Anda di halaman 1dari 4

ALKALINITAS

Alkalinitas adalah suatu parameter kimia perairan yang menunjukan jumlah


ion karbonat dan bikarbonat yang mengikat logam golongan alkali tanah
pada perairan tawar. Nilai ini menggambarkan kapasitas air untuk
menetralkan asam, atau biasa juga diartikan sebagai kapasitas penyangga
(buffer capacity) terhadap perubahan pH. Perairan mengandung alkalinitas
20 ppm menunjukkan bahwa perairan tersebut relatif stabil terhadap
perubahan asam/basa sehingga kapasitas buffer atau basa lebih stabil.
Selain bergantung pada pH, alkalinitas juga dipengaruhi oleh komposisi
mineral, suhu, dan kekuatan ion. Nilai alkalinitas alami tidak pernah melebihi
500 mg/liter CaCO3. Perairan dengan nilai alkalinitas yang terlalu tinggi tidak
terlalu disukai oleh organisme akuatik karena biasanya diikuti dengan nilai
kesadahan yang tinggi atau kadar garam natrium yang tinggi (Effendi, 2003).

Alkali ialah zat yang melepaskan ion hidroksil dalam air dan mempunyai pH
lebih besar dari 7, antara lain kapur (kalsium hidroksil) yang ditambahkan
pada tanah untuk menetralkan sifat asam yang berlebihan (McCahill, 1994).

Manfaat alkalinitas

Alkalinitas sering disebut sebagai besaran yang menunjukkan kapasitas


pem-bufffer-an dari ion bikarbonat, dan sampai tahap tertentu ion karbonat
dan hidroksida dalam air. Ketiga ion tersebut di dalam air akan bereaksi
dengan ion hidrogen sehingga menurunkan kemasaman dan menaikan pH.
Alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mg/l) kalsium karbonat
(CaCO3). Air dengan kandungan kalsium karbonat lebih dari 100 ppm
disebut sebagai alkalin, sedangkan air dengan kandungan kurang dari 100
ppm disebut sebagai lunak atau tingkat alkalinitas sedang. Pada umumnya
lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di
atas 20 ppm. Kapasitas pem-buffer-an alam dilengkapi dengan mekanisme
pertahanan sedemikian rupa sehingga dapat bertahan terhadap berbagai
perubahan, begitu juga dengan pH air. Mekanisme pertahanan pH terhadap
berbagai perubahan dikenal dengan istilah Kapasitas pem-buffer-an pH
(www.purewatercare.com).

Perairan yang mengandung mineral karbonat, bikarbonat, borat, dan silikat


akan mempunyai pH diatas netral dan dapat mencegah terjadinya
penurunan pH secara drastic. Pada perairan tertutup, penambahan karbonat
dari sel-sel kerang atau dolomite dapat memperbaiki alkalinitas dan sistem
buffer perairan itu. Penambahan sodium bikarbdonat secara periodik juga
akan menghasilkan hal yang sama (Munajat, 2003).
Menurut Kordi (2005), semakin tinggi konsentrasi ion H+, akan semakin
rendah konsentrasi ion OH- dan pH >7, maka perairan bersifat alkalis (basa).
Perairan umum dengan segala aktivitas fotosintesis dan respirasi organism
yang hidup di dalamnya membentuk reaksi berantai karbonat sebagai
berikut :

CO2 + H2O H2CO3 H+ + HCO3 2H+ +


CO32

CO3 (karbonat) dalam mekanisme diatas melambangkan alkalinitas air.


Sedangkan H+ merupakan sumber kemasaman. Mekanisme diatas
merupakan reaksi bolak-balik, artinya reaksi biasa berjalan kearah kanan
(menghasilkan H+) atau kearah kiri (menghasilkan CO2). Oleh karena itu,
apabila seseorang mencoba menurunkan pH dengan memberikan asam-
asaman artinya menambahkan H+ saja maka (seperti ditunjukkan
mekanisme diatas). H+ tersebut akan segera diikat oleh CO3 dan reaksi
bergerak kekiri mengahsilkan CO2 (CO2 ini akhirnya bisa lolos ke udara).
Pada saat asam baru ditambahkan, pH akan terukur rendah, tapi setelah
beberapa waktu kemudian, ketika reaksi mulai bergerak kekiri, pH akan
kembali bergerak ke angka semula (http://bright-
shine.blogspot.co.id/2011/09/alkalinitas.html)

Unsur-unsur alkalinitas (karbonat dan bikarbonat) juga dapat bertindak


sebagai buffer (penyangga) pH. Dalam kondisi basa ion bikarbonat akan
membentuk ion karbonat dan melepaskan ion hidrogen yang bersifat asam,
sehingga keadaan menjadi netral. Sebaliknya bila kedaan terlalu asam, ion
karbonat dalam air akan mengalami hidrolisa menjadi ion bikarbonat dan
melepaskan hidrogen oksida yang bersifat basa, sehingga kedaan menjadi
netral (Kordi, 2007).

Tinggi atau rendahnya alkalinitas dalam suatu perairan tidak lepas dari
pengaruh parameter lain seperti pH, atau kesadahan. Di mana semakin
tinggi alkalinitas, maka kedua parameter tersebut akan mengikuti.
konsentrasi total alkalinitas sangat erat hubungannya dengan konsentrasi
total kesadahan air. Umumnya total alkalinitas mempunyai konsentrasi yang
sama dengan konsentrasi total kesadahan. Selain bergantung pada pH,
alkalinitas juga dipengaruhi oleh komposisi mineral, suhu, dan kekuatan ion.
Unsur-unsur alkalinitas juga dapat bertindak sebagai buffer (penyangga) pH
(McCahill, 1994).

Alkalinitas relatif sama jumlahnya dengan kesadahan dalam suatu


perairan. Alkalinitas juga berpengaruh terhadap pH dalam suatu perairan.
Dalam kondisi basa ion bikarbonat akan membentuk ion karbonat dan
melepaskan ion hidrogen yang bersifat asam sehingga keadaan pH menjadi
netral.sebaliknya bila keadaan terlalu asam, ion karbonat akan mengalami
hidrolis menjadi ion bikarbonat dan melepaskan hidrogen oksida yang
bersifat basa, sehingga keadaan kembali netral. Perairan dengan nilai
alkalinitas yang terlalu tinggi tidak terlalu disukai oleh organisme akuatik
karena biasanya diikuti dengan nilai kesadahan yang tinggi atau kadar
garam natrium yang tinggi (Achmad, 2004). Achmad, R., 2004. Kimia
Lingkungan. Penerbit Andi, Yogykarta.

Kordi dan Tancung (2007), bahwa ketersediaan ion basa bikarbonat (HCO3)
dan karbonat (CO32-) merupakan parameter total alkalinitas.

Alkalinitas berperan dalam menentukan kemampuan air untuk mendukung


pertumbuhan alga dan kehidupan air lainnya, hal ini dikarenakan pengaruh
system buffer dari alkalinitas dan alkalinitas berfungsi sebagai reservoir
untuk karbon organic. Sehingga alkalinitas diukur sebagai faktor kesuburan
air. (http://id.wikipedia.org/wiki/Alkalinitas.)

BAKU MUTU

EFEK
Kadar alkalinitas dengan tingkat kesadahan air haruslah seimbang. Jika kadar
alkalinitas terlalu tinggi dibandingkan dengan kadar Ca2+ dan Mg2+
(kesadahan) maka air menjdi agresif dan menyebabkan karat pada pipa.
Sebaliknya, bila kadar alkalinitasnya rendah dapat menyebabkan kerak
CaCO3 pada dinding pipa yang dapat memperkecil penampang basah pipa.

Pada air buangan, khususnya dari industri, kadar alkalinitas yang tinggi
menunjukkan adanya senyawa garam dari asam lemah seperti asam asetat,
propionate, amoniak dan sulfite. Alkalinitas juga sebagai parameter
pengontrol untuk anaerobic digestes dan instalasi Lumpur aktif (Alaerts dan
ir. Sri Sumestri Santia, MSc).

Alkalinitas berperan dalam menentukan kemampuan air untuk mendukung


pertumbuhan alga dan kehidupan air lainnya, hal ini dikarenakan (Hidayat,
2009):

a. Pengaruh sistem buffer dari alkalinitas;

b. Alkalinitas berfungsi sebagai reservoir untuk karbon organik.


Sehingga alkalinitas diukur sebagai factor kesuburan air.

Anda mungkin juga menyukai