0
Teknik Sipil dan Perencanaan
ABSTRAK
Meningkatnya aktivitas manusia, perubahan guna lahan dan semakin beragamnya pola hidup
masyarakat perkotaan yang menghasilkan limbah domestik menjadikan beban pencemar di sungai metro
semakin besar dari waktu ke waktu. Sungai metro ruas pakisaji – kepanjen terindikasi mengalami penurunan
kualitas air sungai. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kondisi daya tampung beban pencemaran
eksisting sungai metro ruas pakisaji – kepanjen dan untuk mendapatkan strategi perlakuan terhadap kualitas air
sungai metro ruas pakisaji – kepanjen. Pendekatan penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif dan
kualitatif. Metode yang digunakan adalah melakukan simulasi parameter (pH, Temperature, DO, BOD, COD,
NO3, NH4, PO4, TSS) dalam berbagai skenario dengan menggunakan aplikasi QUAL2Kw.Selanjutnya
dilakukan perhitungan daya tampung beban pencemaran dan besar penurunan beban pencemar yang harus
dilakukan. Hasil kalibrasi model sebesar 0,6599 sehingga model dapat digunakan untuk simulasi karena
berada pada nilai fitnes 0 – 1. Dari hasil penelitian diketahui bahwa daya tampung rata-rata tiap segmen di
sungai metro yaitu BOD :. 401,9 kg/hari, COD : 4.191,76 kg/hari, NO3 : 2.093,4 kg/hari, NH4 : 122,72 kg/hari,
PO4 : 44,71 kg/hari, TSS : 44.199,71 kg/hari . maka dari itu diperlukan penurunan rata-rata beban pencemaran
pada parameter NO3 sebesar 53,32%, NH4 sebesar 40,23% dan PO4 sebesar 77,36%. Penelitian ini juga
menghasilkan 2 strategi perlakuan yang dapat dilakukan untuk peningkatan kualitas air sungai metro ruas
pakisaji – kepanjen.
ABSTRACT
The increasing of human activity, change of land use and the more diverse living patterns of urban society
producing domestic waste make the polluters in the Metro River increasingly greater over time. Metro River of
Pakisaji – long-life indication of a decrease in river water quality. The purpose of this research is to know the
condition of the load capacity of existing Metro River of Pakisaji-Kepanjen and to obtain a strategy of treatment
of the water quality of the Metro streams of Pakisaji – long. This research approach uses quantitative and
qualitative descriptive. The method used is to simulate the parameters (PH, Temperature, DO, BOD, COD,
NO3, NH4, PO4, TSS) in various scenarios using the application QUAL2Kw. Next done Calculation of pollution
load capacity and large reduction of pollutant loads to be carried out. The calibration result of the model is
0.6599 so that the model can be used for simulation because it is at fitness value 0 – 1. From the results of the
research is known that the average capacity of each segment in the Metro River is BOD:.401.9 kg/day, COD:
4,191.76 kg/day, NO3 . : 2,093.4 kg/day, NH4 . : 122.72 kg/day, PO4 . : 44.71 kg/day, TSS: 44,199.71 kg/day.
Hence the required reduction in the average pollution load on the PARAMETER NO3 . of 53.32%, NH4 . of
40.23% AND PO4 . of 77.36%.This study also resulted in 2 treatment strategies that can be done to improve the
quality of the metro river water of Pakisaji-Kepanjen.
VIII-31
Seminar Nasional Infrastruktur Berkelanjutan Era Revolusi Industri 4.0
Teknik Sipil dan Perencanaan
sehari – hari juga termasuk untuk kebutuhan maksimum yang boleh masuk kedalam badan air
sanitasi yang menghasilkan limbah. Sungai Metro di Kecamatan Pakisaji – Kepanjen.
Meningkatnya aktivitas manusia, Dan dapat meperhitungkan seberapa besar
perubahan guna lahan dan semakin beragamnya persentase penurunan parameter yang
pola hidup masyarakat perkotaan yang mempengaruhi kualitas Sungai Metro.
menhasilkan limbah domestik menjadikan beban
pencemar di sungai Metro semakin besar dari METODE
waktu ke waktu. Penurunan kualitas air terjadi Aplikasi QUAL2Kw untuk strategi peningkatan
sebagai akibat pembuangan limbah yang tidak kualitas air sungai metro di ruas pakisaji – kepanjen
terkendali dari aktivitas pembangunan di sepanjang di Kecamatan Pakisaji – Kepanjen di Kabupaten
sungai sehingga tidak sesuai dengan daya dukung Malang ini menggunakan pendekatan deskriptif
sungai. kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan deskriptif
Sungai Metro merupakan basin block kuantitatif pada penghitungan status mutu air,
daerah aliran sungai Brantas sub (Daerah Alisaran beban pencemaran dan daya tampung beban
Sungai DAS) Brantas hulu. Sungai metro menjadi pencemaran, sedangkan alternatif skenario
sumber air bagi kegiatan manusia sebagai air dilakukan pendekatan deskriptif kualitatif.
bersih, air irigasi, air industri, air penggelontoran
dan air tambak .Aliran sungai metro melalui kota Pengumpulan Data
malang dan berakhir di Kecamatan Kepanjen. Pengumpulan data dilakukan dengan
Sungai metro di Ruas Pakisaji – Kepanjen secara menghimpun data primer sepert kualitas air sungai
administrasi melewati Kebonagung, Genengan, s=serta data sekunder berupa peta sungai, data
Jatisari, Pakisaji, Karangpandan, Mojosari, kualitas air sungai selama lima tahun terakhir,
Ngadilangkung, Dilem, Talangagung, Kepanjen, hidrogeometri sungai , Data sekunder didapar dari
Cepokomulyo, Panggungrejo, Mangunrejo, dan kunjungan ke beberapa instansi seperti Dinas
berakhir di desa Jenggolo dengan panjang sungai Lingkungan Hidup Kabupaten Malang dan Dinas
30,7405 Km PU Sumber Daya Air Kabupaten Malang.
Sungai Metro yang berada di ruas pakisaji
– kepanjen, Kabupaten Malang dimanfaatkan oleh Verifikasi Model
masyarakat yang berada di sekitar sungai sebagai Verifikasi atau kalibrasi model bertujuan untuk
tempat pembuangan air limbah dari aktivitas rumah mendapatkan model kualitas air yang sesuai atau
tangga seperti MCK, industri dan limpasan dari mendekati data. Untuk mendapatkan model yang
aktivitas pertanian. Pemanfaatan sungai sebagai mendekati data maka nilai koefisien model pada
tempat pembuangan air limbah yang dilakukan oleh worksheet Rates dan Reach Rates diubah-ubah
masyarakat tersebut dapat menyebabkan terjadinya sehingga diperoleh hasil model yang mendekati
penurunan kualitas air sungau. Berdasarkan hasil tren data. Penentuan model telah mendekati data
pemantauan kualitas air yang dilakukan oleh Badan tersebut dilihat dari grafik model yang dihasilkan.
Lingkungan Hidup Kabupaten Malang di titik pantai Apabila garis (model) telah mengikuti tren dari titik-
Jembatan Metro Talanggagung Kecamatan titik kotak hitam (data), maka dapat disimpulkan
Kepanjen secara periodik menunjukkan konsentrasi model telah mendekati kondisi sebenarnya.
BOD, Phosphat dan nitrit telah melebihi baku mutu
air, sehingga diindikasikan air sungai metro telah Simulasi Data
mengalami pencemaran terutama disebabkan air Simulasi model dilakukan dengan tujuan untuk
limbah domestik, industri dan pertanian. Menurut menunjukkan model sungai pada kondisi sumber
Priyamba (2008) bahwa perubahan tataguna lahan pencemar yang berbeda-beda dan untuk
ditandai dengan meningkatnya aktivitas domestik, menentukan daya tampung beban pencemaran Kali
pertanian danindustri akan mempengaruhi kualitas Metro. Simulasi yang dilakukan terbagi ke dalam
air sungau terutama limbah domestik . Berdasarkan tujuh skenario.
latar belakang permasalahan diatas, maka tujuan Simulasi data pertama dilakukan dengan
penelitian ini adalah Menganalisis kondisi DAS memasukkan data eksisiting, baik pada kualitas air
sungai metro di ruas kecamatan pakisaji – di hulu maupun data sumber pencemar Point
kepanjen, Mengetahui daya tampung beban Sources dan Non-point sources (Konsentrasi dan
pencemaran yang dimiliki Sungai Metro pada debit) serta pengambilan air (debit abstraction).
skenario pengelolaan yang ditentukan serta Beban limbah domestik yang langsung masuk ke
menganalisis potensi resapan air di sub das metro Kali Metro dikategorikan sebagai sumber pencemar
ruas pakisaji – kepanjen di kabupaten malang tak tentu (non-point source) yang jumlahnya
Perhitungan daya tampung beban diestimasi sendiri. Beban pencemar dari industri
pencemaran sangat dibutuhkan untuk pengelolaan adalah industri yang mengarahkan efluen
lingkungan hidup, maka kajian ini dilakukan untuk limbahnya langsung ke Kali Metro. Apabila data
menghitung DTBP Sungai Metro ruas Kecamatan sumber pencemar yang masuk ke saluran air,
Pakisaji – Kepanjen agar dapat diperkirakan beban drainase dan anak sungai tidak tersedia,
VIII-32
Seminar Nasional Infrastruktur Berkelanjutan Era Revolusi Industri 4.0
Teknik Sipil dan Perencanaan
diasumsikan bahwa kontribusi beban pencemar dimaksud didapatkan dari hasil simulasi model
terbesar yang masuk ke saluran air tersebut kualitas air oleh QUAL2Kw berdasarkan skenario 4
bersumber dari limbah domestik. dan 6 (beban tanpa pencemar) dan skenario 5 dan
Simulasi data ke-2, kualitas air di hulu Kali 7(beban pencemar penuh) (lihat Rumus 1).
Metro menggunakan data eksisting, sementara itu
konsentrasi limbah industri diasumsikan telah Y = a-b ................................................................(1)
diolah sehingga memenuhi Baku Mutu Air Limbah
(BMAL) sesuai Peraturan Pemerintah Republik dimana:
Indonesia No 82 Tahun 2001 tentang “Pengelolaan y = nilai daya tampung beban pencemaran
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air”. a = Beban Penuh
Demikian juga limbah rumah tangga diasumsikan b = Beban Tanpa Pencemar
diolah sehingga memenuhi baku mutu limbah
domestik nasional pada KepMen LH No.68 Tahun Beban pencemar penuh adalah beban
2016. pencemar maksimum yang diperbolehkan masuk
Simulasi data ke-3 yaitu menghitung Estimasi ke sungai. Dengan kata lain, yang dimaksud beban
sumber pencemar tak tentu (non-point source) pencemar penuh ini adalah baku mutu air sungai
didapatkan dengan memperhitungkan pertumbuhan kelas II (berdasarkan PP RI No.82 Tahun 2001).
penduduk per tahun selama 20 (dua puluh) tahun Beban tanpa pencemar adalah beban yang dimiliki
dari tahun 2019 sampai dengan tahun 2038 sungai dalam keadaan tanpa ada sumber
sehingga jumlah beban pencemar dari limbah pencemar (baik limbah industri maupun limbah
domestik sebagai non-point source bertambah. domestik) yang masuk.
Pertambahan kuantitas limbah domestik tersebut
didapatkan dari perhitungan proyeksi air limbah Penurunan Beban Pencemaran
untuk tahun 2038. Penurunan beban pencemaran merupakan
Simulasi data ke-4 dilakukan dengan jumlah beban pencemar yang harus diturunkan
menghilangkan masukan beban pencemaran. sehingga kualitas air Kali Metro dapat tetap
Simulasi ini dimaksudkan untuk mengathui proses memenuhi baku mutu badan air kelas II.
purifikasi alamiah sungai bila pada sungai tidak ada Persentase penurunan beban pencemaran
masukan beban pencemaran. Beban yang berupa didapatkan dengan menghitung selisih antara
anak sungai diasumsikan memenuhi baku mutu air beban pencemaran eksisting pada skenario 1
kelas II. Kualitas non-point source tetap sama dengan besar daya tampung beban pencemaran
seperti kondisi eksisting, hanya saja debit air limbah yang telah dihitung. Daya tampung yang digunakan
dijadikan nol. adalah daya tampung dengan debit minimum saja.
Simulasi data ke-5 dilakukan dengan “trial Karena apabila dengan debit minimum saja tidak
and error” pada besarnya sumber pencemaran diperlukan penurunan beban pencemar, maka debit
(point source dan non-point source) sehingga maksimum dengan daya tampung lebih besar tentu
menghasilkan kualitas air di sepanjang sungai tidak perlu penurunan beban pencemar pula.
memenuhi baku mutu air kelas II. Simulasi ini
bertujuan untuk mengetahui besarnya beban HASIL DAN PEMBAHASAN
pencemar untuk membuat daya tampung sungai Sungai metro ruas Pakisaji - Kepanjen yang
penuh. dianalisis memiliki panjang 29,62 km. Sungai metro
Simulasi data ke-6 sama dengan simulasi dibagi menjadi beberapa segmen yang dimulai dari
data ke-4 , Hanya saja debit hulu Kali Metro yang hulu (Kilometer 29,62) di Kelurahan Kebonagung,
digunakan adalah debit maksimum.Simulasi data hingga ke hilir (kilometer 0,00) di Desa Jen ggolo.
ke-7 sama dengan simulasi data ke-5. Hanya saja Pembagian segmen dilakukan untuk keperluan
debit hulu Kali Metro yang digunakan adalah debit pemodelan. Pembagian segmen ini dibuat dengan
maksimum. berdsarkan keberadaan anak sungai dan terjunan
yang ada di antara hulu dan hilir Kali Metro.
Perhitungan Daya Tampung Berdasarkan kedua hal tersebut, Kali Metro dibagi
Perhitungan daya tampung beban pencemaran menjadi empat segmen (reach) dengan memiliki
merupakan perhitungan besar kemampuan badan karakteristik setiap segmen yang meliputi kilometer
air yang mampu menampung beban limbah hingga dari hilir, Panjang, elevasi dan koordinat geografis
‘penuh’ sehingga tidak menyebabkan badan air (lihat Gambar.1).
tersebut menjadi tercemar. Penuh yang dimaksud
ialah beban pencemar yang masuk mendekati dan Pembentukan Model
memenuhi ambang batas baku mutu untuk kelas air Model kualitas air terbentuk dari data
yang telah ditetapkan untuk sungai tersebut. parameter kualitas air yang dimasukkan ke dalam
PerGub Jatim No. 61 Tahun 2010 menetapkan worksheet Headwater, Reach, Point Sources dan
kelas air Kali Metro adalah kelas II. Beban Diffuse Sources. Model hidrolik yang berupa model
pencemar penuh dan beban tanpa pencemar yang kedalaman dan kecepatan sungai terbentuk dari
VIII-33
Seminar Nasional Infrastruktur Berkelanjutan Era Revolusi Industri 4.0
Teknik Sipil dan Perencanaan
data hidrolik sungai yang diinput ke dalam yang besar didapat dari tiga anak sungai yang
worksheet Reach. Data hidrolik tersebut meliputi masuk ke Kali Metro yaitu Kali Biru (6,98 m 3/s), Kali
koordinat titik reach, elevasi reach, lebar reach, Sukun (8,41 m3/s), Kali Sumber (9,18 m 3/s).
lebar dan tinggi terjunan, slope saluran serta
koefisien manning. Sementara itu model debit
sungai terbentuk dari data debit yang dimasukkan
pada worksheet Headwater, Point Sources dan
Diffuse Sources.
Kalibrasi Model
Hasil model debit aliran dipengaruhi oleh debit
yang dimasukkan sebagai kualitas air sungai
maupun sumber pencemar. Model yang harus
dikalibrasi yaitu parameter kedalaman, kecepatan
aliran dan debit aliran sungai metro ruas pakisaji –
kepanjen.
VIII-35
Seminar Nasional Infrastruktur Berkelanjutan Era Revolusi Industri 4.0
Teknik Sipil dan Perencanaan
Debit limbah penduduk lokasi kajian 2038 Tabel 5. Beban pencemaran simulasi data keenam
= 70% kebutuhan air bersih Re Km dari BOD COD NO3 NH4 PO4 TSS
ac Hilir
= 70% x 0,289 m2/detik h
kg/ha kg/ha kg/ha kg/ha kg/ha kg/hari
= 0,202 m2/detik ri ri ri ri ri
A 29,62 - 3,11 11,93 114,9 70,87 1391, 56,18
Daya tampung beban pencemaran dihitung 12,53 4 43
dari hasil simulasi skenario 4 dan skenario 5 (debit B 12,53 - 1,09 8,79 1362, 13,17 37,20 12,31
minimum) serta skenario 6 dan skenario 7 (debit 6,13 03
maksimum). Berikut merupakan besaran beban C 6,13 - 1,09 8,93 1229, 17,96 32,34 13,30
pencemaran untuk simulasi yang dilakukan. 1,53 95
D 1,53 - 1,09 9,07 1097, 22,76 27,49 14,29
0,00 86
Tabel 1. Beban pencemaran simulasi data pertama
Sumber: Hasil perhitungan QUAL2Kw
Rea Km BOD COD NO3 NH4 PO4 TSS
ch dari
kg/ha kg/ha kg/har kg/ha kg/har kg/hari Tabel 6. Beban pencemaran simulasi data ketujuh
Hilir
ri ri i ri i Re Km BOD COD NO3 NH4 PO4 TSS
A 29,62 13,91 59,45 568,54 308,4 5754,6 272,18 ach dari
- 7 3 kg/ha kg/h kg/ha kg/ha kg/h kg/hari
Hilir
12,53 ri ari ri ri ari
B 12,53 16,57 50,54 6223,4 60,20 170,04 56,30 A 29,62 - 66,11 355,17 262298 66593, 45843 135242,
- 6,13 9 12,53 ,07 19 ,04 23
C 6,13 - 16,14 49,95 5620,7 82,11 147,83 60,81 B 12,53 - 468,91 10579, 646967 312432 86143 23689,9
1,53 1 6,13 23 1,74 ,12 ,54 6
D 1,53 - 15,71 49,35 5017,9 104,0 125,62 65,32 C 6,13 - 455,78 7447,4 396196 207185 59444 19149,5
0,00 3 2 1,53 9 6,92 ,41 ,41 7
D 1,53 - 442,65 4315,7 145426 101938 32745 14609,1
Sumber: Hasil perhitungan QUAL2Kw
0,00 5 2,09 ,70 ,29 7
Sumber: Hasil perhitungan QUAL2K
Tabel 2. Beban pencemaran simulasi data ketiga
Re Km BOD COD NO3 NH4 PO4 TSS
ac dari Daya Tampung Beban Pencemaran
kg/h kg/h kg/har kg/h kg/har kg/har
h Hilir
ari ari i ari i i
Perhitungan daya tampung beban pencemaran
A 29,62- 439,4 1931, 18440, 9669, 17766 8782,5 merupakan perhitungan besar kemampuan badan
12,53 3 73 38 91 4,71 8 air yang mampu menampung beban limbah hingga
B 12,53 523,1 1605, 19544 1922, 5402,3 1833,3 ‘penuh’ sehingga tidak menyebabkan badan air
- 6,13 4 89 8,99 29 1 5 tersebut menjadi tercemar. Penuh yang dimaksud
C 6,13 - 511,1 1587, 17745 2613, 4697,3 1954,6
1,53 4 17 8,96 96 3 3
ialah beban pencemar yang masuk mendekati dan
D 1,53 - 499,1 1568, 15946 3305, 3992,3 2075,9 memenuhi ambang batas baku mutu untuk kelas air
0,00 4 46 8,93 63 4 1 yang telah ditetapkan untuk sungai tersebut.
Sumber: Hasil perhitungan QUAL2Kw PerGub Jatim No. 61 Tahun 2010 menetapkan
kelas air Kali Metro adalah kelas II. Beban
Tabel 3. Beban pencemaran simulasi data keempat pencemar penuh dan beban tanpa pencemar yang
Re Km BOD COD NO3 NH4 PO4 TSS
ac dari
dimaksud didapatkan
kg/ha kg/ha kg/ha kg/ha kg/ha kg/hari
h Hilir ri ri ri ri ri dari hasil simulasi model kualitas air oleh
A 29,62 - 3,11 11,93 114,9 70,87 1391, 56,18 QUAL2Kw berdasarkan skenario 4 dan 6 (beban
12,53 4 43 tanpa pencemar) dan skenario 5 dan 7 (beban
B 12,53 - 1,09 8,79 1362, 13,17 37,20 12,31 pencemar penuh).
6,13 03
C 6,13 - 1,09 8,93 1229, 17,96 32,34 13,30
1,53 95 Y = a-b .......................................................(1)
D 1,53 - 1,09 9,07 1097, 22,75 27,49 14,29
0,00 86 dimana:
Sumber: Hasil perhitungan QUAL2Kw y = nilai daya tampung beban pencemaran
a = Beban Penuh
Tabel 4. Beban pencemaran simulasi data kelima b = Beban Tanpa Pencemar
Rea Km BOD COD NO3 NH4 PO4 TSS
ch dari
kg/har kg/ha kg/ha kg/ha kg/ha kg/h Tabel 7. Daya tampung beban pencemaran sungai
Hilir
i ri ri ri ri ari
metro ruas pakisaji – kepanjen
A 29,6- 66,11 355,2 26229 66593 45843 1352
12,53 8,1 ,19 ,04 42,2
3
B 12,53 528,3 6651, 39557 18100 56920 1315
- 6,13 5 3 96,91 7,24 ,86 9,28
C 6,13 - 515,9 5483, 27050 14147 44833 1388
1,53 5 53 29,50 2,97 ,07 4,23
D 1,53 - 503,5 4315, 14542 10193 32745 1460
0,00 5 75 62,09 8,70 ,29 9,17
Sumber: Hasil perhitungan QUAL2Kw
Sumber : Hasil Penghitungan QUAL2Kw
VIII-36
Seminar Nasional Infrastruktur Berkelanjutan Era Revolusi Industri 4.0
Teknik Sipil dan Perencanaan
Penurunan Beban Pencemaran kosentrasi PO4 atau sebesar 69,70 % dari kondisi
Penurunan beban pencemaran merupakan eksisting saat ini, dan pada daerah hulu atau pada
jumlah beban pencemar yang harus diturunkan km 1,53 – hulu diperlukan perlakuan penurun
sehingga kualitas air Kali Metro dapat tetap kosentrasi PO4 sebesar 92,91 atau sebesar 73,96
memenuhi baku mutu badan air kelas II. %. Besaran beban pencemaran yang harus di
Persentase penurunan beban pencemaran turunkan dapat dilihat pada table 8
didapatkan dengan menghitung selisih antara
beban pencemaran eksisting pada skenario 1 Strategi Perlakuan Kualitas Air Sungai
dengan besar daya tampung beban pencemaran Peningkatan kualitas air sungai metro dapat
yang telah dihitung. Daya tampung yang digunakan memanfaatkan kondisi lingkungan sungai metro di
adalah daya tampung dengan debit minimum saja . ruas Pakisaji – Kepanjen. Salah satunya yaitu
Karena apabila dengan debit minimum saja tidak dengan pemanfaatan daerah sempadan sungai
diperlukan penurunan beban pencemar, maka pada metro yang berpotensi sebagai lokasi perlakuan
debit maksimum dengan daya tampung lebih besar terutama mengatasi pencemaran yang berasal dari
tentu tidak perlu penurunan beban pencemar pula. lahan pertanian (Non-Point Sources):
Berdasarkan hasil perhitungan penurunan lahan pertanian (Non-Point Sources).
beban pencemaran menghasilkan nilai negatif
untuk parameter BOD, COD , TSS Hal ini berarti Tabel 8. Nilai penurunan beban pencemaran sungai
bahwa untuk parameter tersebut belum diperlukan metro ruas pakisaji - kepanjen
perlakuan penurunan kosentrasi parameter
tersebut. Sedangkan untuk parameter NH4, NH4 ,
TSS diperlukan perlakuan penurunan kosentrasi
pencemaran.
Parameter NO3 (Nitrat) harus segera
dilakukan perlakuan penurunan konsentrasinya
guna meningkatkan kualitas badan air sungai Kali
Metro, setiap segment memerlukan perlakuan
penurunan kosentrasi NO3 yaitu pada Segment A Sumber : Hasil Analisa
harus menurunkan 306,36 kg/hari atau sebesar
53,89 % dari kondisi eksisting sekarang , pada Strategi perlakuan dengan metode
segmen B harus menurunkan 2269,06 kosentrasi fitoremediasi dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu
NO3 atau sebesar 36,46 % dari kondisi eksisting dilakukan di sempadan sungai metro dan dapat
saatini , pada segment C harus menurunkan juga dilakukan langsung pada badan air sungai
2916,92 kosentrasi NO3 atau sebesar 51,9 % dari metro dengan didukung perancangan kerangka
kondisi eksisting saat ini, dan pada daerah hulu fitoremediasi yang perlu dikaji. Fitoremediasi
atau pada km 1,53 – hulu diperlukan perlakuan merupakan metode pengurangan pecamaran
penurun kosentrasi NO3 sebesar 3564,77 atau dengan memanfaatkan tumbuhan yang reaktan
sebesar 71,04 %. terhadap bahan kimiawi pencemaran dari limbah
Parameter NH4 (Amonia ) harus segera domestik maupun penggunaan lahan seperti
dilakukan perlakuan penurunan konsentrasinya pertanian, kebun dll.
guna meningkatkan kualitas badan air sungai Kali Keunggulan menggunakan tanaman dalam
Metro,segment memerlukan perlakuan penurunan fitoremediasi adalah tanaman lebih tahan lama
kosentrasi NH4 yaitu pada Segment A harus dibanding mikroorganisme pada kosentrasi dan
menurunkan 241,95 kg/hari atau sebesar 78,43 % kontaminan yang cukup tisnggi dan mampu
dari kondisi eksisting sekarang , pada segmen B menyerap serta mengurangi toksitas pencemaran
dan segmen C tidak memerlukan perlakuan untuk jauh lebih cepat tanpa merusak pertumbuhan dari
penurunan kosentrasi NH4 dan pada daerah hulu tanaman. Metode fitoremediasi ini mengalami
atau pada km 1,53 – hulu diperlukan perlakuan perkembangan pesar karena terbukti lebih relatif
penurun kosentrasi NH4 sebesar 2,10 atau sebesar ekonomis dibanding dengan metode lainnya. Dari
2,02 %. beberapa penelitian sebelumnya metode
Parameter PO4 (Fosfat) harus segera fitoremediasi ini sangat tepat untuk peningkatan
dilakukan perlakuan penurunan konsentrasinya kualitas air sungai. Berikut merupakan 2 Strategi
guna meningkatkan kualitas badan air sungai Kali perlakuan menggunaakan metode fitoremediasi
Metro, setiap segment memerlukan perlakuan yang dapat dilakukan di sungai metro ruas Pakisaji
penurunan kosentrasi PO4 yaitu pada Segment A – Kepanjen :
harus menurunkan 5710,18 kg/hari atau sebesar
99,23 % dari kondisi eksisting sekarang , pada
segmen B harus menurunkan 113,16 kosentrasi
PO4 atau sebesar 66,55 % dari kondisi eksisting
saatini , pada segment C harus menurunkan 103,03
VIII-37
Seminar Nasional Infrastruktur Berkelanjutan Era Revolusi Industri 4.0
Teknik Sipil dan Perencanaan
VIII-38
Seminar Nasional Infrastruktur Berkelanjutan Era Revolusi Industri 4.0
Teknik Sipil dan Perencanaan
VIII-39
Seminar Nasional Infrastruktur Berkelanjutan Era Revolusi Industri 4.0
Teknik Sipil dan Perencanaan
pada segmen B harus menurunkan 113,16 Iskandar.A. Yusuf. 2003 . Penelitian Parameter
kosentrasi PO4 atau sebesar 66,55 % dari Kinetik dan Stochiometrik Beban Pencemar
kondisi eksisting saatini , pada segment C harus Sungai.Bandung
menurunkan 103,03 kosentrasi PO4 atau Keputusan Menteri LingkunganHidup Nomor 110
sebesar 69,70 % dari kondisi eksisting saat ini, Tahun 2003. Pedoman Penetapan Daya
dan pada daerah hulu atau pada km 1,53 – hulu Tampung beban Pencemaran Air Pada
diperlukan perlakuan penurun kosentrasi PO4 Sumber Air
sebesar 92,91 atau sebesar 73,96 %.
Nugraha, W. Dwi. 2008. Identifikasi Kelas Air dan
UCAPAN TERIMA KASIH Penentuan Daya Tampung Beban Cemaran
BOD Sungai dengan Model Qual 2E (Studi
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak- Kasus Sungai Serayu Jawa Tengah).Jurnal
pihak yg telah membantu terutama Dinas Presipitasi. Universitas Diponegoro. Semarang
Lingkungan Hidup Kabupaten Malang yang telah
memberi kemudahaan akses data kualitas air Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
sungai metri serta kepada Badan Penelitian dan 82 Tahun 2001. Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengembangan Daerah Kabupaten Malang yang Pengendalian Pencemaran Air.
telah mefasilitasi kegiatan ini, semoga hasil
penelitian ini dapat bermanfaatan bagi semua pihak Salmin. 2005. “Oksigen Terlarut (DO) dan
dibidang lingkungan sungai. kebutuhan Oksigen Biologi (BOD) sebagai
Salah Satu Indikator Untuk Menentukan
DAFTAR PUSTAKA Kualitas Perairan” Jurnal Oseana, 30-21-26
Alaerts, G. dan Santika, S.S. 1987. Metode Yudo, S. 2010. Kondisi Kualitas Air Sungai Ciliwung
Penelitian Air. Penerbit Usaha Nasional. di Wilayah DKI Jakarta ditinjau dari Parameter
Surabaya. Organik, Amoniak, Fosfat, Deterjen dan
Bakteri Coli. Jurnal Akuakultur Indonesia ,
Baidowi, Ahmad. 2010 . Pemodelan Kualitas Air 6.34-42.
Sungai Menggunakan Qual2K : Studi Kasus
Sungai Secang Kabupaten Kulon Progo
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Program Studi S2 Kimia. UGM Yogyakarta
VIII-40