Anda di halaman 1dari 8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kondisi Eksisting

2.2 Pengertian Klorida dan Alkalinitas

2.2.1 Pengertian Klorida

Klorida merupakan salah satu senyawa yang umum terdapat di perairan. Senyawa-
senyawa klorida tersebut mengalami proses disosiasi dalam air membentuk ion.
Ion klorida pada dasarnya mempunyai pengaruh kecil terhadap sifat- sifat kimia
dan biologi perairan. Kation dari gram-gram klorida dalam air terdapat dalam
keadaan mudah larut. Ion klorida secara umum tidak membentuk senyawa
kompleks kuat dengan ion-ion logam. Ion ini juga tidak dapat dioksidasi dalam
keadaan normal dan bersifat toksik. Kelebihan garam klorida dapat menyebabkan
penurunan kualitas air (Amaliah, 2012).

2.2.2 Pengertian Alkalinitas

Alkalinitas adalah gambaran kapasitas air untuk menetralkan asam atau dikenal
dengan acid neutralizing capacity (ANC) atau kuantitas anion dalam air yang
dapat menetralkan kation hydrogen. Alkalinitas juga diartikan sebagai kapasitas
penyangga (buffer capacity) terhadap perubahan pH perairan. Penyusun
alkalinitas perairan adalah anion bikarbonat (HCO3-), karbonat (CO32-), dan
hidroksida (OH-). Borat (H2BO3-), silikat (HSiO3-), fosfat (HPO42- dan H2PO4-),
sulfida (HS-), dan amonia (NH3). Sebagai pembentuk alkalinitas yang utama
adalah bikarbonat, karbonat, dan hidroksida, dan bikarbonat adalah paling banyak
terdapat pada perairan alami (Akhlis, 2014).

2.3 Sumber Klorida dan Alkalinitas

2.3.1 Sumber Klorida

Komposisi kimia di laut dapat dipengaruhi oleh adanya perubahan bahan organik,
Bahan organik maupun anorganik yang masuk ke dalam perairan laut akan terlarut
di air mengalami proses penguraian membentuk larutan padat dan gas. Komposisi
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
Kampus Unand Limau Manis, Padang 25163

kimia di perairan laut sangat kompleks bahkan saling berinteraksi sehingga untuk
melakukan determinasi bahan kimia dari alam yang terlarut sangat sulit. Kadar
klorida bervariasi menurut iklim. Perairan di wilayah yang beriklim basah
(humid), kadar klorida biasanya kurang dari 10 mg/L, sedangkan pada perairan di
wilayah semi-arid dan arid (kering), kadar klorida mencapai ratusan mg/liter.
Keberadaan klorida pada perairan alami berkisar antara 2-20 mg/L. Kadar klorida
250 mg/L dapat mengakibatkan air menjadi asin. Air laut mengandung klorida
sekitar 19.300 mg/L (Limbung, 2014).

Tahun 1994, Scott menyatakan bahwa klorin dalam suhu kamar berbentuk gas,
termasuk unsur golongan halogen, sangat reaktif dan merupakan oksidator kuat
yang mudah bereaksi dengan berbagai unsur. Suhu -34˚C, klorin berbentuk cair
dan pada suhu -103˚C berbentuk padatan kristal kekuningan. Klorida tidak
bersifat toksik bagi makhluk hidup, bahkan berperan dalam pengaturan tekanan
osmotik sel. Klorin sering digunakan sebagai disinfektan untuk menghilangkan
mikroorganisme yang tidak dibutuhkan, terutama bagi air yang diperuntukkan
bagi kepentingan domestik (Limbung, 2014).

2.3.2 Sumber Alkalinitas

Alkalinitas adalah suatu parameter kimia perairan yang menunjukan jumlah ion
karbonat dan bikarbonat yang mengikat logam golongan alkali tanah pada
perairan tawar. Nilai ini menggambarkan kapasitas air untuk menetralkan asam,
atau biasa juga diartikan sebagai kapasitas penyangga (buffer capacity)
terhadap perubahan pH. Perairan mengandung alkalinitas
≥20 ppm menunjukkan bahwa perairan tersebut relatif
stabil terhadap perubahan asam/basa sehingga kapasitas
buffer atau basa lebih stabil. Selain bergantung pada pH, alkalinitas juga
dipengaruhi oleh komposisi mineral, suhu, dan kekuatan ion. Nilai alkalinitas
alami tidak pernah melebihi 500 mg/L CaCO3. Perairan dengan nilai alkalinitas
yang terlalu tinggi tidak terlalu disukai oleh organisme akuatik karena biasanya

TITAN DIOVANDA EDDE


KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
diikutiUnand
Kampus dengan nilai
Limau kesadahan
Manis, yang
Padang 25163 tinggi atau kadar garam natrium
yang tinggi (Komali, 2012).

2.4 Dampak Klorida dan Alkalinitas di Perairan

2.4.1 Dampak Klorida di Perairan

Klorida merupakan salah satu anion anorganik utama yang ditemukan secara
alami di perairan. Keberadaan klorida berlebih di dalam air mengindikasikan
bahwa air tersebut telah mengalami pencemaran. Kadar klorida dalam air
berpengaruh terhadap tingkat keasinan air. Semakin tinggi konsentrasi klorida
maka semakin asin air yang menyebabkan menurunnya kualitas air tersebut
(Huljani, 2018).

Kadar klorida dalam jumlah banyak akan menimbulkan rasa asin, korosi pada
pipa sistem penyediaan air panas. Klorida sebagai desinfektan, residu khlor di
dalam penyediaan air sengaja dipelihara, tetapi khlor ini dapat terikat pada
senyawa organik dan membentuk halogen-hidrokarbon (CL-HC) banyak
diantaranya dikenal sebagai senyawa-senyawa karsinogenik. Beberapa dampak
yang ditimbulkan oleh klorida pada lingkungan adalah menimbulkan pengkaratan
atau dekomposisi pada logam karena sifatnya yang korosif, ikan dan biota air
tidak bisa bertahan hidup dalam kadar klorida yang tinggi serta kerusakan
ekosistem pada perairan terbuka atau eutrofikasi (Utary, 2016).

2.4.2 Dampak Alkalinitas di Perairan

Alkalinitas secara umum menunjukkan konsentrasi basa atau bahan yang mampu
menetralisir kemasamaan dalam air. Secara khusus, alkalinitas sering disebut
sebagai besaran yang menunjukkan kapasitas buffer dari ion bikarbonat, dan
sampai tahap tertentu ion karbonat dan hidroksida dalam air. Ketiga ion tersebut
di dalam air akan bereaksi dengan ion hidrogen sehingga menurunkan kemasaman
dan menaikan pH. Alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mg/l)
kalsium karbonat (CaCO3). Air dengan kandungan kalsium karbonat lebih dari

TITAN DIOVANDA EDDE


KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
100 ppm
Kampus Unanddisebut sebagai
Limau Manis, alkalin,
Padang 25163 sedangkan air dengan kandungan
kurang dari 100 ppm disebut sebagai lunak atau tingkat alkalinitas sedang
(Tarigan, 2018).

2.5 Pengolahan Klorida dan Alkalinitas

2.5.1 Pengolahan Klorida

Ada berbagai macam teknologi pengolahan yang dapat digunakan untuk


mengurangi kadar klorida dalam air. Salah satu caranya yaitu dengan proses
demineralisasi resin penukar ion (ion exchange). Penukar ion (ion exchange)
memiliki proses fisika-kimia. Prinsip dari penukar ion ini adalah senyawa yang
tidak larut, yaitu resin akan menerima ion positif atau negatif dari suatu larutan
dan akan melepaskan ion lain dalam jumlah yang sama. Ion yang dipertukarkan
akan sesuai dengan apa yang ada pada senyawa tersebut (Alfosina, 2012).

Sistem penukar ion tersedia dalam konfigurasi dua tanki (two bed) atau dalam
satu tanki (mixed bed). Konfigurasi dua tanki yaitu pertukaran ion menggunakan
dua tanki, masing-masing terdiri dari cation tank dan anion tank. Sistem dari
proses ini adalah tanki pertama diisi dengan resin kation asam kuat (SAC) yang
menangkap kation terlarut, dan melepaskan ion hidrogen (H+) sebagai gantinya.
Larutan asam mineral yang dihasilkan kemudian dialirkan ke anion tank yang
berisi resin anion kuat (SBA) (Deltapuro, 2019).

Sistem demineralisasi ini dapat menghasilkan kualitas air yang lebih tinggi
dibandingkan dengan sistem dua tanki. Aliran air dilewatkan melalui unit sistem
ini sehingga terjadinya reaksi pertukaran kation dan anion secara bersamaan di
dalam unit, dan dapat mengurangi efek masalah kebocoran natrium yang dapat
mengganggu kualitas air yang dihasilkan. Akan tetapi, sistem ini membutuhkan
proses regenerasi resin yang lebih banyak. Demineralisasi dapat menjadi alternatif

TITAN DIOVANDA EDDE


KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
yang Unand
Kampus baik untuk distilasi
Limau Manis, di air
Padang tawar
25163 karena dapat menghasilkan air
yang sama kualitasnya dengan air suling (Deltapuro, 2019).

Kontaminan paling umum yang diproses oleh resin kation dalam sistem


demineralisasi akan menukar kation, atau kontaminan yang bermuatan positif,
diantaranya yaitu Kalsium (Ca2+), Besi (Fe3+), Magnesium (Mg2+), Mangan
(Mn2+), Kalium (K+), dan Sodium (Na+). Resin Anion dalam Sistem
Demineralisasi akan

menukar anion, atau kontaminan yang memiliki muatan negatif, diantaranya


Alkalinitas (CO32-, HCO3-), Klorida (Cl-), Nitrat (NO3-), Sulfat (SO42-), dan Silika
(SiO2) (Deltapuro, 2019).

Awalnya, resin penukar ion yang digunakan adalah resin alami. Namun, seiring
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, resin dapat dibuat dari
kapolimerisasi zat-zat tertentu yang mengandung ion pelarutan sebagai gugus
fungsinya. Proses kimia yang terlibat dalam resin penukar ion ini adalah ion fasa
cair dan ion fasa padat. Contoh yang terdapat proses demineralisasi yaitu kation
Na+ dan anion Cl- disisihkan dari air dan solid resin akan melepas ion H+ untuk
ditukar dengan Na+ dan OH- ditukar dengan Cl- sehingga kandungan Na+ dan Cl-
dalam air menjadi berkurang atau bahkan akan menghilang (Nugroho, 2013).

Demineralisasi sering digunakan dalam proses mengurangi atau meghilangkan


kandungan mineral dalam air di industri atau dalam sektor pelayanan publik
dengan cara dan teknik yang berbeda-beda, seperti proses destilasi menerapkan
proses pemisahan komponen dari suatu campuran yang berupa larutan cair yang
homogen dan mudah menguap (Nugroho, 2013).

2.5.2 Pengolahan Alkalinitas

Salah satu cara penanggulangan alkalinitas dapat dilakukan dengan cara


demineralisasi dan reverse osmosis. Reverse Osmosis (RO) adalah suatu metode
penyaringan yang dapat menyaring berbagai molekul besar dan ion-ion dari suatu
larutan dengan cara memberi tekanan pada larutan ketika larutan itu berada di
TITAN DIOVANDA EDDE
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
salah Unand
Kampus satu sisi
Limaumembran seleksi
Manis, Padang 25163(lapisan penyaring). Proses tersebut
menjadikan zat terlarut terendap di lapisan yang dialiri tekanan sehingga zat
pelarut murni bisa mengalir ke lapisan berikutnya. Membran seleksi itu harus
bersifat selektif atau bisa memilah yang artinya bisa dilewati zat pelarutnya (atau
bagian lebih kecil dari larutan) tapi tidak bisa dilewati zat terlarut seperti molekul
berukuran besar dan ion-ion (Agung, 2019).

Osmosis terbalik dilakukan dengan cara memberikan tekanan pada bagian larutan
dengan konsentrasi tinggi menjadi melebihi tekanan pada bagian larutan dengan
konsentrasi rendah. Sehingga larutan akan mengalir dari konsentrasi tinggi ke
konsentrasi rendah. Proses perpindahan larutan terjadi melalui sebuah membran
yang semipermeabel dan tekanan yang diberikan adalah tekanan hidrostatik
(Agung, 2019).

2.6 Peraturan Terkait

Pada Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2021 ditetapkan standar atau baku mutu
untuk kadar klorida dan alkalinitas. Standar baku mutu untuk daerah sungai, dan
danau yaitu antaranya 300-600 mg/L, dan untuk standar atau baku mutu untuk
alkalinitas tidak dipersyaratkan.

Tabel 2.1 Baku Mutu Air Menurut PP No. 22 Tahun 2021

No. Parameter Unit Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 Kelas 4 Keterangan

1 Klorida mg/L 300 300 300 600

Tidak ada syarat


2 Alkalinitas mg/L
secara khusus
Sumber: Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2021

Keterangan:

TITAN DIOVANDA EDDE


KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
1. Kelas
Kampus Unand satu
Limaumerupakan
Manis, Padangair yang
25163 peruntukannya dapat digunakan
untuk air baku air minum, dan/atau peruntukan lain yang mempersyaratkan
mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
2. Kelas dua merupakan air yang peruntukannya dapat digunakan untuk
prasarana/sarana, rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, "peternakan, air
untuk mengairi pertanaman, dan/atau peruntukan lain yang mempersyaratkan
mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
3. Kelas tiga merupakan air yang peruntukannya dapat digunakan untuk
pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi tanaman,
dan/atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan
kegunaan tersebut.

4. Kelas empat merupakan air yang peruntukannya dapat digunakan untuk


mengairi pertanaman dan/atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu
air yang sama dengan kegunaan tersebut.

TITAN DIOVANDA EDDE


KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
Kampus Unand Limau Manis,DAFTAR
Padang 25163PUSTAKA

Agung, Wahyu Saputra.2019. Pengoperasian dan Perawatan Reverse Osmosis


(RO) sebagai Mesin untuk Merubah Air Laut Menjadi Air Tawar di MT.
Success Pioneer XXXV PT. Soechi Lines. Karya Tulis. Semarang:
Universitas Maritim Amni.
Akhlis, Bintoro Mukhtarul Abidin. 2014. Pengukuran Total Alkalinitas di
Perairan Estuari Sungai Indragiri Provinsi Riau. Jakarta: Kementerian
Kelautan dan Perikanan.
Alfonsina. 2012. Demineralisasi. Malang: Universitas Brawijaya Malang.
Amaliah. 2012. Analisis Kadar Fosfat, Klorida dan Timbal dalam Air Sungai
Mamasa Kabupaten Mamasa. Makassar: Universitas Hasanuddin.
Deltapuro Indonesia, PT. 2019. Cara Kerja Demineralisasi.
https://www.deltapuro.com/. Tanggal Akses 14 Oktober 2021.
Huljani, Mifta, dan Nur Rahma. 2018. Analisis Kadar Klorida Air Sumur Bor
Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) II Musi II Palembang dengan
Metode Titrasi Argentometri. Palembang: UIN Raden Fatah.
Komali. 2012. Alkalinitas, Penentuan Alkalinitas, Gangguan pada Analisa
Alkalinitas. Medan: Universitas Sumatera Utara.
Limbung, Aquarina. 2014. Alkalinitas : Analisis dan Permasalahan untuk Air
Industri. Medan: FMIPA Universitas Sumatera Utara.
Nugroho, Wahyu, dan Setyo Purwoto. 2013. Removal Klorida, TDS, dan Besi
pada Air Payau Melalui Penukar Ion dan Filtrasi Campuran Zeolit Aktif
dan Karbon Aktif. Jurnal Teknik WAKTU, Vol 11 No.1, Hal 47-59.
Tarigan, Terkelin BR. 2016. Penentuan Kesadahan Dan Alkalinitas Pada Air
Minum Dalam Kemasan Hasil Pengolahan Pt. Tirta Sibayakindo. Medan:
Universitas Sumatera Utara.
Utary, Tasya Nur. 2016. Penetapan Kadar Klorida (Cl-)Pada Air Bersih Dan Air
Minum Dengan Metode Titrasi Argentometri. Medan: Universitas
Sumatera Utara.

TITAN DIOVANDA EDDE

Anda mungkin juga menyukai