Anda di halaman 1dari 18

NAMA : ANITA RUFINA

KELAS : DPDP – A
NRP : 25-2015-103
TUGAS DASAR PENGEMBANGAN DAN PENELITIAN
Review Jurnal 1
Judul :
Perencanaan Sistem Penyaluran Air Limbah Domestik Kota Bogor Menggunakan Air Hujan
Untuk Debit Penggelontoran
Penulis :
Allen Kurniawan dan Nura Adithia Dewi Tahun 2015 Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan,
Institut Pertanian Bogor, Kampus IPB Dramaga, Bogor
Review :
Sistem penyaluran air limbah merupakan bagian penting dalam sistem prasarana perkotaan.
Tujuan penelitian ini merancang konfigurasi sistem penyaluran air limbah domestik dan
memodifikasi sistem drainase skala mikro di Kota Bogor untuk memenuhi debit penggelontoran.
Data penelitian berupa data sekunder dari instansi terkait, studi pustaka, dan hasil beberapa
penelitian terdahulu.
Perkiraan jumlah penduduk setiap kelurahan pada tahun perencanaan 2035 menggunakan metode
geometrik. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dibangun pada dua lokasi yaitu IPAL 1 di
Kelurahan Bantarjati dan IPAL 2 di Kelurahan Mekarwangi. Perencanaan blok pelayanan
sebanyak 254 buah dan jumlah manhole sebanyak 334 buah. Perhitungan kebutuhan air bersih
menghasilkan nilai debit jam puncak air limbah (Qjp) rata-rata sebesar 5,75 L/detik. Debit air
bersih menghasilkan perkiraan sebesar 80% air limbah. Nilai Qp pada inlet IPAL 1 sebesar 0,59
m3/detik dengan diameter 900 mm, sedangkan nilai Qp pada inlet IPAL 2 sebesar 1,42 m 3/detik
dengan diameter 1000 mm.
Pengaliran air limbah diusahakan secara gravitasi dengan kedalaman galian maksimum sebesar 6
m. Sistem drainase skala mikro dirancang untuk memenuhi debit penggelontoran. Perhitungan
intensitas hujan terpilih menggunakan Metode Sherman dengan Periode Ulang Hujan (PUH) untuk
20 tahun. Titik penggelontoran sebanyak 53 titik dengan debit penggelontoran rata-rata sebesar
0,03 m3/detik. Debit saluran drainase rata-rata sebesar 0,25 m3/detik. Saluran drainase skala mikro
berbentuk persegi panjang dengan lebar dan tinggi ratarata sebesar 0,43 m dan 0,42 m
Metode penelitian menggunakan data sekunder berupa luas wilayah dan jumlah penduduk setiap
kelurahan di Kota Bogor, serta berbagai jenis peta. Kriteria peta dalam penelitian ini adalah peta
topografi, peta kontur, peta kontur ketinggian, peta kepadatan penduduk, peta curah hujan, peta
administrasi, dan data curah hujan Kota Bogor. Alat pendukung penelitian menggunakan
seperangkat laptop yang dilengkapi perangkat lunak Microsoft Excel, Arc Map, dan Google Earth.
Perhitungan proyeksi penduduk tahun 2035 menggunakan tiga metode, yaitu metode aritmatik,
metode geometrik, dan metode eksponensial.
Rancangan sistem penyaluran air limbah domestik Kota Bogor diperoleh melalui empat tahap
kalkulasi, yaitu perhitungan debit air limbah, dimensi saluran, volume air limbah, dan penanaman
pipa. Konfigurasi sistem penyaluran air limbah domestik menuju dua lokasi IPAL ditentukan
berdasarkan jumlah blok pelayanan, segmen pipa, dan manhole sebagai lubang pemeriksa. Satu
segmen pipa melayani satu hingga tiga blok pelayanan. Diameter pipa pada inlet IPAL tidak
melebihi 1000 mm dengan kisaran kecepatan aliran 0,6-3 m/detik. Penyaluran air limbah
membutuhkan penggelontoran dari beberapa titik karena kedalaman dan kecepatan aliran tidak
terpenuhi. Sumber kebutuhan air penggelontor berasal dari air hujan dalam rancangan sistem
drainase skala mikro. Saluran drainase dirancang dalam bentuk persegi dengan debit aliran cukup
sebagai pemasok penggelontoran air limbah.

Review Jurnal 2
Judul :
Perencanaan Sistem Penyaluran Air Limbah Domestik di Kelurahan Keputih Surabaya
Penulis :
Rochma Septi Pratiwi dan Ipung Fitri Purwanti Tahun 2015 Jurusan Teknik Lingkungan,
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Review :
Sistem yang ditawarkan merupakan suatu ka yang meliputi penyaluran serta pengolahan air limbah
domestik, berupa grey water dan black water. Pada perencanaan ini, penyaluran air limbah
didesain terpisah dengan air hujan dengan tujuan mengurangi resiko kontaminasi air limbah pada
tubuh manusia. Penyaluran air limbah ini direncanakan sepanjang 4261.12 meter yang dibagi
sebanyak 6 segmen. Saluran air limbah ini akan melayani Kelurahan Keputih dengan periode
perencanaan selama 5 tahun. Dengan adanya pengelolaan air limbah domestik ini, diharapkan
pencemaran lingkungan dapat dikurangi dan taraf kesehatan masyarakat dapat meningkat.
Penanaman pipa disesuaikan dengan slope saluran yang telah diperhitungkan agar air limbah dapat
mengalir secara gravitasi. Pada pipa primer, penanaman dibagi menjadi 6 segmen.
Perhitungan pipa primer 1 ke 2 dengan notasi
P1-P2: Elevasi tanah awal =4
Elevasi tanah akhir =2
Panjang pipa (L) = 576.10 meter
Slope saluran = 0.004
Diameter pipa = 600 mm
Kedalaman awal penanaman = 1 meter
Untuk pipa sekunder dan tersier, kedalaman penanaman awalnya adalah 0.75 meter. Hal ini
dikarenakan, letak pipa primer harus lebih rendah dari pipa sekunder dan tersier agar aliran air
limbah dapat terjadi secara gravitasi.
Banyaknya jumlah manhole yang dibutuhkan dalam saluran perpipaan didasarkan pada kondisi
eksisting jalan dan diameter pipa yang dipasang. Jumlah manhole yang dibutuhkan untuk jalur
P1-P2 adalah 4 buah manhole.
Hasil dari sistem penyaluran air limbah domestik antara lain: debit air limbah total yang disalurkan
melalui perpipaan air limbah adalah 0.291 m3/detik dengan diameter pipa primer sebesar 600 mm,
slope pipa yang digunakan agar kecepatan air limbah memenuhi syarat kecepatan minimum adalah
0.4%. Kedalaman penanaman pipa air limbah awal adalah 2.52 m dan kedalaman pipa akhirnya
adalah 0.45 m.

Review Jurnal 3
Judul :
Rancangan Sistem Penyaluran Air Buangan Offsite Sanitation Kawasan Untuk Mendukung
Program Green City Kota Solok
Penulis :
Rizki Ananda, Puti Sri Komala Tahun 2016 Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik
Universitas Andalas
Review :
Kota Solok dengan jumlah penduduk 64.819 jiwa (tahun 2014) dan luas 5.764 Ha sedang
mengembangkan program green city, salah satu upayanya adalah meningkatkan pengelolaan air
buangan. Saat ini Kota Solok telah menerapkan dua sistem penyaluran air buangan yakni sistem
onsite sanitation dan sistem offsite sanitation dengan persentase 67,5% dan 9,6%. Berdasarkan
RTRW Kota Solok 2012-2031 diperlukan peningkatan sistem offsite sanitation yang dirancang
melalui Outline Plan pengelolaan air buangan tahun 2013-2034. Dalam Outline Plan telah
dikembangkan sistem onsite sanitation, offsite sanitation komunal dan offsite sanitation kawasan.
Metodologi Penelitian
Pengumpulan data primer
Data primer didapatkan dengan melakukan observasi terhadap rencana rancangan outline plan
terhadap lokasi rencana dan juga melakukan wawancara dengan pihak perencana outline plan
Pengumpulan data sekunder
Data sekunder di dapatkan dengan mengumpulkan datadata yang diperlukan melalui instansi
terkait, seperti contoh data outline plan didapatkaan dari dinas PU Kota Solok
Proyeksi penduduk total Proyeksi penduduk dari tahun 2015 hingga tahun 2031 menggunakan
metode geometri karena metode ini yang paling mendekati dengan kondisi pertumbuhan penduduk
10 tahun sebelumnya.
Zona pengelolaan terbagi atas 7 zona mengikuti pembagian zona dari outline plan. Yaitu zona
wilayah Pengembangan (WP), Pembatas Alam (Sungai, Bukit, pegunungan, dan lainnya), dan luas
wilayah.
Dalam perencanaan jalur pada zona 1 terdapat terdapat 2 IPAL, 5 jalur cabang, 31 jalur lateral
dengan 135 buah manhole, 1 drop manhole dan 2 stasiun pompa. Pada zona 2 terdapat terdapat 1
IPAL, 4 jalur cabang, 37 jalur lateral dengan 251 buah manhole, 6 drop manhole dan 6 stasiun
pompa. Pada zona 3 terdapat terdapat 1 IPAL, 1 jalur cabang, 8 jalur lateral dengan 26 buah
manhole dan 4 drop manhole.

Review Jurnal 4
Judul :
Perencanaan Sistem Penyaluran Dan Pengolahan Air Limbah Domestik Di Sempadan Sungai
Pepe Segmen 1 Kota Surakarta
Penulis :
Rizki Januarita, Syafrudin, dan Ganjar Samudro Tahun 2016 Teknik Lingkungan Fakultas
Teknik Universitas Diponegoro.

Review :
Pada segmen 1 Sungai Pepe, yang terdiri dari Kelurahan Manahan dan Gilingan masih belum
terlayani penyaluran dan pengolahan air limbah ke sistem terpusat Kota Surakarta. Pada segmen
ini, air limbah domestik yang dihasilkan dari berbagai aktivitas masyarakat setempat mengalir ke
Sungai Pepe. Berdasarkan hasil uji pada saluran 1 mewakili bagian hulu, nilai TSS 486 mg/l, COD
341,6 mg/l dan BOD 122,5 mg/l. Pada titik saluran 2 yakni Kelurahan Manahan, nilai TSS 345
mg/l, COD 141,6 mg/l, BOD 121,67 mg/l dan pada titik saluran 3 yang mewakili Kelurahan
Gilingan, nilai TSS 319 mg/l, COD 123,7 mg/l, BOD 122,4 mg/l.
Hal ini menunjukan bahwa air limbah domestik yang masuk ke Sungai Pepe segmen 1 masih diatas
baku mutu menurut Perda Jateng No. 5 Tahun 2012. Sehingga diperlukan perencanaan penyaluran
dan pengolahan air limbah domestik untuk mencegah pencemaran air sungai dengan
memanfaatkan lahan di sempadan sungai. Pada perencanaan ini, sistem penyaluran air limbah
menggunakan sistem small bore sewerage. Pemilihan alternatif instalasi pengolahan menggunakan
metode AHP (Analytical Hirarchy Process) dengan software Expert Choice 11. Alternatif terpilih
terdiri dari bak pengendap, Horizontal Subsurface Constructed Wetland (HSFSCW) dan bak
pengumpul.
Penyaluran Air Buangan
Dari hasil perhitungan berdasarkan buku penyaluran air buangan vol II oleh Masduki
Hardjosuprapto (200) serta Otis dan Mara (1985) maka di dapatkan panjang penyaluran 3,1 km
dengan kecepatan (V-real) 0,8-1,5 m/s , slope bervariasi 0,5-2% dan bangunan pelengkap yang
terdiri dari manhole awal (clean out) : 20 buah, manhole lurus : 9 buah, manhole belokan: 9 buah,
manhole TEE: 11 buah dan drop manhole : 7 buah.
Rencana sistem penyaluran air buangan yang digunakan adalah sistem. Sistem off-site dengan
sistem riol ukuran kecil atau small bore sewer dengan panjang 3,1 km. Berdasarkan analisa
pemilihan Instalasi Pengolahan Air Limbah IPAL menggunakan sistem AHP (Analitycal
Hierarchy Process) dengan software Expert Choice 11 memberikan hasil IPAL terpilih alternatif
3 dengan unit bak pengendap, Horizontal Subsurface Constructed Wetland (HSSFCW) dan bak
pengumpul dengan bobot 0,461 atau 46,1% dengan total inconsisitas 0,04.

Review Jurnal 5
Judul :
Analisis Sistem Penyaluran Air Buangan Domestik Dengan Off Site System Studi Kasus
Kecamatan Jambi Timur Kota Jambi
Penulis :
Marhadi, Dosen Program Studi Teknik Lingkungan Tahun 2016 Fakultas Teknik Universitas
Batanghari
Review :
Dalam perencanaan blok layanan paling kecil di Kelurahan Tanjung Pinang dan Tanjung Sari
untuk luas daerah layanan 1,69 km2dan kebutuhan air bersih sebesar 20,31 liter/orang/detik dan
volume air limbah 16,24 liter/orang/detik, dan yang terbesar di daerah sijenjang 7,88 km2. Dan
kebutuhan air bersih sebesar 64.29 liter/orang/detik dan volume air limbah 51.42 liter/orang/detik.
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dibangun di lokasi Kelurahan Kasang Jaya.
Perencanaan blok pelayanan sebanyak 5 buah zona. Perecanaan debit air limbah 20 tahun kedepan
pada tahun 2037 sebesar 0,12 m3/detik dengan infiltrasi sebesar 0,024 m3/detik. Kebutuhan air
bersih untuk domestik pada tahun 2023 sebesar 96.05 liter/detik dan untuk non domestik sebesar
4,51 liter/detik. Diameter pipa yang digunakan pipa air limbah adalah 6 – 8 inchi dan diameter
pipa yang digunakan pada perencanaan ini adalah 150 mm dan 200 mm dengan jenis pipa PVC
tipe D. Proses pengolahan air limbah domestic mengunakan instalasi pengolahan air limbah
(IPAL) dengan jenis biofilter aneraob. Panjang pipa yang dibutuhkan di wilayah zona A untuk
Keluahan Payo Selincah adalah 1650 meter, untuk wilayah zona B Kelurahan Talang Banjanr,
Budiman dan Sulanjana adalah 2460 meter, untuk wilayah zona C Kelurahan Tanjung Pinang
dan Tanjung Sari adalah 2492 meter, untuk wilayah zona D Kelurahan Kasang, Rajawali dan
Kasang Jaya adalah 1391 meter dan untuk wilayah zona E Kelurahan Sijenjang adalah 3854 meter.
Sistem pengolahan air limbah domestik Kecamatan Jambi Timur direncanakan menggunakan
sistem terpusat (off site), yaitu sistem dimana airlimbah dari seluruh daerah pelayanan
dikumpulkan dalam saluran riol pengumpul,kemudian dialirkan ke dalam roil pusat menuju
bangunan Pengolahan air buangansebelum dibuang ke badan air penerima. Dalam perencanaan ini
direncanakan menggunakan Separate System, dimana air limbah domestik dan air hujandialirkan
secara terpisah melalui saluran atau riol yang terpisah. Pertimbangandalam merencanakan sistem
terpusat (off site) adalah karena Kecamatan Jambi Timur termasuk daerah yang berpenduduk padat
dan pada masa yang akan dating tidak mempunyai lahan lagi untuk pengolahan secara on site.

Review Jurnal 6
Judul :
Perencanaan Sistem Penyaluran Air Limbah (SPAL) di Perumahan Mutiara Permai Kota
Pekanbaru
Penulis :
Yudhi Hanafi Syadli, Jecky Asmur, dan Shinta Elystia. Mahasiswa Program Studi Teknik
Lingkungan, Tahun 2016 Program Studi Teknik Lingkungan S1, Fakultas Teknik, Universitas
Riau Kampus Bina Widya Jl. HR. Soebrantas Km. 12,5 Simpang Baru, Panam, Pekanbaru
Review :
Perwakilan Mutiara Permai tidak memiliki fasilitas sistem sewerage dan di lokasi sistem sanitasi.
Untuk mengatasi masalah ini, rencanakan sistem dan perawatan sewerage air limbah domestik
diperlukan. Lokasi rencana terdiri dari 4 lingkungan, area layanan mencakup seluruh rumah yang
berjumlah 451 unit. Sistem Sewerage untuk perumahan menggunakan sistem saluran pembuangan
dangkal yang air limbah domestik (air abu-abu dan air hitam) langsung terhubung menggunakan
pipa air limbah dan sistem sewerage dengan sistem gravitasi.
Metodologi Penelitian dengan pengumpulan data primer dan data sekunder serta pengolahan data
menyangkut penentuan tahun pemakaian, penentuan batas perencanaandan blok pelayanan dan
layout penyaluran air limbah, menentukan bentuk dan jenis pipa dan panjang pipa menghitung
jumlah penduduk, menghitung debit air limbah dan menghitung diameter pipa.
Debit air limbah domestik Perumahan Mutiara Permai adalah 0,0041 m 3 /dtk. Pengaliran air
limbah secara gravitasi dengan ukuran pipa penyaluran air limbah yang terdiri dari 100 mm untuk
pipa persil, 150 mm untuk pipa servis, 200 mm sampai dengan 560 mm untuk pipa lateral, 560
mm untuk pipa cabang dan 800 mm untuk pipa induk dengan jenis pipa yang digunakan adalah
PVC. Untuk kontinuitas sewerage digunakan manhole sekitar 28 unit.
Review Jurnal 7
Judul :
Perencanaan Sistem Penyaluran Air Limbah dengan Sistem Open Sewer untuk Saluran Kalidami
Surabaya
Penulis :
Reinita Afif Aulia dan Eddy Setiadi Soedjono Tahun 2012 Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik
Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Review:
Saluran Kalidami adalah saluran primer drainase yang terletak paralel Timur-Barat dengan Jl.
Kertajaya Surabaya. Saluran mempunyai panjang 7.315 m dan lebar antara 18-40 m. Saluran ini
difungsikan untuk menyalurkan air limbah domestik selain fungsi utamanya untuk menyalurkan
air hujan. Saluran direncanakan untuk menyalurkan air limpasan hujan dari daerah dengan curah
hujan yang tinggi. Di musim kemarau, saluran hanya terisi oleh air limbah yang debitnya relatif
kecil jika dibandingkan dengan air limpasan hujan dari catchment area yang sama.
Ketidakseimbangan ini membuat Saluran Kalidami pada musim kemarau dangkal dan lambat
alirannya, sehingga timbul permasalahan endapan sedimen, bau, dan waterborne diseases. Tujuan
tugas akhir ini adalah untuk merencanakan sistem open sewer untuk Saluran Kalidami Surabaya.
Dasar tertinggi open sewer didasarkan pada perencanaan dasar saluran drainase yang ada.
Perencanaan dilakukan dengan menghitung luas catchment area, memproyeksikan jumlah
penduduk, menghitung debit air limbah, merencanakan dasar saluran drainase, kemudian
merencanakan sistem open sewer termasuk pompa yang dibutuhkan.
Dasar saluran di Pintu Laut Kalidami lebih tinggi dari surut yang sering terjadi, sehingga saluran
masih dapat mengalir secara gravitasi jika air laut surut. Namun ketika pasang, pompa diperlukan
untuk membantu pengaliran. Debit rencana yang akan dialirkan melalui sistem open sewer adalah
sebesar 0,118 m3/detik. Hasil perencanaan open sewer adalah lebar saluran 0,4 - 0,6 m dengan
kedalaman 0,2 - 3,3 m. Dibutuhkan 2 pompa dengan debit 0,096 m3/dt dan 0,118 m3/dt agar
saluran tidak terlalu dalam. Open sewer dapat mengalir dengan lancar secara gravitasi melewati
Boezem Kalidami menuju pintu laut saat ketinggian air laut kurang dari +1,56 dari surut terendah.
Rencana anggaran biaya yang dibutuhkan adalah sebesar Rp 28.549.758.000,00.
Review Jurnal 8
Judul :
Perencanaan Sistem Penyaluran Air Buangan Di Harvest City, Cibubur
Penulis :
Winarni, Ramadhani Yanidar, Meifani Saputri Tahun 2010 Jurusan Teknik Lingkungan, FALTL,
Universitas Trisakti, Jl Kyai Tapa No.1, Grogol Jakarta 11440, Indonesia
Review:
Harvest City merupakan kawasan perumahan seluas kurang lebih 950 Ha yang terletak di
Cileungsi-Cibubur. Perencanaan jaringan Sistem Penyaluran Air Buangan ini direncanakan
melayani 100% penduduk hingga lahan terisi penuh.Sistem penyaluran air buangan di Harvest
City sampai akhir perencanaan direncanakan dapat melayani penduduk total 120.321 jiwa.
Faktor hari maksimum 1,3 dan persentase air buangan didapat dari hasil survey di STP (Sewerage
Treatment Plant) Lippo Karawaci, Tangerang, kemudian dibandingkan dengan referensi tugas
akhir yang mengambil persentase air buangannya di Lippo Karawaci, lalu dilakukan uji statistik,
sehingga diperoleh persentase air buangan sebesar 81,43 %.
Debit rata-rata air buangan akhir perencanaan sebesar 265,22 L/dtk. Pemilihan jalur alternatif 1
pada bagian barat sampai ke utara perumahan Harvest City akan melalui jalan utama dan akan
melalui taman, rumah sakit dan komersial area untuk menuju daerah bagian timur, selain melalui
jalan utama, jalur pipa akan melalui jalan utama di dalam cluster, total panjang pipa sebesar 15232
m. Jalur alternatif 2, pipa induk pada daerah bagian utara akan melalui jalan-jalan utama Harvest
City.
Pada daerah bagian utara, jalur pipa akan melalui jalur yang sama seperti alternatif 1, total panjang
pipa sebesar 14553 m. Pemilihan alternatif ketiga merupakan perpaduan dari kedua alternatif yang
ada, total panjang pipa sebesar 13821 m. Alternatif yang terpilih adalah alternatif 3, dengan total
biaya investasi rencana sistem penyaluran air buangan + IPAL sebesar Rp. 119. 407. 115. 589,
dengan diameter yang digunakan 200 mm-1000 mm, jumlah manhole 67 buah, dan perlengkapan
lain berupa 4 buah bangunan gelontor, dan sambungan rumah sebesar 26236 buah.
Penambahan bangunan gelontor pada jaringan pipa yang terbangun pada tahap I yang
diperuntukkan guna memperlancar kegiatan operasional selama kawasan pada tahap II dan III
belum terbangun tidak perlu dilakukan bila tahap awal pembangunan pengembangan perumahan
dilakukan pada daerah rencana pengembangan kawasan tahap III yang terletak lebih dekat dengan
IPAL.

Review Jurnal 9
Judul :
Perencanaan Sistem Jaringan Pengolahan Air Limbah Domestik Di Perumnas Kelurahan Paniki
Dua Kecamatan Mapanget
Penulis :
Debi Damayanti Eveline M. Wuisan, Alex Binilang Tahun 2018 Fakultas Teknik, Jurusan Sipil,
Universitas Sam Ratulangi Manado
Review:
Perumnas Kelurahan Paniki Dua belum memiliki sistem jaringan air limbah dan Sistem
Pengolahan Air Limbah (SPAL). Air limbah domestik di perumahan ini langsung dibuang ke
saluran drainase, sungai, bahkan mengalir di pekarangan dan jalan. Kondisi ini sangat merusak
estetika, gangguan terhadap kehidupan biotik, dan media penyebaran penyakit yang berakibat pada
menurunnya tingkat kesehatan penduduk. Untuk mengatasi hal tersebut maka perlu dibuat
perencanaan sistem pengolahan air limbah domestik agar dapat mengatasi permasalahan
lingkungan. Perencanaan ini dilakukan melalui pengumpulan data primer dan sekunder.
Dari peta topografi dan layout eksisting didapatkan arah-arah aliran sesuai dengan kontur.
Selanjutnya, data jumlah rumah dan sektor lainnya digunakan untuk menghitung pemakaian air
dan debit air limbah yang akan melewati setiap saluran untuk mendapatkan diameter saluran dan
kemiringan. Perhitungan debit puncak dilakukan untuk menentukan dimensi bak pengolahan air
limbah. Dari hasil perencanaan didapatkan metode yang dipakai dalam SPAL ini adalah sistem
terpusat (Off Site System) yang dialirkan secara gravitasi. Sistem ini melayani 5.684 orang atau
1046 bangunan. Jenis saluran yang digunakan adalah saluran bulat lingkaran dengan berbagai
variasi ukuran penampang yang mengalirkan air limbah sebesar 724.556,1 liter/hari. Proses
pengolahan air limbah menggunakan proses Biofilter Anaerob-Aerob. Ukuran bak Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL) 18 m x 5,4 m.
Dari hasil analisis dan pembahasan maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
Debit air limbah yang dihasilkan oleh Perumnas Paniki Dua sebesar 724.556,1 liter/hari.
Sistem pengolahan air limbah domestik yang digunakan adalah sistem terpusat (Off Site System).
Dari hasil perhitungan didapat ukuran bak Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yakni = 29 m
x 8 m. 4.
Tipe saluran yang digunakan untuk membawa limbah cair adalah saluran berbentuk lingkaran
dengan sistem gravitasi.

Review Jurnal 10
Judul :
Rencana Teknis Penyaluran Air Buangan Sistem Terpusat Kabupaten Kudus
Penulis :
Satria Rakhmananda, Arya Rezagama, Dwi Siwi Handayani Tahun 2016 Program Studi Teknik
Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Jl. Prof. H. Sudarto, SH Tembalang,
Semarang, Indonesia 50275
Review:
Kecamatan Kota Kudus dan Kecamatan Jati di Kabupaten Kudus adalah wilayah dengan
kepadatan penduduk tinggi. Dengan luas lahan yang kecil dan jarak antar rumah penduduk dekat,
dikhawatirkan tangki septik yang ada dalam setiap rumah dapat menimbulkan pencemaran pada
air tanah. Untuk mengatasi potensi permasalahan tersebut, Pemerintah Kabupaten Kudus telah
menyusun dokumen rencana induk pengelolaan air limbah domestik guna mencegah pencemaran
air tanah terjadi. Dalam dokumen itu direncanakan penyaluran air limbah domestik dengan sistem
terpusat, artinya penyaluran dilakukan melalui jaringan perpipaan (Sewage System). Sistem
penyaluran yang dipilih adalah sistem konvensional. Dengan perencanaan ini, diharapkan dapat
mencegah pencemaran lingkungan dan menciptakan kawasan penduduk yang sehat dan nyaman.
Sistem pengelolaan air limbah Kabupaten Kudus akan dikembangkan dengan menerapkan
kombinasi layanan setempat (on site) dan layanan saluran air limbah (off site) yang
terdesentralisasi. Dengan mempertimbangkan kemampuan dan potensi wilayah kota maka
ditetapkan Target Layanan Air Limbah Kabupaten Kudus 2033.
Sistem yang diterapkan dalam perencanaan penyaluran air buangan adalah sistem konvensional.
Luas daerah pelayanan adalah 7,7 km2 dan sistem ini akan melayani 71.481 jiwa atau 6,34% dari
total penduduk Kabupaten Kudus pada akhir tahun perencanaan yaitu tahun 2034. Tingkat
pelayanan mencapai 100% untuk penduduk yang berada di daerah pelayanan. Panjang total pipa
utama adalah 6,9 kilometer dengan diameter 160 hingga 500 milimeter. Kemudian jenis pipa yang
direncanakan adalah pipa PVC khusus air limbah. 2. Total rencana anggaran biaya terhitung dari
perencanaan ini adalah sejumlah Rp 42.520.000.000,00.

Review Jurnal 11
Judul :
Perencanaan Sistem Penyaluran Dan Pengolahan Air Limbah Domestik Di Sempadan Sungai
Pepe Segmen 2 Kota Surakarta
Penulis :
Adhika Aryo Putro, Ganjar Samudro, Syafrudin Tahun 2017 Departemen Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Universitas Diponegoro JL. Prof. H. Sudarto, SH Tembalang, Semarang,
Indonesia 50275
Review:
Segmen 2 sungai pepe terdiri dari dua RW dari dua kelurahan, yaitu RW 01 Kelurahan
Mangkubumen dan RW 02 Kelurahan Gilingan.Kedua wilayah masih belum mendapatkan
pelayanan fasilitas penyaluran air buangan terpusat.Sumber dari air limbah di kedua daerah ini
adalah berasal dari kegiatan rumah tangga, seperti kegiatan mandi dan cuci.Limbah rumah tangga
yang timbul, tidak dilakukan pengolahan terlebih dahulu dan langsung dibuang ke sungai yang
menyebabkan kondisi kualitas sungai mengalami penurunan. Berdasarkan hasil uji pada 4 titik
pengukuran, nilai rata-rata dari keseluruhannya untuk masingmasing wilayah pelayanan, seperti
pada RW 01 Kelurahan Mangkubumen adalah TSS 526.5 mg/l, COD 141.3 mg/l, PH 7.57, lemak
0.0239 mg/l, dan BOD 122.085 mg/l, sedangkan untuk RW02 Kelurahan Gilingan adalah TSS
471.5, COD 205.85, PH 7.43, Lemak 0.005, dan BOD 117.5. dari hasil uji di atas menunjukkan
bahwa baku mutu air limbah yang masuk dalam sungai masih di atas baku mutu sesuai dengan
Perda Jateng No. 5 Tahun 2012. Pada perencanaan pembuatan jaringan penyaluran air buangan,
sistem yang digunakan adalah small bore sewer.Unit yang akan terpilih berdasarkan metode AHP
sebgai fasilitas pengambilan keputusan, menggunakan bak pengendap, vertical flow Subsurface
constructed wetland, dan bak penampung sebagai unit pengolah air limbah. Sesuai dengan
spesifikasi unit, air limbah akan mengalami penurunan baku mutu setelah dilakukan pengolahan.
Berdasarkan uraian kelebihan dan kekurangan masingmasing sistem dan gambaran wilayah
pelayanan yang lebih dari 60% telah menggunakan tangki n, maka direncanakan sistem off-site
yang digunakan pada segmen 2 adalah sistem riol ukuran kecil atau small bore sewer. Small bore
sewerdirancang hanya untuk dapat menerima limbah cair dari rumah tangga untuk dilakukan off-
site treatment dan pembuangan. Limbah berupa padatan yang kemungkinan dapat menyebabkan
kerusakan pipa dilakukan pemisahan pada tiap rumah dengan membuang ke tangki septik 3.
Dengan melakukan analisis menggunakan sistem AHP (Analitycal Hierarchy Process) maka unit
pengolahan yang digunakan adalah constructed wetland dengan mendapatkan bobot nilai dari
proses AHP sebesar 60% dibandingkan dengan alternative unit lainnya seperti ABR dan AF.
Total biaya yang dibutuhkan untuk membangu sistem penyaluran dan pengolahan air buangan di
daerah Segmen 2 Sungai Pepe adalah sebesar Rp. 4.706.150.337,11

Review Jurnal 12
Judul :
Perencanaan Pengolahan Air Limbah Sistem Terpusat (Studi Kasus Di Perumahan Pt. Pertamina
Unit Pelayanan Iii Plaju – Sumatera Selatan)
Penulis :
Puji Retno Wulandari Tahun2014 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya
Review :
Tingkat pencemaran berbanding lurus dengan angka pertumbuhan penduduk di suatu wilayah.
Semakin padat penduduk di suatu wilayah, maka potensi lingkungan tersebut rusak akan semakin
besar. Penambahan ini menyebabkan meningkatnya kuantitas dan kualitas air limbah yang
dihasilkan, sehingga diperlukan adanya instalasi pengelolaan air limbah yang lebih baik karena
pengelolaan yang ada belum optimal. Untuk mengurangi dampak dari pencemaran tersebut, maka
direncanakanlah pembangunan sarana pengolahan air limbah domestik komunal di Perumahan PT.
Pertamina UP III Plaju ini berupa Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Penelitian ini
bertujuan untuk menghitung
(1) proyeksi penduduk 10 tahun mendatang,
(2) volume total limbah yang dihasilkan,
(3) dimensi saluran pembawa dan sumur pengumpul, dan
(4) rencana dimensi unit IPAL beserta luas lahan yang dibutuhkan untuk pembangunan instalasi
tersebut.
Metode pengumpulan data yang digunakan antara lain survei lapangan, untuk memperoleh data
peta lokasi dan denah rumah yang nantinya akan digunakan untuk menentukan jumlah penduduk,
jumlah limbah yang dihasilkan, dan untuk penentuan kapasitas unit IPAL, kemudian kajian
literatur yang berkaitan dengan pokok pembahasan yang digunakan untuk memperkuat analisis
data. Berdasarkan hasil perhitungan, didapatkan jumlah penduduk meningkat menjadi 23668 jiwa
dengan persentase pertumbahan penduduk sebesar 1,85% per tahun. Debit air limbah yang
dihasilkan oleh penduduk untuk 10 tahun mendatang adalah sebesar 6,574 L/detik. Pipa yang
digunakan sebagai pipa induk adalah jenis pipa PVC dengan diameter 216mm (8”) dengan
koefisien kekasaran Manning sebesar 0,009. Berdasarkan kriteria pemilihan proses pengolahan
limbah yang sesuai dengan kondisi lokasi, maka untuk perencanaan kali ini akan digunakan IPAL
dengan jenis biofilter aerob - anaerob. Dimensi utama bangunan pengolah air limbah adalah
ukuran lebar 8 meter dengan kedalaman 2 m dibawah permukaan tanah dan 1,5 m diatas
permukaan tanah. Panjang bak pengendap awal 15 m, bak biofilter anaerob 14 m, bak biofilter
aerob 12 m, dan bak pengendap akhir 15 m. Bak ekualisasi dibuat menjadi 2 bak dengan masing
– masing lebar 10 m dan panjang 16 m. Luas lahan yang dibutuhkan untuk membangun instalasi
ini lebih kurang 70 m x 20 m persegi.

Review Jurnal 13
Judul :
Perencanaan Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik di Kecamatan Sidoarjo, Kabupaten
Sidoarjo
Penulis :
Fajar Arinal Khaq dan Agus Slamet Tahun 2017 Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik
Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Review :
Air limbah domestik dari rumah tangga yang tidak diolah menyebabkan berbagai pencemaran
lingkungan. Kabupaten Sidoarjo direncanakan akan membangun Sistem Penyaluran Air Limbah
(SPAL) dan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Pada umumnya, IPAL dipandang buruk
karena menimbulkan bau, maka dibutuhkan inovasi teknologi hijau. Daerah perencanaan terletak
di 3 Kelurahan yaitu Kelurahan Magersari, Jati, dan Pagerwojo yang dibagi menjadi 3 cluster
dengan jumlah penduduk keselurahan 37.535 orang. Desain SPAL yang digunakan adalah shallow
sewer serta kombinasi IPAL dengan sistem Anaerobic Baffle Reactor (ABR) dan Hybrid Aero-
Plant Reactor System (HAPS) secara komunal. Kualitas influen yang diolah adalah BOD 162
mg/L, COD 268 mg/L, TSS 210 mg/L, amonia 48,57 mg/L, dan total coliform 22 x 108 MPN/100
mL. Baku mutu yang digunakan adalah peraturan Kementrian Lingkungan Hidup No. 68 Tahun
2016 tentang air limbah domestik. Hasil desain menunjukan sistem penyaluran menggunakan pipa
PVC dengan diameter 100–200 mm. Lahan yang dibutuhkan untuk IPAL cluster I seluas 250 m2
, cluster II seluas 235 m2 , dan cluster III seluas 122,5 m2 . Anggaran biaya investasi yang
dibutuhkan untuk cluster I sebesar Rp 17.936.035985, kemudian untuk cluster II sebesar Rp
15.040.856.211, dan untuk cluster III sebesar Rp 8.183.280.455. Anggaran biaya operasi dan
pemeliharaan dibutuhkan sebesar Rp 8.000/Kepala Keluarga setiap bulan.
Daerah yang dilayani yaitu Kelurahan Magersari, Kelurahan Jati dan Kelurahan pagerwojo yang
terbagi menjadi 3 Cluster dengan jumlah penduduk keselurahan yaitu 37.535 orang. Sistem SPAL
menggunakan sistem shallow sewer, sedangkan unit IPAL terdiri dari Sumur Pengumpul,
Distribution Box, Anaerobic Baffled Reactor, dan HAPS. Besar debit yang diolah dalam unit IPAL
yaitu: - Cluster I = 1.564 m3/hari - Cluster II = 1.392 m3/hari - Cluster III = 873 m3/hari. Efluen
hasil perencanaan IPAL dirancang memenuhi baku mutu Permen KLHK No. 68 Tahun 2016.

Review Jurnal 14
Judul :
Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Di Kawasan Kumuh Kecamatan Karanganyar
Penulis :
Navis Hervi L, Budi Utomo, dan Sudarto Tahun 2017 Program Studi Teknik Sipil Universitas
Sebelas Maret.
Review :
Kecamatan Karanganyar termasuk salah satu dari 6 (enam) kecamatan yang diindikasikan kumuh.
Di Kecamatan Karanganyar terdapat 7 (tujuh) kawasan kumuh. Dalam penelitian ini diambil tiga
kawasan sebagai lokasi penelitian yaitu Kawasan Karanganyar (Kelurahan Karanganyar),
Kawasan Ledok (Kelurahan Lalung), dan Kawasan Pule (Kelurahan Popongan). Tujuan dari
penelitian ini adalah menilai kondisi sistem pengelolaan air limbah domestik di kawasan kumuh
untuk perencanaan IPAL Komunal sebagai penanganan jangka panjang.
Penelitian ini menggunakan metode analisis kuantitatif dengan bantuan PASW Statistic 18 untuk
evaluasi sistem pengelolaan air limbah. Selanjutnya dilakukan desain IPAL Komunal di kawasan
kumuh. Dari hasil analisis data tiga kawasan penelitian termasuk dalam kategori kumuh ringan.
Penanganan kawasan kumuh dapat dilakukan dengan sistem pengelolaan limbah setempat berupa
perencanaan tangki septik dan sistem pengelolaan limbah terpusat berupa perencanaan IPAL
Komunal. Alternatif penanganan sanitasi untuk saat ini dengan sistem setempat berupa tangki
septik. Debit rencana IPAL Komunal Kawasan Karanganyar sebesar 73.856 liter/hari dialirkan
dengan pipa service berdiameter 9 inch dan pipa lateral berdiameter 11 inch dengan volume tangki
septik sebesar 68,317 m3.
Debit rencana IPAL Komunal Kawasan Ledok sebesar 37.888 liter/hari dialirkan dengan pipa
service berdiameter 5 inch dan pipa lateral berdiameter 8 inch dengan volume tangki septik sebesar
35,05 m3. Debit rencana IPAL Komunal Kawasan Pule sebesar 104.576 liter/hari dialirkan dengan
pipa service berdiameter 9 inch dan pipa lateral berdiameter 12 inch dengan volume tangki septik
sebesar 96,733 m3.

Review Jurnal 15
Judul :
Perencanaan Sistem Penyaluran Air Buangan Pada Komplek Perumahan Grand Sukati
Kecamatan Sungai Kakapkabupaten Kubu Raya
Penulis :
Dewi Larasati, Johnny MTS dan Yulisa Fitrianingsih Tahun 2014 Program Studi Teknik
Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura, Pontianak.
Review :
Berkembangnya pemukiman mengakibatkan terjadinya perubahan tata guna lahan, yang
sebelumnya lahan terbuka hijau menjadi lahan kegiatan pembangunan pemukiman (Grand Sukati).
Agar buangan akibat curah hujan dan buangan air limbah tidak mencemari lingkungan dan lahan
pertanian yang ada di lingkungan komplek perumahan Grand Sukati diperlukan perencanaan
sistem penyaluran air buangan akibat curah hujan dan buangan air limbah. Dalam perencanaan
saluran buangan ini memperhitungkan letak saluran drainase di kawasan pemukiman ini seperti
saluran primer dan sekunder.
Berdasarkan sumber data yang diperoleh, data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi dua
jenis, yaitu data primer dan data sekunder.
a. Data Primer
Data primer dalam penelitian ini adalah
-Dokumentasi untuk kondisi existing wilayah Grand sukati
b. Data Sekunder Data sekunder dalam penelitian ini adalah
-Peta topografi untuk Informasi arah aliran saluran di lokasi perencanaan dan perhitungan
perencanaan
-Letak geografis dan administratif ubtuk gambaran umum lokasi perencanaan
-Curah hujan Stasiun Meteorologi Supadio, Pontianak
-Analisis kapasitas saluran
Tahapan perencanaan drainase air hujan meliputi analisis hidrologi yaitu analisis periode ulang
hujan, analisis curah hujan rencana, analisis intensitas curah hujan, analisis waktu konsentrasi,
analisis koefisien limpasan permukaan, dan analisis debit puncak limpasan serta analisis hidrolika
yaitu analisis kecepatan dalam saluran, menentukan dimensi penampang hidrolis saluran dengan
menggunakan rumus Manning. Untuk buangan air limbah dihitung berdasarkan jumlah perumahan
dan fasilitas umum sehingga jumlah perumahan akan berkurang akibat penggunan lahan untuk
lokasi kolektor dan IPAL. Tahapan perencanaan sistem perpipaan air limbah meliputi analisis debit
air limbah rumah tangga perhari yang
dipakai dalam perencanaan dimensi pipa air limbah. Debit rencana drainase air hujan pada
perencanaan ini berkisar antara 0,03 m3/detik sampai 2,23 m3/detik. Terdapat 47 saluran dengan
periode ulang 10 tahun.
Dari hasil perencanaan dan analisa yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa sistem
penyaluran air buangan Perumahan Grand Sukati dibuat dengan sistem terpisah, dimana saluran
drainase yang direncanakan dengan sistem terbuka secara gravitasi menggunakan penampang
melintang segiempat dengan dimensi saluran primer untuk lebar saluran sebesar 1,50 m dan
kedalaman saluran sebesar 0,75 m serta saluran sekunder untuk untuk lebar saluran sebesar 0,74
m dan kedalaman sebesar 0,37 m.Untuk buangan air limbah debit rencana berkisar antara 0,00002
m3/detik dan 0,02 m3/detik. Saluran air limbah direncanakan dengan sistem perpipaan secara
gravitasi dan pompa dengan bahan pipa pvc menggunakan pipa berdiameter 4” untuk pipa persil,
pipa berdiameter 6” untuk pipa servis, pipa berdiameter 8” untuk pipa lateral, pipa berdiameter
8” untuk pipa induk.

Anda mungkin juga menyukai