Anda di halaman 1dari 4

Nama : Erik Distyantoro

Npm : 41155010220009
Prodi : Teknik Industri
Mata Kuliah : Ekologi Industri

UJIAN AKHIR SEMESTER

1. Sebelum terjadinya kerusakan ekosistem, tumbuhan belum mengalami kerusakan dan hutan
hutan masih sangat lebat dan pertumbuhan yang cukup baik, lingkungan di seitar pun masih
cukup asri, hewan dan binatang belum mengalami kepunahan dengan seiring berjalannya
waktu dan perkembangan zaman juga teknologi yang semakin maju, munculah salah
satunya ialah adanya efek rumah kaca di bumi yang tidak seimbang dengan daya tampung
wilayah menjadikan keseimbangan lingkungan hilang yang berujung pada terjadinya
bencana bencana dimana mana, salah satunya pengaruh utama dari pemanasan global
terhadap terjadinya bencana.

Sesudah terjadinya kerusakan mengakibatkan perubahan musim yang tidak seimbang dan memicu
percepatan siklus geologi dan metereologi, meningkatnya suhu udara dari waktu ke waktu yang
dapat mempengaruhi kenikan muka air laut hingga mengakibatkan kekeringan berkepanjangan,
menurunnya produktifitas pertanian, rusaknya suatu ekosistem dan tatanan kehidupan manusia
dalam jangka panjang. Dan ada juga banjir yang diakibatkan rusaknya fungsi hutan sebagai pengatur
siklus air, tata kelola lahan yang tidak baik selain itu dapat mempengaruhi ketersediaan sumber daya
air baik yang ada di permukaan, maupun yang ada di bawah permukaan sehingga mempengaruhi
kehidupan dan penghidupan masyarakat serta aset aset kahidupan yang ada meliputi manusia, fisik
(infrasrukur), ekonimi, sosial budaya dan sumber daya

Ada juga salah satunya dampak kerusakan ekosistem hutan bakau (mangrove) di Kecamatan
Secanggang, Kabupaten Langkat. Desa terpilih yang menjadi lokasi penelitian adalah Jaring Halus dan
Kwala Besar, dikarenakan kedua desa ini berada di sekitar ekosistem hutan bakau, memiliki garis
pantai yang panjang dan hamper seluruh penduduknya memiliki mata pencaharian yang terkait
langsung dengan sector perikanan. Untuk mendapatkan gambaran dampak kerusakan, dilakukan
analisis statistic dengan menggunakan uji t mached pair untuk mengetahui signifikansi perbedaan
beberapa indikator yang dianalisis pada saat sebelum dan sesudah terjadinya kerusakan ekosistem
mangrove. Indikator-indikator tersebut antara lain pendapatan rumah tangga, keragaman jenis biota
tangkapan nelayan, kemudahan bekerja dan berusaha, serta ketersediaan bahan baku dan
komoditas perdagangan yang berbasiskan sumber daya perikanan. Hal ini dikarenakan sektor
perikanan laut/payau sangat terkait dengan eksistensi dan peran ekosistem mangrove sebagai
habitat dan penyangga kehidupan aneka biota laut yang menjadi sumber mata pencaharian nelayan.

2. Peran masyarakat secara langsung


Melakukan hal hal kecil yang berdampak positif terhadap perubahan iklim yang terjadi
seperti mencintai alam dan menjaga lingkungan, tidak menebang pohon, tidak membuang
sampah sembarangan, membatasi penggunaan bermotor, mengelola limbah asap, air
dengan bijak, mengemat penggunaan listrik dan air, mengurangi penggunaan sampah plastik
dan menanam pohon di lingkungan sekitar
 Memberi informasi kepada pemerintah. Peran serta masyarakat terutama akan dapat
menambah perbendaharaan pengetahuan mengenai sesuatu aspek tertentu yang
diperoleh dari pengetahuan khusus masyarakat itu sendiri maupun dari para ahli yang
dimintai pendapat oleh masyarakat. Dimana berbagai kepentingan, permasalahan,
pengetahuan dan pemahaman masyarakat dapat menjadi sebuah masukan yang
berharga dalam rangka meningkatkan kualitas pengambilan keputusan.
 Meningkatkan kesediaan masyarakat untuk menerima keputusan pemerintah. Seorang
warga masyarakat yang telah memperoleh kesempatan untuk berperanserta dalam
proses pengambilan keputusan dan tidak dihadapkan pada suatu “fait accompli”, akan
cenderung untuk memperlihatkan kesediaan yang lebih besar guna menerima dan
menyesuaikan diri dengan keputusan tersebut.
 Membantu perlindungan hukum. Peran serta pada dasarnya dapat mencegah timbulnya
pengajuan gugatan oleh masyarakat. Apabila pengambilan sebuah keputusan telah
diambil dengan memperhatikan keberatan-keberatan yang diajukan oleh masyarakat
selama berlangsungnya proses pengambilan keputusan, maka akan menghilangkan
berbagai keberatan atau sumber permasalahan yang kedepannya, mungkin berpotensi
menjadi perkara di pengadilan. Selain itu, pada saat peran serta dalam proses
pengambilan keputusan, maka berbagai alternatif dapat dan memang akan dibicarakan,
setidak-tidaknya sampai suatu tingkatan tertentu. Sebaliknya, apabila sebuah perkara
sampai pada pengadilan, maka lazimnya perkara tersebut hanya terbatas atau
memusatkan pada suatu persoalan tertentu saja, sehingga tidak terbuka kesempatan
untuk memberikan saran atau alternatif pertimbangan lainnya.
 Mendemokratisasikan pengambilan keputusan. Dalam hubungan dengan peran serta
masyarakat ini, ada pendapat yang menyatakan, bahwa dalam pemerintahan dengan
sistem perwakilan, maka hak untuk melaksanakan kekuasaan ada pada wakil-wakil
rakyat yang dipilih oleh rakyat. Dengan demikian, tidak ada keharusan adanya bentuk-
bentuk dari peran serta masyarakat karena wakil-wakil rakyat itu bertindak untuk
kepentingan rakyat. Dikemukakan pula argumentasi, bahwa dalam sistem perwakilan,
peran serta masyarakat dalam proses pengambilan keputusan administratif akan
menimbulkan masalah keabsahan demokratis, karena warga masyarakat, kelompok atau
organisasi yang turut serta dalam proses pengambilan keputusan tidaklah dipilih atau
diangkat secara demokratis. Terhadap kritik-kritik tersebut di atas, Gundling
mengemukakan tanggapannya, yaitu : (1) bahwa demokrasi dengan sistem perwakilan
adalah satu bentuk demokrasi, bukan satu-satunya; (2) bahwa sistem perwakilan tidak
menutup bentuk-bentuk demokrasi langsung; dan (3) bahwa bukanlah warga
masyarakat, sekelompok warga masyarakat atau organisasi yang sesungguhnya
mengambil keputusan; mereka hanya berperan serta dalam tahap-tahap persiapan
pengambilan keputusan. Monopoli Negara dan lembaga-Iembaganya untuk mengambil
keputusan tidaklah dipersoalkan oleh adanya peran serta masyarakat ini. Peran serta
masyarakat dapatlah dipandang untuk membantu Negara dan lembaga-lembaganya
guna melaksanakan tugas dengan cara yang lebih layak diterima dan berhasil guna.
Peran masyarakat secara tidak langsung
Hal hal yang berdampak positif terhadap perubahan iklim seperti memberikan/memasang slogan
untuk menjaga lingkungan, memberikan edukasi tentang pentingnya menjaga lingkungan di berbagai
media/acara lain, dan memberikan edukasi kepada generasi penerus untuk pentingnya menjaga
lingkungan

3. Peran pemerintah
Pemerintah telah melakukan berbagai cara termasuk dengan memperbaiki instrument-
instrumen hukum terutama yang terkait dengan lingkungan hidup. Salah satu produk hukum
terbaru yang disahkan oleh pemerintah adalah UU No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Undang-undang yang berlaku sejak oktober 2009 dan
tercatat dalam lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2009 No 140 ini menggantikan
peran dari UU No 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Mengadakan program :
a. Program Pengembangan dan Peningkatan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan
Lingkungan Hidup.
b. Program Peningkatan Efektifita Pengelolaa, Konservasi dan Rehabilitas Sumber Daya
Alam.
c. Program pencegahan dan Pengendalian Kerusakan dan Pencemaran Lingkungan Hidup.

1. Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)

KLHS memuat rangkaian sistem analisis sistematis, menyeluruh, dan partisipatif. Hasil kajian
ini akan menjadi acuan bagi pemerintah daerah Kabupaten Gresik maupun pihak lainnya di
dalam melakukan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup secara terpadu dan
berkesinambungan mulai dari tahap perencanaan, pemanfaatan, pengendalian,
pe,eliharaan, pengawasan dan penegakan hukum.

2. Penyediaan Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Di dalam undang0undang No.26 Tahun 2007 tentang penataan ruang, perencanaan tata
ruang wilayah kota harus memuat rencana penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka
hijau yang luas miimalnya 30% dari luas wilayah kota, dengan proporsi 20% RTH Publik dan
10% RTH Privat.

4. Peran perusahaan
Menerapkan produksi bersih yaitu meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya alam,
mencegah pencemaran lingkungan dan mengurangi terbentuknya limbah pada sumbernya.
- Mengganti bahan baku dan bahan penolong yang lebih ramah lingkungan
- Peningkatan efisiensi penggunaan air
- Mengelola limbah di dalam perusahaan
- Menggunakan sumber energi terbarukan dalam proses produksi
Contohnya : mikro hidro, sel surya, turbin angin dll
- Melakukan konversi limbah organik menjadi sumber energi yang terbarukan

Memanfaatkan energi panas:


Pemanfaatan energi panas bumi dan pembangunan industri dilakukan dalam jangka waktu
yang panjang dan berkelanjutan sehingga perlu untuk mempertahankan hubungan harmonis
antara perusahaan dan masyarakat di sekitar wilayah operasi. Model dari hubungan
kolaboratif dengan institusi pemerintah daerah adalah strategi yang layak diterapkan pada
proyek industri energi panas bumi.
1. Pengelolaan Lingkungan Pedesaan Konservasi Lahan Pertanian sebagai sarana pelatihan dan
pengembangan kapasitas petani dan masyarakat lokal dalam meningkatkan kesejahteraan.
Misalnya, pembangunan APPT (Area Percontohan Pertanian Terpadu) di Muara Labuh,
Sumatera Barat dan Rantau Dedap, Sumatera Selatan.
2. Upaya perlindungan lingkungan, pertumbuhan ekonomi dan kinerja desa/nagari yang
akuntabel dan transparansi. Misalnya, dukungan PerNag terkait alih fungsi lahan di Nagari
Pauh Duo Nan Batigo dan pelatihan aparat desa di Kab. Lampung Selatan.
3. Pelibatan pemerintahan setempat mulai dari jenjang kabupaten hingga desa/nagari dalam
pengelolaan program pemberdayaan masyarakat yang mendukung pengelolaan lingkungan.
Misalnya, program Green Belt of Bangko Putih di Muara Laboh bersama BPBD.
4. Kerja sama dengan instansi yang terkait dengan pemulihan ekosistem di kawasan
konservasi.

Anda mungkin juga menyukai