Anda di halaman 1dari 3

Kelompok III

1. Rijal Kurniawan : 19052030


2. Diana Yuliska : 18052095
3. Andriani : 19052096
4. Maghfira Yulista : 19052065
5. Maharani : 19052107

Pendidikan Lingkungan Hidup

Materi Pokok : Azas- azas Lingkungan Hidup

1. Asas Ekoregion
Asas Ekoregion adalah bahwa perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup harus
memperhatikan karakteristik sumber daya alam, ekosistem kondisi geografis, budaya
masyarakat setempat, dan kearifan lokal.
2. Asas Keanekaragaman Hayati
Asas Keanekaragaman Hayati adalah bahwa perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup harus memperhatikan upaya terpadu untuk mempertahankan
keberadaan, keragaman, dan keberlanjutan sumber daya alam hayati yang terdiri atas
sumber daya alam nabati dan sumber daya alam hewani yang bersama dengan unsur
nonhayati di sekitarnya secara keseluruhan membentuk ekosistem.
3. Asas Pencemar Membayar
Asas Pencemar Membayar adalah bahwa setiap penanggung jawab yang usaha atau
kegiatannya menimbulkan pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup wajib
menanggung biaya pemulihan lingkungan.
Contoh Kasus : PT. Dhamasraya Sawit Lestari (DSL) mendapatkan surat teguran
keras dari Dinas Lingkungan Hidup Dharmasraya karena limbah pabrik membuat
sungai Batang Siat menghitam. Dalam surat dengan Nomor 660/306/DLH-2021,
Perihal teguran tertulis perbaikanpengelolaan lingkungan PT DSL tertanggal 31
Agustus 2021 tersebut, berisikan bahwa fakta di lapangan telah terjadi pembuangan
air limbah secara bersamaan dengan debit yang lebih besar dari sebelumnya. PT DSL
juga akan diberikan denda dan sanksi dibekukan apabila hasil labor membuktikan
pembuangan limbah ke sungai melebihi baku mutu.
Di dalam Pasal 20 UU No. 32 Tahun 2009 disebutkan bahwa penentuan terjadinya
pencemaran lingkungan hidup diukur melalui baku mutu lingkungan hidup. Baku
mutu lingkungan hidup salah satunya meliputi baku mutu air. Larangan pencemaran
baku mutu air tersebut disertai dengan suatu sanksi sebagaimana Pasal 98 ayat (1) UU
No. 32 Tahun 2009, yang menentukan: “Setiap orang yang dengan sengaja melakukan
perbuatan yang mengakibatkan dilampauinya baku mutu udara ambien, baku mutu
air, baku mutu air laut, atau kriteria baku kerusakan lingkungan hidup, dipidana
dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) Tahun dan paling lama 10 (sepuluh)
Tahun dan denda paling sedikit Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah) dan paling
banyak Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah)”.
4. Asas Partisipatif
Asas Partisipatif adalah bahwa setiap anggota masyarakat didorong untuk berperan
aktif dalam proses pengambilan keputusan dan pelaksanaan perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Contoh Kasus : Kurangnya partisipasi masyarakat dalam pelestarian lingkungan di
kawasan Pantai Padang. Hal ini dapat dibuktikan dengan masih banyaknya sampah
yang bertebaran di pinggiran pantai. Untuk meningkatkan partisipasi masyarakat
dalam pelestarian lingkungan kawasan Pantai Padang pemerintah membuat program
yaitu dengan adanya program Bus Pariwisata gratis namun diganti pembayarannya
dengan botol dan sampah plastik yang ada di kawasan Pantai Padang. Program ini
dilaunching langsung oleh Walikota Padang. Program ini cukup memberi dampak
positif dan kreatif bagi masyarakat guna mewujudkan Kota Padang yang bersih. Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata juga melakukan pendekatan kepada masyarakat dan
wisatawan dengan mengajak masyarakat untuk ikut menjaga kelestarian lingkungan
pantai yang dilakukan dengan menyebarkan brosur.
5. Asas Kearifan Lokal
Asas Kearifan Lokal adalah bahwa dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup harus memperhatikan nilai-nilai luhur yang berlaku dalam tata kehidupan
masyarakat. Misalnya di Nagari Sumpur, Kecamatan Batipuh Selatan Kabupaten
Tanah Datar Provinsi Sumatera Barat yang melakukan pencegahan kepunahan
populasi ikan bilih di Danau Singkarak, Walinagari Sumpur Kecamatan Batipuh
Selatan Kabupaten Tanah Datar Provinsi Sumatera Barat telah menerbitkan Pernag
(Peraturan Nagari) tentang larangan menangkap ikan bilih dengan menggunakan
bahan peledak, setrum (listrik) dan bahan kimia beracun di Danau Singkarak.
Contoh Kasus: Kasus tentang pelanggaran yang dilakukan oleh nelayan di Sumpur.
Pelanggaran itu berupa penangkapan ikan dengan menggunakan bahan kimia beracun,
berupa cairan potasium yang ditabur disekitar perairan yang terdapat sekumpulan Ikan
bilih, pelakunya disidang di depan wali nagari beserta para tetua Kerapatan Adat
Nagari, dalam persidangan diputuskan sesuai dengan Peraturan Nagari yang telah
dibuat dan disepakati oleh masyarakat nagari Sumpur bahwa sagala bentuk upaya
penangkapan dengan menggunakan bahan-bahan yang berbahaya seperti yang telah
dilakukan dikenakan sanksi berupa alat penangkapan ikan disita untuk dimusnahkan,
selama 3 bulan berturut-turut tidak diperbolehkan melakukan penangkapan ikan
dalam kawasan Danau Singkarak, membuat surat perjanjian, membayar denda 5 sak
semen dan pelaku akan diserahkan kepada pihak kepolisian
6. Asas Tata Kelola Pemerintah yang Baik
Asas Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik adalah bahwa perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup dijiwai oleh prinsip partisipasi, transparansi,
akuntabilitas, efisiensi, dan keadilan.
Contoh Kasus : Penetapan RTRW Provinsi Sumatera Barat belum sesuai dengan
kondisi dan keadaan wilayah maupun daerah setempat, hal ini dapat dilihat dari
beberapa daerah seperti Kecamatan Pangkalan Koto Baru Kabupaten 50 Kota dan
Kecamatan Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan dimana dua daerah
tersebut merupakan daerah rawan bencana seperti bencana banjir bandang dan tanah
lonsor, namun dalam RTRW ditetapkan sebagai wilayah pertambangan khususnya
Galian C. Melihat hal tersebut masyarakat telah mengajukan penolakan namun
pemerintah tetap menerbitkan izin pertambangan. Hal menunjukan tata kelola
pemerintah yang belum baik.
7. Asas Otonomi Daerah
Asas Otonomi Daerah adalah bahwa Pemerintah dan pemerintah daerah mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahan di bidang perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup dengan memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah dalam
bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Bleszeinsky, Gabby. “PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN


DI KAWASAN PANTAI PADANG.” Journal of Education on Social Science, Volume 3 Number 1 ,
2019: 1-13.

Kusai. “KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT TERHADAP KELESTARIANPOPULASI IKAN


BILIH (MYSTACOLEUSEUS PADANGENSIS) DI NAGARI SUMPUR KECAMATAN
BATIPUH SELATAN KABUPATEN TANAH DATAR PROVINSI SUMATERA BARAT.”
Berkala Perikanan Terubuk, Vol. 42. No.2, 2014.

Lesmana, Arnazio Aulia. “PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TERHADAP PELAKU


PENCEMARAN SUNGAI DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2009
TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP.” Jurnal Magister
Hukum Argumentum, Volume 7, Nomor 1 , 2020.

Wati, Evi Purnama. “KEARIFAN LOKAL MENJAGA LINGKUNGAN HIDUP DALAM


PERSPEKTIFEKOREGION DI PALEMBANG.” Bina Hukum Ligkungan, Volume 2, Nomor 1, 2017.

Anda mungkin juga menyukai