Anda di halaman 1dari 3

Hilmi Adillah / 15717028

Dosen : Dr. Ir. Tresna Dermawan Kunaefi


Dr. Anindrya Nastiti ST,MT
Ilmu Pengetahuan Masyarakat (IL-4206)
Ulasan artikel,
Topik : Teknologi dan Kemiskinan
Tanggal pengumpulan 23 Agustus 2019
Lampiran :
Mochtar Riady: Teknologi Berpotensi Atasi Kemiskinan

Gambar 1: Founder Lippo Group Mochtar Riady di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, saat
menjelaskan peran teknologi untuk mengatasi kemiskinan masyarakat desa. ( Foto: Beritasatu TV
)Bonifacius Jaka / BON Rabu, 19 Desember 2018 | 12:42 WIB

Palangkaraya - Founder Lippo Group Mochtar Riady menyampaikan pandangannya


terkait masalah kemiskinan Indonesia kepada sejumlah pengusaha di Palangkaraya, Kalimantan
Tengah. Mochtar Riady menjelaskan beberapa penyebab kemiskinan di Indonesia.

Pertama, kurangnya akses petani daerah ke pasar di perkotaan. Sehingga, petani tidak
mendapat keuntungan signifikan akibat gagal menjual langsung hasil panennya kepada
konsumen di kota. Selain itu, pengeluaran petani untuk membeli kebutuhan pokok di daerah
lebih besar. Sebab kebutuhan pokok di daerah lebih mahal. Kemudian, kurangnya kualitas
fasilitas kesehatan dan pendidikan di daerah terpencil juga diyakini berdampak pada angka
kemiskinan di daerah tersebut.

“Paling penting ada 4 alasan, sebabnya kenapa orang desa miskin. Pertama, petani di
desa tidak mampu masuk pasar di kota. Petani di desa harus selalu membeli barang kebutuhan
lebih mahal dari orang kota. Jadi dia jual murah, beli mahal, sehingga orang desa menjadi
miskin,” kata Mochtar Riady di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Selasa (18/12).
Sehingga, Mochtar Riady mengingatkan pentingnya potensi teknologi dalam membantu
mengatasi masalah kemiskinan. Caranya, mengenalkan masyarakat daerah khususnya desa
dengan ekonomi digital. Salah satunya, menggunakan telepon genggam untuk membantu
aktivitas perekonomian mereka. Sebab kini, penggunaan teknologi jadi syarat mutlak dalam
meningkatkan perekonomian masyarakat.

“Digital masuk desa. Pesan dagangan dr handphone. Perusahaan akan menjual barang
kepada warung di desa dengan harga murah,” ujar Mochtar Riady.

ULASAN :
Teknologi diyakini sebagai alat pengubah. Sejarah membuktikan evolusi teknologi selalu
terjadi sebagai tujuan atas hasil upaya keras para jenius yang pada gilirannya temuan teknologi
tersebut diaplikasikan untuk memperoleh kemudahan dalam aktivitas kehidupan dan selanjutnya
memperoleh manfaat dari padanya. Teknologi berperan dalam perubahan sosial masyarakat.
Perubahan prilaku, gaya hidup, memperpendek jarak, mengurangi batas wilayah dan yang penting
adalah efisiensi. Penggunan teknologi informasi menjanjikan suatu kerja yang reformis,
demokratis, tidak diskriminasi, tepat waktu, terukur dan punya standar yang jelas.
Sedangkan kemiskinan merupakan pendapatan yang tidak dapat mencukupi kebutuhan
dalam suatu keluarga. Kemiskinan dapat terjadi karena ada kurangnya perkembangan ilmu
pengetahuan didaerah tersebut sehingga sangat jarang teknologi yang dapat masuk kedalam
wilayah tersebut. Dan jikapun masuk biasanya lebih berdampak kepada kebiasaan buruk karena
tidak dibarengi dengan ilmu pengetahuan.
Pada konteks inilah kita bisa melihat pembangunan wilayah pedesaan, yaitu sebagai bagian
dari proses demokratisasi pembangunan. Selama ini konsep pembangunan cenderung bersifat
insentif dan dorongan dari pemerintah atasan untuk mempercepat perubahan sebuah wilayah.
Sementara pembangunan yang berbasis pada kemandirian dan kreativitas masyarakat hanya
dianggap sebagai kreativitas daerah semata, tidak ada upaya untuk mengangkat dan memassalkan
konsep tersebut. Akibatnya perubahan daerah berbeda-beda tergantung wilayah masing-masing.
Kreativitas dari daerah sebenarnya bisa didorong dengan efektivitas pemanfaatan
teknologi informasi di pedesaan. Dari Kementrian Riset dan Teknologi RI sebenarnya sudah
mencanangkan agar dibudayakan program masyarakat berbudaya iptek. Ujung tombaknya adalah
masyarakat di pedesaan. Cara seperti ini bisa dijembatani dengan mendorong setiap desa agar
memulai membudayakan teknologi informasi dengan berbagai cara dan mekanisme yang ada.
Dari artikel yang saya baca maka masalah kemiskinan di Indonesia memang belum
sepenuhnya teratasi dikarenakan belum meratanya perkembangan teknologi. Rakyat yang berada
di desa semakn miskin dan yang dikota semakin kaya. Teknologi di desa belmum sepenuhnya
masuk. Masih ada wilayah yang belum terjamah teknologi.
Contohnya pada suatu daerah dimana memang semua penduduknya memiliki mata
pencaharian sebagai petani, tapi yang sangat disayangkan disini adalah para petani kurang
memiliki akses untuk ke pasar dikota sehingga para petani disana tidak mendapatkan keuntungan
yang sinifikan, hal ini karena penjual tidak langsung menjual hasil panen mereka kepada
konsumen yang ada dikota. Yang jadi masalah ketika mereka membeli kebutuhan pokok itu lebih
mahal, sehingga secara tidak langsung dapat dikatakan mereka ketika menjual murah dan ketika
membeli mahal, kalu itu terjadi terus menerus itu bisa meningkatkan angka kemiskinan.
Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan teknologi ekonomi digital salah satunya
yaitu menggunakan telepon genggam, dengan telepon genggam kita tau hubungan komunikasi
menjadi lebih mudah sehingga si petani didesa bisa langsung menjual hasil panen nya kepada
pedagang dengan hasil yang lebih pantas.
Dengan teknologi harusnya bisa mengatasi masalah kemiskinan yang ada di daerah
tersebut seperti contoh di Desa Jontlak Kabupaten Lombok Tengah, yang dimana dulunya para
petani bersusah payah untuk memanen hasil tanaman padi mereka tapi sekarang berkat adanya
teknologi mereka lebih mudah memanen hasil padi mereka dengan mengunakan alat pemanen padi
tersebut.
Namun seiring berkembang nya teknologi maka kita tau bahwa dengan adanya teknologi
maka pasti ada dampak positive dan negatifna. Sebagai warga harus bisa menyaring dan bisa
mengontrol diri dengan berpedomankan kepada agama dan norma supaya terhindar dari hal-hal
yang berbau negative. Maka dari itu disini lah peran dari ilmu pengatahuan. Sehingga dengan ilmu
kita bisa mengetahui dan memahami bagaimana cara menggunkan teknologi dengan benar dan
teknologi diharapkan bisa mengatasi kemiskinan.

REFERENSI
https://www.beritasatu.com/nasional/528579/mochtar-riady-teknologi-berpotensi-atasi-
kemiskinan (diakses pada tanggal 23 Agustus 2019 pukul 8.30 )
http://www.berdesa.com/iptek-pedesaan/ (diakses pada tanggal 23 Agustus 2019 pukul 08.45)
https://abulhasanblog.wordpress.com/2012/11/30/perkembangan-teknologi-di-daerah-daerah-
indonesia/ (diakses pada tanggal 23 Agustus 2019 pukul 8.54)
http://lipi.go.id/berita/iptek-bagi-daerah-miskin-:-percepat-pembangunan-lewat-teknologi/1085
(diakses pada tanggal 22 Agustus 2019 pukul 00.11)

Anda mungkin juga menyukai