defosit lumpur [(MgCO3.Mg(OH)2)]
pada pipa-pipa ketel uap (boiler).
CaCl2 + SO42- CaSO4 + 2Cl-
CaCl2 + CO32- CaCO3 + 2Cl-
MgSO4 + CO32- MgCO3 + SO42-
MgCl2 + CO32- MgCO3 + 2Cl-
MgCl2 + H2O Mg(OH)3 + 2HCl-
Garam natrium silikat ( Na2SiO3 ) dalam air panas akan terhidrolisa
menghasilkan asam silikat pada temperatur di atas 200C akan menjadi kristal
keras yang sangat padat, kecil, dan rapat. Kristal ini yang menempelkan pada
pipa-pipa ketel uap. Silika hanya dapat dihilangkan dengan alat penukar ion di
unit demin plant.
Padatan tersuspensi ( TSS ) menyebabkan air keruh, tidak larut, tidak dapat
mengendap langsung seperti tanah liat, koloid silikat. Koloid silikat sering lolos
dalam proses koagulasi sehingga proses penghilangannya dapat menggunakan
alat penukar ion.
5
Padatan Sedimen adalah padatan yang langsung mengendap jika air
didiamkan. Padatan yang mengendap tersebut terdiri dari partikel-partikel
padat yang berukuran lebih besar dari padatan tersusupensi, relative besar dan
berat, seperti pasir dan lumpur. Padatan sering menimbulkan erosi pada
material dan menyumbat aliran air.
d. Kontaminan mikroorganisme
Kontaminan mikroorganisme seperti ganggang, lumut, jamur dan bakteri dapat
tumbuh dengan baik pada sistem air pendingin open circuit. Mikroorganisme
jenis ganggang dan lumut dapat menyumbat saringan-saringan air pendingin,
tube-tube kondensor, pompa-pompa dan mengurangi kecepatan pertukaran
panas. Bakteri merupakan salah satu jenis mikroorganisme dalam air yang
dapat merusak bangunan-bangunan menara pendingin yang terbuat dari beton.
Parameter adalah suatu nilai atau kondisi yang dijadikan sebagai tolak
ukur terhadap suatu nilai.
6
digunakan adalah Sistem Sedimentasi (Pengendapan), Filtrasi dan penambahan
desinfektan.
7
dapat bersatu dan mengendap dan disatukan menjadi lebih besar dengan bantuan
bahan penggumpal. Kumpulan benda-benda besar tersebut akan tertinggal di dasar
sedimentasi dan dihilangkan dengan cara penyaringan (filtrasi). Langkah-langkah
proses koagulasi dan flokulasi sebagai berikut :
1. Bahan kimia penggumpal dimasukkan ke dalam air, supaya bahan kimia
tersebut bereaksi secara seragam, bahan tersebut harus ditaburkan secara
merata . Hal ini memerlukan pengadukan yang cepat atau pencampuran
dengan air pada titik dimana penggumpalan ditambahkan.
2. Rekasi-reaksi kimia dan kimia fisik dan perubahan-perubahan yang terjadi
mengarahkan pada koagulasi dan pembentukan partikel-partikel berukuran
mikroskopis.
3. Pengadukan perlahan-lahan menyebabkan penyatuan pertikel-partikel
menjadi kumpulan yang dapat terendapkan.
8
Pada umumnya proses Sedimentasi dilakukan setelah proses Koagulasi
dan Flokulasi dimana tujuannya adalah untuk memperbesar partikel padatan
sehingga menjadi lebih berat dan dapat tenggelam dalam waktu lebih singkat.
Sedimentasi bisa dilakukan pada awal maupun pada akhir dari unit sistem
pengolahan. Jika kekeruhan dari influent tinggi, sebaiknya dilakukan proses
sedimentasi awal (primary sedimentation) didahului dengan koagulasi dan
flokulasi, dengan demikian akan mengurangi beban pada treatment berikutnya.
Sedangkan secondary sedimentation yang terletak pada akhir treatment gunanya
untuk memisahkan dan mengumpulkan lumpur dari proses sebelumnya (activated
sludge, OD, dsb) dimana lumpur yang terkumpul tersebut dipompakan keunit
pengolahan lumpur tersendiri.
9
Gambar 6. Proses Sedimentasi
Filtrasi
Filtrasi adalah proses penyaringan air melalui media pasir atau bahan
sejenis untuk memisahkan partikel flok atau gumpalan yang tidak dapat
mengendap agar diperoleh air yang jernih.
Penyaring adalah pengurangan lumpur tercampur dan partikel koloid dari
air limbah dengan melewatkan pada media yang porous. Kedalaman penyaringan
menentukan derajat kebersihan air yang disaringnya pada pengolahan air untuk
minum.
Mekanisme yang dilalui pada filtrasi:
1. Air mengalir melalui penyaring glanular
2. Partikel-partikel tertahan di media penyaring
3. Terjadi reaksi-reaksi kimia dan biologis
10
Gambar 7. Proses Filtrasi
11
Gambar 8. Trickling Filter
12
penguraian/degradasi bahan organik dalam air. Pada metode ini, terkadang
kolam juga diaerasi. Selama proses degradasi di kolam, air juga akan
mengalami proses pengendapan. Setelah air terdegradasi dan terbentuk
endapan didasar kolam, air dapat disalurka untuk dibuang ke lingkungan
atau diolah lebih lanjut.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Water Treatment adalah suatu cara/bentuk pengolahan air dengan
cara cara tertentu dengan tujuan untuk mencapai hasil yang diharapkan
sesuai kebutuhan. Dalam mengolah air dapat ditinjau dari beberapa
parameter di antaranya parameter fisik, kimia, dan biologi.
Selain parameter terdapat beberapa proses pengolahan air yaitu
pengolahan air secara fisika, kimia, dan biologi. Secara fisika yaitu filtrasi
13
dan sedimentasi. Secara kimia yaitu koagulasi dan flokulasiSecara biologi
yaitu trickling filter.
PERTANYAAN
Pertanyaan :
1. Adakah pengaruh flokulasi dan koagulasi yang berada diluar clarifier
(PDAM) dengan flokulasi dan koagulasi yang berada didalam (PUSRI) ?
2. Apa yang membedakan proses demineralisasi pada Industri PUSRI dengan
proses demineralisasi pada PDAM?
Jawaban :
14
1. Sebenarnya pada Industri PUSRI proses flokulasi dan koagulasi sama
seperti di PDAM berada diluar tanki clarifier yang membedakannya
hanya proses pengadukan cepat dan pengadukkan lambatnya dimana di
Industri PUSRI berada di bagian dalam tangki clarifier dan PDAM berada
diluar tangki clafier. Hal ini tidak mempengaruhi hasil dari proses
koagulasi maupun flokulasi.
2. Demineralisasi adalah suatu proses pengolahan air untuk menghilangkan
mineral pada air tersebut sedangkan, PDAM (Perusahaan Daerah Air
Minum) adalah perusahaan yang begerak dibidang air bersih. Dimana, air
minum yang bisa dikonsumsi memiliki mineral. Jadi, pada PDAM tidak
menggunakan demineralizer.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-industri/limbah-industri/sedimentasi-
pengendapan-pada-pengolahan-limbah-cair/
http://www.ionexchange.com/ion/en/processes/counterflow/multistep/
15