DI USULKAN OLEH:
Ketua
Prodi,
(.................................
NAMA MAHASISWA/I ANGKATAN XI
DAN XII PROGRAM STUDI MAGISTER
ILMU LINGKUNGAN UNIVERSITAS
TANJUNGPURA
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................................
DAFTAR TABEL..........................................................................................................
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................
i
Proposal KKI Angkatan Xi dan X Tahun 2022
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................
ii
Proposal KKI Angkatan Xi dan X Tahun 2022
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Nilai Variasi Reduksi Gauss.............................................................................5
Tabel 2.2. Nilai Variabel reduksi Gumbel.........................................................................6
Tabel 2.3. Hubungan Reduksi Variant Rata-rata Yn dengan Jumlah data n.....................7
Tabel 2.4. Hubungan Antara Deviasi standar dan Reduksi Variant dengan Jumlah Data 7
Tabel 2.5. Hubungan Periode Ulang (T) dengan Reduksi Variant dari Variabel (Y).......8
Tabel 2.6. Hubungan Periode Ulang (T) dengan Reduksi Variant dari Variabel Y..........9
Tabel 2.7. Nilai Faktor Frekuensi k untuk Distribusi Log Normal 2 parameter.............10
Tabel 2.8. Nilai Faktor Frekuensi & untuk Distribusi Log Normal 3 Parameter............11
Tabel 2.9. Harga Ct dan Cp untuk berbagai Luas Catchment Area................................17
Tabel 2.10. Peta Curah Hujan..........................................................................................19
Tabel 2.11. Klasifikasi Peta Kemiringan Lahan..............................................................19
Tabel 2.12. Klasifikasi Peta Ketinggian Lahan...............................................................20
Tabel 2.13. Peta Penggunaan Lahan................................................................................20
Tabel 2.14. Klasifikasi Peta Jenis Tanah.........................................................................20
Tabel 2.15. Peta Buffer Sungai........................................................................................21
Tabel 2.16. Nilai Pembobotan Weighted Overlay...........................................................21
Tabel 3.1. Jadwal Kegiatan.............................................................................................35
Tabel 3.2. Rancangan Anggran Biaya.............................................................................36
iii
Proposal KKI Angkatan Xi dan X Tahun 2022
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. DAS dengan perhitungan curah Hujan Poligon Thiessen............................4
Gambar 2.2. Metode Kalkulasi Thiessen Polygon............................................................4
Gambar 2.3. Aluran berubah berangsur-angsur dalam suatu jarak yang pendek............12
Gambar 2.4. Bentuk penampang persegi.........................................................................14
Gambar 2.5. Bentuk penampang trapesium.....................................................................15
Gambar 2.6. Bentuk Trapesium.......................................................................................15
Gambar 3.1. Peta Administratif Kubu Raya 27
Gambar 3.2. Peta Lokasi Kelurahan Parit Baru..............................................................27
Gambar 3.3. GPS.............................................................................................................28
Gambar 3.4. Diagram Alir Kegiatan...............................................................................32
Gambar 3.5. FrameWork Analisa Banjir.........................................................................33
Gambar 3.6. FrameWork Mitigasi Banjir........................................................................34
Gambar 3.7. FrameWork Hidrolika.................................................................................34
iv
Proposal KKI Angkatan Xi dan X Tahun 2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Banjir merupakan suatu masalah yang sampai saat masih perlu adanya
penanganan khusus dari berbagai pihak, baik dari pemerintah maupun masyarakat.
Banjir bukan masalah yang ringan.
Banjir dapat terjadi akibat naiknya permukaan air lantaran curah hujan yang
diatas normal, perubahan suhu, tanggul/ bendungan yang bobol, pencairan salju yang
cepat, terhambatnya aliran air di tempat lain (Ligal,2008). Sedikitnya ada lima faktor
penting penyebab banjir di Indonesia yaitu faktor hujan, faktor hancurnya retensi
Daerah Aliran Sungai (DAS), faktor kesalahan perencanaan pembangunan alur
sungai, faktor pendangkalan sungai dan faktor kesalahan tata wilayah dan
pembangunan sarana dan prasarana.
Banjir hampir terjadi di setiap musim penghujan tiba. Banjir datang tanpa
mengenal tempat dan siapa yang menghuni tempat tersebut. Banjir bisa terjadi di
wilayah pemukiman, persawahan, jalan, ladang, tambak, bahkan di perkotaan.
Bencana banjir tidak dapat dihindari, tetapi dapat diminimalisir dampaknya dengan
cara penaggulangan terhadap banjir. Menurut Robert J. Kodoatie dan Roestam
Sjarief (2006), ada 5 macam strategi untuk mengurangi dampak banjir pada
individu dan masyarakat, yaitu:
1. Informasi dan pendidikan
2. Asuransi banjir
3. Penyesuaian-penyesuaian pajak
4. Tindakan-tindakan darurat untuk banjir
5. Pemulihan pasca banjir
Selain strategi untuk mengurangi dampak banjir pada individu dan masyarakat, ada
pula strategi untuk mengurangi banjir yang dikemukakan oleh Robert J. Kodoatie dan
Roestam Sjarief (2006), yaitu:
1. Bendungan dan waduk
2. Tanggul (levee) dan penahan banjir (Floodwall)
3. Peningkatan kapasitas saluran drainase atau sungai
4. Tindakan-tindakan perbaikan lahan
5. Penahanan di suatu lokasi (on-site detention)
Banjir sering kali menjadi masalah bagi sebagian warga masyarakat, terutama
masyarakat yang tinggal di daerah dataran rendah maupun di bantaran sungai. Jarak
rumah warga dengan sungai yang terlalu dekat, menjadi faktor utama yang
mengakibatkan terjadinya banjir di pemukiman. Sebagian warga ada yang sudah
mengetahui bagaimana cara menyelamatkan diri ketika banjir datang secara tiba-tiba,
sebagian juga ada yang belum mengetahui cara untuk menyelamatkan diri. Warga
1
Proposal KKI Angkatan Xi dan X Tahun 2022
2
Proposal KKI Angkatan Xi dan X Tahun 2022
3
Proposal KKI Angkatan Xi dan X Tahun 2022
BAB II
DASAR TEORI
2.1. Pengertian Banjir
Banjir diartikan sebagai aliran atau genangan air yang menimbulkan kerugian
ekonomi atau bahkan menimbulkan korban jiwa, sedangkan secara teknis diartikan
sebagai aliran air sungai yang mengalir melebihi kapasitas sungai (Hewlett, 1982
dalam Khotimah et al 2013). Selain itu, banjir menjadi masalah dan berkembang
menjadi bencana ketika banjir mengganggu aktivitas manusia bahkan menimbulkan
korban jiwa dan harta benda (Sobirin, 2009). Banjir di suatu tempat dapat berbeda-
beda tergantung kondisi fisik daerah tersebut. Dalam hal ini ada banjir lokal, banjir
pelayaran, dan banjir rob (Wika Ristya, 2012).
Siswoko (2002) menyatakan bahwa terdapat beberapa factor yang menjadi
penyebab banjir:
a. Curah hujan
Pada musim hujan curah hujan yang tinggi dapat mengakibatkan banjir di
sungai dan bila melebihi tebing sungai maka akan timbul banjir atau
genangan air.
b. Erosi dan sedimentasi
Erosi pada DAS mempengaruhi daya tampung sungai, karena tanah yang
tererosi di DAS apabila terbawa oleh air hujan ke sungai akan mengendap
dan menyebabkan sedimentasi. Sedimentasi akan menurunkan daya tampung
sungai dan apabila terjadi aliran yang melebihi daya tampung sungai dapat
menyebabkan banjir.
c. Kapasitas sungai
Pengurangan kapasitas aliran banjir di sungai yang disebabkan oleh erosi
yang berlebihan pada dasar sungai dan bantaran sungai karena tidak
tersedianya vegetasi penutup.
d. Pengaruh pasang surut
Pengaruh pasang surut air laut memperlambat aliran sungai ke laut. Saat
banjir bertepatan dengan pasang naik, antisipasi/banjir lebih tinggi karena
arus balik.
e. Pendangkalan sungai
Pendangkalan sungai dapat terjadi karena lumpur yang terbawa dari daerah
yang lebih tinggi atau karena tumpukan sampah. Ini jelas mengurangi
kemampuan menahan air, air dari tubuh meluap ke darat.
f. Saluran air tidak berfungsi
Saluran air seperti selokan sering tidak berfungsi. Selain sempit, sampah yang
tersumbat juga mengalami pendangkalan. Akibatnya, saat hujan air akan
meluap.
g. Kehilangan lahan terbuka
4
Proposal KKI Angkatan Xi dan X Tahun 2022
5
Proposal KKI Angkatan Xi dan X Tahun 2022
dapat diterapkan untuk data debit sungai atau data hujan. Data yang digunakan adalah
data debit atau hujan maksimum tahunan, yaitu data yang terjadi selama satu tahun
yang terukur selama beberapa tahun (Triadmodjo, 2008).
Hasil sedimentasi suatu DAS merupakan bagian dari material hasil erosi yang
terangkut melalui jaringan pengaliran ke arah hilir atau di titik pengukuran. Hasil
sedimen yang dinyatakan dalam satuan volume atau tebal sedimen per satuan luas DAS
disebut dengan laju hasil sedimen (sediment yield rate). Banyak faktor yang
berpengaruh terhadap hasil sedimen, antara lain:
1. Jumlah dan intensitas curah hujan;
2. Vegetasi penutup;
3. Penggunaan lahan;
4. Topografi;
5. Tipe tanah dan formasi geologi;
6. Jaringan pengaliran seperti kemiringan, panjang, bentuk dan ukuran; dan
7. Karakteristik sedimen seperti: ukuran dan mineralogi.
Menurut Sri Harto, 2000: 35, data curah hujan yang akan digunakan dalam
analisis hidrologi harus merupakan data yang mengandung kesalahan yang sekecil
mungkin, karena menghilangkan sama sekali kesalahan adalah tidak mungkin. Hal
tersebut harus dilakukan, karena besaran hujan termasuk hal terpenting dalam analisis,
sehingga dapat dipahami, apabila kesalahan yang terbawa dalam data hujan terlalu
besar, maka hasil analisis pun diragukan, padahal akan digunakan sebagai acuan dalam
perencanaan maupun perancangan. Kesalahan-kesalahan yang banyak terjadi dalam
analisis hujan adalah:
1. Kelengkapan data;
2. Kepanggahan data; dan
3. Cara analisis.
6
Proposal KKI Angkatan Xi dan X Tahun 2022
dimana:
P : curah hujan rerata kawasan
A1A2 : luas daerah yang mewakili stasiun 1,2...n P1P2:
hujan pada stasiun 1,2...
7
Proposal KKI Angkatan Xi dan X Tahun 2022
1. Apabila data stasiun yang diuji konsisten maka garis yang terbentuk merupakan
garis lurus dengan landau (slope) yang tidak berubah; dan
2. Apabila garis tersebut menunjukkan perubahan landau berarti telah terjadi
perubahan sifat hujan, yang berarti data tidak konsisten.
a) Distribusi Normal
Dari data curah hujan yang ada didapatlah hasil perhitungan parameter statistik
hujan harian rata-rata (X rata-rata) dan standar deviasi. Kemudian masukkan data ke rumus
perhitungan metode normal:
X tr =X rata −rata + k . S (nilai faktor frekuensi k ditetapkan berdasarkan periode
ulangnya dengan menggunakan Tabel Nilai Variasi Reduksi Gauss berikut dibawah ini).
Mencari Hujan Harian Maksimum Periode Ulang Tahunan (Tr)
X tr =X rata−rata + k . S
Keterangan:
X̅ = Rata-rata
k = Nilai Variasi Reduksi Gauss Tabel 2.1
Sd = Standar deviasi
Tabel 2.1. Nilai Variasi Reduksi Gauss
No. Periode Ulang T (tahun) Peluang K
1 1,001 0,999 -3,05
2 1,005 0,995 -2,58
3 1,01 0,99 -2,33
4 1,05 0,95 -1,64
5 1,11 0,9 -1,28
6 1,25 0,8 -0,84
7 1,33 0,75 -0,67
8 1,43 0,7 -0,52
9 1,67 0,6 -0,25
10 2 0,5 0
8
Lanjutan Tabel 2.1
Proposal KKI Angkatan Xi dan X Tahun 2022
b) Metode Gumbel 1
Dari data curah hujan yang ada di dapatlah hasil perhitungan parameter statistik
didapat hujan harian rata-rata (X rata-rata) dan standar deviasi. Masukkan data ke rumus
perhitungan metode gumbel I. Dalam Soewarno, 2000: 123, dikatakan bahwa distribusi
Gumbel Tipe I atau disebut juga dengan distribusi ekstrem 1 (ekstrem type I
distribution) umumnya digunakan untuk analisis data maksimum, misal untuk analisis
frekuensi banjir.
Persamaan garis lurus model matematik distribusi Gumbel Tipe I yang
ditentukan dengan menggunakan metode momen adalah:
Y =a( X −X o)
1,283
a=
σ
0,577
X o=µ− atau X 0=µ−0,455 σ
a
Keterangan:
μ = nilai rata-rata
σ = deviasi standar
9
Proposal KKI Angkatan Xi dan X Tahun 2022
Perhitungan persamaan garis lurus untuk distribusi Gumbel Tipe I dapat juga
menggunakan persamaan distribusi frekuensi empiris sebagai berikut:
S
X =X + +(Y −Y n)
Sn
Keterangan:
X = nilai variat yang diharapkan terjadi
X = nilai rata-rata hitung variant q
Y = nilai reduksi variant dari variabel yang diharapkan terjadi
pada periode ulang tertentu
T −1
Y = in {¿ } untuk T ≥ 20, maka Y = ln T
T
Yn = nilai rata-rata dari reduksi variant (mean of reduced variate) nilainya
tergantung dari jumlah data (n) seperti tabel berikut: S n = deviasi
standar dari reduksi variant (standard deviation of the reduced variate),
nilai tergantung dari jumlah data (n) seperti tabel berikut:
Tabel 2.4. Hubungan Antara Deviasi standar dan Reduksi Variant dengan Jumlah Data
n Sn N Sn n Sn n Sn
10 0,9496 33 1,1226 56 1,1696 79 1,193
11 0,9676 34 1,1255 57 1,1708 80 1,1938
12 0,9933 35 1,1285 58 1,1721 81 1,1945
10
Proposal KKI Angkatan Xi dan X Tahun 2022
n Sn N Sn n Sn n Sn
13 0,9971 36 1,1313 59 1,1734 82 1,1953
14 1,0095 37 1,1339 60 1,1747 83 1,1959
15 1,0206 38 1,1363 61 1,1759 84 1,1967
16 1,0316 39 1,1388 62 1,1770 85 1,1973
17 1,0411 40 1,1413 63 1,1782 86 1,198
18 1,0493 41 1,1436 64 1,1793 87 1,1987
19 1,0565 42 1,1458 65 1,1803 88 1,1994
20 1,0628 43 1,1480 66 1,1814 89 1,2001
21 1,0696 44 1,1499 67 1,1824 90 1,2007
22 1,0754 45 1,1519 68 1,1834 91 1,2013
23 1,0811 46 1,1538 69 1,1844 92 1,202
24 1,0864 47 1,1557 70 1,1854 93 1,2026
25 1,0915 48 1,1574 71 1,1863 94 1,2032
26 1,1961 49 1,1590 72 1,1873 95 1,2038
27 1,1004 50 1,1607 73 1,1881 96 1,2044
28 1,1047 51 1,1623 74 1,1890 97 1,2049
29 1,1086 52 1,1638 75 1,1898 98 1,2055
30 1,1124 53 1,1658 76 1,1906 99 1,206
31 1,1159 54 1,1667 77 1,1915 100 1,2065
32 1,1193 55 1,1682 78 1,1923
Sumber: Soewarno, 1995; 130
Tabel 2.5. Hubungan Periode Ulang (T) dengan Reduksi Variant dari Variabel (Y)
T Y T Y
2 0,3065 20 29,72
5 14,999 50 39,019
10 22,504 100 46,001
Sumber; Hidrologi, Aplikasi Metode Statistik untuk Analisis Data (Soewarno,1995; 127)
X̅ = Rata rata
K = Nilai Hubungan Periode Ulang (T) dengan Reduksi Variant dapat dilihat
Tabel 2.6
Sd = Standar deviasi
Tabel 2.6. Hubungan Periode Ulang (T) dengan Reduksi Variant dari Variabel Y
Kemencenga Periode Ulang
n 2 5 10 25 50 100 200 1000
3,00 -0,396 0,420 1,180 2,278 3,152 4,051 4,970 7,250
2,50 -0,360 0,518 1,250 2,262 3,048 3,845 4,652 6,600
2,20 -3,330 0,574 1,284 2,240 2,970 3,705 4,444 6,200
2,00 -0,307 0,609 1,302 2,219 2,912 3,605 4,298 5,910
1,80 -0,282 0,643 1,318 2,193 2,848 3,499 4,147 5,660
1,60 -0,254 0,675 1,329 2,163 2,780 3,388 3,990 5,390
1,40 -0,225 0,705 1,337 2,128 2,706 3,271 3,828 5,110
1,20 -0,195 0,732 1,340 2,087 2,626 3,149 3,661 4,820
1,00 -0,164 0,758 1,340 2,043 2,542 3,022 3,849 4,540
0,90 -0,148 0,769 1,339 2,018 2,498 2,957 3,401 4,395
0,80 -0,132 0,780 1,336 1,998 2,453 2,891 3,312 4,250
0,70 -0,116 0,790 1,333 1,967 2,407 2,824 3,223 4,105
0,60 -0,099 0,800 1,328 1,939 2,359 2,755 3,132 3,960
0,50 -0,083 0,808 1,323 1,910 2,311 2,686 3,041 3,815
0,40 -0,066 0,816 1,317 1,880 2,261 2,615 2,949 3,670
0,30 -0,050 0,824 1,309 1,849 2,211 2,544 2,856 3,525
0,20 -0,033 0,830 1,301 1,818 2,159 2,472 2,763 3,380
0,10 -0,017 0,836 1,292 1,785 2,107 2,400 2,670 3,235
0,00 0,000 0,842 1,282 1,751 2,054 2,326 2,576 3,090
-0,10 0,017 0,847 1,270 1,761 2,000 2,252 2,482 2,950
-0,20 0,033 0,850 1,258 1,680 1,945 2,178 2,388 2,810
-0,30 0,050 0,853 1,245 1,643 1,890 2,104 2,294 2,675
-0,40 0,066 0,855 1,231 1,606 1,834 2,029 2,201 2,540
-0,50 0,083 0,859 1,216 1,567 1,777 1,955 2,108 2,400
-0,60 0,099 0,857 1,200 1,528 1,720 1,880 2,016 2,275
-0,70 0,116 0,857 1,183 1,488 1,663 1,806 1,926 2,150
-0,80 0,132 0,856 1,166 1,448 1,606 1,733 1,837 2,035
-0,90 0,148 0,854 1,147 1,407 1,549 1,660 1,749 1,910
-1,00 0,164 0,852 1,128 1,366 1,492 1,588 1,664 1,800
-1,20 0,195 0,844 1,089 1,282 1,379 1,449 1,501 1,625
-1,40 0,225 0,832 1,041 1,198 1,270 1,318 1,351 1,465
-1,60 0,254 0,817 1,994 1,116 1,166 1,197 1,216 1,280
-1,80 0,282 0,799 0,945 1,035 1,069 1,087 1,097 1,130
-2,00 0,307 0,777 0,895 0,959 0,980 0,990 0,995 1,000
12
Proposal KKI Angkatan Xi dan X Tahun 2022
Keterangan:
Log X = nilai variant X yang diharapkan terjadi pada peluang atau periode ulang
tertentu
Log X = rata-rata nilai X hasil pengamatan
S log X
= deviasi standar logaritmik nilai X hasil pengamatan
K = karakteristik dari distribusi Log Normal. Nilai k dapat diperoleh dari
tabel yang merupakan fungsi peluang kumulatif dan periode ulang.
Tabel 2.7. Nilai Faktor Frekuensi k untuk Distribusi Log Normal 2 parameter
Peluang Kumulatif P(%):P(X₤X)
Koefisien
50 80 90 95 98 99
Variasi
Periode Ulang (Tahun)
(Cv)
2 5 10 20 50 100
0,05 -0,0250 0,8334 1,2965 1,6863 2,1341 2,4570
0,10 -0,0496 0,8222 1,3078 1,7247 2,2130 2,5489
0,15 -0,0738 0,8085 1,3156 1,7598 2,2899 2,2607
0,20 -0,0971 0,7926 1,3200 1,7598 2,3640 2,7716
0,25 -0,1194 0,7746 1,3209 1,7911 2,4318 2,8805
0,30 -0,1406 0,7647 1,3183 1,8183 2,5015 2,9866
0,35 -0,1604 0,7333 1,3126 1,8414 2,5638 3,0890
0,40 -0,1788 0,7100 1,3037 1,8602 2,6212 3,1870
0,45 -0,1957 0,6870 1,2900 1,8746 2,6731 3,2799
0,50 -0,2111 0,6626 1,2778 1,8848 2,7202 3,3673
0,55 -0,2251 0,6379 1,2613 1,8909 2,7613 3,4488
0,60 -0,2375 0,6129 1,2428 1,8931 2,7971 3,5211
0,65 -0,2185 0,5879 1,2226 1,8951 2,8279 3,3930
0,70 -0,2582 0,5631 1,2011 1,8866 2,8532 3,3663
0,75 -0,2667 0,5387 1,1784 1,8677 2,8735 3,7118
13
Proposal KKI Angkatan Xi dan X Tahun 2022
Tabel 2.8. Nilai Faktor Frekuensi & untuk Distribusi Log Normal 3 Parameter
Peluang Kumulatif P(%):P(X₤X)
Koefisien
50 80 90 95 98 99
Variasi
Periode Ulang (Tahun)
(Cv)
2 5 10 20 50 100
-2,00 0,2366 -0,6144 -1,2437 -1,8916 -2,7943 -3,5196
-1,80 0,2240 -0,6395 -1,2621 -1,8928 -2,7578 -3,4433
-1,60 0,2092 -0,6654 -1,2792 -1,8901 -2,7138 -3,3570
-1,40 0,1920 -0,6920 -1,2943 -1,8827 -2,6615 -3,2601
-1,20 0,1722 -0,7186 -1,3067 -1,8696 -2,6002 -3,1521
-1,00 0,1495 -0,7449 -1,3156 -1,8501 -2,5294 -3,0333
-0,80 0,1241 -0,7700 -1,3201 -1,8235 -2,4492 -2,9043
-0,60 0,0959 -0,7930 -0,3194 -1,7894 -2,3600 -2,7665
-0,40 0,0654 -0,8131 -0,3128 -1,7478 -2,2631 -2,6223
-0,20 0,0332 -0,8296 -0,3002 -1,6993 -2,1602 -2,4745
14
Proposal KKI Angkatan Xi dan X Tahun 2022
Gambar 2.3. Aluran berubah berangsur-angsur dalam suatu jarak yang pendek
V 21 V 22
I o . ∆ x +h 1+ +h2 + +I .∆ x
2.g 2.g f
Atau
15
Proposal KKI Angkatan Xi dan X Tahun 2022
E 2− E1
∆ x=
I o −I f
Dimana E menunjuk ke energi spesifik pada setiap penampang. Keseluruhan
jarak saluran dibagi ke dalam tahapan yang pendek di mana harga rata-rata I f rata-rata
dibenarkan dan perhitungan dilakukan di hulu atau di hilir (sesuai dengan
permasalahannya) dari penampang pengatur.
Pertambahan kedalaman konstan atau berubah-ubah diasumsikan untuk
membagi saluran itu ke dalam tahapan yang berbeda dalam menjaga kebutuhan bahwa
kemiringan gesekan dalam setiap panjang tahapan tidak banyak berbeda, dengan cara
demikian penggunaan harga rata-rata tanpa banyak kehilangan banyak ketelitian.
Terdapat banyak metode yang memungkinkan dalam menghitung If rata-rata, namun dua
metode yang lazim digunakan.
Dalam metode pertama, kemiringan gesekan pada akhir tahapan dihitung dari
persamaan manning dan If dihitung sebagai rata-rata dari yang dua ini, yaitu:
V 21 .n 2
I f 1= 4
R 13
V 22 . n2
I f 2= 4
3
R 2
I f 1+ I f 2
I f rata−rata =
2
Dalam metode kedua If rata-rata dihitung sebagai kemiringan gesekan sehubungan
dengan kedalaman rata-rata dan kecepatan di dalam panjang tahapan, yaitu:
2 2
V rata−rata +n
I f rata−rata = 4
3
R rata−rata
Di mana R rata -rata adalah jari-jari hidraulis dan V rata-rata disamakan dengan
kecepatan rata-rata pada penampang ini. Apabila perubahan dalam kedalaman antara
kedua ujung dari tahapan adalah sangat kecil, kedua metode perhitungan secara praktis
akan menghasilkan harga If rata-rata yang sama. Apabila perbedaan dalam keadaan ini tidak
kecil, If rata-rata yang diperoleh dari kedua metode itu akan berbeda dan ini akan
mempengaruhi panjang tahapan yang dihitung.
16
Proposal KKI Angkatan Xi dan X Tahun 2022
h e=k [
V 21+V 22
2. g ]
Harga k umumnya bervariasi dari 0,10 sampai dengan 0,30 dalam penyempitan
aliran dan dari 0,20 sampai dengan 0,50 pada penyebaran aliran. Suatu pertambahan k
adalah dikehendaki apabila menonjolkan seperti belokan, hambatan dan lain-lain yang
menimbulkan suatu tambahan kehilangan energi, pada jarak itu. Untuk setiap debit yang
ditentukan, kedalaman aliran akan diketahui pada penampang kontrol.
Sehingga diperlukan untuk menghitung kedalaman aliran pada penampang
segera di hulu penampang pengatur. Kedalaman aliran pada penampang ini diasumsikan
dan energi h1 +z1 + v1 2/2.g dihitung. Karena pada kedua ujung jarak ini diketahui, hf
dan he dapat dihitung.
Adapun rumus-rumus yang lain yang digunakan untuk menghitung profil muka
air diberikan berikut ini:
1) Luas Penampang Basah (A)
Untuk penampang persegi luas penampang basah dicari dengan rumus:
17
Proposal KKI Angkatan Xi dan X Tahun 2022
A = (B + my)y
Keterangan:
A = Luas Penampang Basah (m2)
B = Lebar Saluran (m)
y = Kedalaman (m)
Keterangan:
P = Keliling Penampang basah
B = Lebar saluran (m)
3) Radius Hidraulik (R)
Untuk mencari harga radius hidraulik digunakan rumus:
A
R=
P
Keterangan:
R = Radius Hidraulik (m)
A = Luas penampang basah (m2)
P = Keliling penampang basah (m)
4) Lebar Muka Air (T)
Pada saluran penampang persegi lebar muka air adalah sama dengan lebar saluran
(B).
18
Proposal KKI Angkatan Xi dan X Tahun 2022
mendapatkan debit banjir rencana. Analisis intensitas curah hujan ini dapat diproses dari
data curah hujan yang tejadi pada masa lampau. Intensitas curah hujan dinotasikan
dengan huruf I dengan satuan mm/jam, yang artinya tinggi curah hujan yang terjadi
sekian mm dalam kurun waktu satu jam menggunakan rumus intensitas curah hujan
sebagai berikut:
R 24
I= ¿
24
Dimana:
I = intensitas hujan selama durasi sesuai dengan periode ulang tertentu.
R24 = curah h Tabel ujan harian maksimum (mm) yang sesuai dengan
periode ulang yang ditentukan.
t = durasi hujan (jam).
m = 0, 4 (berdasarkan hasil penelitian Suyono (2006) untuk wilayah
Kalimantan Barat).
19
Proposal KKI Angkatan Xi dan X Tahun 2022
0,3
tp=Ct ( L+ Lc )
Cp
qp=2,75
tp
Dimana:
tp = time lag / waktu kelambatan (jam), yaitu waktu antara titik
berat hujan dan titik berat hidrograf.
L = panjang sungai (km).
Lc = panjang sungai dari cek point sampai titik di sungai yang
terdekat dengan titik berat daerah pengalitan (km).
qp = puncak unit hidrograf yang diakibatkan oleh hujan setinggi 1
inci dengan durasi tr dinyatakan dalam (L/det).
Cp dan Ct = koefisien yang tergantung dari basic karakteristik.
Umumnya Ct dan Cp diambil dari hasil rekonstitusi flood hidrograph
dengan cara trial and error. Dari flood hidrograph yang diamatai dicari
synthetic unit hidrograph-nya, kemudian dari synthetic hydrograph ini
dihitung kembali flood hydrograph dengan mengambil sembarang nilai Ct
dan Cp yang berlainan sehingga hasil perhitungan flood sama dengan yang
diamati. Dari beberapa hasil perhitungan dan pengamatan, besarnya Ct dan
Cp dapat diperkirakan dari luas daerah pengaliran (catchment area) seperti
yang tercantum dalam tabel berikut:
Tabel 2.9. Harga Ct dan Cp untuk berbagai Luas Catchment Area
Luas Catchment
Ct Cp
Area( km2)
0 - 50 1,10 0,69
50 -300 1,25 0,63
> 300 1,40 0,56
20
Proposal KKI Angkatan Xi dan X Tahun 2022
Dan karena intensitas hujan biasanya diambil untuk setiap jam, maka
untuk mempermudah diambil tr = 1 jam. Dan untuk hujan 1 inci (25,4 mm)
dengan luas daerah pengaliran A (km²) akan diperoleh persamaan sebagai
berikut:
25,4
Qp=qp A
1000
Qp+Tp
λ=
W
W =h . A .1000
Dimana:
Qp = debit maksimum (m³/det)
A = luas daerah pengaliran
λ = bilangan Alexeyev (dari table)
H = tinggi satuan hujan yang digunakan dalam hal ini 1 inci dinyatakan
dalam mm
Sebagai hubungan antara debit dengan waktu oleh Alexeyev
digambarkan dengan persamaan: Q = f(x). dan jika Q sebagai ordinat (sumbu
y), t sebagai absis (sumbu x). oleh Alexeyev bentuk persamaannya dapat
dinyatakan dalam fungsi exponential, yaitu:
(1−x)2
−α
x
Y =10
nilai α diperoleh dari persamaan berikut dengan h = tinggi hujan (1 jam):
α =1,32λ2 + 0,5λ + 0,045
Qp+Tp
λ=
W
Dimana:
W = h.A.1000
A = luas daerah pengaliran
λ = bilangan Alexeyev
h = tinggi satuan hujan yang digunakan dalam hal ini 1 inci dinyatakan
dalam hubungan antara titik x dan y ini oleh Alexeyev disusun dalam
tabel yang didasarkan harga - harga λ.
21
Proposal KKI Angkatan Xi dan X Tahun 2022
Curah hujan merupakan salah satu parameter yang diukur, dimana curah hujan
menyatakan besar tingginya air yang ditimbulkan oleh hujan pada suatu daerah
(Ajr & Dwirani, 2019). Data ini berasal dari Climate hazards Center UC Santa
Barbara Tahun 2020. Proses berupa data yang berupa titik pengukuran
dilakukan interpolasi menggunakan proses invers distance weighting yang
kemudian dilakukan proses pengklasifikasian dan pembobotan, sebagai berikut:
No Kelas Skor
1 >3000mm (Sangat Basah) 9
2 2501mm – 3000mm (Basah) 7
3 2001mm – 2500mm (Sedang/lembab) 5
4 1501mm – 2000mm (Kering) 3
5 <1500mm (Sangat Kering) 1
Sumber : (Hardianto et al., 2020)
22
Proposal KKI Angkatan Xi dan X Tahun 2022
2 12,5 m – 25 m 7
3 25 m – 50 m 5
4 50 m – 75 m 3
5 75 m – 100 m 2
6 >100m 1
Sumber : (Hardianto et al., 2020)
23
Proposal KKI Angkatan Xi dan X Tahun 2022
No Kelas Skor
1 0 – 25m 7
2 25m – 100m 5
3 100m – 250m 3
Sumber : (Hardianto et al., 2020)
7. Weight Overlay
Proses ini merupakan penggabungan berdasarkan parameter peta diatas yang
disatukan menjadi data baru dengan pertimbangan skor dari masing-masing
parameter. Hasil dari proses weighted overlay akan menjadi peta potensi rawan
banjir dengan menggunakan pembobotan antar parameter, sebagai berikut:
Tabel 2.16. Nilai Pembobotan Weighted Overlay
No Parameter Skor
1 Kemiringan Lahan 0.2
2 Ketinggian Lahan 0.15
3 Curah Hujan 0.15
4 Buffer Sungai 0.15
5 Penggunaan Lahan 0.15
6 Jenis Tanah 0.2
24
Proposal KKI Angkatan Xi dan X Tahun 2022
25
Proposal KKI Angkatan Xi dan X Tahun 2022
Lingkungan dapat diartikan secara mudah sebagai segala sesuatu yang berada di
sekitar manusia. Secara lebih terperinci, lingkungan disekitar manusia dapat
dikategorikan dalam:
a. Lingkungan fisik, termasuk di dalamnya adalah tanah, air, dan udara serta
interaksi satu sama lain diantara faktor-faktor tersebut.
b. Lingkungan biologi, termasuk dalam hal ini semua organisme hidup baik
binatang, tumbuh-tumbuhan maupun mikroorganisme, kecuali manusia
sendiri.
c. Lingkungan sosial, termasuk semua interaksi antara manusia dari makhluk
sesamanya yaitu meliputi faktor-faktor sosial, ekonomi, kebudayan, psiko-
sosial, dll.
Lingkungan mempunyai pengaruh serta kepentingan relatif yang besar dalam hal
peranannya sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan
masyarakat. Hal ini dapat dilihat pada diagram yang dikemukakan oleh Hendrik
L.Blum dalam Notoatmodjo (2003).
Keberadaan lingkungan di sekitar permukiman itu akan sangat berpengaruh
terhadap permukiman. Pengembangan suatu wilayah, biasanya berkaitan dengan
pengembangan perekonomian dan pertumbuhan penduduk, dan perencanaan wilayah
umumnya disusun dengan pertimbangan pengembangan kegiatan ekonomi di wilayah
tersebut. Dalam keterpaduan pembangunan wilayah, peran serta masyarakat perlu
ditekankan dan peran serta pemerintah daerah semakin dituntut dengan ide-ide baru
yang kreatif serta sesuai dengan karakteristik sosial budaya setempat. Disamping itu,
yang tak kalah pentingnya adalah pembangunan wilayah dengan memperhatikan daya
dukung lingkungan, sehingga resiko kerusakan lingkungan dapat dihindarkan.
26
Proposal KKI Angkatan Xi dan X Tahun 2022
2006 tentang Petunjuk Teknis13 dan Tata Cara Penetapan Tarif Air Minum, Standar
Kebutuhan Pokok 60 liter air/orang/hari.
27
Proposal KKI Angkatan Xi dan X Tahun 2022
Pemberdayaan berasal dari kata power yang berarti tenaga, kemampuan untuk
melakukan sesuatu atau kemampuan untuk bertindak. Selain itu, empowerment juga
berasal dari bahasa Inggris “empower” yang menurut Marriam Webster dan Oxford
English Dictionary dalam Prijono dan Pranaka (1996) mengandung dua arti, yaitu
memberi kekuasaan atau wewenang tol atau memberi kekuasaan, mengendalikan
kekuasaan dan mendelegasikan wewenang kepada para pihak lain, sedangkan
pengertian yang kedua adalah memberi kemampuan atau memampukan atau berusaha
memberi kemampuan atau pemberdayaan. Komunitas dalam bahasa Yunani adalah
"persahabatan". Sebagai refleksi dari kata tersebut, Aristoteles mengungkapkan bahwa
manusia hidup bersama dalam masyarakat karena mereka senang bekerja sama untuk
memenuhi kebutuhan dasar hidupnya dan untuk menentukan makna hidup.
Masyarakat dalam konteks pemberdayaan adalah orang-orang yang tinggal di
suatu wilayah tertentu yang memiliki budaya dan sejarah yang sama. Masyarakat
merupakan aktor utama pembangunan dan pemerintah berkewajiban mengarahkan,
mengarahkan, dan menciptakan suasana yang mendukung. Sehingga tercipta kerjasama
antara masyarakat dan pemerintah untuk mencapai tujuan pembangunan nasional.
Pemberdayaan masyarakat seringkali sulit dibedakan dengan community
development karena mengacu pada makna yang tumpang tindih dalam penggunaannya
di masyarakat. Dalam penelitian ini pemberdayaan masyarakat dan pemberdayaan
masyarakat sengaja dilakukan untuk memudahkan masyarakat setempat dalam
melakukan perencanaan.
Menurut Kartasasmita (2003), pemberdayaan masyarakat merupakan upaya
peningkatan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi saat ini tidak
mampu melepaskan diri dari kemiskinan dan keterbelakangan. Pemberdayaan
masyarakat (empowerment) sebagai salah satu strategi alternatif dalam pembangunan
telah berkembang dalam berbagai literatur dan pemikiran meskipun pada kenyataannya
belum maksimal dalam pelaksanaannya. Pembangunan dan pemberdayaan masyarakat
menjadi urusan banyak orang karena berkaitan dengan kemajuan dan perubahan bangsa
ini di masa depan jika tidak ada keterampilan masyarakat yang masih sangat
menghambat pertumbuhan ekonomi itu sendiri.
28
Proposal KKI Angkatan Xi dan X Tahun 2022
BAB III
METODOLOGI
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey serta analisis
pendekatan kuantitatif dan kualitatif perhakatan berjenjang menggunakan SIG (Sistem
inforamasi Geografi. Proses pengolahan data dengan SIG melalui tahapan editing,
labeling, buffering, dan scoring.
Pengumpulan data sekunder dalam bentuk spasial (Peta) maupun data non
spasial (profil, wilayah, teori – teori literatur , dan lain -lain ). Data sekunder adalah data
yang diperoleh secara tidak langsung dari subjek atau objek yang di teliti, tetapi melalui
pihk lain yang ada kaitanya dengan penelitian ini seperti instansi atau lembaga –
lembaga Bappeda Kabupaten Kuburaya, Badan Lingkungan Hidup, dan lain –
lain.Sedangkan data Primer yaitu data yang di dapat langsung dari lapangan dalam
penelitian ini adalah data yang berpotensi untuk lokasi) yang di ploting menggunakan
GPS.
Batas Utara : Kecamatan Sungai Raya ( Desa Sui. Bulan ) dan Kecamatan
Rasau Jaya (Desa Rasau Jaya Dua, Desa Rasau Jaya I ).
Batas Timur : Kecamatan Terentang (Desa Sungai Dungun, Desa Radak Dua,
Desa Teluk Bayur).
29
Proposal KKI Angkatan Xi dan X Tahun 2022
30
Proposal KKI Angkatan Xi dan X Tahun 2022
GPS digunakan untuk menentukan koordinat titik di lokasi penelitian. GPS yang
digunakan bermerek garmin tipe Monterra. Spesifikasi yang dimiliki GPS ini yaitu
akurasi 3 – 5 meter, IOS Android, memori internal 8GB, dan memliki layar 4,3"
Data yang diperlukan dan digunakan dalam projek ini adalah sebagai berikut:
1. Data penduduk
2. Peta sungai
3. Peta administrasi
4. Peta penggunaan
5. Data topografi
6. Data Eksisting drainase
7. Curah hujan
31
Proposal KKI Angkatan Xi dan X Tahun 2022
32
Proposal KKI Angkatan Xi dan X Tahun 2022
3. Kuesioner
Kuisioner adalah alat untuk pengumpulan data dengan cara menyebarkan
daftar pertanyaan kepada warga yang memenuhi kriteria inklusi yaitu
seluruh peluang yang dimiliki oleh setiap keluarga terdampak Banjir
dan berdomisili di RT 01, RT 02 dan RT 06 Dusun Sungai Seribu Desa
Parit Baru Kabupaten Kubu Raya.
c. Sub Kelompok III
Bertugas melakukan penelitian tentang pengaruh banjir terhadap perubahan
tingkat sosial-ekonomi di Dusun Sungai Seribu. Teknik pengumpulan data
yang dilakukan oleh sub kelompok III antara lain:
1. Observasi (Pengamatan)
Pengamat melakukan metode observasi yaitu metode yang dilakukan
sebelum dan sesudah melakukan tinjauan dilapangan dengan cara
survey langsung ke lokasi wilayah terdampak banjir untuk mendapatkan
gambaran langsung untuk melengkapi data data primer melalui metode
wawancara langsung dengan masyarakat dan kader kesehatan setempat,
melakukan rekaman gambar,video dan suara. Observasi dilakukan di
Wilayah Dusun Sungai Seribu Desa Parit Baru Kabupaten Kubu Raya.
Tujuannya adalah untuk:
Melakukan pemetaan wilayah populasi yang akan diambil
sebagai sampel penelitian
Melihat secara langsung kondisi wilayah yang akan dijadikan
objek penelitian
Mengumpulkan data sekunder dan primer
2. Wawancara dan interview
Wawancara secara langsung terhadap masyarakat yang terdampak
banjir di Dusun Sungai Seribu Desa Parit Baru Kabupaten Kubu Raya
dengan metode purposive sampling ditujukan kepada Kepala Desa,
Kepala Dusun, Ketua RT, Kader, dan sampling lainnya yang dianggap
perlu untuk keperluan penelitian.
3. Kuesioner
Kuisioner adalah alat untuk pengumpulan data dengan cara menyebarkan
daftar pertanyaan kepada warga yang memenuhi kriteria inklusi yaitu
seluruh peluang yang dimiliki oleh setiap keluarga terdampak Banjir dan
berdomisili di RT 01, RT 02 dan RT 06 Dusun Sungai Seribu Desa Parit
Baru Kabupaten Kubu Raya.
d. Sub Kelompok IV
34
Proposal KKI Angkatan Xi dan X Tahun 2022
35
Proposal KKI Angkatan Xi dan X Tahun 2022
1. Studi literatur
Studi literatur dilakukan untuk dengan mencari referensi ilmu pengetahuan yang
penelitian - penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan tentang analisis
sampah. Hal tersebut dilakukan, agar penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik.
2. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan untuk dapat memperoleh informasi mengenai analisis
pengguna dan data yang diperlukan dalam penelitian yang dibuat.
3. Analisis Data
Pada tahap ini analisis data dilakukan untuk mendapatkan informasi dari suatu
tujuan penelitian.
4. Analisis Banjir
Pada tahap ini memberikan suatu informasi berupa Debit banjir Secara Teoritis.
5. Pemetaan Mitigasi Banjir
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui Potensi Banjir suatu Lokasi.
8. Hasil
Pada tahap ini merupakan tahap akhir untuk menarik kesimpulan dari analisis yang
telah dilakukan.
36
Proposal KKI Angkatan Xi dan X Tahun 2022
Gamba
r 3.5. FrameWork Analisa Banjir
37
Proposal KKI Angkatan Xi dan X Tahun 2022
Adapun time scedule yang di siapkan untuk melakukan suatu penelitian. Hal
tersebut membuat suatu penelitian berjalan dengan lancar dan baik. Berikut jadwal
penelitian yang dapat dilihat pada Tabel 3.1 dibawah ini:
Tabel 3.1. Jadwal Kegiatan
38
Proposal KKI Angkatan Xi dan X Tahun 2022
1.
39
Proposal KKI Angkatan Xi dan X Tahun 2022
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi dan Lia Yuliana. 2008. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta:
Aditya Media Yogyakarta
Badan Standardisasi Nasional. 2000. Sistem Plambing-2000 SNI 03-6481-2000. Badan
Standardisasi Nasional.
D.C Soemarto. 1996. Sistem Hidrologi. Yogyakarta.
Efendi. Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air. Yogyakarta: Kanisius.
Gregory. K.J. and Walling. D.E. 1973. Drainage Basin Form and Process. Ltd.
London: Geomorphological Approach.
Lampiran IV Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggarakan
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Leopold. Aldo. 1966. A Sand County Almanac: With Essays on Conservation From
Round River. New York: Ballantine Books.
Linsley. 1980. Applied Hydrology. New Delhi: Tata McGraw Hill Publication. Co.
Mock. F.J. 1973. Land Capability Appraisal Indonesia. Bogor-Indonesia: Water
Avaibility Appraisal. Report Prepaired for the Land Capability Appraisal Project
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 01/PRT/M/2016
tentang Tata Cara Perizinan Pengusahaan Sumber Daya Air dan Penggunaan
Sumber Daya Air.
Permen PUPR No. 01 Tahun 2016 tentang Tata Cara Perizinan Pengusahaan Sumber
Daya Air Dan Penggunaan Sumber Daya Air.
Soewarno, Soewarno. 1991. Hidrologi Pengukuran dan Pengolahan Data Aliran
Sungai. (Hidrometri). Bandung: Nova
Soewarno, Soewarno. 1995. Hidrologi: Aplikasi Metode Statistik Untuk Analisa Data
Jilid I. Bandung: Nova .
Soewarno, Soewarno. 2000. Hidrologi Operasional Jilid Kesatu. Bandung: PT Aditya
Bakti.
Soewarno. 1991. Hidrologi Pengukuran dan Pengolahan Data Aliran Sungai
(Hidrometri). Bandung: Nova.
Sri Harto Br. 2000. Hidrologi : Teori Masalah Penyelesaian. Yogyakarta: Nafiri Offset.
Sudarmadji.T. 1995. Dampak Pembangunan terhadap Kondisi Hidrologis Kawasan
Daerah Aliran Sungai(DAS). Materi Kursus Dasar-Dasar Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan. Tanggal 19 Juni-2 Juli 1995. PPLH UNMUL.
Sumirat. U. dan Solehudin. A. 2009. Nitrous Oksida(N2O) dan Metan(CH4) Sebagai
Gas Rumah Kaca. Jurnal Universitas Pendidikan Indonesia 7:2.
40
Proposal KKI Angkatan Xi dan X Tahun 2022
Suripin. 2002. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. Yogyakarta. ANDI
Tchobanoglous. G.. Burton. F. L. dan Stensel. H. D. 2003. Waste Water Engineering:
Treatment and Reuse. New York: Metcalf & Eddy Inc
Triatmodjo, Bambang. (2008). Hidrologi Terapan. Yogyakarta: Beta Offset.
41