Anda di halaman 1dari 4

UJIAN TENGAH SEMSTER 2023

MATAKULIAH: EKOLOGI DAN KONSERVASI LAHAN BASAH GAMBUT


TANGGAL: 28 MARET 2023

DOSEN PENGAMPU: DR. ROSSIE WIEDYA NUSANTARA


Nama : ILHAM AKBAR
NIM : L2011211014
1. PP Nomor 71 Tahun 2014 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem
Gambut pada pasal 23 ayat 3 menjelaskan bahwa Ekosistem Gambut untuk fungsi
budidaya dinyatakan rusak apabila memenuhi kriteria baku kerusakan : (1) muka air
tanah di lahan gambut lebih dari 0,4 meter dan (2) tereksposnya sedimen berpirit.
Uraikan mengapa kedua indikator tersebut menjadi faktor penentu
Jawaban :
Kedua indikator yang disebutkan dalam Pasal 23 ayat 3 PP Nomor 71 Tahun 2014
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem Gambut menjadi faktor penentu
kerusakan ekosistem gambut untuk fungsi budidaya karena keduanya berkaitan erat
dengan karakteristik ekosistem gambut itu sendiri.

Pertama, muka air tanah di lahan gambut yang lebih dari 0,4 meter menunjukkan
bahwa proses pemulihan keseimbangan hidrologi dalam ekosistem gambut
terganggu. Ekosistem gambut memiliki karakteristik mampu menahan air dalam
jumlah besar, sehingga ketinggian muka air tanah di dalamnya sangat penting untuk
mempertahankan kelembaban dan fungsi hidrologisnya. Apabila muka air tanah di
atas 0,4 meter, hal ini menunjukkan bahwa kemampuan ekosistem gambut untuk
menahan air sudah berkurang, sehingga fungsi hidrologisnya tidak dapat berjalan
dengan baik.

Kedua, tereksposnya sedimen berpirit dapat menjadi faktor penentu kerusakan


ekosistem gambut untuk fungsi budidaya karena sedimen berpirit mengandung
bahan organik yang dapat menyebabkan keasaman tanah meningkat. Keasaman
tanah yang tinggi menyebabkan nutrisi dalam tanah menjadi sulit diambil oleh akar
tanaman, sehingga pertumbuhan tanaman menjadi terhambat. Selain itu, keasaman
tanah yang tinggi juga dapat menyebabkan rusaknya sistem perakaran dan
mikroorganisme tanah, sehingga ekosistem gambut menjadi semakin terganggu.

Dalam keseluruhan, kedua indikator tersebut menjadi faktor penentu kerusakan


ekosistem gambut untuk fungsi budidaya karena keduanya sangat erat kaitannya
dengan karakteristik ekosistem gambut. Jika kedua indikator tersebut tidak
terpenuhi, ekosistem gambut masih dapat mempertahankan fungsi hidrologis dan
keseimbangan lingkungannya sehingga dapat mendukung keberlangsungan
budidaya.
2. PP Nomor 71 Tahun 2014 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem
Gambut pada pasal 35 ayat 1 menjelaskan tentang Upaya pelestarian ekosistem
gambut sebagai pengendali dampak perubahan iklim yaitu mitigasi dan adaptasi
perubahan iklim. Jelaskan tentang kedua upaya tersebut dalam pelestarian ekosistem
gambut
Jawaban :
Upaya pelestarian ekosistem gambut sebagai pengendali dampak perubahan iklim
melalui mitigasi dan adaptasi perubahan iklim memiliki peran penting dalam
menjaga keberlangsungan ekosistem gambut. Berikut penjelasan mengenai kedua
upaya tersebut:
 Mitigasi perubahan iklim
Mitigasi perubahan iklim adalah upaya yang dilakukan untuk mengurangi emisi gas
rumah kaca yang berasal dari aktivitas manusia, seperti penggunaan bahan bakar
fosil dan penebangan hutan. Ekosistem gambut memiliki potensi untuk menjadi
sumber emisi gas rumah kaca, terutama ketika terjadi pembukaan lahan gambut
untuk pertanian atau perkebunan. Oleh karena itu, mitigasi perubahan iklim dalam
pelestarian ekosistem gambut dilakukan dengan mengurangi atau mencegah
terjadinya emisi gas rumah kaca dari ekosistem gambut, misalnya dengan
melakukan restorasi lahan gambut yang rusak atau menghentikan praktik
pembakaran lahan.
 Adaptasi perubahan iklim
Adaptasi perubahan iklim adalah upaya yang dilakukan untuk mengurangi dampak
perubahan iklim pada ekosistem dan masyarakat yang tinggal di sekitarnya.
Ekosistem gambut memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan hidrologis,
terutama dalam mengurangi risiko banjir dan kekeringan. Oleh karena itu, upaya
adaptasi perubahan iklim dalam pelestarian ekosistem gambut dilakukan dengan
mempertahankan fungsi hidrologis ekosistem gambut melalui pengaturan tata air
yang tepat, seperti melalui pembangunan infrastruktur irigasi yang berkelanjutan.

Kesimpulannya, mitigasi dan adaptasi perubahan iklim dalam pelestarian ekosistem


gambut saling berkaitan dan menjadi sangat penting dalam menjaga
keberlangsungan ekosistem gambut sebagai pengendali dampak perubahan iklim.
Mitigasi dilakukan dengan mengurangi emisi gas rumah kaca dari ekosistem
gambut, sementara adaptasi dilakukan dengan mempertahankan fungsi hidrologis
ekosistem gambut untuk mengurangi dampak perubahan iklim pada ekosistem dan
masyarakat yang tinggal di sekitarnya.

3. PP Nomor 71 Tahun 2014 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem


Gambutpada pasal 40 ayat 2 dan 3 mengenai saksi admistratif. Bagaimana menurut
Saudara keefektifan saksi yang berlaku terhadap bentuk perlindungan ekosistem
gambut
Jawaban :
Pasal 40 ayat 2 dan 3 PP Nomor 71 Tahun 2014 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Ekosistem Gambut mengatur tentang saksi administratif yang diberikan
kewenangan untuk melakukan tindakan penegakan hukum terhadap pelanggaran
terhadap ketentuan dalam peraturan tersebut. Saksi administratif dapat mengambil
tindakan penyitaan, penghentian sementara kegiatan, dan/atau penghentian kegiatan
yang berdampak negatif pada ekosistem gambut.

Dalam hal ini, saksi administratif memiliki peran penting dalam memberikan
perlindungan terhadap ekosistem gambut, terutama dalam mencegah terjadinya
kerusakan atau pengrusakan terhadap ekosistem gambut. Dengan adanya saksi
administratif, diharapkan dapat mempercepat proses penegakan hukum dan
mendorong kesadaran masyarakat dan pengusaha untuk mematuhi ketentuan dalam
peraturan tersebut.

Namun, efektivitas saksi administratif dalam bentuk perlindungan ekosistem gambut


masih sangat tergantung pada penegakan hukum yang dilakukan oleh pihak yang
berwenang. Selain itu, saksi administratif juga harus memiliki kemampuan dan
sumber daya yang memadai dalam melaksanakan tugasnya sebagai penegak hukum.
Dalam hal ini, peran dari pihak yang berwenang dan dukungan dari masyarakat juga
sangat penting dalam memastikan efektivitas saksi administratif sebagai bentuk
perlindungan terhadap ekosistem gambut.

Kesimpulannya, saksi administratif memiliki potensi untuk memberikan


perlindungan terhadap ekosistem gambut, namun efektivitasnya tergantung pada
penegakan hukum yang dilakukan oleh pihak yang berwenang dan dukungan dari
masyarakat. Oleh karena itu, perlu adanya upaya yang lebih serius dan
komprehensif dalam memberikan perlindungan terhadap ekosistem gambut, seperti
melalui penegakan hukum yang tegas dan dukungan dari berbagai pihak yang
terlibat.

4. Dalam Pergub Nomor 39 Tahun 2019 tentang Pencegahan dan Penanggulangan


Kebakaran Hutan dan Lahan pada pasal 15 ayat 2 mengenai meningkatkan
kesadaran masyarakat dengan mengembangkan nilai-nilai adat dan kelembagaan
serta kebiasan masyarakat adat dalam mendukung perlindungan hutan dan lahan.
Berikan gambaran dan contoh konkret ttg hal tersebut
Jawaban :
Pasal 15 ayat 2 Pergub Nomor 39 Tahun 2019 tentang Pencegahan dan
Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan menyatakan bahwa salah satu upaya
untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mendukung perlindungan hutan
dan lahan adalah dengan mengembangkan nilai-nilai adat dan kelembagaan serta
kebiasaan masyarakat adat. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengenalkan dan
memperkuat nilai-nilai adat dan kebiasaan masyarakat dalam memelihara dan
melestarikan lingkungan, serta melibatkan mereka dalam upaya-upaya konservasi.

Contoh konkret dari hal ini adalah dengan memperkuat peran dan keberadaan
masyarakat adat dalam pengelolaan hutan dan lahan di wilayahnya. Masyarakat adat
memiliki pengetahuan dan kebiasaan yang turun-temurun dalam memelihara dan
menjaga lingkungan, termasuk hutan dan lahan. Oleh karena itu, melibatkan
masyarakat adat dalam upaya-upaya konservasi dapat memberikan hasil yang lebih
baik dan berkelanjutan.

Selain itu, dapat dilakukan juga upaya-upaya pengenalan nilai-nilai adat dan
kebiasaan masyarakat melalui pendekatan pendidikan dan sosialisasi. Misalnya,
dengan mengadakan kegiatan pelatihan dan workshop untuk masyarakat tentang
pentingnya menjaga hutan dan lahan, serta memperkenalkan nilai-nilai adat dan
kebiasaan yang terkait dengan lingkungan.

Dalam hal ini, pemerintah daerah dan lembaga terkait dapat memfasilitasi dan
mendukung upaya-upaya tersebut dengan menyediakan sumber daya yang
diperlukan, seperti tenaga ahli, peralatan, dan dana. Dengan demikian, diharapkan
dapat terbentuk masyarakat yang sadar dan peduli terhadap lingkungan serta
memiliki kemampuan dalam menjaga dan melestarikan hutan dan lahan secara
berkelanjutan.

Anda mungkin juga menyukai