Anda di halaman 1dari 2

ANALISIS RESPON HIDROLOGI DAN KUALITAS AIR DAS CISANGKUY

Hydrological Response and Water Quality Analysis of Cisangkuy Watershed

Mawar Kusumawardani1)*, Yayat Hidayat2) dan Kukuh Murtilaksono2)


1) Program Studi Ilmu Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS), Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Jl. Meranti
Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680

2) Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Jl. Meranti Kampus
IPB Dramaga, Bogor 16680

Abstrak :

This study aimed to analyze the performance of SWAT model to predict hydrological response and
water quality of Cisangkuy watershed and to analyze hydrological and water quality responses of
land use management scenarios implied.The method used is modeling with SWAT hydrological
model.

Keywords: Land use management, SWAT Model, water quality ABSTRAK DAS Cisangkuy memiliki
peran penting sebagai penyangga lingkungan dan pemasok air untuk Kota Bandung dan Kabupaten
Bandung. Kuantitas dan kualitas air sungai perlu dipertahankan untuk memenuhi kebutuhan air.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja model SWAT untuk memprediksi respon hidrologi
dan kualitas air DAS Cisangkuy dan untuk menganalisis respon hidrologi dan kualitas air dari
skenario pengelolaan penggunaan lahan yang tersirat. Metode yang digunakan adalah permodelan
dengan model hidrologi SWAT. dan skenario agroforestri berbasis kopi menunjukkan penurunan
aliran permukaan, peningkatan aliran lateral dan aliran dasar. Respons hidrologi skenario RTRW
menunjukkan peningkatan aliran permukaan dan penurunan aliran lateral dan aliran basa.

Kata kunci: Pengelolaan penggunaan lahan, Model SWAT, kualitas air

PENDAHULUAN

Daerah aliran sungai (DAS) Cisangkuy merupakan salah satu sub-das Citarum Hulu.
Kuantitas dan kualitas air sungai perlu dijaga agar kebutuhan air dapat dipenuhi. Kondisi hidrologis
DAS Cisangkuy telah mengalami penurunan yang ditandai dengan fluktuasi debit sungai yang tinggi.
Hal ini ditunjukkan dengan adanya kejadian banjir pada musim hujan dan kejadian kekeringan pada
musim kemarau. Debit tinggi Sungai Cisangkuy pada musim hujan menjadi bagian dari kejadian
banjir yang rutin terjadi setiap tahun di kawasan hulu DAS Citarum. Aliran permukaan dan erosi
pada DAS Cisangkuy tersebut mempengaruhi kuantitas dan kualitas air Sungai Cisangkuy. Salah
satu penyebab penurunan kondisi hidrologis DAS Cisangkuy yakni adanya perubahan penggunaan
lahan, Luas hutan di DAS Cisangkuy pada 1997 seluas 14,977 ha (44.02% dari luas DAS
Cisangkuy). Luas lahan sawah juga mengalami penurunan yakni dari 7,182 ha (21.11 % dari luas
DAS Cisangkuy) menjadi 4,961 ha (14.58% dari luas DAS Cisangkuy). Penggunaan lahan yang
mengalami peningkatan luas yakni kebun campuran, pemukiman, ladang (tegalan), dan
perkebunan.
Sebagai penyangga kebutuhan air bersih Kota dan Kabupaten Bandung, kualitas air Sungai
Cisangkuy perlu diperhatikan. Kegiatan pertanian dan peternakan di wilayah DAS Cisangkuy akan
mempengaruhi kualitas air Sungai Cisangkuy. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pemerintah
telah mengupayakan berbagai program, seperti kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan dan
pengaturan tata ruang melalui Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). Selain upaya tersebut, perlu
disusun upaya lain agar kuantitas dan kualitas air terjaga. Salah satu model hidrologi yang umum
digunakan adalah model SWAT. Model hidrologi SWAT (Soil and Water Assessment Tools) dapat
digunakan untuk menduga respon hidrologi berupa debit, sedimen sungai dan hara. Irsyad (2011),
Junaidi dan Tarigan (2011, 2012), Latifah (2013), dan Karim (2014), menggunakan model SWAT
untuk mengananalisis debit dan sedimen. Salah satu penelitian kuantitas dan kualitas air yang
menggunakan model SWAT yakni Pisinaras et al (2009).

Tujuan penelitian ini yaitu: (1) menganalisis kinerja model SWAT untuk DAS Cisangkuy, dan
(2) menganalisis respon hidrologi dan kualitas air DAS Cisangkuy terhadap penerapan skenario
pengelolaan penggunaan lahan. Adapun outlet pengamatan debit yang diamati yakni SPAS
Cisangkuy -Kamasan. Bahan - bahan yang digunakan terdiri dari data curah hujan dan debit sungai
harian (2004-2014), data iklim (suhu udara minimum, suhu udara maksimum, kecepatan angin dan
radiasi matahari) harian (2004-2014), peta penggunaan lahan (2011-2012), peta jenis tanah, data
DEM, data RTk-RHL DAS Cisangkuy, data point source, data kualitas air sungai (2011-2014), peta
peruntukkan kawasan hutan, dan RTRW Kab. Bandung.

Metode Penelitian Pengumpulan Data Pengumpulan data berupa data digital, peta dan data
sekunder lainnya dilakukan melalui beberapa instansi. Bandung. Menjalankan Model SWAT
Delineasi sub-das. Langkah pertama untuk pada proses simulasi model SWAT adalah delineasi
sub-DAS. Data yang digunakan yakni data DEM sub-DAS Cisangkuy. Data DEM sub-DAS
Cisangkuy dibangun dari peta kontur. Data yang digunakan pada pendefinisian HRU terdiri dari data
penggunaan lahan, jenis tanah dan kemiringan lereng. Penggunaan lahan yang digunakan
merupakan data penggunaan lahan tahun 2011. Validasi merupakan proses uji konsistensi model
untuk periode data selanjutnya. Proses validasi dilakukan dengan menjalankan model
menggunakan data periode yang berbeda dari data yang digunakan ketika kalibrasi tanpa
mengubah nilai parameter yang sudah dikalibrasi. Secara kuantitaif, akurasi dan konsistensi model
diamati menggunakan nilai koefisien Nash-Sutcliffe (NSE).

Anda mungkin juga menyukai