Anda di halaman 1dari 8

TUGAS MATA KULIAH PERTANIAN BERLANJUT

ASPEK TANAH

Disusun oleh :

Nama : Muhammad Raihan Wahib K


NIM : 205040100111144
Kelas : U

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2022
Sesi 1
1. Jelaskan yang kalian pahami tentang pengertian lansekap?
Lanskap adalah suatu sistem yang menyeluruh yang di dalamnya ada hubungan antara komponen
biotik dan abiotik, termasuk komponen pengaruh manusia. Menurut Forman dan Godron (1986)
menyebutkan bahwa lanskap adalah sebuah area yang heterogen yang terbentuk berbagai tipe ekosistem yang
saling berinteraksi.

2. Bagaimana cara melakukan pemetaan guna mengklasifikasikan struktur dan macam landskap!
Pemetaan dapat dilakukan menggunakan dua cara, yang pertama yaitu menggunakan pesawat dan
balon udara untuk pemetaan pada ketinggian rendah. Pemetaan ini akan menghasilkan gambaran
lanskap pada skala 1:5000, dimana pada skala 1:5000 sudah termasuk sangat teliti. Cara kedua
untuk pemetaan dapat menggunakan teknologi satelit. Cara ini dilakukan dengan menempatkan
satelit pada orbit di ketinggian tertentu. Pada umumnya, satelit yang digunakan untuk memonitor
cuaca ditempatkan pada orbit geostasioner, dimana ketinggiannya berada pada ketinggian 35.800
km. Sedangkan satelit yang digunakan untuk memantau permukaan bumi pada umumnya
ditempatkan pada orbit polar yaitu dengan ketinggian 6 000 – 12 000 km. Dengan menggunakan
cara ini, maka struktur yang akan didapat berupa klasifikasi penutupan lahan.

3. Apa yang menyebabkan heterogenitas struktur pembentuk lanskap? Jelaskan!


Penyebab heterogenitas lanskap adalah dari beragam lingkungan, populasi dan komunitas proses,
serta karena adanya gangguan. Contohnya seperti adanya topografi, gangguan dan spesies tanaman
yang dominan, dan masih banyak lagi.

4. Apa peran Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografi (SIG) dalam kaitannya dengan
struktur lanskap? Berikan contohnya!
Menurut (Prasetyo, 2017) penggunaan penginderaan jauh dan SIG adalah untuk menentukan
batas-batas bentang alam, mengetahui fungsi dan struktur bentang alam. Selain itu peran
penginderaan jauh dan Sistem Informasi Geograsi dapat digunakan untuk mengembangkan sistem
pemantauan dan peringatan dini guna mencapai perubahan struktural fungsi lanskap di masa yang
akan datang. Contohnya adalah menentukan batas tanah dan mengetahui luas tanah yang diamati.

Sesi 2

1. Apa saja yang mendasari dilakukannya konservasi biodiversitas dan penerapan pertanian
berlanjut dalam paradigma baru ekoagrikultur lanskap?
Ada beberapa aspek yang mendasari dilakukannya konservasi biodiversitas dan penerapan pertanian
berlanjut dalam paradigma baru ekoagrikultur lanskap, contohnya adalah ukuran dan heterogenitas
(komposisi, struktur, dan fungsi), kualitas ‘patch’ dan bentuknya terkait dengan hubungannya
dengan habitat asli dalam landscape pertanian, perbatasan (border) dan tepi (edges), dan gangguan
serta fregmentasi.

2. Jelaskan secara singkat apa tantangan dalam pengelolaan lansekap pertanian pada awal abad
ke-20!
Pada awal abad ke-20, tantangan dalam pengelolaan lansekap pertanian yaitu terjadi pergeseran
hasil pertanian yang berdampak pada pelestarian keanekaragaman hayati dan juga mengakibatkan
penurunan hasil pertanian akibat menurunnya kesuburan tanah. Selain itu tantangannya dalam
mempertahankan lanskap ekoagrikultur serta meningkatkannya.

3. Mengapa kegiatan konservasi biodiversitas berkontribusi penting dalam pengembangan sektor


pertanian berlanjut di tingkat lansekap?
Kegiatan konservasi biodiversitas sangat penting untuk pengembangan sektor pertanian
berkelanjutan di tingkat lanskap karena memiliki banyak keunggulan dalam hal keanekaragaman
hayati, faktor etika dan agama serta faktor estetika manusia. Biodiversitas sangat berharga karena
menjaga keseimbangan antara siklus air dan pengelolaan air. Selain itu, keanekaragaman hayati
dapat mempertahankan kesuburan tanah dan lingkungan laut dengan menyediakan nutrisi dari sisa-
sisa hutan. Keanekaragaman hayati juga berperan dalam mencegah erosi dan abrasi dan juga dapat
mengendalikan iklim mikro. Keanekaragaman hayati ini juga berharga sebagai warisan bagi
generasi mendatang.

4. Apa saja yang perlu diperhatikan dalam mewujudkan pertanian berlajut dalam hal konservasi
biodiversitas?
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mewujudkan pertanian berlanjut dalam hal konservasi
biodiversitas yaitu lanskap pertanian harus terletak di sekitar area habitat kritis untuk spesies liar
lokal, nasional, ataupun internasional. Selain itu, lanskap pertanian juga harus terdegradasi, dimana
hal ini akan berpengaruh terhadap jasa ekosistem yang dipulihkan. Sehingga hal ini sangat penting
guna tercapainya manfaat pertanian dan keanekaragaman hayati. Hal yang tidak kalah pentingnya
adalah lanskap pertanian harus memiliki fungsi sebagai penyedia jasa ekosistem. Sistem pertanian
yang diterapkan juga harus berada di pinggiran kota. Hal ini akan menciptakan pengelolaan yang
cermat, karena sangat diperlukan untuk melindungi ekologi, satwa liar, dan kesehatan manusia.

5. Bagaimana sistem pertanian berlanjut dapat memberikan manfaat jasa lingkungan pada skala
lansekap? Selain itu, bagaimana sistem pertanian dikatakan layak dalam mendukung dari segi
finansial bagi petani atau masyarakat?
Sistem pertanian berlanjut memberikan manfaat jasa lingkungan pada skala lansekap seperti
kesuburan tanah, pasokan air dan oksigen, dan keberadaan populasi biologis yang berkontribusi
terhadap kesuburan tanah. Manfaat ini sejalan dengan diterapkannya prinsip pedoman untuk
konservasi lingkungan. Beberapa pedoman tersebut diantaranya seperti menerapkan strategi
konservasi tertentu, mencegah kerusakan, fragmentasi, dan masih banyak lagi. Dehingga dengan
diterapkannya prinsip pedoman tersebut akan dapat memberikan manfaat lingkungan pada skala
lansekap. Sistem pertanian tersebut juga dikatakan layak dalam mendukung dari segi finansial bagi
petani ataupun masyarakat karena jika lingkungan baik maka tanaman yang dihasilkan akan baik,
maka akan menguntungkan bagi petani karena hasil produksi yang terus meningkat tanpa adanya
penggunaan pupuk kimia,sehingga hal ini juga akan menjaga kesuburan tanah.

Sesi 3

1. Berdasarkan literatur terkait dengan C0 2 , apa tantangan yang sedang dihadapi dalam proses
penerapan sistem Pertanian Berlanjut saat ini?
Tantangan yang sedang dihadapi dalam proses penerapan sistem pertanian berlanjut ini adalah
hilangnya keanekaragaman hayati dan degradasi jasa ekosistem. Untuk mengatasi hal tersebut
diperlukan penanganan yang tepat dengan tetap menjaga keanekaragaman hayati yang ada.

2. Apa definisi dan perbedaan strategi intensifikasi konvensional dan intensifikasi agroekologi?
Intensifikasi Konvensional adalah intensifikasi pertanian yang ditujukan untuk meningkatkan
hasil panen dan tidak serta merta membantu mengurangi kelaparan global. Sedangkan intensifikasi
agroekologi merupakan rekayasa ekologi yang berfokus untuk meningkatkan produktivitas
berkelanjutan dengan menggabungkan pola dan proses keanekaragaman hayati alami.

3. Jelaskan bagaimana kesesuaian penerapan kedua strategi tersebut terhadap sistem Pertanian
Berlanjut?
Strategi intensifikasi agroekologi dan intensifikasi konvensional berguna untuk petani kecil yang
produktif, karena terdapat kebijakan yang mengharuskan ketahanan pangan dengan menekankan
pada peningkatan kapasitas agroekologi. Kedua strategi tersebut menggunakan teknik yang ramah
lingkungan dan berkelanjutan untuk mengelola lahan pertanian semaksimal mungkin tanpa
menggunakan pestisida. Selain itu, kehadiran strategi ini dapat mengkonsolidasikan kesuburan
tanah dan meningkatkan produksi dalam kombinasi dengan konservasi keanekaragaman hayati
fungsional, sehingga mengurangi risiko petani kecil.
Sesi 4

1. Mengapa sistem tanam agroforestri ditawarkan sebagai solusi dalam mengatasi trade-off
(masalah ekonomi dan ekologi) yang terjadi?
Agroforesti merupakan suatu sistem pengelolaan lahan yang jika diterapkan maka akan dapat
mengatasi penurunan kesuburan tanah, erosi, kepunahan flora dan fauna, banjir, kekeringan,
perubahan lingkungan global, hingga masalah pangan. Menurut (Suryani, 2012) Model usahatani
pada agroforestri merupakan perpaduan antara hutan alam, pertanian dan peternakan. Hal ini
menunjukkan bahwa agroforestri memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Agroforestri tidak
hanya fokus pada masalah teknis dan biofisik. Namun, fokusnya juga pada isu-isu sosial, ekonomi
dan budaya yang selalu berubah, menjadikan agroforestri sebagai bidang ilmu yang dinamis.
2. Apakah konversi hutan menjadi lahan agroforestri menjadi opsi terbaik dalam penyeimbangan
antara nilai ekonomi dan lingkungan?
Konversi hutan hujan tropis menjadi agroforestri memiliki dampak yang signifikan terhadap
biomassa tanaman dan stok karbon hutan. Selain itu, keanekaragaman jenis tumbuhan dan serangga
yang memanfaatkan hutan juga terpengaruh. Konversi hutan ini menjadi lahan agroforestri dapat
menyebabkan hilangnya tidak hanya spesies tanaman yang ada di sana, tetapi juga spesies yang
menghuni hutan.
3. Apakah aspek lingkungan yang berkelanjutan dan aspek ekonomi dapat dicapai bersama secara
maksimal dalam sistem pertanian berlanjut? Bagaimana menurut pendapat kalian?
Menurut pendapat saya, 2 aspek tersebut dapat dicapai bersama secara dengan maksimal dalam
pertanian berlanjut. Hal ini dapat terjadi jika semua aspek yang membentuk pertanian termasuk
dalam keberlanjutan, maka aspek ekonomi dan lingkungan dapat diwujudkan dengan baik. Dan jika
dari segi lingkungan sudah mendukung, maka hasil dari pertanian yang berkelanjutan akan
mempengaruhi situasi ekonomi petani. Oleh karena itu, jika lingkungan dapat dikelola dengan baik
berdasarkan sistem pertanian berkelanjutan, perekonomian petani juga akan berkembang.

Sesi 5

1. Hal apa saja yang dapat dilakukan untuk mencegah degradasi lahan dengan
mempertimbangkan aspek lingkungan dan sosial-ekonomi?
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah degradasi lahan tetapi juga
mempertimbangkan aspek lingkungan dan sosial ekonomi antara lain :
a. Menerapkan pertanian konversi dan pengolahan tanah konservasi. Hal ini disebabkan
faktor sosial ekonomi seringkali menjadi halangan dalam menghasilkan pangan. Sehingga
untuk mengatasi hal tersebut dapat dilakukan penerapan teknologi intensifikasi yang
berkelanjutan.
b. Tidak menggunakan output yang berasal dari bahan kimia.

2. Bagaimana bisa terjadi trade-off antara faktor lingkungan dan sosial - ekonomi dalam
kegiatan intensifikasi?
Trade off pada faktor lingkungan dan sosial ekonomi dalam kegiatan intensifikasi dapat muncul
karena efisiensi satu sektor dapat merugikan sektor lain. Untuk mengatasi hal ini, dua aspek tersebut
dapat lebih dipahami dalam mempertimbangkan keputusan yang dibuat terhadap dampak yang
terjadi.

3. Andaikan kalian menjadi seorang pemangku kebijakan, bagaimana solusi yang akan
ditawarkan untuk mengatasi trade-off permasalahan ekonomi dan lingkungan?
Menurut saya, kebijakan pertama yang akan saya buat untuk mengatasi trade off permasalahan
ekonomi dan lingkungan adalah dengan meninjau semua aspek yang ada dalam faktor lingkungan
dan sosial ekonomi. Misalnya, kami menawarkan alternatif baru yang ramah lingkungan dan
terjangkau untuk penggunaan pupuk dan pestisida. Rekomendasi dan saran juga dapat diberikan
kepada petani agar petani dapat terus berproduksi sesuai prinsip pertanian berkelanjutan. Kebijakan
selanjutnya adalah memberikan preferensi pada pelaksanaan agroforestri dalam sistem pertanian,
karena agroforestry ini sesuai dengan konsep pertanian berkelanjutan dari sudut pandang
lingkungan dan ekonomi.

Sesi 6

1. Apa saja permasalahan yang biasa terjadi di suatu lahan dengan sistem pertanian intensif yang
dapat mempengaruhi keberlanjutan lahan?
Permasalahan yang biasa terjadi di suatu lahan dengan sistem pertanian intensif yang dapat mempengaruhi
keberlanjutan lahan adalah terjadinya degradasi lahan. Hal ini diakibatkan oleh penggunaan input kimia
dalam prosesnya dan penggunaan lahan yang tanpa berhenti/jeda.

2. Bagaimana ciri tanah yang sehat berdasarkan sifat fisik, kimia, dan biologi?

Ciri tanah yang sehat berdasarkan sifat fisik :

• Tersusun atas mineral, bahan organik, air, dan udara.

• Tanah yang subur pada umumnya bertekstur pasir, lempung dan memiliki debu yang
seimbang.

Ciri tanah yang sehat berdasarkan sifat kimia :


• Di dalam tanahnya terdapat aktivitas mikroorganisme yang berperan penting terhadap
kesuburan tanah karena dapat membantu proses dekomposisi bahan organik menjadi
humus untuk tumbuh kembang tanaman. Selain itu, banyaknya aktivitas mikroorganisme
dalam tanah tersebut juga mampu menghasilkan CO2 yang berguna untuk aerasi tanah
sehingga dapat membantu proses fotosintesis dari tanaman yang tumbuh di atasnya.

Ciri tanah yang sehat berdasarkan sifat biologi :

• Tanah yang mengandung kemasaman tanah sekitar 6-7,5 atau yang berada pada pH netral.
Hal ini dikarenakan pada pH tersebut unsur hara akan mudah larut dalam air dan
mikroorganisme dapat berkembang dengan baik pula. Selain itu, tanah yang sehat juga
dicirikan dengan tingginya kandungan unsur hara dan kandungan bahan organic di dalamnya.

3. Bagaimana cara menajeman tanah sehat ?

Cara manajemen tanah sehat antara lain yaitu menggunakan bahan organik ke dalam tanah, tidak
memadatkan tanah sehingga sulit bagi tanaman untuk tumbuh, Mengelola saluran air,
meminimalkan pengolahan tanah dan gangguan tanah lainnya, menjaga pH optimal, memberikan
pasokan nutrisi yang cukup untuk tanaman tanpa mengakibatkan pencemaran air, dan memberikan
jeda / mengistirahatkan tanah.

4. Bagaimana cara penanganan pupuk? aspek apa saja yang harus diperhatikan?

Cara penanganan pupuk dapat dilakukan dengan menyebarkan batu kapur untuk menaikkan pH,
atau menyebarkan belerang untuk menurunkan pH. Selain itu memupuklah sesuai kebutuhan
tanah, agar gulma tidak tumbuh dengan cepat. Untuk aspek yang harus diperhatikan adalah cara
pengolahannya agar tidak salah dan menghasilkan tanaman yang baik.

5. Jelaskan prinsip pengurangan erosi yang baik!


Prinsip pengurangan erosi yang baik adalah dengan menggunakan praktik pengelolaan tanah yang
dapat meningkatkan agregasi dan infiltrasi. Pengurangan erosi juga dapat dilakukan dengan
menjaga ketersediaan bahan organic tanah, dan menjaga tanah agar tetap tertutup, hal ini
dikarenakan biasanya erosi air dan angin terjadi ketika tanah berada pada posisi terbuka.
Daftar Pustaka

Forman, R. T. T. and M. G. (1986). Landscape ecology. New York: John Wiley & Sons.
Prasetyo, L. B. (2017). Pendekatan Ekologi Lanskap Untuk Konservasi Biodiversitas. In Fakultas
Kehutanan, Institut Pertanian Bogor (Vol. 53, Issue 9).
Suryani, E. (2012). Peningkatan Produktivitas Tanah Melalui Sistem Agroforestri. Peningkatan
Produktivitas Tanah Melalui Sistem Agroforestri, 6(2).

Anda mungkin juga menyukai