Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air minum merupakan kebutuhan utama dalam kehidupan manusia yang


memerlukan kualitas dan kuantitas yang baik. Di Indonesia, salah satu kendala
utama dalam penyediaan air bersih adalah terbatasnya pasokan air. Sebagian besar
PDAM beroperasi dengan mengandalkan air baku dari air sungai. Sementara sungai
yang ada sudah mengalami degradasi. Kerusakan DAS, masalah antropogenik dan
lemahnya perlindungan terhadap sungai menyebabkan kerusakan makin
meningkat. Pengaruh perubahan iklim global dan penggunaan lahan juga telah
menimbulkan debit sungai menurun.

Untuk mengatasi permasalahan kualitas dan kuantitas air minum yang timbul saat
ini diperlukan suatu proses pengolahan terlebih dahulu dalam unit produksi sistem
penyediaan air minum. Untuk mencapai kualitas air yang sesuai dengan standar
kualitas air minum tersebut, seperti salah satunya menggunakan proses desinfeksi.

Dalam makalah ini akan dijelaskan mengenai unit pengolahan dengan proses
desinfeksi. Proses desinfeksi ini bertujuan untuk menyisihkan bakteri-bakteri
patogen penyebab penyakit yang banyak terdapat di dalam badan air. Proses
desinfeksi dilakukan dengan cara menambahkan suatu senyawa kimia yang biasa
disebut sebagai desinfektan. Desinfektan yang digunakan dapat berbentuk serbuk,
larutan, maupun gas. Jenis desinfektan yang biasa digunakan adalah larutan
kaporit, gas khlor, gas ozon, gelombang mikro, maupun ultraviolet. Pada makalah
ini akan khusus membahas proses desinfeksi yang akan digunakan adalah proses
desinfeksi klorinasi.

BAB II
ISI
A.

PENGERTIAN KLORIN

Klorin adalah unsur yang umum di Bumi, tetapi tidak ditemukan secara alami dalam
keadaan murni karena sangat reaktif dan cenderung membentuk senyawa dengan
unsur-unsur lainnya. Pada suhu kamar dan tekanan normal, klorin adalah gas
kuning-hijau yang lebih berat dari udara. Meskipun beberapa senyawa yang sangat
penting untuk berbagai bentuk kehidupan termasuk manusia dalam bentuk
unsur, gas sangat beracun. Klorin digunakan dalam industri untuk memproduksi
plastik, insektisida, dan obat-obatan; untuk membersihkan air untuk minum dan
kolam renang; dan sebagai agen pemutih dalam industri kertas.
Sifat
Unsur nomor 17 dalam tabel periodik, klorin adalah salah satu dari sekelompok
unsur yang berbagi sifat kimia yang mirip dikenal sebagai halogen, dengan anggota
lain yang fluor, brom, yodium dan astatine. Gas larut dalam air, membentuk
campuran hipoklorit dan asam klorida, dan klorin bebas. Ini adalah agen
pengoksidasi kuat, yang berarti bahwa ia cenderung untuk mengambil elektron dari
unsur-unsur lain untuk membentuk senyawa. Penggabungan cara ini mudah dengan
hidrogen dan dengan logam untuk membentuk klorida, serta mudah
menggabungkan dengan banyak senyawa organik.
Unsur klorin diproduksi dalam industri terutama oleh elektrolisis larutan garam
(natrium klorida). Proses membagi garam ke dalam unsur-unsurnya, dengan
natrium bergabung dengan air untuk membentuk natrium hidroksida dan klorin
diproduksi sebagai gas. Ada beberapa cara sederhana menghasilkan unsur di
laboratorium, misalnya, oleh aksi asam sodium atau kalsium hipoklorit, atau dengan
mencampur asam klorida dan kalium permanganat.
Penggunaan klorin
Sifat pengoksidasi unsur ini membuatnya sangat efektif dalam membunuh
mikroorganisme berbahaya. Lebih dari 25.000 orang di seluruh dunia meninggal
setiap hari akibat penyakit yang ditularkan melalui air, seperti kolera dan tipus.
Klorinasi air adalah salah satu yang paling banyak digunakan pengamanan untuk
pasokan air minum. Klorin dapat ditambahkan ke air sebagai gas atau dalam bentuk

senyawa hipoklorit, yang mungkin padat atau dalam larutan cair. Hipoklorit
melepaskan sejumlah kecil unsur ke dalam air.
Konsentrasi yang sangat rendah klorin yang cukup untuk membunuh sebagian
besar organisme penyebab penyakit. Meskipun biasanya ditambahkan pada
instalasi pengolahan air, jumlah yang sangat kecil yang diizinkan untuk tetap
berada dalam air dalam kasus itu menjadi terkontaminasi dalam perjalanannya ke
rumah. Beberapa kekhawatiran telah diungkapkan tentang efek kesehatan yang
mungkin dari unsur ini dan produk sampingan dalam air minum, tetapi tidak ada
bukti yang meyakinkan bahwa itu berbahaya. Konsensus adalah bahwa manfaat
dari klorinasi air jauh lebih besar daripada risiko. Pada tahun 1991, wabah kolera
besar di Amerika Latin disalahkan oleh pejabat kesehatan internasional tentang
keputusan oleh pemerintah Peru untuk menghentikan klorinasi beberapa pasokan
air dalam menanggapi kekhawatiran tentang efek terhadap kesehatan manusia.
Klorin dalam air keran dapat membahayakan ikan dan beberapa tanaman hias,
tetapi dapat dihilangkan dengan air mendidih selama beberapa menit atau dengan
menempelkan filter kepada keran. Cara lain adalah dengan menambahkan tablet
deklorinasinya. Hal ini membuat air dapat diminum, tetapi sangat cocok untuk
mengisi tangki ikan. Unsur ini juga digunakan untuk hama kolam renang. Karena air
tidak untuk minum, jumlah yang lebih besar dapat digunakan dan bau mungkin
cukup terasa.

B.

PENGGUNAAN DESINFEKSI KLORINASI

Klorinasi merupakan desinfeksi yang paling umum digunakan. Klorin yang


digunakan dapat berupa bubuk, cairan atau tablet. Bubuk klorin biasanya berisi
kalsium hipoklorit, sedangkan cairan klorin, berisi natrium hipokloritKlorinasi
merupakan salah satu bentuk pengolahan air yang bertujuan untuk membunuh
kuman dan mengoksidasi bahan-bahan kimia dalam air. Klorinasi (chlorination)
adalah proses pemberian klorin ke dalam air yang telah menjalani proses filtrasi dan
merupakan langkah yang maju dalam proses purifikasi air. Klorin ini banyak
digunakan dalam pengolahan limbah industri, air kolam renang, dan air minum di
negara-negara sedang berkembang karena sebagai desinfektan, biayanya relatif
murah, mudah, dan efektif.

Berikut beberapa kegunaan klorin:


a)

Memiliki sifat bakterisidal dan germisidal

b)

Dapat mengoksidasi zat besi, mangan, dan hydrogen sulfide.

c)

Dapat menghilankan bau dan rasa tidak enak pada air.

d)
Dapat mengontrol perkembangan alga dan ornagisme pembentuk lumut yang
dapat
mengubah baud an rasa pada air.
e)

Dapat membantu proses koagulasi.

Senyawa-senyawa klor yang umum digunakan dalam proses klorinasi, antara lain,
gas klorin, senyawa hipoklorit, klor dioksida, bromine klorida, dihidroisosianurate
dan kloramin. Bentuk bentuk klorin di pasaran:
a.

Liquid/gas Cl

b.

Ca(OCl)2

c.

NaOCl

Reaksi dengan air:


Cl2 (aq)+ H2O(l) HOCl(aq)+ H+(aq)+ Cl-(aq)
Keq= 4x10-4= [H+][Cl-][HOCl]/[Cl2]

HOCl adalah asam lemah:


HOCl(aq) H+(aq)+ OCl-(aq)
Keq= 2.7x10-8= [H+][OCl-]/[HOCl]

Pembagian Reaksi Klorin:


1.

Tahap 1

Terjadi pemecahan klorin oleh senyawa pereduksi


2.

Tahap 2

Terbentuk komplek kloro-organik


3.

Tahap 3

Terjadi reaksi ammonia dengan klorin


4.

Tahap 4 (penyebab penurunan Cl2)

Pemecahan kloramin dan senyawa komplek kloro-organik


5.

Tahap 5

Terbentuk klorin bebas

C.

CARA KERJA KLORIN

Klorin dalam air akan berubah menjadi asam klorida. Zat ini kemudian di netralisasi
oleh sifat basa dan air sehingga akan terurai menjadi ion hydrogen dan ion
hipoklorit.
Klorin sebagai disenfektan terutama bekerja dalam bentuk asam hipoklorit (HOCl)
dan sebagian kecil dalam bentuk ion hipoklorit (OCl-). Klorin dapat bekerja dengan
efektif sehingga desinfektan jika berada dalam air dengan pH sekitar 7. Jika nilai pH
air lebih dari 8,5, maka 90% dari asam hippokorit itu akan mengalami ionisasi
menjadi ion hipoklorit. Dengan demikian, khasiat desinfektan yang memiliki klorin
menjadi lemah atau berkurang.
Cara kerja klorin dalam membunuh kuman yaitu penambahan klorin dalam air akan
memurnikannya dengan cara merusak struktur sel organisme, sehingga kuman
akan mati. Namun demikian proses tersebut hanyak akan berlangsung bila klorin
mengalami kontak langsung dengan organisme tersebut. Jika air mengandung
lumpur, bakteri dapat bersembunyi di dalamnya dan tidak dapat dicapai oleh klorin.
Klorin membutuhkan waktu untuk membunuh semua organisme. Pada air yang
bersuhu lebih tinggi atau sekitar 18oC, klorin harus berada dalam air paling tidak
selama 30 menit. Jika air lebih dingin, waktu kontak harus ditingkatkan. Karena itu
biasanya klorin ditambahkan ke air segera setelah air dimasukkan ke dalam tangki
penyimpanan atau pipa penyalur agar zat kimia tersebut mempunyai cukup waktu
untuk bereaksi dengan air sebelum mencapai konsumen.

D. PRINSIP PEMBERIAN KLORIN


Terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan ketika melakukan proses
klorinasasi, antara lain:
1.
Air harus jernih dan tidak keruh karena kekeruhan pada air akan menghambat
proses klorinasi.
2.
Kebutuhan klorin harus diperhitungkan secara cermat agar dapat efektif
mengoksidasi bahan-bahan organik dan dapat membunuh kuman patogen dan
meninggalkan sisa klorin bebas dalam air.

3.
Tujuan klorinasi pada air adalah unutk mempertahankan sisa klorin bebas
sebesar 0,2 mg/l did lam air. Nilai tersebut merupakan margin of safety (nilai batas
keamanan) pada air untuk membunuh kuman pathogen yang mengantominasi pada
saat penyimpanan dan pendistribusian air.
4.
Dosis klorin yang tepat adalah jumlah klorin dalam air yang dapat di pakai
untuk mebunuh kuman patogen serta untuk mengoksidasi bahan organik dan untuk
meninggalkan sisa klorin bebas sebesar 0,2 mg/l dalam air. Berikut istilah dalam
proses Klorin mematikan MO :
a)
Dosis klorin/Chlorine Dosage = Jumlah klorin yang ditambahkan, biasanya
dinyatakan dalam satuan mg/l.
b)
Kebutuhan klrorin/Chlorine Demand = Jumlah klorin yang tidak tersedia
sebagai desinfektan sebagai akibat reaksi dari berbagai senyawa.
c)
Residu klorin/Chlorine Residual = Jumlah klorin yang tersedia sebagai
desinfektan setelah waktu kontak tertentu.
d)
Ketersedian residu klorin bebas = Jumlah dari residu klorin yang tersedia
dalam air maupun air limbah. Cl2, HOCl, dan OCl- adalah residu klorin bebas
karena semuanya menghasilkan klorin bebas dalam air:
Cl2 (aq) + H2O(l) HOCl(aq) + H+(aq) + Cl-(aq)
OCl-(aq) + H2O(l) HOCl(aq) + OH-(aq)
Break Point chlorination
e)
Efektivitas klorin juga dipengaruhi oleh pH (keasaman) air. Klorinasi tidak akan
efektif jika pH air lebih dari 7.2 atau kurang dari 6.8 .

E. METODE KLORINASI
Pemberian klorin pada disenfeksi pada air dapat dilakukan melalui beberapa cara
yaitu dengan pemberian :
1.

Gas klorin

Gas klorin merupakan pilihan utama karena harganya murah, kerjanya cepat,
efisien, dan mudah digunakan. Gas klorin harus digunakan secara hati-hati karena
ini beracun dan dapat menimbulkan iritasi pada mata. Alat klorinasi berbahan gas
klorin ini disebut sebagai chloronome equipments. Alat yang sering dipakai
adalah patersons chloronome yang berfungsi untuk mengukur dan mengatur gas
klorin pada persedian air.
2.

Kloramin

Kloramin dapat juga dipakai dan merupakan prsenyawaan lemah dari klorindan
anaomia. Zat ini kurang memberikan rasa klorin pada air dan sisa klorin bebas di
dalam air lebih persisten walau kerjanya lambat dan tidak ssuai untuk klorinasi
dalam skala besar.
3.

Perkloron

Perkloron sering juga disebut sebagai high test hypochlorite. Zat ini merupakan
persenyawaan antara kalsium dan 65-75% klorin yang diepaskan didalam air.

F. KEUNTUNGAN KLORINASI
Berikut beberapa kegunaan klorin:
1.

Memiliki sifat bakterisidal dan germisidal.

2.

Dapat mengoksidasi zat besi, mangan, dan hydrogen sulfide.

3.

Dapat menghilangkan bau dan rasa tidak enak pada air.

4.
Dapat mengontrol perkembangan alga dan organisme pembentuk lumut yang
dapat mengubah bau dan rasa pada air.
5.

Dapat membantu proses koagulasi.

G. KELEMAHAN KLORINASI
Banyak studi sudah mengungkapkan banyaknya hasil sampingan klorinasi pada air.
Penelitian terkini menyimpulkan, bahwa kontak ibu hamil dengan klorin sebelum
melahirkan dapat meningkatkan resiko kelainan janin.
Dari berbagai studi, ternyata orang yang meminum air yang mengandung klorin
memiliki kemungkinan lebih besar untuk terkena kanker kandung kemih, dubur
ataupun usus besar. Sedangkan bagi wanita hamil dapat menyebabkan melahirkan
bayi cacat dengan kelainan otak atau urat saraf tulang belakang, berat bayi lahir
rendah, kelahiran prematur atau bahkan dapat mengalami keguguran kandungan.
Selain itu pada hasil studi efek klorin pada binatang ditemukan pula kemungkinan
kerusakan ginjal dan hati.

H. PENCEGAHAN EFEK SAMPING KLORINASI


Untuk mengurangi efek samping klorinasi, beberapa hal berikut dapat dilakukan :

1.

Mengurangi Kadar Klorin Dalam Air

Dengan menggunakan Granulated activated carbon (GAC) atau butiran karbon aktif
sebagai filter air dapat mengurangi kadar klorin dalam air. Filter air dari arang ini
efektif untuk mengurangi rasa dan bau dari air. Saringan air sederhana yang
menggunakan arang sebagai salah satu bahan untuk saringan dapat digunakan
untuk mendapatkan air minum dengan penyaringan air minum sederhana. Tetapi
cara terbaik adalah tidak menggunakan klorin untuk disinfeksi air minum dan
sebagai gantinya dapat digunakan cara sederhana untuk melakukan disinfeksi pada
air minum.
2.

Mencegah Klorin Masuk ke Dalam Tubuh

Yaitu dengan menggunakan air sehemat dan seoptimal mungkin untuk mandi (baik
shower ataupun berendam), mencuci ataupun memasak dan sebaiknya air yang
digunakan adalah air dingin. Lalu membuka jendela atau ventilasi agar udara yang
mengandung klorin dapat keluar dan digantikan dengan udara yang bebas klorin.
Sedangkan untuk mengatasi bila terdapat klorin pada bak atau sumur sumber air,
bak dan sumur harus sering dikuras.
I. MENGHITUNG DOSIS KLORIN PADA KLORINASI
Secara umum, dosis klorin yang dibutuhkan dalam porses klorinasi adalah jumlah
dari kebutuhan klorin dan sisa klorin yang diperlukan (atau sesuai dengan regulasi
yang berlaku). Namun perlu juga diperhatikan bahwa pada saat proses kontak
berlangsung akan ada klorin yang hilang dan faktor kehilangan klorin ini perlu
diperhitungkan agar dosis klorin yang diberikan tidak kurang.
1. Kebutuhan klorin
Kebutuhan klorin atau chlorine demand dapat diketahui dengan analisis di
laboratorium. Saat ini telah banyak instrumen laboratorium bahkan portable yang
memiliki fungsi pembacaan kebutuhan klorin. Kita tinggal menambahkan reagen
yang biasanya sudah disediakan oleh pembuat instrumen kemudian melakukan
pembacaan pada alat yang sesuai.
2. Sisa klorin yang dibutuhkan
Konsentrasi sisa klorin perlu diketahui karena apabila kurang maka proses klorinasi
tidak akan efektif. Sebaliknya, apabila berlebih maka akan membahayakan
organisme perairan. Seperti halnya pada penentuan kebutuhan klorin, konsentrasi
sisa klorin juga dapat dianalisis menggunakan instrumen di laboratorium.

BAB III

PENUTUP
A.

KESIMPULAN

Klorinasi (chlorination) adalah proses pemberian klorin ke dalam air yang telah
menjalani proses filtrasi. Senyawa-senyawa klor yang umum digunakan dalam
proses klorinasi, antara lain, gas klorin, senyawa hipoklorit, klor dioksida, bromine
klorida, dihidroisosianurate dan kloramin. Desinfektan ini bekerja dengan baik untuk
membunuh bakteri, fungi dan virus. Namun desinfektan ini juga dapat menimbulkan
efek negative terhadap kesehatan manusia selain dapat menimbulkan bau dan
rasa yang tidak enak pada air.
B.

SARAN

Untuk menjaga kualitas air maka kita selaku makhluk yang sangat rentan
melakukan pencemaran terhadap air maka, kita harus sadar akan lingkungan
artinya bahwa kita lah yang menjaga lingkungan ini agar tetap baik. Mari bersama
kita jaga lingkungan ini agar tetap dapat kita nikmati dan demi anak cucu kita di
hari kemudian.

Anda mungkin juga menyukai