Anda di halaman 1dari 7

INVENTARISASI UNIT

1. Pre Chlorination
a. Definisi
Preklorinasi adalah proses okdidasi sebelum air diolah, sedangkan klorinasi
adalah proses penambahan klorin (Cl2) atau hipoklorit pada air. sehingga dapat
dikatakan preklorinasi adalah tahap dimana ada proses penambahan klorin pada
air , sebelum air itu diolah. Metode ini digunakan untuk membunuh bakteri dan
mikroba tertentu di air keran karena klorin sangat beracun. Secara khusus, cara
preklorinasi berfungsi untuk mengoksidasi bahan pencemar air baku.
b. Prinsip
Ketika terlarut dalam air, klorin berubah menjadi campuran setimbang dari klorin
asam hipoklorit (HOCl), dan asam klorida HCl):
Cl2 + H2O HOCl + HCl
Dalam keadaan asam, spesi yang utama adalah Cl2 and HOCl, sementara dalam
larutan basa, secara efektif hanya terdapat ClO− (ion hipoklorit). Konsentrasi yang
sangat kecil dari ClO2−, ClO3−, ClO4− juga ditemukan
c. Fungsi
Sesuai peraturan yang telah ditetapkan di Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No. 492/Menkes/SK/IV/2010, salah satu parameter yang disebutkan
adalah parameter mikrobiologi dengan indicator kandungan bakteri E.Coli dalam
air minum sebanyak 0 per 100 ml sampel. Untuk memenuhi persyaratan tersebut,
air baku yang dijadikan sumber air minum dan belum memenuhi persyaratan
harus melalui pengolahan terlebih dahulu. Proses pengolahan air minum sampai
tahap filtrasi dapat mengurangi kandungan bakteri E. coli, tetapi belum dapat
menghilangkan seluruh bakteri sehingga diperlukan desinfeksi. Desinfeksi
merupakan penyempurnaan dalam pengolahan air minum berupa proses
pemberian desinfektan yang bertujuan untuk untuk membunuh seluruh
mikroorganisme patogen (Nurdjannah, 2005). Desinfektan yang umum digunakan
adalah senyawa yang mengandung klor karena stabil dan ekonomis. Sisa klor
bertujuan untuk membunuh bakteri yang masuk selama pendistribusian air minum
kepada masyarakat. Jika sisa klor dalam sistem distribusi air terlalu rendah,
bakteri dapat berkembang dalam air dan mengakibatkan waterborne diseases pada
masyarakat (Soemirat, 2002).
Gambar X. Preklorinasi

d. Tipe Unit

Gambar X. Klorinasi
Untuk air tanah yang mengandung Fe dan Mn, maka diperlukan proses
penghilangan Fe dan Mn (Fe & Mn Removal). Proses penghilangan Fe dan Mn
pada dasarnya adalah mengoksidasi Fe dan Mn sehingga dapat disisihkan. Proses
oksidasi dapat menggunakan proses antara lain: Aerasi, Klorinasi, Ozonisasi dan
lain-lain.
e. Kriteria Desain

Gambar X dimensi bak kontak dan profil aliran


Keunggulan klorin sebagai desinfektan yaitu konsentrasi yang dibutuhkan rendah,
murah, mudah didapatkan dalam jumlah yang besar, dan bersifat non toksik pada
konsentrasi yang rendah. Sedangkan kelemahan dari klorin adalah terbentuknya
asam klorida (HCl) dan senyawa organik yang berpotensi karsinogenik. Klorin
yang digunakan dapat berbentuk gas atau sebagai hipoklorit. Kemampuan
desinfeksi dari klorin sangat baik karena klorin memiliki daya oksidasi yang kuat.
Penentuan jenis klorin yang akan digunakan tergantung dari ukuran fasilitas
pengolahan, tujuan yang ingin dicapai, dan faktor ekonomi dan keamanan.
Efisiensi dari desinfeksi tergantung dari beberapa faktor seperti waktu kontak,
dosis klorin, temperatur, pH, karakteristik air limbah dan jenis dan jumlah
mikroorganisme.

Tabel X. Kriteria Desain Preklorinasi

Klorin diberikan dalam bentuk kaporit. Kadar klorin dalam kaporit yang terdapat
di pasaran adalah sekitar 70 %. Dosis klorin yang diberikan saat Q rata-rata adalah
5 mg/L.
2. Lime Softening
a. Definisi
Merupakan rangkaian proses pengolahan air yang bertujuan untuk mengurangi
kesadahan dalam air dengan penambahan Ca(OH)2 (kalsium hidroksida). Lime
digunakan untuk menghilangkan bahan kimia yang menyebabkan karbonat
hardness. Proses ini juga efektif dalam menghilangkan berbagai mikroorganisme
dan bahan organic terlarut.
Kelebihan :
 Keunggulan utamanya adalah dalam mereduksi kesadahan, namun juga dapat
mereduksi alkalinitas dan silika
 Materi tersuspensi dan kekeruhan juga dihilangkan dalam proses tersebut.
 Biaya operasional mungkin lebih rendah daripada pertukaran ion. Namun,
analisis yang cermat perlu dilakukan untuk mempertimbangkan biaya staf untuk
menjalankan peralatan.
Kekurangan :
 Biaya modal awal lebih tinggi.
 Umumnya membutuhkan personel terlatih penuh waktu untuk menjalankan
peralatan
 hardness berkurang itu tidak sepenuhnya dihilangkan.
 Variasi komposisi air baku dan laju aliran juga membuat pengendalian metode ini
sulit karena melibatkan penyesuaian jumlah kapur dan abu soda yang
diumpankan.
 Penanganan dan pemantauan bahan kimia yang kurang aman dibandingkan garam
untuk penukar ion

b. Prinsip
Dalam proses lime softening, pH air dinaikkan untuk mengendapkan kalsium
karbonat dan magnesium hidroksida. pH optimum untuk mengendapakan CaCO3
berkisar antara 9 hingga 9.5, sedangkan untuk pengendapapan Mg(OH)2
memerlukan Ph sekitar 11. kapur (lime) ditambahkan pada proses pengadukan
(flash mixer), kemudian air diflokulasi, dan setelah itu senyawa-senyawa
kesadahan (hardness compounds) menggumpal dan mengendap secara gravitasi
di dalam bak sedimentasi. Ketika kapur ditambahkan kedalam air yang akan
diolah, kesadahan yang disebabkan oleh mineral-mineral akan terbentuk menjadi
endapan yang tidak larut, sehingga akan mudah dipisahkan.
Kesadahan kalsium akan diendapkan sebagai kalsium karbonat (CaCO3) dan
magnesium sebagai magnesium hidroksida (Mg(OH)2). Semua endapapan ini
kemudian dihilangkan dengan proses konvensional yaitu koagulasi / Flokulasi,
sedimentasi, dan filtrasi.
Reaksi pada lime Softening :
Reaksi Pada Pelunakan Menggunakan Kapur :
 Hardness              lime         Endapan
 CO2                +   Ca(OH)2   ->   CaCO3   + H2O
 Ca (HCO3)2     +   Ca(OH)2   ->   2CaCO3 + 2H2O
 Mg (HCO3)2    +   Ca(OH)2   ->   CaCO3   + MgCO3  +  2H2O
 MgCO3           +   Ca(OH)2   ->   CaCO3   + Mg(OH)2
CO2 tidak termasuk kedalam senyawa sadah, akan tetapi CO2 ini akan bereaksi
dengan kapur (Ca(OH)2), oleh karena itu ditambahkan kapur yang berlebih.
                   lime          Endapan
MgSO4 + Ca(OH)2  ->  Mg(OH)2 + CaSO4

c. Fungsi
Fungsi dari Lime softening adalah untuk mengurangi tingkat kesadahan air,
kesadahan air yang terlalu tinggi dapat menimbulkan kerak dan membuat pakain
putih menjadi kusam, sedangkan jika di indsutri sangat berpengaruh pada boiler
d. Tipe Unit
1. Straight Lime Treatment

Ketika air memiliki kesadahan magnesium minimal, hanya


kalsium yang perlu dibuang. Cukup kapur (lime) ditambahkan
ke air untuk meningkatkan pH antara 10,3 dan 10,6, dan
kekerasan kalsium akan dikeluarkan dari air (tapi kesadahan
magnesium minimal akan dihilangkan).

2. Split lime treatment


Bila air yang akan digunakan mengandung kesadahan
magnesium yang tinggi, maka dilakukan pengolahan terpisah.
Pengolahan terpisah ini mengolah sekitar 80 % air dengan
kapur berlebih untuk menghilangkan magnesium pada pH di
atas 11, setelah itu baru dicampur dengan 20 % sisa air.
Pengolahan terpisah ini bisa mengurangi jumlah karbon
dioksida yang terkandung dalam air sehingga akan mengurangi
kebutuhan kapur yang akan digunakan dan menghemat biaya
pengolahan. Pengolahan terpisah ini dapat mengurangi jumlah
bahan kimia yang diperlukan untuk menghilangkan kesadahan
dari air sebesar 20 % - 25 %.
Gambar X. Diagram Alir Lime Softening

Gambar X. Lime Softening dengan Metode Split Treatm

e. Kriteria Desain
Parameter desain proses penghilangan kesadahan hampir sama dengan prose
koagulasi-flokulasi untuk menghilangkan kekeruhan.
Tabel X. Tipikal Kriteria desain untuk Proses water Softening

Sumber : Peavy, H.S., Rowe, D.R and Tchobanoglous, S.G., “Environmental


Engineering “, Mc Graw Hill Book Company, Singapore, 1986

Metcalf & Eddy. 2003. Wastewater Treatment and Reuse, Fourth Edition. Mc-Graw Hill
Higher Education, Chapter 5.
Metcalf & Eddy. 1979. Wastewater Engineering : Treatment Disposal Reuse, Second Edition.
Tata Mc-Graw Hill Publishing Company LTD, New Delhi.
Engineering, Nacrede. Ion Exchange Water Softening vs. Lime Softening
https://www.necoindustrialwater.com/analysis-ion-exchange-vs-lime-softening/ diakses pada
tanggal 12 September 2020
Lime Softening, https://www.mrwa.com/WaterWorksMnl/Chapter%2016%20Lime
%20Softening.pdf diakses pada tanggal 12 September 2020

Anda mungkin juga menyukai