Makalah Tugas
Hidrologi Umum Semester Gasal 2020/2021
Disusun oleh:
Teknik Lingkungan
Fakultas Teknologi Mineral
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta
2021
I. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Air adalah salah satu sumber daya alam yang berarti bagi semua mahluk hidup. Bagi
kehidupan manusia, air merupakan salah satu kebutuhan pokok, tidak hanya sebatas kebutuhan
hidup secara fisik tetapi juga untuk kebutuhan non fisik. Mengingat pentingnya penggunaan air
pada kehidupan manusia, air dapat dimanfaatkan secara baik dan efisien apabila diketahui
karakter atau keadaan hidrologinya. Hal ini dapat terjadi karena ketersediaan air disuatu tempat
akan bervariasi baik secara kuantitas maupun kualitasnya, hal tersebut terjadi karena persediaan
air di bumi kita ini tidak menyebar secara merata dan memiliki kondisi yang berlainan. Sumber
utama airtanah adalah air hujan (Suharyadi, 1984). Dalam siklus hidrologi, air hujan yang jatuh ke
atas permukaan tanah sebagian dialirkan menjadi aliran permukaan atau bisa disebut surface run
off, dan sebagian lagi akan meresap ke dalam tanah atau bisa kita sebut infiltrasi dan kemudian
akan menjadi air tanah.
Manusia memenuhi keperluan dan kebutuhan hidup sehari-hari menggunakan air tanah. Hal
ini terjadi karena, air tanah lebih baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya bila dibandingkan
dengan air permukaan. Dari segi kualitas, air tanah lebih sedikit terpengaruh dari pencemaran,
sedangkan keberadaan air tanah lebih baik dari segi kuantitas continuitas. Air tanah di suatu
daerah ,tidak semua daerah mempunyai potensi yang baik. Hal ini dapat dipengaruhi oleh kondisi
fisik suatu daerah seperti jenis batuan, curah hujan, sifat fisik dan kimia dari batuan penyusunnya,
kemiringan lereng, dan panjang lereng, dan perubahan penggunaan lahan yang disebabkan oleh
manusia di daerah tersebut.
Kota Denpasar sebagai kota Pariwisata sekaligus Ibu Kota Provinsi Bali masyarakatanya
memiliki kebutuhan akan air yang sangat tinggi, air digunakan untuk kebutuhan pokok sehari hari
dan masyarakat juga menggunakan air sebagai pendukung berbagai kegiatan seperti kegiatan
pertanian dan kegiatan industri perhotelan. Masyarakat memanfaatkan air yang sebagian bersasal
dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dan sumur bor atau yang bis akita sebut air tanah.
Pemanfaatan air tanah yang tidak terkendali berakibat semakin berkurangnya persediaan air tanah
di Bali khususnya Kota Denpasar. Hotel mempunyai kontribusi yang besar terhadap pemanfaatan
air tanah di Kota Denpasar. Hal ini dapat disebabkan hotel memiliki kebutuhan akan air yang
sangat tinggi dibandingkan pemanfaatan air tanah yang dilakukan oleh rumah tangga. Oleh sebab
itu, sebaiknya penggunaan air tanah oleh hotel harus diatur.
1.2. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk :
1. Mengidentifikasikan potensi dan permasalahan sumberdaya air yang ada di Mataram, Nusa
Tenggara Barat dan Denpasar, Bali.
2. Mengetahui penyebab utama terjadinya permasalahan sumber daya air di Mataram, Nusa
Tenggara Barat dan Denpasar, Bali.
3. Mengetahui dampak permasalahan sumberdaya air di Mataram, Nusa Tenggara Barat dan
Denpasar, Bali.
II. Metode
I.1. Metodelogi
I.1.1. Metode Deskriptif Kuantitatif
Pendekatan yang digunakan berupa model deskriptif kuantitatif. Metode
deskriptif kuantitatif dilakukan guna mendapatkan gambaran ketersedian air dengan
pemanfaatan air di daerah aliran salah satu sungai yakni sungai Yeh Penet. Penggunaan
data sekunder seperti data pengamatan lapangan yang telah dilakukan oleh Mudiasa,
dkk (2017) serta Study Literature yang memberikan alternatif-alternatif pengembangan
sumber daya air di daerah aliran sungai Yeh Penet.. pemilihan alternatif pemanfaatan
air untuk keperluan irigasi diharapkan dapat memberikan ketersediaan air yang surplus
dan pengoptimalan pemanfaatan air sisa pemakaian irigasi. Pengaturan air
dipergunakan apabila ketersediaan air pada alternatif simulasi jadwal tanam masih
deficit. Pengaturan air dilakukan dengan menggunakan system rotasi pemakaian air
dalam periode waktu tertentu dengna pertimbangan luas lahan yang dialiri air saling
berdekatan di masing-masing golongan. Namun, apabila ketersediaan air lebih kecil
dari pemakaian air irigasi, maka optimasi pemanfaatan air dilakukan dengan
mepergunakan pengaturan pola tanam. Pengembangan sumber daya air merupakan
penyeimbangan antara pemakaian air dengan ketersediaan air. Dalam penelitian ini,
pengembangan SDA di daerah aliran sungai Yeh Penet diperuntukan untuk pemakaian
air baku PDAM untuk penunjang Sarbagita.
Pengembangan SDA di daerah aliran sungai Yeh Penet diprioritaskan pada bagian
hilir sungai Yeh Penet untuk mengindari konflik kepentingan pemanfaatan air pada
bagian hulu. Analisis neraca air daerah aliran sungai akan memberikan nilai besarnya
debit sungai Yeh Penet yang dapat di kembangkan untuk keperluan air baku PDAM
pada bagian hilir. Pengembangan sumber daya air terdiri dari pemanfaatan air dan
pengaturan air. Pengembangan wilayah sungai merupakan pengusahaan kesejateraan
umum melalui cara pengembangan sumber daya air secara optimal. Pengembangan
sumber daya air memiliki cirri-ciri yang didasarkan pada pemanfaatan secara terencana
dan terkoordinasi secara optimal dengan memperhatikan tujuan nasional dan regional
(Sudjarwadi, 1987).
I.1.2. Metode Deskriptif Kualitatif
Metode kedua yang digunakan adalah fenomenologi. Hal ini sesuai dengan prinsip
pelestarian objek studi yang banyak berkaitan dengan sistem pengelolaan sumber daya
air. Proses penelitian terdiri atas dua tahapan. Hasil yang diperoleh berupa karakteristik
sungai, morfologi muara sungai pasca perubahan fungsi lahan disekitar muara sungai,
berdasarkan data sekunder (laporan Departemen PU Provinsi Bali) dan penelitian di
lapangan (data primer), Penelitian ini menggunakan perangkat lunak sebagai alat
analisis. Bahan penelitian sebagian besar berupa data primer yang dicari langsung di
lokasi penelitian dan dilengkapi dengan data sekunder yang relevan dari data 5 tahun
terakhir.
I.1.2.1. Bahan dan Alat
Penelitian kualitatif yang deskriptif mengutamakan peranan manusia sebagai alat
penelitian (human instrument) dan menggunakan perangkat lunak, pengambilan data
sebagian besar dilakukan oleh peneliti, hanya pada kasus tertentu (pengukuran di
muara) dibantu oleh tenaga ukur. Beberapa alat yang termasuk perangkat keras adalah,
rol meter, peta topografi, peta Ishoyet Bali, kertas melimeter, pulpen, penggaris, pensil,
karet penghapus, perekam suara (casette) dan kamera foto. Bahan atau materi penelitian
ini berupa data primer yang dicari langsung di lokasi penelitian. Selain itu, juga
dilengkapi dengan data sekunder yang relevan dari jurnal terbaru atau buku laporan
dari PU yang telah memiliki data dasar kedua muara tersebut. Bahan yang dipakai
dalam penelitian ini adalah peta, gambar, foto dan kondisi lingkungan fisik di muara
secara empirik. Bahan-bahan penelitian ini terutama berkaitan dengan cara pengelolaan
sumber air di muara (debit air, dan sedimen) dan kondisi lahan fisik saat ini.
I.1.2.2. Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah sekunder yang terdiri dari
laporan BPS, PU, BLH.
I.1.2.3. Metode Analisis Data
Data yang diperoleh dari lapangan dan berdasarkan laporan yang diperoleh akan
dianalisis untuk mendapatkan perubahan lahan, debit air dan kualitas air serta metode
pengelolaan sumber daya air di daerah hilir sungai/muara sungai Sowan.
4.1.2. Kualitas
Kualitas Sumberdaya Air di kota Mataram mulai memprihatinkan karena tercemar
oleh limbah rumah tangga dan industri di bagian hilir Sungai Ancar, Babak dan Jangkok.
Pantai Ampenan pun demikian. Aktivitas ekonomi dan pariwisata di pantai ini kurang di
kontrol sehingga para wisatawan yang datang kurang memperhatikan lingkungan
sekitarnya. Limbah yang dibuang sembarangan ini mempengaruhi kualitas Sumberdaya
Air di kota Mataram ini. Jika DAS dan pantai tercemar, air yang akan di salurkan kepada
warga juga akan memiliki kualitas yang buruk. Hal ini berdampak pada kualitas hasil
pangan karena juga digunakan sebagai sumber pengairan warga sekitar DAS terutama
berpengaruh kepada kesehatan masyarakat. Berdasarkan baku kualitas air minum dan air
bersih hampir secara keseluruhan air tanah di Pulau Lombok termasuk dalam Golongan A
dan memenuhi persyaratan untuk dipergunakan sebagai air minum tetapi dengan
pengolahan terlebih dahulu.
Hasil penelitian pada jurnal Sundra(2017) menunjukkan kualitas air sungai di Bali,
khususnya yang melalui pemukiman dan perkotaan telah mengalami penurunan kulitas.
Dari 6 titik sampel yang diambil di Tukad Badung yang melintasi Kota Denpasar, 5 sampel
diantaranya (83%) nilai BOD5, COD dan total coliformnya melampaui nilai ambang batas.
Kandungan minyak melampaui nilai ambang batas pada 3 titik sampel (50%) dan TDS
pada 2 titik sampel (33%). Hal ini mencerminkan bahwa Tukad Badung telah mengalami
pencemaran baik oleh bahan kimia, biologi dan bakteri coli. Demikian juga halnya dengan
Tukad Teba yang melintasi Denpasar bagian Timur. Dari tiga titik sampel yang diambil di
sekitar jalan Gatot Subroto Timur dan Kelandis, semuanya (100%) nilai BOD5, COD dan
total coliformnya melampaui nilai ambang batas. Tukad Ayung yang melintasi Kabupaten
Gianyar, Badung dan Kota Denpasar juga telah mengalami pencemaran. Dari lima titik
sampel, empat diantaranya (80%) nilai BOD5 dan COD melampaui nilai ambang batas
(NAB). Kondisi air tanah atau air sumur di daerah perkotaan dan daerah yang padat
fasilitas pariwisatanya seperti Denpasar dan Kuta, kualitas air tanahnya tergolong kurang
baik. Dari lima air sumur yang diamati di daerah Renon, Sanur, Pesanggaran dan Suwung,
empat sumur (80%) nilai BOD5 dan CODnya melampaui NAB, sedangkan parameter yang
lain masih dibawah NAB. Dari tiga sumur yang diamati di daerah Kuta, dua sumur nilai
BOD dan TDSnya diatas NAB, satu sumur BODnya diatas NAB, sedangkan parameter
yang lain masih dibawah NAB.
Eryani, I Gusti. 2014. Potensi Air dan Metode Pengelolaan Sumber Daya Air di Daerah Aliran Sungai
Sowan Perancak Kabupaten Jembrana. Jurnal PADURAKSA, Volume 3 Nomor 1, Juni 2014.
Hafizin, dkk. 2017. Analisis Kesesuaian Biogeofisik Pantai Labuhan Haji Sebagai Kawasan Wisata Di
Kabupaten Lombok Timur. Jurnal Geodika Vol. 1, No. 1, Hal. 1-64.
Jannah, Wardatul. 2017. Analisa Penyebab Banjir Dan Normalisasi Sungai Unus Kota Mataram. NTB:
Universitas Nahdatul Ulama. JIME, Vol. 3. No. 1
Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Balai Wilayah Sungai Nusa
Tenggara I. 2015. Data dan Informasi Pengelolaan Sumber Daya Air WS Lombok dan WS
Sumbawa
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 589/KTPS/M/2010 Tentang Pola Pengelolaan Sumber
Daya Air Wilayah Sungai Pulau Lombok
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Bali Tahun 2015. Bali.
Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor 29 Tahun 2014 Tentang Kebijakan Pengelolaan
Sumber Daya Air Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2014–2034.
Rahmawati, Ari., dkk. 2017. Keanekaragaman Makrozoobenthos Di Daerah Aliran Sungai (Das) Unus
Kota Mataram. Mataram: Universitas Mataram.
Rosidin, dkk. 2019. Pariwisata di Bali Manfaatkan Air 15 Kali Lebih Besar dari Warga Lokal. Bali :
IDN Times Bali
Suharyadi. 1984. Diktat Kuliah Geohidrologi. Yogyakarta: Jurusan teknik Geologi Fakultas Teknik
Universitas Gadjah Mada.
Sundra, I Ketut. 2017. Kondisi dan Tingkat Pencemaran Air di Bali. Denpasar : Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana.
Suriyani, 2019. Riset Menyimpulkan Intrusi Air Laut Meluas di Pesisir Bali, Dimana Saja?. Denpasar :
Mongabay
Suyarto, dkk. 2016. Kondisi dan Permasalahan Sumberdaya Air dan Lahan Pertanian Di Bali.
Denpasar: Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Udayana.
Tim Radar Lombok. 2018. Menelusuri Potensi Wisata Sungai Jangkuk Kota Mataram.
Tim Balipost. 2020. Sumber Air di Bali, Terancam Parahnya Pencemaran dan Intrusi.
Wikipedia. 2020. Kota Mataram